Spin 1

6K 569 88
                                    

Spin
Syfaaxx
Haikyuu © Haruichi Furudate

Warning! OOC! TYPO!

Hari sudah malam. Tapi Osamu belum juga pulang kerumah. Entah kenapa Atsumu merasakan nyeri di dadanya. Tidak biasanya. Apa terjadi sesuatu dengan Osamu?

Satu jam kemudian, pintu kamar terbuka dengan pelan. Ternyata perkiraan Atsumu benar, telah terjadi sesuatu dengan Osamu.

Osamu berdiri dengan menundukkan wajahnya, penampilan nya berantakan. Tidak seperti saat dia berangkat tadi.

Atsumu menghampiri lalu bertanya. "Hei, apa yang terjadi?"

Osamu tidak menjawab, ia malah menabrakkan dirinya pada Atsumu dan memeluknya. Atsumu bingung namun kemudian membalas pelukan Osamu.

Tangan kanan Atsumu terulur membelai pelan kepala Osamu berusaha menenangkannya.

Tapi Osamu malah menangis, Atsumu semakin kebingungan.
"Ssss...tenang Samu"
Osamu mengeratkan pelukan dan menangis kencang.

Atsumu diam diam bersumpah akan membuat orang yang membuat adiknya menangis merasakan akibatnya.

Setelah beberapa menit kemudian, Osamu mulai tenang, dia duduk kursi meja belajar mereka sedangkan Atsumu berada di bawahnya sambil memegang tangan Osamu.

"Sudah tenang?" Osamu mengangguk. Atsumu berdiri dan mengusap kepala saudaranya pelan.
Ia mengambil gelas berisi air dan memberikan nya pada Osamu.

"Ingin bercerita sekarang?"
Osamu diam, ini yang dia suka pada Atsumu. Dia tidak pernah memaksanya untuk segera bercerita tentang hal yang ia sendiri belum siap untuk mengungkap nya.

"Ingin tidur? Ini sudah malam".
Osamu mendongak kearah Atsumu yang menatapnya dengan khawatir.

"A-."
Belum sempat Osamu menjawab, ponselnya berdering dan membuatnya sedikit kaget.

Osamu hanya menatap benda itu tidak berniat untuk mengangkatnya, pandangannya kosong melihat nama yang tertera di panggilan ponsel nya. Atsumu masih bersabar tidak bertanya apapun yang membuat Osamu tidak nyaman.

"Tolong bawa ponsel ku untuk saat ini".
Osamu menyerahkan ponselnya pada Atsumu.

"Tentu, kau ingin aku mengangkatnya?"

"Tidak."

"Baiklah-sekarang tidurlah." Osamu mengangguk.

Belum sempat ia menaiki tangga ponsel Osamu kembali berdering. Osamu menengok ke arah Atsumu yang tersenyum.
"Aku tidak akan mengangkat nya".

30 menit kemudian, ponsel atsumu berdering. Ia menghela nafas dan mengangkat teleponnya. Itu dari orang yang sama.

"Ada apa?" Tanya Atsumu, sebelum nya ia telah keluar dari kamar.

"Biarkan aku berbicara dengan Osamu, tolong. Sebentar saja". Suara orang itu terdengar putus asa.

"Tidak Suna, Osamu tidak mau berbicara".

"Mendengar mu santai seperti ini, aku yakin Osamu belum bercerita apa apa".

Atsumu menyeritkan kening.

"Memang belum, memangnya apa yang terjadi?"

"Keluarlah, aku di depan."

"Apa!?" Atsumu berteriak kecil sambil berlari. Dan ia menemukan Suna melambaikan tangan kearahnya. Mau tak mau ia harus menemui Suna.

"Kau pikir ini pukul berapa hah?!" Marah Atsumu setelah ia berhasil membuka pintu gerbang rumahnya .

"Mau bagaimana lagi, Osamu tidak mau mengangkat telepon dari ku".

Suna yang biasanya tampan, kini terlihat berbeda. Rambutnya acak acakan, bajunya lusuh. Wajahnya sangat mengerikan, sama seperti Osamu tadi.

"Apa yang terjadi, dia menangis setibanya dirumah"

Suna kaget dan mengusap wajahnya kasar. "Sialan". Umpatnya. Ia merasa sangat bersalah. Hatinya terasa sakit mendengar jika Osamu menangis.

Suna tidak berani menatap Atsumu, ia yakin Atsumu akan memukulnya jika ia mengatakan yang sebenarnya. Tapi ia harus menanggung konsekuensinya.

Suna menyenderkan badannya ke mobil abu-abu miliknya, menarik nafas panjang dan menatap mata kembaran kekasihnya sebelum berbicara.

"aku berciuman dengan mantanku, dan Osamu melihatnya tap-"

BUAAGHH-

Benar kan? Belum sempat Suna menjelaskan keadaannya ia sudah mendapat bogem mentah Atsumu yang kepalang marah.

Suna tersungkur ke aspal. Belum sempat ia mengambil nafas, Atsumu sudah berada di depannya dengan tangan kanannya yang terkepal siap melemparkan pukulan lagi.

BUAAGGH-

Satu kepalan keras melayang di wajah tampan Suna lagi, ia meringis kesakitan tapi dia tidak membantah maupun membalasnya. Ini bahkan tidak setimpal dengan apa yang sudah ia perbuat.

Setetes darah keluar di sudut bibirnya, ia hanya mengusapnya kasar.

Disisi lain Atsumu terlihat sangat marah, terlihat dari sorot matanya yang tajam kearahnya tidak seperti yang biasa Suna lihat.

"Berdiri, aku ingin kau pergi sekarang". Suara rendah Atsumu terdengar.

"Ats-

"Pergi sekarang, aku tidak ingin melihat Osamu manangis lagi ketika besok melihatmu, karna aku tidak bisa membiarkanmu pulang hanya dengan dua pukulan".

"Baiklah, maafkan aku. Aku akan jelaskan semuanya besok".












Tertarik dengan plotnya gak??
Aku terinspirasi dari adegan konflik suatu drama wkwk
Makasih udah baca 🥰🥰 {SendingLove}

-28.11.20-

SpinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang