Alendra

By AngitaRismayanti

5.6K 339 16

Devano Alendra Demiand, Putra Sulung dari Jack Demiand. Alendra adalah orang yang terkenal dengan segala sifa... More

01 || Alendra
02 || Ke gesrekan Alendra
03 || Wow, cewek tuh
04 || Leviana
05 || Ke gaduhan makan malam
06 || Kebiasaan baru
07 || Masih marah, Na?
08 || Baru Pulang? Habis darimana?
09 || Rasa Penasaran
10 || Anak Bantara
11 || Zeta?
12 || Pacaran itu enak nggak?
13 || Pagi Yang Sial
14 || Jomlo? Sorry ya
15 || Lawan Kata
16 || Sudah Joshua duga
17 || HALU!!
18 || Aaa So Sweet
19 || Baku Hantam lah kita
20 || Tawuran Lagi ?
21 || Gue Join, Al
22 || Gue, Devano Alendra Demiand
23 || Gue bisa apa, Na?
24 || Ketemu kakak ipar
25 || Pasar Malam
26 || Makin halu aja lo
28 || Anyelir
29 || Pertengkaran
30 || Permintaan Maaf
31 || Empress Of Dirgoun
32 || Aksa!
33 || 300 ribu doang
34 || Grogi?
35 || Gombal Sayang
36 || Bercanda, Dev
37 || Gawat
38 || Good
39 || Pengungkapan Rasa
40 || I Love You, Na!
41 || Kenalin, Pacar aku
42 || Kucing Garang?
43 || Go Publik
44 || Ide Gila
45 || Big Baby
46 || Bipolar
47 || Mode Sultan
48 || Rasa Kecewa
49 || Happy Birthday Bos!
50 || Ide Lo boleh juga
51 || Adek Bayi?
52 || Serangan tak terduga
53 || Singa Dirgoun
54 || Penyerangan Balik
55 || Pengkhianat
56 || First Kiss
57 || Singapura
58 || Balik Indonesia
59 || Mencari Informasi
60 || Terbongkarnya Rahasia Pengkhianatan
61 || Ke Kecewaan
62 || Penenang
63 || Wejangan Jack
64 || Cemburu kah?
65 || Sakit
66 || Mencoba untuk menerima
67 || Rasa takut akan kehilangan
68 || Mimpi Buruk

27 || Kemarahan Alendra

71 5 0
By AngitaRismayanti

Sesuai ucapan Alendra yang mengajak Leviana bertemu dengan teman-temannya, Alendra pun membawa Leviana ketempat tongkrongannya bersama dengan ketiga sahabatnya.

Sejak tadi Dino terus saja sibuk mengirim pesan pada Alendra karena tidak sabar melihat cewek yang katanya berhasil membuat seorang Devano Alendra Demiand jatuh hati. Alendra tahu muslihat Dino itu apa, yang jelas Dino tidak sesenang itu Ketika tahu Alendra berhasil menemui tambatan hatinya. Tujuan utama Dino hanya untuk menggoda Leviana.

“Ini tempatnya?” tanya Leviana mengamati sebuah warung berukuran sedang dengan dahi berkerut heran.

“Tadinya gue mau ajak lo ke basecamp. Cuma disana itu kan banyak cowok, gue nggak rela kalau lo di godain sama mereka. Makannya gue ajak kesini, disini palingan cuman ada teman dekat gue kok.” Alendra mengacak rambutnya hingga menjadi berantakan. Cowok itu semakin terlihat tampan dimata Leviana. Setidaknya Alendra berhasil membuat Leviana terhipnotis olehnya selama beberapa detik.

“Nggak usah sok gandeng bisa?!” ketus Leviana memalingkan wajah merasa malu dengan perkataanya yang secara tiba-tiba.

Alendra mengerjapkan matanya, mulutnya sedikit terbuka menatap Leviana cengo. Perasaan sejak tadi Alendra tidak melakukan apapun.

“Gue kan diem aja dari tadi, Na.”

“Terserah.”

Alendra menggelengkan kepala lirih merasa heran dengan Leviana yang suka sekali marah-marah tidak jelas. Cowok bertubuh jangkung itu menggenggam tangan Leviana, hebatnya cewek itu tidak memprotes atas aksi tak terduga nya.

Alendra mengajak Leviana bergabung dengan ketiga sahabatnya. Alendra bisa melihat tatapan jahil dari Dino, tatapan tidak peduli dari Aksa, dan tatapan paling menyebalkan dari Raka.

“Ini cewek yang sering lo certain?” tanya Raka meneliti penampilan Leviana dari atas sampai bawah. “Cantik.”

“Ya jelas dong.” Balas Alendra bangga.

“Nama lo siapa?” tanya Dino.

“Gu… gue Leviana Anastasya Baker.” Jawab Leviana gugup.

“Elmero’s Sister?” tanya Aksa tiba-tiba.

Alendra yang tadi tersenyum-senyum merasa banggan dengan Leviana seketika menjadi diam. Memikirkan ucapan Aksa.

“Lo adeknya kan?” ulang laki-laki itu menuntut.

“Iya, gue adeknya.” Leviana menjawab dengan dingin. Seolah tidak suka topik ini dibicarakan.

“Aduh, kok tegang gini sih. Santai dong guys.” Raka memecahkan kecanggungan.

“Hehehe iya santai dong, masa iya cewek cantik gini dibuat tegang ya,” ujar Dino cengengesan.

Alendra menaikkan tangannya yang terkepal kuat di depan wajah Dino, “Lo belum tau rasanya tangan gue? Mau lo cobain sekarang?” tanya Alendra dengan nada mengancam. Enak saja Dino terus-terusan menatap Leviana dengan tidak biasa.

“Ampun sahabat, ampunilah kesalahan dan dosa sahabatmu ini. Jangan main tangan ya, gue kan masih punya Steffany masih mau berkelana bareng jodoh gue ini,” ujar Dino begitu mendramatis. Membuat teman-temannya menjerit jijik.

“Jodoh lo bukan Steffany deh, noh jodoh lo udah di surga. Dan lo disuruh mati dulu buat nyusulin dia.” Sahut Raka.

“Kayaknya neraka lebih siap nampung orang macem lo deh.” Ledek Aksa.

“Astagfirullah, apalah salah hamba mu ini. Mengapa hamba memiliki teman seperti mereka,” ujar Dino.

“Sini lo, gue jadi pengen nimpuk lo beneran!” geram Alendra.

Leviana mengusap lengan tangan Alendra mencoba menenangkan Alendra, “Dev, jangan marah-marah.”

Alendra menghembuskan napas pelan, “Duduk, Na. gue lagi ngumpulin daya kesabaran dulu. Benar-benar menguras emosi.” Alendra menarik satu bangku plastik kemudian Leviana duduk disana.

“Mau pesan apa?’ tanya Alendra sembari melepas jaketnya, ia sampirkan dipunggung bangku.

“Gue sih nggak laper, palingan cuman pengen minum. Jus Mangga aja.”

“Bi, jus mangga satu. Jangan terlalu manis ya, soalnya nanti yang minum juga udah manis.” Seru Alendra.

“Najis sekali kawan, gombalan macam apa itu?!” cibir Raka.

“Bacot sekali anda!” sinis Alendra.

Leviana yang sedari tadi sedang mengamati lingkungan sekitar, tiba-tiba saja merasakan panggilan alam. Leviana meremas perutnya yang terasa melilit, cewek itu meringis mencob amenahan sesuatu yang mendesak ingin keluar dari dalam perutnya.

“Dev, kamar mandi dimana ya?” tanya Leviana.

“Ada dibelakang, lo kenapa? Kebelet? Mau gue antar?”

“Nggak perlu kok, gue bisa sendiri. Tadi tempatnya dimana?”

“Lo kebelakang warung ini aja, nggak jauh dari sini juga ada pintu bertuliskan Wc umum.” Terang Alendra. “Lo mau gue anter nggak?”

“Apa sih, nggak usah. Kan deket, gue titip tas ya.” Leviana buru-buru pergi dengan setengah berlari keluar dari dalam warung.

“Al, di Bantara masih ada yang kayak gitu nggak? Gue jadi pengen nih.” Cengir Raka menaik turunkan alisnya jenaka.

“Nggak! Cuman ada satu dan cuman milik gue!”

“Alah, nggak akan tahan lama kok. Dia ajak kek risih sama lo.” Kata Dino mengejek.

“Lo beneran mau gue pu_.”

Brak!!!

Suara berdebam dari arah pintu membuat semua orang terkejut. Terutama Alendra, ia segera beranjak dari duduknya berjalan cepat menghampiri Leviana yang terjatuh duduk lemah dengan luka lebam disudut bibirnya sembari menangis sesenggukan.

“Na, lo kenapa? Siapa yang bikin lo gini?” tanya Alendra khawatir.

Leviana terisak kencang, tanpa banyak kata Leviana memeluk Alendra erat. Menangis didalam dekapan Alendra seolah-olah sesuatu kejadian buruk baru saja menimpanya.

“Na, sayang. Lo kenapa? Jangan bikin gue khawatir.” Desak Alendra merangkum wajah Leviana, Alendra dapat melihat dua kancing kemeja bagian atas Leviana terbuka ia semakin khawatir.

“Dev, gu…gue.” Leviana menggelengkan kepala kuat merasa tidak kuat menceritakan kejadian beberapa menit yang lalu. Dimana berhasil membuat harga diri Leviana hancur.

“Na, lo kenapa? Cepet cerita.” Sambar Dino.
Leviana meremas bagian depan baju Alendra.

“Gue di lecehin. Gue udah berusaha ngelawan, ta… tapi hiks…hikss.”

Mata Alendra menggelap, napasnya memburu. Amarah mulai muncul menguasai dirinya, Alendra mengeratkan pelukannya pada Leviana.

“Anjing!” gumamnya lirih “Bilang sama gue, bilang Na. siapa yang berani lecehin lo?” tanya Alendra penuh mendesak.

“Gue nggak kenal, Ta… tapi dia pake seragam sekolah lo.” Terang Leviana tergagap.

“Ciri-cirinya lo inget?” tanya Raka yang sama geramnya dengan Alendra.

“Rambutnya cokelat, pake kalung rantai, dia dibelakang warung itu.”

“Arthur.” Desis Alendra “Lo bakalan mati hari ini!”

Alendra melepaskan pelukannya secara paksa, ia memberi isyarat melalui matanya kepada Dino dan Raka untuk menjaga Leviana. Dengan murka ia menghampiri Arthur. Berani sekali Arthur menyentuh Leviana, disaat Alendra berusaha menjaga Leviana kenapa ada saja tangan sialan yang berani menyentuh miliknya.

“ARTHUR!” teriak Alendra, jari telunjuknya mengacung pada Arthur yang tengah duduk di atas motor.

Melihat kedatangan si ketua yang tidak bersahabat, membuat Arthur dibuat bingung. Cowok berambt bersemir cokelat itu lantas turun dari motor menyambut kedatangan Alendra.

“Kenapa bos?”

“Bangsat!” umpat Alendra melayangkan pukulannya mendarat di wajah Arthur.

Arthur yang merasa tidak terima pun sontak membalsa pukulan Alendra. Kedua orang itu berguling di atas tanah saling memukuli satu sama lain.

Kerumunan pun terbentuk mengelilingi Alendra dan Arthur. Tidak ada yang berniat untuk memiskan. Ketika Alendra sudah mengamuk maka sulit untuk dihentikan.

“Lo apain cewek tadi!” teriak Alendra dihadapan wajah Arthur. Ia membuang ludahnya kasar yang sudah bercampur dengan darah.

“Jadi, lo seperti ini hanya karena cewek Bantara tadi?” Arthur tersenyum remeh.

“Jawab! Lo apain cewek tadi?!”

Arthur menyeringai “Cukup kenyal dan membuat puas, sayang dia pandai bela diri jadi terlepas begitu saja.” Jawab Arthur menjilat bibir bawahnya.

“Anjing!” Alendra semakin menggila, ia menendang perut Arthur berkali-kali. Kemudian menghantamkan kening Arthur ke tembok hingga darah mengucur dari sudut pelipis Arthur.

“Al, stop! Lo bisa bunuh Arthur!” teriak Aksa.

“Bangsat! Anjing! Mati lo!” maki Alendra kalap.
“Lo udah sentuh dia! Dan lo akan mati!”
Setelah merasa cukup puas melampiaskan emosinya, Alendra menghempaskan tubuh Arthur yang sudah lemah tak sadarkan diri. Punggung tangannya menyeka darah yang mengalir dari sudut bibirnya, sekali lagi kakinya menendang kepala Arthur hingga membuat semua orang menatap Alendra ngeri.

Alendra berjalan cepat membelah kerumunan, ia Kembali kedalam warung untuk menjemput Leviana kemudian mengantarkan Leviana pulang. Kesalahan terbesar Alendra hari ini adalah, ia yang tidak bisa menjaga Leviana.

Alendra marah pada dirinya sendiri.

Continue Reading

You'll Also Like

593K 28K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
327K 19.6K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
2.7M 280K 65
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
1.6M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...