MARVEL (END)

By sofftywaa

1.4M 57K 1.6K

Marvel itu cowok yang terbilang nakal. Kerjaannya membolos, ngerokok dan kenakalan lainnya. Bahkan ia mempuny... More

CAST
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
36
37
38
39
40
41
42
43
44
Instagram
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
Hidden part
ingfo ingfo
Epilog
Voting guys

35

18.3K 712 14
By sofftywaa

Hola hola, kangen ga sama cerita ini?
enggak yaw. Okee 😁👍🏻
Dahlama ga sie sy g update .. sorry banget guys anu banget padet bgt nugas mulu, zoom mulu, ga ada waktu buat nulis cerita .. draf nya juga hampir abis 😖🙏🏻
sorry banget.

Selamat membaca readers kesayangan awa
JIAKHH.
Jangan lupa vote komen sist

Kawal cerita ini ampe tamat
⚠️Warning typo⚠️

.
.
.
.

"Guys kalian mesen apa?" tanya Jora yang hendak memesan makanan.

Sekarang tengah istirahat kedua. Keadaan kantin tidak terlalu ramai seperti istirahat pertama.

"Gue gak ngantin dulu deh." ucap Eca.

Taran menoleh ke arah nya seolah bertanya kenapa.

"Ada sesuatu yang kena gue urus."

Fira bertepuk tangan meledek. "Jiakh gaya lo Ca."

"AAHAHAHA."

"Tapi serius. Gue pergi guys babay." setelah berkata seperti itu Eca pergi dari kantin dan menaiki tangga.

***

Eca, gadis yang berkuncir satu itu tengah berjalan menuju rooftop. Ia bertujuan untuk menemui Enza, karena ada hal yang ingin ia tanyakan.

Sampai di depan pintu rooftop ia tak langsung masuk melainkan mengintip terlebih dahulu, apakah ramai disana.

Namun tiba-tiba dari arah belakang ada yang memegang pundak nya.

"BA!"

"ASTAGHFIRULLAH."

Dirinya sungguh sungguh kaget kepayang. Akibat sosok mahkluk bernama Enza mengagetkannya.

Enza melihat gadis itu terkejut hanya mampu terkekeh.

"Lo ngapain disini Ca."

Gadis itu masih mengusap-usap dadanya di karenakan kaget.

"Ishh ngagetin banget lo Za!" sebalnya kepada Enza. Sedangkan cowok itu membalas nya dengan terkekeh.

"Hehehe maap napa."

"Lah lagian lo ngapain ke sini dah?" tanyanya heran.

Eca jadi kikuk sendiri. "Eee ngapain ya."

gadis itu menepuk jidatnya. Lupa. Kenapa bisa sampai lupa.

"Ayo Za, gue mau ngomong." ia menarik tangan cowok itu paksa.

Cowok itu terkejut tangannya main di tarik-tarik saja. Memangnya ini apa.

"Eh eh apeni."

"Main tarik tarik tangan saye lah."

Mendengar ocehan cowok itu ia hanya memutar bola matanya malas. "Gak usah alay deh Za."

Sampai di tempat yang lumayan sepi.

Enza menatap horor sekeliling. Aneh dengan tingkah laku gadis yang menjadi temannya ini. "Lo ngapain Ca bawa gue kesini."

Lalu Enza menatap serius Eca yang di depannya dengan raut malas meladeni.

"Inget Ca. Cowok itu di jaga bukan di rusak."

Plak.

"Aws. Sakit njirt." ringis Enza kala lengannya menjadi korban tabokan.

Eca memutar bola matanya malas. "Lebay."

"Lagi juga gue disini gak mau ngapa-ngapain. Jangan geer dulu." lanjutnya.

Cowok itu berdecak. "Ck. iya iya."

"Jadi mau apa?"

Eca mulai serius.

"Tentang Marvel ..." ucapnya pelan kepada Enza.

Enza yang mendengar itu sontak raut mukanya berubah menjadi serius dan langsung mengerti apa maksud gadis tersebut.

"Gue gak bisa jelasin." balas cowok itu. Yang di sambut dengan muka kecewa Eca.

"Tapi ..."

"Ada satu hal yang harus lo tau."

Enza menggantungkan kalimatnya.

"Semenjak ada lo. Gue ngerasain perubahan dari sifat Marvel. Dan that's true Gue tahu di mata Marvel lo spesial. Dan gue yakin lo bisa jadi penyembuh Marvel." ucap Enza penuh dengan keseriusan bahkan dirinya menatap Eca sangat dalam.

"Gue harap lo tau maksud gue."

"Oh ya. Gue juga tau Marvel ada rasa sama lo." tuturnya sambil terkekeh.

Eca membelalakkan matanya terkejut dengan penuturan cowok itu.

Melihat reaksi yang di keluarkan oleh gadis tersebut lagi lagi ia tertawa kecil. "Santai aja mbak mukanya."

"Udah lah gue udah di tunggu noh ama Marvel."

Lalu menatap Eca tajam. "Gue harap lo ngerti."

Di sisi lain ada seseorang yang melihat interaksi mereka tanpa di sengaja.

"Ada hubungan apa mereka?" gumamnya.

***

Rooftop. Adalah tempat yang paling pas untuk membolos, bersantai, rebahan, pacaran dan yang lainnya.

Disini Marvel dan kawan-kawan menghilangkan penat mereka. Rebahan, bermain handphone dan aktivitas tak berfaedah lainnya.

"Indonesia is a wonderland." tutur Enza tiba-tiba.

"Kotabaru gunungnya bamega."

"BANK MEGA UMBAK--"

PLAK.

"Anjirt sakit cok!" ringis Bara kala bahunya di tepak oleh Ares.

"Bamega woyy bukan Bank mega."

Bara terkekeh. "Kirain bank mega gitu."

"Gue balik." ujar Marvel menggendong ranselnya dan bangkit dari duduknya.

Talaga mendongak melihat cowok itu buru-buru. "Kemana lo?"

"Balik." jawabnya singkat.

Terdengar suara gelak tawa dari Ares. "HAHAHAHA ANJING."

Bumi mendelik heran dengan mahkluk yang menjadi kawannya. "Lah napa lo."

"Talaga salah besar nanya kek gitu ke muka tembok." ledeknya yang di balas oleh tatapan tajam dari kedua belah pihak. Marvel dan Talaga.

"Mampos." bisik Bumi kepada Ares.

Marvel membuka pintu Rooftop. Sebelum melangkah ia berteriak dari luar.

"BUK PADA BOLOS NIH BU."

Setelah berteriak kencang seperti itu Marvel langsung ngibrit entah kemana. Wuss.

Semua yang berada di rooftop saling memandang.

"NJING MARVEL." geram Enza yang bersiap untuk kabur.

"Marvel jabingan." dendam Bara.

"KABOR WOY CEPET. KEBURU BU BAKA KESINI." teriak Bumi yang berada di ujung pintu bersama Talaga.

dari arah lain bu Baka sudah melihat gerombolan-gerombolan yang sudah ia tahu.

"HEII KALIAN!! MAU KEMANA?!" teriak bu Baka kencang sampai terdengar di penjuru sekolah.

Mereka semua sontak menengok ke arah teriakan dengan wajah panik nya lalu lari sekencang kilat.

"Lari woyy lari." ujar Bumi yang sedang lari dengan wajah paniknya.

"INI LAGI LARI GOBLOK." celetuk Bara. yang berada di belakang Bumi.

Enza menoleh kebelakang seraya mengintip apakah bu Baka mengejar mereka. Ia begitu terkejut saat menoleh ke belakang dan langsung lari meninggalkan mereka semua sambil berteriak.

"COK LARI COK. LIAT KE BELAKANG COK." teriaknya histeris.

Mereka semua sontak menoleh kebelakang dan terkejut melihat bu Baka sedang mengejar nya menggunakan sepatu roda dengan kecepatan yang maksimum.

"BUSETT LARII MAKK." Bumi berlari lebih kencang.

Talaga berhenti dari larinya dengan wajah yang pasrah. "Udahlah bro pasrah. Udah takdir."

Kejadian kejar mengejar dengan bu Baka di saksikan oleh siswa-siswi melalui jendela. Dan hasil akhir mereka semua tertangkap.

Berasa jadi murid teladan gue ngaduin mereka. Marvel.

***

"Ca, gue duluan ya."

"Iya hati-hati Jor."

Eca gadis yang tengah duduk di halte yang tak jauh dari sekolah. Ia sedari tadi menunggu jemputan yang tak kunjung datang. Sekarang pukul 16.30 wib, sebenarnya jam pulang sudah 1 jam yang lalu, tetapi ia kena ekskul terlebih dahulu sebab itu pulang telat.

Sebenarnya ia kesal, jemputan nya tak kunjung datang. Mau tau siapa yang menjemput? Kasa, sepupu Eca. Sudah 30 menit ia tunggu namun tak kunjung datang. Sangat menyebalkan.

Tin

Tin

Terdengar suara klakson motor yang menghampiri nya.

"Cewek mau kemana nih." goda sang pengendara motor yang ternyata itu adalah Marvel.

Eca mendelik kala mendengar suara Marvel dan berbatin. Ni makhluk napa narsis banget dah.

"Diem aja." godanya lagi.

"Diem deh." geram Eca.

Marvel membalasnya dengan tertawa kecil di balik helmnya itu. "Sini naik."

Eca melirik sekilas. "Gak usah."

"Mau nunggu lama lo?"

Eca menatap Marvel. "Sotoy."

"Gue tahu lo udah nunggu 30 menit di sini."

Gadis itu membelalakkan matanya mendengar tuturan Marvel.

Lalu menatap nya tajam bak ingin memangsa sampai-sampai matanya ikut mengekerut dan menyipit. "Lo nguntitin gue ya!"

"Geer." ujarnya sambil terkekeh. Sedangkan Eca memutar bola matanya malas.

"Naik. Gue anterin pulang."

"Gak usah." lagi-lagi di tolak.

Marvel menyalakan mesin motornya. "Oh yaudah gue duluan."

Eca mulai gelisah sendiri saat cowok itu hendak pergi dengan motornya. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang dengan Marvel karena langit mulai menggelap.

"Tunggu."

Marvel menengok ke arahnya dengan motor yang masih menyala. "Kenapa?"

Eca menggigit bibir bawahnya. "Gue ... nebeng."

Marvel menarik bibirnya membentuk senyuman di balik helm yang ia pakai. "Naik sini."

Eca buru-buru menaiki dan tak lupa menutupi paha nya yang terlihat.

"Udah?" tanya Marvel melirik ke arah kaca spion.

Gadis itu mengangguk sekilas. "Udah."

"Turun."

"GARING."

Cowok itu tertawa kecil, lalu melajukan motornya.

Kurang lebih 10 menit barulah mereka sampai di rumah gadis itu. Eca turun dari motor dan tak langsung masuk ke dalam rumahnya karena ada satu hal yang akan ia bicarakan oleh cowok itu.

"Emm Marvel." cicitnya pelan yang masih di dengar cowok itu.

Marvel menoleh. "Hm. kenapa?"

"Kenapa ... harus gue?" tanyanya menatap Marvel dibalik helm.

Marvel mengernyit mendengar penuturan gadis itu. Lalu menganggukkan kepalanya mengerti apa yang di singgungkan.

"Lo mau tau?"

Eca mengangguk antusias.

"Nanti malem jalan mau?"

Eca mengernyit heran padahal yang di tanyai apa yang di jawab apa.

Mengerti dengan raut muka gadis itu Marvel membuka suara. "Nanti jawaban yang ada di fikiran lo bakalan kejawab."

Eca berfikir sejenak lantas saja langsung menganggukkan kepalanya setuju.

"Mau?" tanyanya lagi.

"Iya."

"Nanti malem gue jemput." ujarnya.

"Gue pulang. Masuk ke dalam sana."

"I-iya ini juga mau masuk."

Marvel berdehem lalu dengan cepat ia pergi dari sana, Eca pun masuk ke dalam rumahnya.

.
.
.
.
.

TBC

HMZ BAGAIMANA CHAPTER INI?
🤔🤔🤔🤔🤔

(Eca)

(Marvel)

(Enza)

Next tidak cu
Spam ini coba cu '🌹'
Sabar menunggu ya cu
jangan lupa vote dan komen

LUVV READERS 🌹🌹

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 57K 71
Marvel itu cowok yang terbilang nakal. Kerjaannya membolos, ngerokok dan kenakalan lainnya. Bahkan ia mempunyai geng motor yang di ketuai olehnya. Te...
25.7K 2.2K 5
Kalau kalian harap Raga sudah sempurna hingga akhir itu salah besar. Nyatanya saat lulus SMA, perjalanan hubungan mereka masih saja diombang-ambingka...
3.9K 584 14
Kisah Khaotung yang menjalin kasih dengan pria 30 tahun.
248K 10.8K 41
[Follow dulu yuk sebelum baca:)] "Lo! jadi pacar gue sekarang!" Ucap Kenzo lantang seolah perintah yang tak bisa ditolak. "Dih! Apa-apaan sih?!" Sini...