Spin

Oleh Syfaaxx

41K 5K 1K

SunaOsa × SakuAtsu Kehidupan cinta Suna Rintarou dan Miya Osamu Beserta Sakusa Kiyomi dan Miya Atsumu Lebih Banyak

Spin 1
Spin 2
Spin 3
Spin 4
Spin 5
Spin 6
Spin 7
Spin 8
Spin 9
Spin 10
Spin 11
Spin 12
Spin 13
Spin 14
Short conversation
Spin 15

Spin 12.5

1.6K 191 49
Oleh Syfaaxx

Spin
Syfaaxx
Haikyuu © Haruichi Furudate

Warning! OOC! TYPO!





"jangan pergi, kau tidak kenal siapa dia. Dia mungkin saja orang yang berbahaya."

"Tidak Tsumu, aku sudah kenal dengannya selama dua minggu. Dia baik padaku."

"Dua minggu tidak bisa membuatmu mengenal seseorang."

"Aku akan tetap pergi"

"Kalau begitu, aku akan ikut."

"Tidak boleh." Tolaknya. "Aku sudah bilang jika aku akan datang sendiri." Lanjut Osamu.

"Samu, aku cemas."

"Tidak apa-apa, jangan khawatir. Tidak akan terjadi apapun. Aku akan pulang setelah selesai. Ini tidak akan lama."

"jam berapa kau pulang?"

"mungkin 8 malam"

"buat itu jam 7, lebih dari itu aku akan menyeretmu pulang."

"jangan mengaturku, aku punya kebebasan sendiri."

"aku khawatir-"

"aku bilang ini akan baik-baik saja- sudahlah, aku pergi."

"Samu..Samuuu... berhenti! ckk."

.

.

.


"Osamu-kun, disini!"

"Kimura-san!-maaf aku terlambat."

"tidak masalah Osamu-kun, aku juga baru saja datang."

"-ngomong-ngomong siapa mereka?"

"ahh-mereka teman-temanku, biarkan saja mereka."

"kapan kita berangkat? aku tidak sabar bertemu dengannya"

Osamu sangat bersemangat hari ini. pria yang baru ditemuinya ini, Kimura-san, berjanji untuk mempertemukannya dengan chef idolanya.

ia bertemu dengan Kimura sekitar dua minggu yang lalu, dari kartu pengenal yang dibawanya tertulis manager dari chef tersebut. Osamu senang bukan main.

ia sedikit heran kenapa syarat untuk bertemu dengan sang chef adalah dengan tidak memberi tau siapapun tentang ini, namun dengan penjelasan yang meyakinkan yaitu jika semua orang tau maka akan terjadi keributan. dan Osamu memahaminya.

hinggga saatnya tiba hari ini dari waktu yang dijadwalkan. hampir saja kembarannya merusak rencana ini, untung ia berhasil kabur.

Suasana hati Osamu sangat baik, ia bahkan tidak menyadari jika Kimura mulai tersenyum kepada teman-teman nya yang ada dibelakang.

"kita akan berangkat sekarang, tapi maaf kita harus menutup matamu. bisa gawat jika kau diam-diam berniat bertemu dengan chef sendiri. aku harus menjaga privasi artisku."

Osamu berfikir sejenak "aku tidak mungkin melakukan hal itu. tapi baiklah, tidak masalah."

setelah itu, Osamu merasakan ada kain yang membalut matanya dan pandangan nya mulai gelap.

perlahan ia dituntun berjalan, lalu menaiki mobil. Kimura tetap berbicara agar tidak membuat Osamu cemas.

beberapa kemudian, Mobil itu berhenti. ia dituntun turun. Osamu heran suasana ini sangat sepi, seperti tidak ada orang lain selain mereka.

"Kimura-san kau masih disana?" tanya Osamu. karna ia tidak lagi merasakan tangan yang menuntunnya. "Apa aku bisa membuka penutup ini sekarang?" lanjutnya.

"tunggu sebentar Osamu-kun, kau duduk disini dulu." tuntun Kimura.

cekrek-cekrek

Osamu merasakan kedua tangannya terikat sesuatu, seperti logam besi atau apa ini-

sekarang, Osamu merasa takut.

"Kimura-san-" panggil Osamu, "Kimura-san kau disana? aku takut-" lanjutnya. "Kimura-san.. ini tidak lucu-"

"HAHAHAHA!!-"

Osamu terkejut dengan suara tawa ini. suara tawa beberapa orang yang menggema di sebuah ruangan, ini seperti itu. apakah ini suara Kimura-san dan teman-temannya? Osamu menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri dengan panik. ia juga mencoba menarik tangannya namun nihil ia tidak bisa. ini seperti tangannya diborgol.

"Oh oh oh-lihat siapa yang tertipu disini."
suara Kimura terdengar, dan penutup mata Osamu pun dibukanya.

betapa terkejutnya Osamu ketika melihat beberapa pria mengelilingi nya dan tertawa lagi. benar, mereka adalah orang-orang yang Kimura-san bilang temannya tadi.

"Ki-kimura-san? apa yang sebenarnya terjadi dan apa maksudnya tertipu? kau menipuku?" Osamu memberanikan diri untuk bertanya. meskipun sebenarnya mungkin ia tau bagaimana situasi yang dialaminya saat ini.

"Sungguh malang nasib mu Osamu-kun." Kimura mengambil satu kursi kayu lagi dan menduduki nya secara terbalik. ia saat ini berada tepat satu meter di depan Osamu.

"kenapa kau melakukan ini padaku Kimura-san? apa aku sudah berbuat salah padamu?"

"HAHAHA-kalian dengar itu? apakah aku sudah berbuat salah padamu dia bilang? HAHAHA!"

bukannya menjawab, Kimura malah menertawakan nya dan diikuti dengan pria-pria itu.

Osamu menggigit bibir bawahnya, ia menahan diri untuk tidak menangis.

"jangan berpura-pura tidak tau sayang-aku yakin kau tau apa masalahnya."

"aku tidak tau apapun-"

Osamu heran, ia bukan seseorang yang suka mencari masalah pada siapapun. ia bahkan baru bertemu dengan pria ini dua minggu yang lalu. dan ia yakin, ia tidak bertindak yang aneh-aneh.

"kau suka sekali bermain ya-" Kimura yang kesal mengeluarkan sebilah pisau lipat dari dalam saku celana. jantung Osamu berdebar sangat cepat.

"aku sungguh tidak mengerti apapun Kimura-san, aku bersumpah-"

"ck ck ck-Osamu-kun, aku mungkin orang yang sabar, tapi tidak dengan teman-temanku."

lima teman Kimura ikut mengeluarkan pisau lipat milik mereka dengan perlahan mendekati Osamu yang tidak dapat bergerak.

"tu-tungguapa yang akan kalian lakukan?" Osamu panik, ia berkeringat dingin.

"AARGHH! STOP!" Osamu menggerang keras saat salah satu teman Kimura menancapkan pisau itu di bahu kirinya.

darah merembes di bajunya, Osamu meringis kesakitan.

"Oh oh oh-apa ini sakit?"

BUAGHH! sebuah tendangan keras diterima Osamu dibagian perutnya.

"ARGHH!" Osamu kembali berteriak. perutnya sangat panas.

"apa kau masih tidak ingat?"

"a-aku tidak tau apapun, Kimura-san."

Kimura kesal membalasnya dengan tatapan geram. anak ini sungguh menyebalkan. "Aku akan membuatmu ingat Osamu-kun-."

BUGHH! pria itu kemudian menghantamkan tinjunya ke wajah pemuda itu dengan keras.

"Dengar-" Kimura mendesis seraya menjambak surai hitam itu, "-Jangan membuatku membunuhmu."

Osamu meringis sesaat dengan rasa sakit di pipinya, ia menebak bahwa sekarang wajahnya penuh memar dan luka.

"aku akan memberikan waktu satu jam, selama itu kau harus memikirkan apa yang sudah kau perbuat padaku satu tahun lalu. jika tidak, aku akan menenggelamkan mu di laut-"

Kimura menunjuk Osamu dengan telunjuknya, menunjukkan bahwa ia benar-benar serius dengan perkataannya.

"ah Nakamura kau disini saja aku dan yang lainnya akan bersenang-senang didepan sebentar"

"baik bos."

setelah itu Kimura dan empat temannya meninggalkan mereka berdua.

Osamu menggigit bibir bawahnya keras hingga berdarah, ia tidak tau dengan situasi saat ini. memang apa maksudnya membuat sesuatu pada Kimura. ia bahkan tidak kenal dia satu tahun lalu.

Ruangan penyekapan tempat Osamu sekarang benar-benar kotor dan berantakan. Debu yang menumpuk di beberapa bagian lemari, lapisan dinding yang terkelupas, dan jendela yang tertutup potongan kayu.

ia bisa melihat bahwa sinar cahaya perkotaan tidak lagi masuk melalui celah jendela. Osamu tebak, saat ini ia berada di dalam gudang.

Matanya melirik kearah pria yang menunggu dipojok sana, ia bermain ponsel dan sesekali melihat kearahnya. hanya ada satu pintu yang terlihat. oh tunggu-Osamu memutar kepalanya ia melihat ada pintu lagi dibagian belakang. baiklah ia akan mencobaa untuk-

SREETT!! DUAGHH!!

"jangan bermimpi kau bisa kabur dari ini Osamu-kun."















'Atsumu, tolong aku'
























DEGHH

"ada apa Atsumu?" tanya sang ibu.

"kaa-san. kita harus mencari Osamu sekarang juga."

"memangnya ada apa? bukankah dia bilang akan bertemu temannya?"

"aku tidak tau, tapi firasat ku mengatakan ada sesuatu hal yang buruk terjadi padanya"

"tenangkan dirimu dulu, apa dia bilang padamu lokasinya?"

"tidak, dia tidak bilang padaku-" Atsumu menggigit bibir bawahnya cemas. sang ibu juga ikut panik.

Ibunya tau bahwa ikatan batin saudara kembar tidak mungkin salah, apalagi melihat putra sulungnya begitu cemas.

"ada apa?"

ayah turun dari tangga heran dengan mereka yang gelisah.

"tou-san, aku merasa Osamu dalam bahaya. kita harus mencarinya sekarang juga-"

sang ayah melirik kearah istrinya dan wanita itu mengangguk.

"oke, baiklah. sekarang tenangkan diri kalian dulu dan cobalah menelponnya."

itu benar, Atsumu hampir lupa.

"dia mematikannya, Osamu tidak pernah seperti ini sebelumnya-"

"biarkan tou-san yang menelponnya-sekarang ponselnya tidak aktif."

"anata-" sang ibu hampir menangis.

Tok! Tok! Tok!

ketokan pintu terdengar. mereka menoleh bersamaan.

"biar tou-san yang buka-"

ceklek!

"oh, Sora-san ada apa?" itu tetangga mereka.

"Mi-miya-san." wanita itu gugup menatap kepala keluarga Miya, ia memainkan ujung bajunya dengan gelisah.

"tenang Sora-san. apa yang terjadi."

"maafkan aku-" wanita itu tiba-tiba membungkuk kan badannya dan berteriak kencang hingga membuat Atsumu dan ibunya mendatangi pintu depan.

"apa yang terjadi Sora-san." tanya sang ibu.

"a-aku t-tadi melihat Osamu-kun masuk kedalam mobil box hitam besar disana, a-awalnya aku memutuskan untuk tidak mengatakan apapun karena ini bukan urusanku tapi aku sangat gelisah dan gelisah jadi-"

"KAA-SAN!"

Atsumu menyangga ibunya yang lemas dan hampir saja pingsan mendengar berita ini

"Miya-san! Maafkan aku-hiks" wanita itu mulai menangis.

"jangan khawatir Sora-san, Atsumu kau bawa ibumu duduk didalam."

"ayo kaa-san."

"Sora-san, dimana kau melihat Osamu?"

"di ujung perempatan, di-ditaman itu."

"apa kau melihat ada berapa orang?"

"aku tidak tau, tapi yang pasti lebih dari tiga orang"

"bagaimana dengan nomor platnya?"

"ma-maaf aku tidak ingat."

"baiklah, terimakasih sudah mengatakan ini meskipun ini bukan urusanmu-bisakah aku meminta tolong untuk menemani istriku didalam?"

"t-tentu Miya-san."

"Atsumu, kita berangkat sekarang. bawa ponselmu!"

"ya!"

.


.


.


"Atsumu, kau coba bertanya pada setiap orang yang ada disini. tanya apakah mereka melihat mobil box hitam atau tidak-"

"ya!"

"dan dengar, jika menemukan nya langsung telepon Tou-san. jangan lakukan hal berbahaya. ingat?"

"ya!"

"Tou-san akan ke pos polisi terdekat dan melaporkan semuanya-"

"aku mengerti-"

"berhati hati lah"

setelah itu, mereka berpisah. jarak antara rumahnya dan pos polisi lumayan jauh, butuh waktu untuk polisi bertindak. Atsumu harus berusaha keras agar menemukan informasi yang bagus.

akan sangat mudah jika membiarkan mereka melihat cctv. tapi tidak semudah itu prosesnya.








sudah banyak orang yang ia tanyai, namun tidak ada yang tau mengenai mobil box hitam. sial.

Osamu, kau harus bertahan. kau sudah berjanji akan baik-baik saja.






















"ahh-aku tau."

"benarkah?!"

"ya. aku melihatnya di berhenti sebentar di mini market. setelah itu mobil berjalan kembali menuju arah xxx-ahh aku suka joging di malam hari kearah sana tapi tidak sampai ujung"

"memangnya disana ada apa?"

"seperti gudang tua, rumornya gudang tua itu berhantu-"

"terimakasih, terimakasih atas informasinya."

"apa ada yang salah?"

"tidak-tidak ada, kalau begitu saya permisi."

"tunggu-apa kau Miya Osamu?"

"bukan, aku Miya Atsumu."

"oh maaf, ternyata benar kalian kembar."

"apa kau mengenalku?"

"tidak, adikku yang mengenalmu. dia bilang ada lelaki kembar tampan di sekolahnya. aku lupa siapa yang dia sukai. Atsumu atau Osamu. tapi aku tau dia suka si pemain voli."

"aku pemain voli-"

"ternyata kau! akhirnya aku bisa bertemu denganmu, adikku selalu bilang kau sangat hebat dalam bermain voli-"

"terimakasih banyak-maaf tapi aku terburu-buru."

"ah ya maafkan aku, apa kau butuh bantuan?"

"tidak terimakasih."

"baiklah, kalau begitu semoga beruntung."





ujung jalan sana sangat jauh, butuh waktu hampir 20 menit mengayuh kesana, tapi tidak ada pilihan lain.

setelah 18 menit berlalu, Atsumu tiba benar kata orang itu tadi, ini seperti banyak hantunya.

shit!, ada orang.

tidak, bukan hanya satu tapi lima orang. mereka berpesta didepan gudang itu.

tunggu- itu mobilnya..
mobil box hitam!
jika informasi tentang Osamu memasuki mobil itu, sudah pasti benar Osamu ada didalam gudang itu.

Atsumu meletakkan sepedanya begitu saja dan mencoba berjalan perlahan menuju belakang gudang. semoga saja pintu itu ada, jika tidak ini akan menjadi hari yang paling buruk yang pernah ia alami.

KRAKK!!

"siapa itu?!"

shit!

"kau periksa disana-"

"baik bos-

-tidak ada siapapun bos, pasti kucing."

Atsumu beruntung ada tumpukan batu besar disana.

"ya sudah, mari kita lanjut berpesta sebelum menenggelamkan Osamu di laut. HAHAHAHA"

APAA?! SIALAN!?

Atsumu menggeretakkan giginya sambil menggenggam erat tangannya berusaha untuk tidak menampakkan dirinya saat ini.

Osamu adalah prioritas utama.

dan

BINGGO!
satu pintu ditemukan.

Atsumu mengendap masuk, dibukanya perlahan pintu itu agar tidak menimbulkan bunyi, ia tidak tau apakah ada komplotan mereka di dalam atau tidak.

fuck!

jika saja Atsumu mendorong pintunya lagi, pasti akan terkena pada orang disana. ia bersyukur orang ini memakai earphone dan tidak menyadari nya.

BUGGHH!

Atsumu memukul pria itu dengan balok kayu besar yang ia ambil tadi, dan menyebabkan pria itu langsung jatuh pingsan.

"Osamu!"

"Tsu-tsumu!"

Melihat saudara nya disini ia terkejut bukan main, tapi bebannya terangkat sempurna.

"oh tuhan! kau membuat ku cemas"

Osamu yang sedari tadi menahan tangisannya kini mulai menangis ketika melihat Atsumu. "maafkan aku.. maaf-"

"tidak apa-apa sttt jangan menangis."

"ini sakit-"

"ya ya aku tau, tolong tahan sebentar ya."

Atsumu mengambil ponselnya dan mengirim lokasi mereka pada sang ayah.

"hikss-" tangis Osamu.

"aku akan melepaskan borg ini dulu setelah itu kita keluar dari sini-"

"wow wow wow.. ada apa ini"


DEGHH


ternyata ini tidak semudah yang dibayangkan.

"wow, apa apaan ini? kenapa dia menjadi beregenerasi?! kenapa Osamu ada dua!" Kimura berteriak seraya menunjuk nunjuk mereka. "Tidak ada yang bilang jika dia punya kembaran!" Kimura memarahi anak buahnya yang juga sangat terkejut.

"maaf bos, kami juga tidak tau."

"oke oke, lupakan saja. mari kita urus mereka berdua." kata Kimura. "dan kemana Nakamura?-cih dasar tidak berguna" Ucap Kimura setelah melihat anak buahnya tergeletak di depan pintu.

"mari kita perjelas disini-" Kimura mendekati kedua saudara itu, dan dengan reflek Atsumu membelakangi Osamu seraya merentangkan tangan melindungi nya. Raut wajah nya sangat marah.

"-jika yang satu benar-benar tidak tau, maka jawabannya adalah yang satunya lagi. benar begitu?"

"ya, bos."

"apa yang ingin kalian lakukan!" desis Atsumu.

"siapa namamu sayang?" tangan kimura terulur berusaha menyentuh dagu Atsumu namun langsung ditepis. "jangan menyentuh ku-"

bukannya marah, Kimura malah tertawa. "kau galak sekali, HAHAHA."

"baiklah, namamu tidak penting. aku akan memanggil mu Osamu dua." kata Kimura. "dan jika Osamu satu berkata ia tidak tau apapun, maka Osamu dua, seharusnya kau tau aku kan?"

"aku tidak kenal kau!"

"HAHAHAHA!-BRAKK!-Kimura menendang kursi disebelahnya

"tidak mungkin kau tidak kenal aku anak bajingan!" Kimura mencengkram leher Atsumu.

"AKHH-

"Atsumu! Kimura-san lepaskan Atsumu, komohon!"

"jadi nama Osamu dua adalah Atsumu huh, SETT! BRAAKK!-Kimura menyeret Atsumu dan medorongnya tembok

"UGHH-

"Atsumu!!-Kimura-san tolong hentikan."

"Oh Osamu sayang, maafkan Kimura-san ini ya karna telah salah sangka padamu. aku ingin membebaskan mu juga, tapi ini penuh resiko. jadi maaf kalian berdua harus mati-"

BUGGHH!! BUGGHH!! Kimura menendang perut Atsumu yang meringkup berkali kali, Atsumu hanya bisa memegangi perutnya saja.

ia bisa saja membalas nya dan berkelahi, tetapi jika ia melakukan itu dua orang yang berdiri dibelakang Osamu akan menyakiti Osamu. ia hanya bisa bertahan saja dan memikirkan apa yang dimaksud dengan orang bernama Kimura ini.

apa salahnya hingga membuat nya begitu marah padanya.

"apa kau sudah ingat? satu tahun lalu, Dotonburi."

DEGHH

Atsumu melebarkan matanya. "K-kau Kimura Masaki-"

"wow, BINGO Atsumu-kun. akhirnya kau mengingatku. Kimura-san sangat senang sekali."

"kenapa kau ada disini? bukannya kau ada di penjara?"

"oh sayang sekali, penjara tidak cocok untukku. jadi aku keluar saja."

"ti-tidak mungkin-"

"tentu saja mungkin, kali ini kau harus membayar nya-lakukan perkerjaan kalian." Kimura mengkode tiga anak buahnya.












Suara bersaut sautan, teriakan Atsumu dan Osamu, dan tertawa Kimura.

Atsumu tidak dapat berfikir lagi, ia berusaha melindungi kaki dan tangan nya. tapi usahanya sia-sia.

bagi pemain voli profesional, kesehatan fisik sangat penting. ia tidak bisa memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini.

Osamu yang menangis membuatnya lebih sedih lagi, ia pasti akan menyalahkan diri sendiri.

lima menit berlalu Atsumu sudah tidak bisa merasakan kakinya lagi. ia hanya bisa berharap ia masih bisa berjalan.

"Atsumu! Hikss!! Sumu-"

Atsumu ingin mengatakan ia baik-baik saja tapi tenggorokan nya sangat kering. ia tidak bisa mengucap sepatah katapun.

"Kimura-san, tolong hentikan." Osamu memohon pada Kimura yang sedang melihat pertunjukan.

Kimura melirik Osamu dan tersenyum. "oke oke baiklah, karna aku sudah mengenal mu selama dua minggu dan kau menjadi anak yang baik aku akan memberikan mu hadiah-

berhenti guys, sudah cukup."


UGHH!! UHUKK!! GORWWH!!

"Tsumu-

Atsumu mengangkat wajahnya dan tersenyum pada Osamu. tapi Osamu semakin ketakutan.

"Osamu-kun, apa kau ingin bergabung juga?"

"ja-UGHH!! jangan-ARHH-jangan Osamu, cukup aku saja-kumohon."

Kimura tersenyum licik mendengarnya. "Untuk hadiah selanjutnya, aku akan melepas borgol ini."

CEKLIK CEKLIK

setelah nya, Osamu berdiri dan berlari ke arah Atsumu yang sudah terbaring tak berdaya dan memeluknya.

"maafkan aku tidak mendengarkan mu. maaf-"

"STTTT-ini bukan salahmu-UGHH-maaf perutku sakit sekali, susah untuk berbicara-"

Osamu menggeleng, "tidak usah berbicara dulu-"

"oke waktu habis! waktunya ronde ke dua!















'Tou-san cepatlah datang'
















BRAKKKK!!





"POLISI! JANGAN BERGERAK!"

"SIALAN!!" Teriak Kimura.




.




.

Aroma obat menyambut Osamu yang baru saja bangun. ia mengerjapkan mata membiarkan manik matanya terbiasa dengan cahaya.

"Osamu-" panggil sang ibu kaget

"kaa-san-".

"Sensei! Sensei!-"









"Syukurlah, keadaannya semakin membaik. tapi Osamu-kun tidak boleh bergerak terlalu bebas, jika tidak jahitan di bahunya akan terbuka kembali-"

"terimakasih sensei-"

"dan untuk Atsumu-kun, saya tidak bisa memastikan nya, kita hanya bisa menunggu nya bangun terlebih dahulu untuk bisa memastikan respon dari kedua kakinya-"

"Sensei-apa maksudnya ini? ada apa dengan kakinya?-" Osamu panik dengan pernyataan dokter itu.

sang dokter menoleh ke arah ibu. "kaa-san! ada apa dengan kaki Atsumu-" Miya Karin tidak menjawab ia menutup mulutnya dan memalingkan wajahnya, mencoba untuk tidak kembali menangis.

"Osamu-kun, kau harus tenang dulu-"

"Sensei-jelaskan padaku-"








setelah mendengar penjelasan sang Dokter wajah Osamu semakin pucat, matanya melotot dan tubuhnya luar biasa dingin.



tidak mungkin..








tidakk..






Atsumu seorang atlet voli profesional. ia tidak bisa membiarkan ini terjadi..








tidakkk...










tidakk...















ini semua salahnya










andai saja ia menuruti Atsumu waktu itu, ini tidak akan terjadi..









ini salahnya










semua karena dia











Atsumu akan kehilangan impiannya karena dia









tidakkkk.....





tidakkkk....







ti-




pandangan Osamu menjadi gelap. Dokter menyuntikan penenang untuknya, karna ia tidak merespon saat dipanggil dan menunjukkan gelagat aneh. demi menjaga mental Osamu, satu dosis diberikan.

Kini Osamu tertidur pulas, ini satu-satunya hal yang dibutuhkan. Miya Karin, sang ibu menangis lagi. ia tidak kuat dengan semua ini.

"kau sudah bangun?" Sang dokter berbicara pada Atsumu yang berada disebelah ranjang Osamu.

Atsumu hanya mengangguk.

"Atsumu, bagaimana perasaan mu? kau ingin apa?" Miya Karin senang bukan kepalang melihat Atsumu membuka mata. "minum?" tanyanya. Atsumu mengangguk.

Wanita itu menyodorkan sedotan untuk Atsumu selagi Dokter memeriksanya.

"bagaimana sensei?" Tanya Miya Karin cemas

"mari kita bicarakam didepan." Dokter menjaga perasaan pasien nya.

namun ketika Dokter dan ibu akan melangkah pergi, Atsumu menarik ujung jas putih dokter mengisyaratkatan tidak masalah untuk membicarakan hal ini didepannya.

lagipula ia sudah bangun dari tadi dan mendengar semua.

Dokter membelai rambut Atsumu.
"butuh beberapa bulan untuk Atsumu-kun menjalani rehabilitasi berjalan. dan maaf sekali untuk hal ini tapi saya ragu jika Atsumu-kun bisa melanjutkan kegiatan volinya-maafkan saya."

Dokter itu membungkukkan badan, ia menyesal tidak bisa membantu lebih banyak soal ini.

Atsumu terdiam, ia tidak bisa mencerna apapun. perlahan air matanya menetes. tidak ada isakan hanya saja air matanya mengalir di sudut matanya.

hanya suara tangisan Sang ibu yang mengisi ruangan disana.








.






.

.






"Atsumu ingin makan apa?"

"emmm... dango?"

"oke, kaa-san akan meminta tou-san untuk membelikan." katanya. "ada lagi?"

"emm... yogurt dan apapun yang manis. aku ingin makan manis manis."

"oke siap tuan muda-"

Atsumu ikut tertawa ketika ibu tertawa, ia sangat senang ibunya tidak lagi menangis.

"ibu akan ke toilet sebentar ya-"

"iya."















"Osamu-" panggil Atsumu. "Aku tau kau sudah bangun" Lanjutnya.

pria itu menyibak selambu putih yang menjadi batas antar ranjang pasien.

"bagaimana keadaanmu?" tanya Atsumu.

Osamu tidak menjawab, ia bangun dari tidurnya dan berjalan menghampiri Atsumu yang bersandar. kamudian ia menelungkupkan dirinya di pinggang Atsumu. memeluknya erat. ia meringis sakit ketika jahitan di bahunya terkena.

Atsumu hanya bisa mengusap kepala Osamu lembut.

"Maafkan aku-maaf-"

"bukan salahmu-"

"ini salahku, aku salah tidak mendengarkan mu. maafkan aku-"

"tidak Osamu, ini bukan salahmu-"

"ini sa-

"dengar aku dulu-" Osamu menutup mulutnya.

"Kimura Masaki, satu tahun lalu aku tidak sengaja memergoki nya bertransaksi obat terlarang di gang Dotonburi. Dia melihatku saat itu, mau tidak mau aku harus melaporkan nya ke kantor polisi terdekat.

ternyata dia adalah buronan polisi selama 6 bulan terakhir, dan akhirnya dia ditangkap saat itu juga. namun ia berhasil kabur dari penjara, aku tidak tau bagaimana dia melakukannya.

Kimura sudah tau wajahku tapi tidak dengan namaku, mungkin ia mencari tau dan akhirnya menemukanmu-namun ia salah sasaran.

jadi ini salahku, maaf melibatkanmu dengan semua ini."

"Bodoh-hiks Bodoh-Atsumu bodoh! bagaimana kau bisa berkata seperti itu! akulah yang menyebabkan menjadi seperti ini-kau kehilangan impianmu karna aku-!

"tapi hasilnya kau baik-baik saja, tidak apa. aku senang melihatmu masih disini-"

Osamu kembali terisak di dalam pelukan Atsumu.

Sang ibu berdiri disana juga ikut menangis terharu.

.

.

.

.

Tiga bulan kemudian

"Tou-san dan Kaa-san akan pulang besok, aku harus membuat makanan hari ini juga huh?"

"buat saja mie instan, aku tidak masalah-"

"Stop! kau dalam masa penyembuhan, harus makan bergizi-aku akan membeli bahan makanan dulu kau tunggu disini dan jangan kemana-mana"

"aku mengerti."

"kunci pintu nya dari dalam-"

"iyaa-cepat pergi, aku sudah lapar."

Atsumu sudah dua bulan ini berjalan memakai tongkat untuk menopang tubuhnya. pertama kali ia masih duduk di kursi roda tapi sekarang tongkat sudah bisa membantunya berjalan.

Atsumu memilih untuk duduk di depan teras, ia ingin menghirup udara segar malam hari. menatap bintang dan barang kali ada ufo yang datang.

Atsumu memajamkan matanya melihat gadis cantik bergaun merah berlari kearahnya. wow wow ada apa ini.

gadis itu membuka pagar dan berhenti di hadapannya dengan nafas tersenggal, wajahnya tertutupi oleh masker dan rambut panjangnya yang berantakan.

"nona-kenapa kau berlarian malam malam." tanya Atsumu.

"tolong sembunyikan aku-" katanya.

"apa??"

"dimana saja, tolong sembunyikan aku-"

"aku-"

"nyawaku sedang di incar, tolong. akan kuberikan apapun untuk imbalannya."

Atsumu berpikir cepat. Seorang gadis bergaun merah berlarian karena nyawanya sedang di incar oleh seseorang. begitu kan?

kalau begitu ia akan menjadi pangeran untuk gadis ini.

"oke, tidak perlu imbalan, aku bisa membantumu" kata Atsumu. "kau masuk kedalam, naik di lantai dua dan geser lemari kayu yang ada di ujung. kau akan menemukan sebuah ruangan kecil. jangan lupa untuk menggeser kembali. disana dia tidak akan menemukanmu-" jelas Atsumu.

"-aku tidak bisa mengantarmu, kau lihat aku berjalan dengan tongkat-" lanjut Atsumu

"terimakasih-"

Gadis itu langsung berlari kedalam dan menutup pintunya. Atsumu berharap ia bisa menemukan tempat rahasia keluarga Miya. Atsumu tertawa dalam hati.

satu menit kemudian segerombolan pria datang dari arah yang sama dengan gadis itu muncul.

Atsumu meneguk ludahnya. saatnya peran dia tiba.

"kau yang disana!"

"ya?"

"apa kau melihat gadis bergaun merah lewat sini?"

Atsumu berpura-pura berfikir. "kurasa dia berlari kencang kearah sana-"

"oke-awas jika kau sampai berbohong, kupatahkan kakimu-"

"ya."

fiuhh-apa sudah cukup begini saja? jantung Atsumu hampir copot. ia tidak mau lagi berurusan dengan bandit.

ia akan masuk kembali kerumah dan menemui gadis cantik itu.

"tunggu sebentar-"

upss-

pria dan gerombolan nya kembali

"apa lagi?" tanya Atsumu. ia mencengkram erat tongkatnya.

"kenapa pagarmu terbuka sedangkan pintu rumahmu tertutup?"

"saudaraku baru saja keluar dan lupa menutup nya-" Jawab Atsumu.

Pria itu menatap tajam Atsumu, mungkin mencoba mencari tau sesuatu lewat matanya atau apa pun itu.

"demi kepentingan bersama, aku akan menggeledah rumahmu-"

"a-apa? tunggu, kau tak bisa seenaknya. orang tuaku akan marah jika mengetahui ini."

"orang tuamu tidak akan tau jika kau tidak buka mulut-kalian cari dia disemua sudut ruangan."

"hei-jangan! berhenti!"

Atsumu yang ingin mencegah didorong oleh pria pirang itu. "diam saja disini, aku hanya perlu menemukan nya dan pergi. aku tidak akan mengambil barang apapun." katanya. "barang-barang dirumahmu tidak ada apa-apanya dibanding harga nyawa anak itu-HAHAHA!

Sial-sebenarnya siapa gadis itu-

"tidak ada siapapun bos, tapi aku menemukan banyak kaleng teh hijau di lemari es." pria 1

"bodoh! cari yang benar!"

"tidak ada bos!" pria 2

"kosong!" pria 3

"bos, ada bercak darah disini!" pria 4

apa?!

"oh oh mari kita lihat darah siapa itu-"

"tentu saja itu dari darahku! kau tidak lihat aku terluka?!" Atsumu.

"kau memang terluka tapi tidak ada darah yang merembes di sana-"

"aku baru saja menggantinya. itu seb-

"jangan mencoba membohongi ku-

"aku tidak berbohong!"

Kesal, Atsumu diseret masuk kedalam rumahnya oleh pria itu dengan kasar, meninggalkan tongkatnya disana.

AWW!! Atsumu didorong keras duduk di kursi meja makan.

"apa yang kau lakukan?!" sentak Atsumu.

pria pirang itu mengambil pisau di dapur dan memainkannya.

"aku bertanya sekali lagi padamu, apakah kau melihat gadis bergaun merah atau tidak?"

"aku melihatnya berlari kearah sana-bukankah sudah aku jawab!."

"kau keras kepala sekali-kalau begitu, aku ganti pertanyaan nya. apa kau menyembunyikan gadis itu disini atau tidak?"

"aku tidak menyembunyikan nya! bukankah kau lihat sendiri dirumah ini tidak ada siapapun selain kita?"

"cihh-woy! apa kalian sudah mencari nya dengan benar?!"

"sudah bos! dilantai dua juga kosong-"

"sial!! kemana perginya anak itu!" umpat pria pirang itu geram.

"baiklah-baiklah, kita akan pergi tapi sebelum itu- SETTT!!- pisau ditangan pria itu berjalan pelan kearah pipi Atsumu, yang menyebabkan goresan darah keluar dari pipinya.

Shit! Atsumu mengumpat dalam hati.

"aku memberikan mu kenangan-AHAHAHAH!! Ayo kita pergi!"








"SIALAN!! apa apaan pria itu, kenapa harus wajah tampan ku yang dia lukai! BANGSAT!" umpat Atsumu sambil berjalan tertatih berpegangan dengan dinding menuju pintu, ia harus memastikan mereka sudah tidak ada disekitar nya.

setelah dianggap aman, ia kembali ke tempat semula.

"Nona-kau sudah bisa keluar dari sana-" teriak Atsumu.

GLODAKK!!



"oh, hai-" sapa Atsumu. ngomong-ngomong gadis ini sangat menawan jika dilihat dari bawah sini.

"maaf soal pipimu-" ucapnya lirih.

"tidak masalah, hanya luka ringan-dari pada itu, apa kau terluka di suatu tempat?"

"tanganku tergores ketika aku terjatuh-"

"oh gawat, sebentar aku akan ambilkan kotak p3k-"

"tidak perlu-"

"ini perlu, tunggu sebentar-"













"terimakasih-"

"sama-sama, sudah tugas pangeran untuk melindungi sang putri-"

"apa?"

"hahaha-tidak, tidak. lupakan saja-"

". . ."

"apa kau haus?"

"boleh aku meminjam ponsel mu? aku harus menghubungi seseorang."

"tentu, ini-"

Atsumu menyerahkan ponsel nya. dan gadis itu menjauh. well, harus ada privasi untuk manusia bukan?



"terimakasih-"

Atsumu tersenyum dan mengangguk. "minumlah, kau pasti syok dengan semuanya-" Kata Atsumu sambil memberikan teh hijau padanya.

"mulai saat ini aku harus terbiasa-"

"wow, apa kau anak seorang yakuza atau apa?"

"bukan-"

"oh ya, tentu saja bukan."

"siapa namamu?"

"Sa-

TOK! TOK! TOK!

"itu pasti mereka, terimakasih untuk bantuannya tadi. jika tidak ada kau, aku akan mati tadi-"

"tidak masalah nona-lain kali jangan berjalan sendirian ya, jaga dirimu baik-baik."

gadis itu hanya mengangguk "aku akan mengirimkan banyak hadiah untuk balas budi, kau suka apa?"

"hei tidak perlu-"

"kau suka apa?"

"emm emm aku suka semua makanan."

"baiklah-"

TOK! TOK! TOK!

"aku harus cepat keluar sebelum mereka menghancurkan pintu mu-permisi. sekali lagi terimakasih."

gadis itu berjalan cepat meninggalkan Atsumu.

"o-oh yaa.. hei namaku Atsumu! semoga kita bisa bertemu kembali SAKURA-CHAN!"








SA-SAKURA?!













Sepeninggal gadis itu, Atsumu bernafas lega karna semuanya sudah selesai. sekarang ia harus membereskan semuanya sebelum Osamu pulang.

"aku pulang-"

gawat

"Tsumu, kau dimana?"

"disini-"

"A-apa yang terjadi dengan pipimu!"

Osamu berteriak kencang hingga Atsumu harus menutup telinga.








.

.

.

"Selamat datang Tuan muda-ini pakaiannya dan disinfektan nya"

"Itsuki-kau cari tau semuanya tentang keluarga ini, terutama yang bernama Atsumu. berikan datanya besok pagi."

"baik tuan"

"dan satu lagi, berikan banyak makanan apapun yang menurut mu enak, lalu berikan kepada keluarga itu setiap satu minggu sekali."

"baik tuan-"

"itu saja."

"-tuan, maaf untuk tadi, aku ceroboh-"

"jangan dipikirkan lagi, jika bukan karna pria yang tinggal di rumah itu aku akan mati, dan tentunya kau selanjutnya"

"maaf tuan-"

"aku dalam mood yang baik jadi jangan menganggu dan jalankan mobilnya."

"baik, Sakusa-sama"



















bonus

"Atsumu, kaa-san mulai takut, kenapa ada makanan enak yang datang setiap minggu-"

"ahh itu karna putramu yang tampan ini sudah melindungi tuan putri kaa-san."

"jangan mengelantur-"

"hei, aku serius. dia memakai gaun merah yang sangat cantik. oh hatiku sudah tercuri olehnya-"

Osamu melemparkan kacang pada Atsumu yang berkhayal.

"lebay-"

"aku serius!"

"biarkan saja Osamu, Atsumu juga bisa bahagia dengan gadis khayalannya-" kata sang Ayah.

"kenapa tidak ada yang percaya padaku! namanya Sakura-chan!"

"ya yaa aku percaya padamu. tolong diamlah aku tidak bisa mendengar suara dari televisi-"

"Osamuuu kau menyebalkaannn!-"















24.08.21

Terimakasih sudah baca sampai akhir. *sungkem
maaf menunggu lama hanya untuk flashback huhuhu

semoga enjoy bacanya ya..
maaf kalo gada feel *sungkemlagi

untuk part 13 akan dipost secepat yang aku bisa ^^

sampai jumpa kembali yayyy

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

219K 19.8K 33
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
65.2K 3.3K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
300K 23.4K 101
Kita temenan karena tetanggaan juga, gue kenal dia udah dari dia masih dalem perut bundanya
46.3K 4.4K 28
° WELLCOME TO OUR NEW STORYBOOK! ° • Brothership • Friendship • Family Life • Warning! Sorry for typo & H...