Alendra

By AngitaRismayanti

5.6K 339 16

Devano Alendra Demiand, Putra Sulung dari Jack Demiand. Alendra adalah orang yang terkenal dengan segala sifa... More

01 || Alendra
02 || Ke gesrekan Alendra
03 || Wow, cewek tuh
04 || Leviana
05 || Ke gaduhan makan malam
06 || Kebiasaan baru
07 || Masih marah, Na?
08 || Baru Pulang? Habis darimana?
09 || Rasa Penasaran
10 || Anak Bantara
11 || Zeta?
12 || Pacaran itu enak nggak?
13 || Pagi Yang Sial
14 || Jomlo? Sorry ya
16 || Sudah Joshua duga
17 || HALU!!
18 || Aaa So Sweet
19 || Baku Hantam lah kita
20 || Tawuran Lagi ?
21 || Gue Join, Al
22 || Gue, Devano Alendra Demiand
23 || Gue bisa apa, Na?
24 || Ketemu kakak ipar
25 || Pasar Malam
26 || Makin halu aja lo
27 || Kemarahan Alendra
28 || Anyelir
29 || Pertengkaran
30 || Permintaan Maaf
31 || Empress Of Dirgoun
32 || Aksa!
33 || 300 ribu doang
34 || Grogi?
35 || Gombal Sayang
36 || Bercanda, Dev
37 || Gawat
38 || Good
39 || Pengungkapan Rasa
40 || I Love You, Na!
41 || Kenalin, Pacar aku
42 || Kucing Garang?
43 || Go Publik
44 || Ide Gila
45 || Big Baby
46 || Bipolar
47 || Mode Sultan
48 || Rasa Kecewa
49 || Happy Birthday Bos!
50 || Ide Lo boleh juga
51 || Adek Bayi?
52 || Serangan tak terduga
53 || Singa Dirgoun
54 || Penyerangan Balik
55 || Pengkhianat
56 || First Kiss
57 || Singapura
58 || Balik Indonesia
59 || Mencari Informasi
60 || Terbongkarnya Rahasia Pengkhianatan
61 || Ke Kecewaan
62 || Penenang
63 || Wejangan Jack
64 || Cemburu kah?
65 || Sakit
66 || Mencoba untuk menerima
67 || Rasa takut akan kehilangan
68 || Mimpi Buruk

15 || Lawan Kata

64 6 1
By AngitaRismayanti

“Ha…Hai om.” Sapa Alendra melambaikan tangan kanannya kikuk.

Pria berbaju hitam itu menaikan satu alisnya keatas menatap Alendra heran serta merasa asing dengan bocah lelaki seumuran Leviana itu.

“Nyari siapa?” tanyanya galak.

“Nya… nyari calon istri om.”

“Apa?!”

“Leviana om, maksud saya nyari Leviana adakan?” tanya Alendra meralat ucapannya.

“Oh, nyari Leviana ada tuh. Mau ngapain kamu nyari Leviana?” tanya pria itu menyandarkan tubuhnya di samping pintu dengan kedua tangan terlipat didepan dada angkuh.

“Tapi saya bawa martabak telur loh, om,” ujar Alendra lugu menunjukkan plastic putih berisikan martabak telur.

“Saya terima.” Sambarnya merampas plastik ditangan Alendra “Silahkan masuk.”

“Saya duluan om,” ujar Alendra so sopan.

“Ya, saya mau pulang ngapain juga masuk lagi.”

Alendra langsung cengo “Om, kok pulang? Memang nya om ini siapanya Leviana?”

“Kok kamu kepo seperti dora ya? Sudah, sana katanya mau ketemu Leviana. Makasih martabaknya lumayan gratis,” ujar Pria tersebut seraya berlalu dari hadapan Alendra dengan wajah penuh binar.

“Tapi om, itu martabaknya kan bua_”

“Apa?!” gertaknya.

Alendra menggeleng kuat lalu membiarkan pria dewasa itu pergi. Alendra menatap pria itu dengan ekspresi wajah datarnya. Martabak yang seharusnya untuk Papah Leviana malah Alendra berikan kepada pria asing itu. Alendra mulai khawatir, bagaimana jika nanti ia diusir kasar oleh Papahnya Leviana karena tidak membawa martabak?

“Loh, Devano. Tante pikir tadi suara siapa yang berisik, ternyata kamu.” Zeta Nampak sedikit terkejut dengan teman putrinya itu yang kemarin datang kerumah dengan wajah babak belur sekarang nambah babak belur.

Alendra menyengir lebar, dengan sopannya ia meraih tangan Zeta kemudian ia cium mesra. “Assalamualaikum calon mertua.”

Zeta terkekeh kecil “Waalaikumsalam calon menantu.” Balas Zeta berkelakar.

“Gini calon mertua, Lendra mau ketemu Leviana. Leviananya ada kan?” tanya Alendra.

“Ada kok. Lagi sama papah nya tuh, ayo masuk.” Ajak Zeta.

“Tan, tadi kan Lendra kesini bawa martabak telur. Tapi, di bawa sama om-om yang pake baju hitam tadi. Emangnya dia siapa ya, Tan?”

“Itu Alfakhri adiknya papah Leviana, seriusan di bawa dia? Maafin ya, dia emang gitu. Suka usil sama orang.” Terang Zeta.

“Oh adiknya papah Leviana, gapapa Tan. Tapi kan itu sebenarnya martabak buat calon papah mertua.” Alendra menggaruk belakang lehernya salah tingkah.

Zeta menggelengkan kepalanya lirih. Alfakhri memang kebiasaan sekali suka menjahili orang yang datang kerumah. Adik Joshua itu suka tida sadar umur, padahal sudah punya tiga anak kembar dewasa tetap saja tingkah usilnya tidak pernah hilang.

“Tenang, Dev. Papahnya Leviana lagi diet, jadi nggak makan begituan.”

Alendra menghembuskan napas lega, syukurlah setidaknya diusir dari rumah Leviana kemungkinan begitu kecil.

Alendra mengikuti Zeta masuk kedalam rumah. Pemandangan pertama yang menyambut kedatangan Alendra adalah Leviana yang sedang bermanja-manja dengan sang papah. Sungguh pemandangan yang indah menurut Alendra.

“Na, ini ada Devano,” ujar Zeta sontak membuat Leviana terbangun dari tidurnya.

Leviana mendelik galak. “Lo, ngapain kesini?!”

“Leviana, nggak boleh gitu.” Tegur Joshua.

“Pah, ini cowok yang aku certain tadi. Dia itu nyebel_”

“Lev, jadi kamu udah certain aku sama Papah kamu? Kok curang sih, aku aja kan belum cerita ke Mamah Papah aku.” Rajuk Alendra.

Leviana bergidik geli. Sumpah demi apapun ekspresi Alendra membuat Leviana ingin menampol wajahnya menggunakan sandal refleksi milik Papahnya.

“Lo pulang sana!” usir Leviana.

“Selamat malam om.” Alendra tak memperdulikan Leviana yang menyuruhnya pulang, ia malah mendekat kearah Joshua lalu mencium punggung tangan Joshua sopan. “Calon pacar Leviana, om. Tolong kasih restu ya, kalau enggak juga saya tetep maksa sih.”

Joshua tertawa lucu, ditepuknya punggung Alendra beberapa kali karena merasa geli dengan anak lelaki didepannya ini.

“Isss, Dev. Lo apa-apaan sih, sana pulang! Gue nggak mau liat lo!”

“Lev, lo kok tega? Gue aja belum duduk, tenggorokan gue kering nih. Belum lagi, kalau gue pulang begitu aja kasian bensin motor gue dong terbuang percuma, Lev.”

Leviana melipat tangannya didepan dada “Gue nggak peduli sama sekali wahai Devano Alendra.”

“Leviana, sayang nggak boleh gitu dong.” “Kamu mau ngobrol sama Ana dulu silahkan, tapi setelah ini om bakalan ajak kamu main catur. Bisa kan kamu main catur?” tanya Joshua menantang.

“Catur om? Ya elah itu mah kecil.” Balas Alendra sombong “Aku kan sering main monopoly dan ular tangga bareng Papah di rumah.”

“Hubungannya monopoly, ular tangga sama catur apa ya?” heran Zeta.

Alendra cengengesan tidak jelas. “Belum ada sih, Tan. Tapi, nanti keluarga aku sama keluarga tante baru ada hubungannya,” ujar Alendra ngawur.

“Bisa aja nih bocah modusnya.” Joshua tergelak dengan ucapan Alendra. “Udah ya, kalian ngobrol dulu aja. Mamah sama Papah mau ke kamar dulu, Ana jangan galak-galak ya sama Devano nya.” Peringat Joshua mencubit gemas pipi putrinya
.
“Pah.” Rengek Leviana.

“Ayo sayang.” Ajak Joshua merangkul bahu Zeta membawanya menjauh dari Leviana dan Alendra.

Leviana menggerutu pelan, matanya menatap tajam Alendra yang duduk diseberang sofa tengah cengar-cengir tidak jelas.

“Na, malam ini kamu cantik deh,” ujar Alendra bergombal.

“Nggak usah ngomong so aku kamu lah, geli gue dengernya.”

“Padahalkan biar romantic loh, Lev. Gue ini sedang berusaha banget biar bisa jadi pacar ideal buat lo, jadi gue mohon hargai dikit ya cantik.”
Leviana bergidik geli “Halu banget hidup lo. Mana mungkin lo jadi pacar idela, kelakuan lo aja udah freak banget.”

“Jangan pernah nilai orang lain dari luarnya aja, Lev. Terkadang orang yang menyebalkan adalah orang yang sangat bisa membuatmu rindu. Contoh nya Mas Al ini, “ ujar Alendra dengan pedenya seraya berpose imut.

“Nggak usah so imut, muka lo kek anak babi aja bangga.”

“Astagfirullah, Lev. Mulutnya pedes bener, jadi pengen nyium deh.”

“Apaan sih, Dev. Nggak jelas banget.”

Alendra berdecak keras, Leviana susah sekali diluluhkan. Menggombal sudah, berusaha lucu juga sudah. Masa iya Alendra dikatai seperti anak babi? Yang benar saja.

“Lev, mau nggak kasih gue kesempatan buat deketin lo?” tanya Alendra serius.

“Nggak.”

“Kasih gue waktu dong, Lev. 1 bulan aja kok. Kalau emang selama 1 bulan itu lo nggak ada rasa sama gue, oke gue nggak bakalan ganggu lo lagi,” ujar Alendra penuh memohon.

Leviana diam, kenapa Alendra begitu ingin sekali mendekatinya? Padahal ia sudah terang-terangan menunjukkan rasa tidak Sukanya pada Alendra. Leviana bukannya takut akan jatuh cinta pada Alendra, hanya saja Leviana tidak ingin berdekatan dengan cowok yang masih satu jenis dengan Jovian.

Hilang Jovian, kini datang Alendra. Rasanya Leviana ingin pindah ke planet saja biar bisa jauh dari sekumpulan cowok seperti Jovian dan Alendra.

“Satu bulan aja kok, Lev.” Mohon Alendra penuh memelas.

“Gue nggak mau, Devano!” tolak Leviana penuh penekanan.

“Lev. Gue, Devano Alendra Demiand adalah seseorang yang seharusnya lo hadapi dan bukan lo hindari,” ucap Alendra, Leviana lantas tertegun.

“Semakin lo menghindari gue, semakin gue ingin mencari. Semakin lo ingin menghilang dari pandangan gue, semakin ingin juga gue menemukan lo. Semakin lo menolak gue, semakin gencar juga gue mengejar lo. Begitulah cara kerja dari kamus Bahasa tentang lawan kata.” Ucap Alendra dengan tatapannya yang tak lepas dari wajah Leviana.

Leviana menghela napas lemah “Lo bisa janjiin apa sama gue selama satu bulan lo deketin gue?”

Alendra tersenyum sumringah mendengar perkataan Leviana, lampu hijau langsung menyala didalam otaknya.”Tenang, Leviana. Gue nggak bakalan cium lo, gua juga bakalan rajin antar jemput lo, dan gue juga nggak bakalan genit lagi Ketika di sekolah.”

“Pliss deh, Dev. Lo pikir apaan kaya gitu,” dengus Leviana jengah.

Alendra tersenyum kikuk “Salah ya?” “Terus gue harus gimana, Lev? Sorry soalnya ini kali pertama gue dekat dengan cewek manapun.”

“Hah? Seriusan?!” pekik Leviana tak percaya.

“Ssst, Lev. Jangan tanya gitu dong, gue kan jadi malu tau.”

Leviana berdeham singkat menahan dirinya untuk tidak menertawai Alendra, Leviana hanya sedikit merasa geli dibalik sikap berani Alendra ternyata cowok itu begitu amatir dalam cara mendekati cewek.

“Ok, gue kasih lo kesempatan.”

“Yes ma_”

“Tapi ada satu syarat.” Leviana menunjuk Alendra dengan mata memicing.

“Kok gi_”

“Mau apa nggak nih?!”

“Iya, mau syarat nya apa?” tanya Alendra tak sabaran.

“Lo nggak perlu antar jemput gue ke sekolah.”

“Tap_”

“Tunggu gue di depan took eskrim deket sekolah aja kalau mau jemput.” Lanjut Leviana setelah memotong Alendra yang akan complain.

“Nomor dong,” ujar Alendra malu-malu.

Leviana menaikkan satu alisnya “Apa?”

“Nomor hp lo dong, masa iya gue tanya nomor Bh sama Cd lo ya nggak mungkin kan,” ujar Alendra frontal.

“Mulut lo tuh ya beneran minta gue robek! Siniin hp lo!” pinta Leviana tak santai.

“Lo cuman boleh ngehubungi gue Ketika penting aja. Selebihnya kalau lo chat nggak penting bakalan gue blok langsung.” Ancam Leviana seraya mengembalikan ponsel pada Alendra.

Alendra cengengesan tidak jelas, “Gue nggak boleh chat, berarti kalau video call bisa dong ya?”

“NGGAK BEGITU JUGA DEVANO ALENDRA!” teriak Leviana kesal.




Duhh, kak Lendra ini gimana sih? Emang benar-benar bikin orang kesel ya 😂

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 17.7K 28
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
4.2M 319K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
592K 28K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
326K 19.6K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...