NEW LIFE TIANA or FELICIA ✓

By jelaanjela

4.6M 474K 13.6K

Ngakak sampe ngik ngokk!!! Ceritanya hanya sebagai penghibur. Mengandung konsep diluar Nurul dan tak habis pi... More

1. Transmigrasi
2. Awal yang baru
3. Back to home
4. Roti sobek
5. Nebeng
6. Kelakuan Vio
7. Perubahan
8. Bantai pelakor
9. Cewek bar-bar
10. Pendingnya acara tawuran
11. Masalah penyerangan
12. Zelzon dan Feli
13. Meet Zelzon's core
14. Siapa??
15. Bertemu lagi
16. Kenzo vs Alva
17. Murid baru
18. Siapa lagi??
19. Penyerangan
20. Bertemu
21. Defran
Lucx
Masalah Doni
Pembatalan pertunangan
Kabur
Di culik om-om
Surat
Pantai
Sahabat Kecil
Menceritakan
Pantai 2
Aunty
Zen
Rumah sakit
Dua raga yang tertukar
Rencana
Party
Party 2
Promo
Panti
Aunty Diana
Pertandingan
Bertemu
Masalah?
Beban negara
Bimbang
Ternyata
Suka!
Keluarga
Keluarga 2
Kepergian, Rahasia, dan dendam
Keluarga 3
Diantara Zen & Feli
Perang
Penyelamatan
Dibalik rahasia
Anton mundur
Feli/Vio
Menjenguk
Perang besar
Akhir
Kembali
TIANA or FELICIA
TOKOH
SP
Berpisah
Lima tahun kemudian
Kejutan
Kenzo & ?
Mereka kembali
ALL GENG
Nikah?
Bertemu kembali
Ketahuan
Marahnya Zen
The Boss
Rencana & Penculikan
Nikah beneran
Nikahan Kenzo & Vio
Ngidam?
Keluarga baru
Hamil!
Baby twins
Kelahiran sang twins
EXTRA PART
EXTRA PART 2
Extra part 3
SELESAI
BACA JUGA!!
Join gc

Membuat sadar

33.2K 3.8K 42
By jelaanjela

||~~~~~🦋 TRANSMIGRASI🦋~~~~~||

Beberapa menit berdiri dilapangan, Vio dkk kini berada dikantin, mereka menghilangkan penat sejenak disana, Vio meneguk air mineral didalam botol.

"Hoshh panas," Delia mengibaskan tangannya diwajahnya.

Brukk...

Vio dkk terlonjak kaget ketika secara tiba-tiba Denia mengebrak mejanya.

"Apaan si lo," ngegas Kia.

"Heh pasti elo kan yang buat Alva mutusin gue," ucap Denia disertai tatapan tajam.

"Dih, penting amat," celetuk Vio, ia masih terlihat santai, tapi sebenarnya ia sedikit terkejut pasalnya bukankah Alva sangat menempel dengan gadis gila ini, lantas mengapa Alva memutuskan hubungan mereka.

"Gara-gara lo Alva mutusin gue, PUAS LO PUAS," teriakan Denia membuat sebagian murid menatap mereka.

Vio meletakan Aqua botol yang dipengangnya, ia kemudian berdiri.

"Khehehe, of course, I'm very satisfied," kekeh Vio, ia menghadap kearah Denia dengan wajah menantang.

"You bitch," geram Denia, saat akan menampar wajah Vio, sebuah suara menghentikannya.

"DENIA," teriakan itu berasal dari Putra, ia berjalan cepat kearah mereka.

"Lo nggak bisa berubah yah," geramnya.

Denia menurunkan tangannya, ia menatap tajam kearah Putra. "Lo bilang gue? Gue kenapa hah? Lo salahin dia, karna dia Alva jadi mutusin gue," ucap Denia tak terima, ia menunjuk kearah Vio.

"Woaahh sante bro, nggak usah nunjuk-nunjuk," Vio menghempaskan tangan Denia.

"Lo ngaca dong, lo itu perebut, perubut tunangan orang, apa lo nggak malu udah ngerebut tunangan orang, trus hidup seperti nggak ada beban? Hey yang harusnya tersakiti disini adalah Vio bukan elo, apa orang tua lo nggak malu punya anak kayak Lo Hem, gue dari awal nggak suka Lo sama Alva, Alva itu udah di goblogkin ama lo, dan gue sekarang bersyukur dia udah mutusin hubungan dengan elo, oh ya dan gara-gara lo Alva pindah ke Milan," perkataan telak Putra membuat mereka terkejut, Alva pindah ke milan? Berarti ia tak akan akan kembali lagi di sekolah ini, sementara Denia merasa malu, shit apa Putra mencoba mengingatkan kembali kelakuannya dulu.

"Coba sadar Nia, lo cantik, lo nggak seharusnya ngerusak kebahagiaan mereka, lo terlalu mementingkan diri lo sendiri, tanpa menyadari lo sendiri yang nyakitin orang lain, lo bisa dapetin cowok yang lebih dari Alva, tapi beras udah jadi bubur, nggak bisa lagi balikin apa yang ada, lo tobat," sahut Josua yang berada dibelakang Denia.

Denia sendiri sekarang ingin menangis, apa ini semua salahnya, ia hanya mencintai Alva, apa ia salah, matanya mulai berkaca-kaca.

"Hiks... Tapi gue cinta sama Alva, apa gue salah," Denia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ia menangis.

"Cinta nggak pernah salah, tapi orangnya yang salah, cara lo ngerebut Alva salah, semuanya salah, seharusnya lo nggak bangga dengan ini," ujar Vio.

Denia mendongak menatap Vio dengan air mata yang membasahi pipinya. "Hiks, g... Gue minta maaf, gue minta maaf," lagi dan lagi Denia menangis menyesali semuanya, setelah apa yang terjadi ia baru menyesalinya?

"Emang bener ya penyesalan selalu tinggal dibelakang," kata Erwin, perasaan mereka sekarang campur aduk.

Vio mendekat kearah Denia dan tiba-tiba memeluknya. "nggak ada yang perlu disesali lagi, semua sudah terjadi, gue udah maafin lo, sebelum lo minta maaf ke gue, gue harap lo berubah," bukannya diam Denia malah menangis kencang.

"Huwaaaa gue goblog, maafin gue hiks," Vio mengusap punggung Denia, dan melerai pelukannya.

"Gue janji, gue bakalan berubah."

"Put, Alva kapan berangkat?" Tanya Vio.

"Dia udah berangkat subuh tadi."

"Yahh, padahal gue belum ngucapin salam perpisahan," semua menyinggungkan senyuman.

Kring.... Kring....

Bel masuk terdengar, sebagian murid berjalan keluar kantin, sebagiannya lagi masih memandangi mereka.

"Udah masuk, ayok," mereka semua akhirnya keluar dari kantin dan berjalan menuju kelas masing-masing.

~~==🦋🦋==~~


Hari ini SMA SATURNUS dipulangkan lebih cepat dari biasanya karena ada rapat, jika mereka dipulangkan jam 15.00, maka hari ini mereka pulang pukul 13. 00, Vio sendiri sedang berada diperjalanan, ia melajukan mobil Defran, menuju markas.

Dimarkas sendiri sebagian orang sudah pulang, hanya tinggal inti Zelzon, Alterio(Defran), Xion(Zaki), Geltron(Kenzo).

"Oaaaaaa," sendawa Januar, ia mengelus perutnya.

"Jorok banget si lo," celetuk Jerry.

"Bodo amat," ketusnya, mereka baru saja selesai makan mekdi yang dipesan oleh Defran.

"Mabar yuk," ajak Kevin.

"Oke," mereka kemudian memiringkan ponsel masing-masing dan mulai membuka game ML.

"Ngapain lo pada," suara itu mengalihkan perhatian mereka, disana ada Vio yang sedang berjalan mendekat, mereka kembali menatap kearah layar ponsel.

"Mabar," balas Zen tanpa menatap Vio.

"Kerumah sakit yuk," ajaknya, ia berdiri dihadapan mereka.

"Bentar aja, lagi seru nih," sahut Radit.

"Nggak ada cepetan, kita kerumah sakit," Vio menarik lengan baju Zen dan Defran, karna posisi mereka duduk bersebelahan.

"Haiss, iya... Iya," Zen mematikan ponselnya dan berdiri.

"Kerumah sakit yuk," ajak Zen.

"Lo aja sama Vio noh," kata Ibra, mereka masih asik bermain game.

"Gue ikut."

"Gue juga."

"Mmm gue juga deh." Kini Defran, Kenzo, dan Zaki berdiri, mereka akan ikut kerumah sakit.

"Eh Algan mana?" Tanya Vio, karna ia tak melihat Algan berada disana.

"Lagi dikamar mamanya, gue liat dia bawa makanan tadi," sahut Langga.

"Gue ke atas sebentar," Vio kemudian berjalan menaiki tangga, ia masuk kedalam kamar tempat mama Algan.

Ceklek... Kedua orang yang berada didalam sana menoleh kearah pintu, Vio dengan senyumannya, melangkah mendekat, Algan sendiri sedang menyuapi mamanya.

"Halo Tante," sapa Vio pada mama Algan.

"Ma, dia temen Algan, dia yang bantuin kita semalem kabur dari rumah, dia juga yang bantuin Algan ngebebasin mama," jelas Algan.

Wanita paruh baya itu lantas tersenyum hangat, ia begitu kurus, bahkan kantong matanya sangat terlihat jelas.

"Makasih ya Nak, udah bantuin Algan," ucapnya dengan tulus.

"Iya Bu, ini sudah tugas saya sebagai teman," balas Vio.

"Gan gue keluar dulu."

"Permisi Tante," Vio kemudian berjalan keluar ruangan, ia kembali kelantai bawah.

"Woi, ayok," ucap Vio. Zen, Defran, Kenzo dan Zaki kemudian berjalan mengikuti langkah Vio, mereka akan kerumah sakit hari ini.

||~~~~~~~=====🦋🦋======~~~~~~~||

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 435K 36
"Aneh, kok gue jadi cantik?" ketika gadis yang memiliki IQ yang tinggi, namun bar-bar, tiba-tiba tersesat di tubuh seorang gadis cantik yang bodoh, e...
164K 10.5K 58
Cerita ini hasil dari pemikiran saya sendiri, PLAGIAT DILARANG ❌ MENDEKAT. Typo di mana-mana! **** Gadis SMA yang menjadi korban bully di sekolahnya...
179K 13.2K 23
"GILA! LEPAS!" Anessa memberontak namun cengkeraman itu semakin kencang dan membuat kesadaran Anessa kepada jalanan yang sekarang dia lewati hilang...
920K 26.1K 22
Ini adalah versi revisi!! Hidupku hancur setelah hari itu tiba, kehidupan yang awalnya selalu di landasi dengan keceriaan kini telah hilang ditelan o...