Serambi Masjid

By rakyatjelataa_

765K 91.7K 11.8K

[Romance - Spiritual] Dunia Ilana itu hanya dipenuhi luka, derita, dan air mata. Terlebih, setelah mamanya ti... More

01 : Ruang Gelap
02 : Gerbang Ketenangan
03 : Cita-cita?
04 : Terbiasa
05 : Kepulangannya
06 : Berujung Petaka
07 : Keputusan dan Takdir
08 : Ikatan
09 : Bersama yang Asing
10 : Kenyamanan
11 : Menjauh
12 : Cadar
13 : Pernyataan dan Kebohongan
15 : Kejutan
16 : Surat dari Bapak
17 : It's Okay
18 : But Not Be Okay
19 : Genggaman Tangan
20 : Resep
21 : Membuang Kenangan Menyakitkan
22 : Ruang Healing
23 : Larangan Fillah
24 : Innerchild [Keluarga]
25 : Semanis Es Krim
26 : Sahabat Kecil Fillah
27 : Bukan Gila
28 : Bisikan yang Membunuh
29 : Berani Melangkah
30 : Pendukung Rahasia
31 : Jum'at Bersamamu
32 : Kekurangan Bukanlah Kelemahan
33 : Simpati
34 : Api dan Air
35 : Stigma yang Sirna
Cerita Baru : KAFA
36 : Asem Kecut Gula Legi
37 : Bukan Sekadar Nafsu
38 : Bukan Salah Takdir
39 : Kita, Hujan, dan Sorban
40 : Lembar Tersembunyi
41 : Nutrisi Vitamin Mahabbah
42 : Babulah
43 : Romantisme Mahalul Qiyam
44 : Hadiah dari-Nya
45 : Janji Jiwa
46 : Segitiga Sama Kaki
47 : Tetap Terikat Walau Bersekat
48 : Ombak Kerinduan
49 : Prahara
50 : Hilangnya Sebuah Percaya
51 : Painfulness
52: Kepedulian Cakra dan Kawan-Kawan Ilana

14 : Kisah Pembawa Hikmah

17.6K 2.6K 47
By rakyatjelataa_

“Apa pun kisah yang terjadi pada zaman Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, akan menjadi keteladanan bagi umat-umat selanjutnya.”

•°•°•°•°•Serambi Masjid•°•°•°•°•

-
-
-

Setelah sedikit pertikaian yang terjadi beberapa saat yang lalu, Ilana memutuskan untuk berterus-terang, menceritakan tentang semuanya. Mengungkap semua kegelisahan yang selama ini terpendam dalam hati dan pikirannya. Seolah membagi semua yang ia rasakan kepada sang suami.

"Saya akan bicara ke dosen kamu untuk memberi hukuman yang setimpal kepada Nasya," ucap Fillah setelah mendengar cerita dari Ilana. Tangannya mendekap sang istri sembari menyender pada kepala ranjang.

Ilana mendongak. "Jangan, Gus."

"Kenapa? Semua yang sudah Nasya lakukan ke kamu itu sudah melampaui batas. Bukan cuma insiden menampar, tapi juga meniru karya kamu dan provokasi ke teman-teman fakultas kamu."

"Gus.. Nggak perlu. Nasya melakukanya atas dasar iri, sudah wajar begitu dalam persaingan. Lagipula, Gus pernah bilang kalau keburukan nggak harus dibalas dengan keburukan," tutur Ilana.

Fillah mengangguk membenarkan, namun kemudian menjelaskan, "Keburukan memang nggak harus dibalas dengan keburukan, bahkan kalau bisa, balas dengan kebaikan. Tapi, dalam masalah ini, bukan untuk menghakimi Nasya, tapi untuk memberi dia hukuman dengan tujuan mendisiplinkan dia dan memberikan efek jera agar dia nggak mengulangi hal yang sama lagi."

Laki-laki itu diam sejenak, mengambil nafasnya, kemudian melanjutkan lagi, "Dan hukuman itu juga bukan hanya untuk Nasya, tapi untuk semua orang yang melakukan kesalahan. Setiap hukuman diberikan untuk mendidik karakter mereka agar lebih baik. Apalagi provokasi dan kecurangan itu hal yang sangat salah, bisa berdampak bagi orang lain pula."

"Berarti Nasya tetap dihukum, Gus?" tanya Ilana.

"Iya."

"Tapi, Nasya temannya Ning Tyas, Gus."

Fillah sedikit menunduk untuk melihat wajah istrinya yang tampak cemas. Keningnya mengkerut heran. "Nggak ada hubungannya, Kiya. Salah tetaplah salah. Lagipula, apa yang kamu takutkan dari pertemanan mereka?"

Ilana menggeleng cepat. Enggan mengatakan jika ia takut Tyas akan membencinya karena selalu merusak kebahagiaan Ning-nya itu.

"Dan untuk kasus teror terhadap kamu, lebih baik pihak pesantren tahu." Fillah membuka suara, melanjutkan pembicaraannya.

"Lho, Gus... Nggak perlu. Ila yakin, tulisan-tulisan itu cuma kerjaan orang iseng," ucap Ilana.

Fillah menggeleng. "Kalau cuma orang iseng, nggak akan seniat itu. Teror itu pasti sudah direncanakan."

Mendengarnya, Ilana menjadi termenung. Bagaimana jika ancaman kepadanya itu benar-benar terjadi? Selama ini ia selalu menganggap enteng setiap masalah yang menimpa dirinya. "Lalu, gimana selanjutnya, Gus? Apa yang akan Gus lakukan mengenai teror itu?" tanyanya kemudian.

"Saya akan bicara ke Bang Fahmi dan Bunda, asatidz dan asatidzah, serta pengurus pesantren untuk mencari tahu siapa yang sudah neror kamu. Kemudian memberi hukuman untuknya."

Ilana tersenyum lagi, begitu tulus. Ada sedikit kelegaan di hatinya. Ternyata bercerita kepada orang lain tentang masalahnya, tidak begitu buruk.

"Terima kasih, Gus."

*
*
*

Satu-satunya tempat berharap ialah Allah. Hanya Allah lah yang mampu mengabulkan apa yang kita harapkan. Hanya Allah yang akan ada di sisi kita di situasi apa pun. Allah yang merengkuh kala tidak ada orang yang peduli. Allah yang selalu mencintai kita disaat tidak ada seorang pun yang mencintai kita.

Jangan berharap pada manusia, sebab hanya akan berakhir kecewa, menimbulkan luka, dan air mata.

Seperti yang Ilana lakukan sebelumnya, terlalu menggantungkan harapan kepada manusia. Ia haus akan kasih sayang semenjak mamanya meninggal. Ia berharap mendapat kebahagiaan dari keluarganya, namun yang didapat adalah penderitaan. Hingga penderitaan itu yang membuatnya tidak mudah untuk mempercayai manusia.

Ia memilih untuk memendam masalahnya sendiri.

"Kiya." Panggilan itu membuyarkan lamunan Ilana. Lantas perempuan itu menoleh ke sisi sampingnya. "Saya kira, kamu sudah tidur."

"Ila nggak bisa tidur, Gus."

"Mau saya ceritakan suatu kisah?" tawar Fillah.

"Kisah apa, Gus?"

"Tentang dua istri yang hampir diceraikan Rasulullah."

Ilana seperti deja vu mendengarnya. Ia seperti pernah membaca atau mendengar kisah itu. Namun, meskipun begitu, ia tetap mengangguk mengiyakannya. Sebab, baginya kisah-kisah pada zaman Rasulullah adalah most inspiring stories dan tidak akan pernah bosan jika diceritakan berulang-ulang.

"Di antara istri-istri Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Aisyah binti Abu Bakar dan Hafshah binti Umar adalah dua teman yang sangat dekat. Mereka bersahabat erat. Mereka selalu kompak dalam memilih keputusan."

Fillah menghentikan ucapannya sejenak. Membenarkan posisi kepala Ilana untuk menyender di dadanya. Kemudian melanjutkan, "Suatu hari, Rasulullah menghampiri Aisyah dan Hafshah setelah shalat ashar. Saat itu Rasulullah datang terlambat dari rumah Zainab binti Jahsy, sebab beliau menikmati madu yang disuguhkan oleh Zainab. Diketahui bahwa Zainab adalah pengoleksi madu dari berbagai negara, dan kebetulan madu adalah kesukaan Rasulullah."

"... Aisyah dan Hafshah cemburu mengetahui hal tersebut. Mereka akhirnya memberitahukan kepada istri-istri Rasulullah yang lain agar saat Rasulullah menghampiri salah satu di antara mereka, untuk mengatakan bahwa ada bau tidak mengenakan dari mulut Rasulullah karena meminum madu.

... Rasulullah yang mendapat respon seperti itu dari istri-istrinya, lantas berjanji tidak akan meminum madu lagi  dan mengharamkan madu. Namun, Allah memperingatkan Rasulullah dan menurunkan firman-Nya atas kekeliruan Rasulullah. Allah memerintahkan untuk tidak mengharamkan apa yang halal hanya karena kecintaan kepada istri-istrinya.

... Kemudian Rasulullah menceritakan tentang firman Allah itu kepada Hafshah, bahwa ia telah salah karena mengharamkan madu. Rasulullah meminta Hafshah untuk tidak memberitahukannya kepada Aisyah. Namun karena kedekatan Hafshah dan Aisyah, akhirnya Hafshah menceritakan hal tersebut hingga menyebabkan Aisyah marah kepada Rasulullah.

... Pembicara Hafshah dan Aisyah itu diberitahu langsung oleh Allah kepada Rasulullah dalam firman-Nya pada ayat selanjutnya. Rasulullah yang mengetahui bahwa Hafshah telah berbohong, akhirnya memberitahukan kepada dua istrinya itu. Lantas Aisyah bertanya, siapa yang memberitahukan pembicaraan mereka kepada Rasulullah, dan Rasulullah menjawab Allah lah yang memberitahukannya.

... Karena kesulitan yang dialami Rasulullah oleh Asiyah dan Hafshah, Rasulullah memutuskan untuk tidak berbicara dan menemui kedua istrinya itu selama satu bulan. Hal ini dijelaskan dalam Surah Tahrim ayat 1 sampai 5."

"Dalam artian, Rasulullah menceraikan mereka, Gus?" tanya Ilana.

Fillah menggelengkan kepala. "Hampir. Tapi, setelah satu bulan, Rasulullah menemui Aisyah dan Hafshah kemudian membacakan ayat yang diturunkan kepadanya dalam Surah Al-Ahzab ayat 28 sampai ayat 31 yang berbunyi;

Yaa ayyuhan-nabiyyu qul li'azwaajika in kuntunna turidnal-hayaatad-dun-yaa wa ziinatahaa fa ta'aalaina umatti'kunna wa usarrihkunna saraahan jamiilaa. Wa in kuntunna turidnallaaha wa rasuulahuu wad-daaral-aakhirata fa innallaaha a'adda lil-muhsinaati mingkunna ajran 'adziimaa. Wa may yaqnut mingkunna lillaahi wa rasuulihii wa ta'mal shaalihan nu'tihaa ajrahaa marrataini wa a'tadnaa lahaa rizqan kariimaa.

Yang artinya, "Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, “Jika kamu menginginkan kehidupan di dunia dan perhiasannya, maka kemarilah agar kuberikan kepadamu mut‘ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik.
Dan jika kamu menginginkan (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di  negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan pahala yang besar bagi siapa yang berbuat baik di antara kamu.
Wahai istri-istri Nabi! Barangsiapa di antara kamu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya azabnya akan dilipatgandakan dua kali lipat kepadanya. Dan yang demikian itu, mudah bagi Allah.
Dan barangsiapa di antara kamu (istri-istri Nabi) tetap taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengerjakan kebajikan, niscaya Kami berikan pahala kepadanya dua kali lipat dan Kami sediakan rezeki yang mulia baginya."

"... Rasulullah kemudian meminta Aisyah dan Hafshah untuk menyampaikan ayat tersebut kepada keluarga mereka masing-masing dan mengatakan keputusannya kepada Rasulullah. Dan akhirnya Aisyah maupun Hafshah memilih untuk bertaubat dan tidak membuat Rasulullah kesulitan lagi. Mereka memilih Allah, Rasulullah, dan akhirat."

Mata Ilana memanas. Hatinya merasa tentram sekaligus terharu setiap kali mendengar cerita tentang Rasulullah. Banyak pelajaran yang diambil dari kisah-kisah Rasulullah, suri tauladan bagi umat muslim. Dari kisah-kisah itulah yang mengajarkan umat-umat selanjutnya untuk mencontoh perilaku Rasulullah.

Selain itu, Ilana juga merasa jika melalui cerita itu, Fillah secara tidak langsung seperti memberitahukan tentang kesalahan yang sebelumnya ia lakukan, yaitu berbohong.

"Apa Gus akan ceraikan Ila kalau Ila bohong lagi?" tanya Ilana.

Fillah menatap mata Ilana lekat-lekat, lalu menggelengkan kepala. "Nggak. Seperti keteladanan kisah tadi, kalau kamu bohong lagi, saya nggak akan ceraikan kamu. Tapi, saya akan memberi kamu nasihat-nasihat dan menegur kesalahan kamu itu. Akan terus saya lakukan, berulang-ulang, hingga kamu nggak akan bohong lagi ke saya."

Ilana tersenyum manis lalu mengangguk. "Ila memang nggak bisa berjanji akan menceritakan semuanya sama Gus, tapi In Syaa Allah Ila akan berusaha untuk selalu jujur sama Gus."

Laki-laki itu tersenyum, memunculkan cekungan di kedua pipinya yang tadi sempat hilang. Kemudian mengecup pucuk kepala dan kening sang istri.

Hal yang baru Fillah sadari bahwa, menikah dengan orang yang tidak terlalu ia kenal bukanlah hal yang buruk. Justru ia senang, dalam awal-awal rumah tangga tanpa cinta itu, mereka belajar bersama-sama untuk membentuk cinta itu sendiri. Belajar untuk saling mencintai.

"Gus."

"Hm?"

"Boleh bacakan Surah Al-Mulk untuk Ila?"

"Bukannya kamu sudah baca sendiri setelah shalat isya tadi?"

"Iya, tapi kali ini Ila pengin dengar suara Gus ngaji seperti waktu ijab qabul. Honestly, suara Gus merdu banget."

Fillah terkekeh mendengar pujian itu, perasaannya dibuat melayang. Kemudian ia mengiyakan permintaan Ilana. Laki-laki itu mulai mengeluarkan suara merdunya dan melantunkan ayat-ayat surah Al-Mulk sembari mengelus rambut istrinya.

To Be Continue

Halo guys-!!

Gimana kabarnya? Sehat?

Di hari Jum'at ini jangan lupa baca surah Al-Kahfi, perbanyak sholawat dan dzikir, serta ibadah yang lainnya ya🌹

Untuk bab ini masih permulaan... Tapi konflik segera bermunculan di bab-bab selanjutnya:)

Ramein komen, boleh?

Terserah mau komen apa, tanggapan kalian tentang cerita ini, apakah setiap adegan di sini ngefeel atau nggak, typo dan KBBI/PUEBI yang salah, atau ada kejadian/perkataan yang menyinggung.

Nggak maksa sih hehe... Cuma, kalau nggak ngefeel dan ada kesalahan, niatnya mau di unpub sementara dan direvisi supaya nyaman dibaca:)

Jangan lupa vote dan komen:)

Terimakasih sudah membaca cerita ini ❤️💗

Continue Reading

You'll Also Like

43K 3K 45
Mengisahkan seorang lelaki badboy yang ingin mengubah dirinya menjadi lebih baik agar bisa mendapatkan perempuan yang ia cintai. Awalnya hanya main...
1.2K 102 36
usahakan sebelum baca bantuu follow akun ini ya& selamat membaca! bismillah ini cerita pertama saya,murni cerita karangan saya sendiri. 🕊️ Aku Tidak...
10.1K 1.5K 33
[ARABY Season 2] *** Hasby dan Aisyahra kembali dikaruniakan seorang putri kecil di usia pernikahan mereka yang ke-tujuh tahun. Kehadiran bayi perem...
39.2K 2.7K 36
Putri Aira Narendra seorang gadis 21 tahun muslim berprofesi sebagai Dokter yang taat sekali beragama namun dibalik itu semua dia menyimpan dendam ke...