Obesity, Is Me!

By amyourlyca

3.9K 2.2K 9.8K

[Follow dulu sebelum membaca] [On going] *** Ilma itu nggak pedean. Ilma itu lemah. Ilma selalu rendah diri... More

B O N N Y Z E R R A L D D.
I L M A K I A N A L A H.
C H A P T E R 1
C H A P T E R 2
C H A P T E R 3
C H A P T E R 4
C H A P T E R 5
C H A P T E R 6
C H A P T E R 7
C H A P T E R 8
C H A P T E R 9
C H A P T E R 10
C H A P T E R 11
C H A P T E R 12
C H A P T E R 13
C H A P T E R 14
C H A P T E R 15
C H A P T E R 16
C H A P T E R 17
C H A P T E R 18
C H A P T E R 19
C H A P T E R 21
C H A P T E R 22

C H A P T E R 20

174 113 816
By amyourlyca

Obesity, Is Me!
_
_
___

C H A P T E R  20

"Stop dulu 'lah anying, gue capek." Bonny memegangi kedua lututnya, dengan nafas yang ngos-ngosan.

"Baru lima puteran Bon, elah." Rega memandangi Bonny seakan meremehkan.

Bonny menajamkan matanya seketika. "Lo enak, badan lo kecil kek bocil. Lah gua?"

"Makanya, lo jogging, biar badan lo kecil," balas Kino.

"Udah, udah," lerai Alex dari belakang. "Lo kalo mau istirahat, istirahat dulu aja. Kita lanjut lagi."

"Cuma Bang Alex emang." Bonny nyengir lebar. "Sana huss! Balik jogging lagi."

"Hidih, gembul!" Kino sempat menjitak kepala cowok itu, sebelum lanjut kembali berlari.

Bonny berdecak kecil, lalu berjalan ke kursi panjang taman. Memperhatikan teman-teman yang lari menjauh. Mereka jelas sekali mencolok diantara orang-orang yang berada di taman.

Tujuh cowok itu berjejer berlari kecil dengan tawa yang tidak terhenti, heboh. Selalu memancing perhatian dimana pun mereka berada.

Alex, si ketua dari Antrex itu adalah sosok paling dewasa diantara mereka. Maskulin, selalu tercap pada dirinya. Walau kadang-kadang tingkahnya berubah kayak anak kecil kalo lagi ngambek.

Sandy, si Playboy Antrex ini jelas selalu tebar pesona. Kalo kata Sandy, sih, "Gue kicep dikit aja, cewek-cewek bisa aja berjejer buat gue." Memang orang yang kelewat pede kalo di deket cewek.

"Jangan sombong dulu, gue senyumin cewek lo bisa aja mutusin lo." Kata-kata sombong ini seharusnya tepat dengan pembawaan Ody yang nyablak, si kang Gamon di Antrex ini kalo lagi senyum emang manis banget.

Galuh, cowok dengan badan tegap dan raut wajah yang selalu datar, hanya kadang mengangkat alis pertanda tak paham. Yang kalo dipanggil cuma nyaut "Hmm." doang, persis seperti tokoh utama di cerita-cerita roman picisan yang selalu sukses buat cewek-cewek nahan teriak hanya dengan memainkan rambut hitamnya. Memamerkan jidatnya.

Rega-Regi, twins. Tapi kelakuannya nggak ada twins-twinsnya. Rega si bobrok, dengan segala tingkahnya yang kadang di luar nalar. Dan Regi, yang sifatnya sebelas dua belas dengan Galuh, hanya katanya dia itu jenius, beda dengan Galuh yang ganteng doang tapi otaknya kosong. Keduanya, punya pesonanya sendiri-sendiri di mata cewek-cewek.

Dan Kino, cowok humoris yang punya gummy smile. Nyablak dengan semua lawakannya, katanya, pengin jadi playboy kayak Bang Sandy, cuma emang yang dia modusin kelewat high class, jadi susah. Padahal, banyak cewek yang jelas ngantri dibelakangnya.

Jujur, Bonny pernah sekali saja merasa iri pada mereka. Hanya saja rasa iri itu langsung lenyap begitu saja, sesaat setelah Bonny mengerti persahabatan mereka begitu erat tanpa mengenal bagaimana wajah dan perawakan seseorang di Antrex. Mau mereka ganteng juga gak bakal lepas dari ejekan jika mereka sedang bercanda bersama. 

Dan Bonny gak pernah dengerin ucapan orang tentang dirinya, atau pendapat seseorang tentang perbedaannya dan anak-anak Antrex yang signifikan dalam bentuk tubuhnya.

"Aku bisa jelasin, Yon, dia bukan siapa-siapa aku!"

"Apalagi, sih, Pris? Jelas-jelas gue liat lo pegangan tangan tadi!"

Lamunan Bonny terhenti ketika mendengar teriakan itu. Dia menoleh ke belakang, menemukan dua orang beda jenis kelamin berseteru hebat, dengan si gadis yang sudah menutup wajah menangis.

Bonny berdecak, tak habis pikir. Ini tempat umum, kenapa pada berantem di sini, sih?

"NANGIS! LO BISANYA NANGIS DOANG, KAN!"

Bonny tadinya nggak mau ikut campur, tapi mendengar nada yang digunakan si cowok, entah kenapa emosinya ikut tersulut juga. 

"Jangan gini dong, Yon, please." Suara gadis itu melirih. Hendak meraih lengan cowok di depannya, namun langsung di tepis kasar.

"Gue udah muak, ya, sama sandiwara lo yang pura-pura lemah di depan gue, mana Pristin yang dulu? Hah?" Arion berdecih. "Chelsea lebih baik dari lo." 

"Lo pikir, lo lebih baik kalo dibandingin sama cowok-cowok yang ngantri dibelakang Pristin?" Bonny mendekat, dengan langkah santai.

"Bonny," panggil Pristin dengan suara lemah.

Arion menoleh, menyengitkan dua matanya yang sudah tajam. "Lo siapa? Berani banget ikut campur urusan gue sama cewek gue."

"Lo siapa bisa banding-bandingin anak orang yang dirumahnya dianggep putri sama orang lain?" balas Bonny, sengaja dengan raut wajah yang dia buat santai tambah menyulut api emosi dari Arion.

"Jangan ikut campur, anjing!"

"Gue juga gak bakal ikut campur kalo lo gak bentak-bentak temen gue."

"Temen?" Arion terkekeh keras. "Yakin lo  temenan sama dia?'" Arion menoleh ke arah Pristin. "Setau gue, temennya Pristin cakep-cakep, gak ada yang bentukannya kue terlalu ngembang gini."

"Arion!" peringat Pristin.

"Kenapa?" Terdengar menantang. "Ck, Pris. Selain keluarga lo yang ancur, ternyata dunia pertemanan lo juga ancur, ya, miris banget."

"Anjing!"

Bugh!

Satu pukulan mendarat tepat di rahang cowok itu. "Mulut lo banci banget, bangsat!"

Arion meringis, memegangi rahangnya yang membiru.

"SIALAN LO!" geram Arion, satu pukulan ikut mendarat di sudut bibir Bonny. Bonny meringis kecil, menyentuh sudut bibirnya, menemukan darah di sana.

"Gue udah bilang, jangan ikut campur masalah gue sama cewek gue." Arion kalut, lalu menoleh dengan sorot mata yang memerah tajam pada Pristin.

"Ayo, gue bakal hajar cowok tadi yang sama lo. Berani-beraninya lo selingkuh dari gue setelah pengorbanan yang gue lakuin buat lo yang selalu lemah buat ngadepin masalah lo yang numpuk itu."

Arion hendak meraih telapak tangan Pristin, tapi Pristin dengan cepat menangkisnya. "PRIS!"

Plak!

Bunyi tamparan yang lebih keras dari teriakan Arion itu menghentikan pergerakannya. Tamparan itu dari tangan Pristin, yang sekarang menatap Arion. Raut kecewa dan tak percaya terpancar jelas di wajah cantik yang sembab itu.

Arion memegangi pipinya, mendongak dengan raut tak terima pada Pristin. "Lo ...."

"Bisa-bisanya lo masih kukuh giring opini lo yang gak berdasar buat nuduh gue selingkuh?" Pristin kali ini berani menatap Arion dengan mata yang berkaca-kaca.

"Jujur, gue capek, Yon."

Tapi detik selanjutnya, pandangan Arion melunak. Mengeluh bukanlah Pristin, cewek itu tidak pernah mengatakan capek hanya karena Arion memarahinya.

"Yon," panggil cewek itu, dengan nada rendah yang serak. "Masalah kita sekarang apa, sih?"

Arion mendongak, tapi diam tidak menyahut.

"Gue yang lo tuduh selingkuh, apa lo yang udah bosen sama gue?" tanya Pristin, sudah tidak menggunakan aku-kamu lagi.

Bonny ikut diam, cowok itu tidak mau terlibat lebih dalam lagi. Tapi kalo-kalo cowok itu melakukan kekerasan lagi, Bonny akan pasang badan untuk Pristin.

"Gue ...." Setelah lama hening, Arion mulai membuka suaranya. Cowok itu menunduk sambil menghela nafasnya. "Gue kelepasan tadi, sorry."

Pristin terkekeh kecil. "Kelepasan? sesering itu kelepasannya?"

Bukan sekali ini saja Arion membentak Pristin, cowok itu bahkan pernah melayangkan tamparan pada pipi mulus Pristin hanya karena Pristin lupa memberitahu cowok itu jika dia akan nonton bareng teman cowok
kelasnya, padahal, Pristin juga bersama dua teman ceweknya. Tidak sendiri.

Pristin berdecak, saat satu kata pun tidak keluar dari mulut cowok di depannya. "Udah aja, Yon, gue juga capek. Lo juga tadi bilang muak, kan, sama gue?"

"Nggak!" Arion menggeleng keras. "Gue nggak mau. Maafin gue, Pris, gue gak bakal ulangin lagi. Gue janji."

Bonny tersenyum miring, puas melihat cowok itu memohon. Arion gak tau aja kalo Pristin adalah orang yang selalu konsisten dengan perkataannya dari awal.

"Gue gak bisa." Pristin menggeleng.

Tepat sasaran, tebakan Bonny bernilai sepuluh. Dalam hati cowok itu memampus-mampusi Arion. Bonny paling benci sama cowok yang mulutnya suka gak disaring jika sedang berdebat dengan cewek.

"Pristin," panggil Arion lirih.

"Apa?" jawab Pristin lelah. "Udah, ya, gue capek." Cewek itu menoleh ke arah Bonny, memperhatikan sudut bibir cowok itu yang berdarah. "Ikut gue, obatin dulu luka lo," ucapnya, menarik tangan Bonny.

"Pristin!" sekali lagi Arion memanggil cewek itu, hanya saja dihiraukan Pristin. Cewek itu tetap berjalan, dengan wajah tegap. Menjauh darinya.

"Sialan!" umpat Arion, lalu menendang tempat sampah di dekatnya.

__

Bonny meringis, saat dingin alkohol di kapas itu menyentuh sudut bibirnya. Terasa perih saat Pristin tidak sengaja menekannya.

"Eh, sorry, sorry." Pristin yang tadi melamun, jadi meringis tidak enak. Lalu merunduk, memfokuskan diri pada luka Bonny.

Bonny tau isi pikiran Pristin. "Lo nyesel putus sama Arion?" tanyanya, menyuarakan isi pikirannya itu.

Pristin menjauhkan jari tangannya dari wajah Bonny, menekan botol Betadine hingga mengeluarkan cairan merah di atas cutton bat yang sedang dipegangnya.

"Gue sama dia udah lama. Dia banyak bantu gue kalo gue lagi terpuruk, Bon," jawab cewek itu lalu merunduk menotolkan ujung cuttonbat itu pada luka Bonny.

"Dulu dia nggak emosian. Dia orang hangat yang selalu ngertiin gue," lanjut Pristin, lalu menghela nafas kasar. "Tapi gue gak tau apa yang ngebuat cowok itu berubah sampe sekasar ini sama gue."

Pristin menunduk, meremas cuttonbat ditangannya setelah tadi selesai mengobati Bonny. "Dia sering marah-marah, overthingking gak jelas. Semua yang gue lakuin selalu salah di mata Arion."

Pristin mengedikkan bahunya, lalu menoleh pada Bonny dengan senyum tipis. "Jujur, gue nyesel dikit mutusin dia, tapi lebih banyak leganya."

Bonny ikut tersenyum. "Kedepannya, nyari cowok yang baik, ya bukan baik awalnya doang maksud gue. Jangan mau dikuasai sama cowok. Lo yang harus menguasai."

"Iya, Mbah, siap," balas Pristin terkikik kecil. Tapi kemudian tawanya hilang, digantikan raut wajah serius. "Lo aja gimana?"

"Hah?" Bonny mengerjap-ngerjapkan mata, menunjukkan ekspresi tak pahamnya.

"Kata lo, nyari cowok yang baik yang bukan di awalnya aja. Lo kayak gitu loh Bon, versi gue," ucap cewek itu enteng. Lalu tertawa puas ketika melihat ekspresi Bonny yang berubah jadi serius. "Astaga, lucu banget lo tadi. Becanda gue."

Bonny ikut tertawa. "Gila ya lo," ucapnya, menggetok pelan kepala cewek itu.

"Tapi gue serius soal lo cowok baik," ucap Pristin sungguh-sungguh.

Bonny menaikkan alis. "Emang, iya?"

Pristin mengangguk. Membuat Bonny mesem-mesem kesenangan.

"Najis, sok manis banget." Pristin mengusap wajah Bonny dengan telapak tangannya.

Bonny masih tertawa, menyugar rambutnya, lalu mengerlingkan mata. "Ganteng, ganteng, gini belum ada yang punya loh, Neng,"

"Tadi Neng tembak, abangnya gak mau." Pristin meladeni.

Bonny berdecak. "Neng gak serius, sih."

"Neng serius Abang," Pristin mengerlingkan sebelah matanya pada Bonny, berbicara dengan suara yang dibuat-buat. "Abangnya udah suka sama seseorang ya, Bang?"

Tawa Bonny meledak begitu saja. "Njing, Pris. Lo jatohnya kayak bencong tau nggak?"

Pristin mencebikkan bibirnya. "Sialan lo." Cewek itu jadi merangsakan badannya, mendekat ke samping Bonny. "Tapi serius Bon, lo udah ada gebetan belom, sih? Perasaan ngejomblo mulu dari dulu."

Bonny menyipitkan matanya, mencoba menampilkan wajah misterius.

"Secret," jawabnya, menimbulkan ajuan protes dari Pristin.

***
TBC

Kemaren-kemaren sibuk banget. Jadi gak sempet up. Utangnya lunas ya, walaupun gak double up :)

Jangan lupa tinggalkan jejak.

See you in the next part!

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

327K 16.4K 46
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
477K 53.8K 35
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
Ervan By inizizi

Teen Fiction

1.6M 110K 74
[Brothership] [Not bl] Setiap orang berhak bahagia, meskipun harus melewati hal yang tidak menyenangkan untuk menuju kebahagiaan. Tak terkecuali Erva...
3.6M 288K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...