Asmaradahana (Lengkap)

By NengKarisma

101K 8.4K 3.5K

๐Ÿ†Juara I event writing maraton with Shana Publisher ๐Ÿ€ Layaknya impromptu; dibuat atau dilakukan tanpa persi... More

Introduction
00. Prolog
00I. Konkret
002. Dejavu
003. Impulsif
004. Reaktif
005. Amfibi
006. Tacenda
007. Hipotesis
008. Kontradiksi
009. Positif
0010. Impromtu
0011. Predestinasi
0012. Sinkron
0013. Estungkara
0014. Ambiguitas
0015. Defensi Afirmatif
0016. Derana
0017. Bujuk rayu
0018. Mengais Restu
0019. Suka Cita
0020. Jatukrama
0021. Aritmia
0022. Daksinapati
0023. Cakrabuana
0024. Anantara Harsa
0025. Fatamorgana
0026. Lara
0027. Berahi hati
0029. Asmaraloka
0030. Hipoksia
0031. Harsa
0032. Asmaradahana
0033. Renjana
0034. Eunola
000. Epilog
โš ๏ธ Pengumuman Penting โš ๏ธ

0028. Nahas

1.8K 175 22
By NengKarisma

0028. Nahas

Cerita ini diikut sertakan kedalam  Jangan lupa tingggalkan VOTE, KOMEN & FOLLOW AUTHOR. Share juga cerita ini biar semakin banyak yang baca❣️

"Tidak ada yang memalukan dari diri kamu. Lantas, kenapa aku harus menyembunyikanmu dibalik tabir kata malu?"--Arezta Jonh Nathaniel Diantoro

🥀🥀

Jum'at pagi yang cerah dengan hiasan mega putih yang menggumpal di langit. Sang fajar bersinar dengan terang menyinari seluruh alam semesta. Deru super car mewah keluaran tahun 2018 yang sudah seminggu lebih tidak terdengar di parkiran D'A Cooperation, pagi itu kembali terdengar. Kendati baru deru mobilnya yang terdengar, beberapa orang yang sudah familiar dengan suaranya refleks menoleh.

Dari dalam super car mewah tersebut keluar seorang pria rupawan dengan jas formal bernuansa gray. Jambul hitam kesayangannya beberapa kali tertiup angin, bergerak kesana-kemari seirama dengan hembusan angin. Membuat beberapa staf wanita yang kebetulan ada di sana menahan pekikan terpesona. Tidak ada senyum lebar yang tersungging di bibir kissable miliknya. Hanya ada segaris kurva yang membentuk senyum tipis.

Dengan langkah lebar dia meninggalkan area parkiran, setelah memastikan jika kendaraanya dalam keadaan mesin mati dan terkunci. Beberapa staf wanita juga terlihat saling berbisik karena sang laddykiller yang paling terkenal se-antero D'A Cooperation, pagi itu sama sekali tidak mengeluarkan jurus andalannya. Pria itu berjalan lurus tanpa menoleh ataupun menyapa. What happened?

Pagi itu, rupanya Arezta Jonh Nataniel Diantoro telah membuat berhasil hati banyak staf wanita hampa tanpa alasan. Mereka yang biasa hidup dengan rayuan manis dan senyum memikat sang laddykiller, tentu kehilangan semangatnya.

"Hari ini ada jadwal meeting dengan perusahaan kontraktor di daerah Bintaro. Setelah itu ada meeting dengan konsultan RPM Corp di Grand Indonesia. Sebelum jam makan siang, ada jadwal zoom meeting dengan konsultan Inggris."

Pria berjas gray itu menuturkan dengan teliti. Sebelah tangannya bergerak dengan lincah mengoperasikan MacBook iPhone. Sedangkan lawan bicaranya sedang mendengarkan seraya mengelus perut buncit wanita di sampingnya.

"Pukul 20.00 malam nanti ada jadwal dinner dengan perwakilan Century Desain untuk membahas soal kerjasama pembangunan fly over. Setelah itu-"

"Nggak bisa gitu dong!" suara wanita hamil yang sedari tadi duduk anteng di samping pria yang berprofesi sebagai CEO itu agaknya berhasil membuat seluruh etensi teralihkan. "Nanti malam kamu ada janji dinner sama aku, Mas!" imbuhnya.

"Iya," jawab pria berkacamata tersebut. Arafka Davian Evildiantoro namanya. CEO D'A cooperation sekaligus kakak dari pria berjas gray tadi.

"Arez, tolong ubah jadwalnya," titah Afka gamblang.

"Are you kidding me, bang?" manik coklat terang si empunya nama hampir meloncat keluar. "Aku udah ngatur jadwal ini dari kemarin malam, dan Abang seenaknya minta dirubah lagi?"

"Ya. Malam ini kami ada jadwal dinner." Pria berkacamata itu menatap sang adik penuh tanya dari balik frame kacamata.

"Ck."

Arez berdecak sebal sambil beranjak dari tempatnya duduk. "Gak semudah itu merubah jadwal yang sudah di tetapkan. Abang ini CEO. Pemimpin perusahaan ini. Tapi, bukan berarti abang bisa seenaknya begini!"

"Arez, jaga bicaramu." Afka melerai dengan nada datar. Di sampingnya, Aruna--sang istri--terlihat bingung akan lonjakan emosi ekstrim sang adik ipar. Biasanya Arez tidak sensitif seperti ini.

"Aku juga punya istri di rumah sakit, dia sedang hamil dan juga membutuhkan keberadaan ku. Abang jangan seenaknya minta perubahan jadwal," pungkasnya, sebelum beranjak meninggalkan ruangan tersebut.

"Arez!" panggil sang kakak, namun tidak dihiraukan sama sekali oleh si pemilik nama. Yang terdengar hanyalah suara pintu yang ditutup dari luar dengan keras. Menimbulkan suara nyaring yang cukup membuat orang-orang di lantai yang sama terkejut mendengarnya.

"Dih, itu Sekretaris CEO kenapa?" bisik seorang wanita bersurai hitam sepunggung pada temannya. Keduanya kebetulan melihat Arez keluar dari ruangan CEO.

"Mana gue tahu."

"Apa ini soal rumor itu?" celetuk wanita bersurai hitam sepunggung tersebut. Mereka tampak memeluk berkas-berkas keuangan yang menjadi alasan keberadaanya di lantai ini.

"Rumor apaan emang?"

"Katanya nih, sekretaris CEO a.k.a adik bos itu udah nikah diem-diem."

"Ah, bohong lo. Masa laddykiller tercinta kita udah nikah. Diem-diem pula. Potek dong hati fans-nya yang segudang itu."

"Lah, itu katanya, Ling. Lo nggak gak denger rumornya memang?"

Si pemilik nama menggeleng datar. "Nanti gue tanya si Rose deh. Dia, kan, admin lambe turah di perusahaan ini."

"Iya. Good idea tuh."

"Udah ah, turun yuk. Keburu dicariin bos."

Wanita bersurai pendek itu berkata sambil menggandeng lengan lawan bicaranya. Mereka datang ke lantai ini memang untuk mengambil beberapa berkas.

"Jangan lupa tanya ke si Rose, Ling."

"Oke, siap Runaku jelek."

"Ck, maki-maki terus. Glowing gini juga!" ketus wanita bersurai sepunggung tersebut. Disambut dengan tawa lawan bicaranya yang mengiringi kepergian mereka.

Tanpa mereka sadari, objek dari pembicaraan mereka barusan sedang menguping dari balik dinding.

🥀🥀

"Kamu kenapa? Hari ini nggak kayak biasanya."

Pria rupawan yang tengah mengetik di atas keyboard itu mendongkrak seraya menghentikan aktivitasnya sejenak. "Apa?"

"Kamu ada masalah?"

Pria rupawan itu--Arez--menatap wanita hamil di hadapannya lekat. Siapa sangka perubahan mood-nya pagi ini bisa ditangkap dengan mudah oleh wanita tersebut.

"Anyelier sakit?" Tanya wanita hamil itu lirih, sambil duduk dihadapan Arez. "Kenapa nggak ngasih kabar ke rumah? Mama pasti khawatir kalau tahu soal ini."

Arez membuang muka. Bukan perkara mudah memberikan informasi soal kondisi sang istri. Hingga saat ini, anggota keluarganya belum ada yang tahu soal gangguan kejiwaan yang istrinya alami. Tidak mudah bagi Arez membagi semua ini.

"Anyelier cuma sakit biasa. Dia muntah-muntah."

"Morning sickness?" Tanya wanita hamil tersebut.

"Hm," jawab Arez sekenanya. "Dia juga harus bed rest untuk beberapa hari."

"Kamu pasti cemas. Wanita hamil memang rawan sekali sakit atau stress. Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba terkadang juga membuat emosi seorang wanita hamil gampang naik turun," tutur wanita hamil tersebut seraya menatap adik iparnya.

"Kehamilanku memang tidak sesulit Anyelier. Tetapi, sebagai sesama wanita aku tahu jika hamil itu tidak mudah. Terkadang, wanita hamil itu selalu merasakan banyak hal yang terkadang membuat insecure, stress, dan emosional."

"Hm. Aku cuma tidak mau terlalu lama meninggalkan Anye di rumah sakit, dia sendirian. Kakak dan kakak iparnya sedang bekerja. Aku takut dia kenapa-kenapa." Arez menatap Aruna lesu.

"Walaupun begitu, kamu juga masih memiliki tanggung jawab untuk bekerja, Arez. Kamu harus tetap bekerja untuk memberi istri dan anakmu nafkah."

True. Arez menyetujui perkataan Aruna. Dia memang tetap harus mencari nafkah untuk anak dan istri. Kendati demikian, ada rasa tidak rela jika terlalu lama berjauhan dengan istrinya. Semakin hari, perasaanya semakin tidak menentu jika harus berjauhan dengan sang istri.

"Gini aja, kamu tetap stay kerja di sini. Biar aku dan Mama yang jaga istrimu di rumah sakit," usul Aruna.

"Nggak repot?"

Aruna menggeleng sambil tersenyum tipis. "It's okay. Nanti aku sama Mama bawain dia kudapan manis sama buah-buahan buat camilan."

Arez tersenyum tipis. Dia memang sempat emosi saat sang kakak dengan seenak jidat meminta perubahan jadwal. Padahal sedari awal Arez sudah berencana pulang lebih awal jika pekerjaannya sudah selesai. Ditambah lagi dengan rumor yang sempat dia dengar, membuat mood-nya kian memburuk. Namun, setidaknya saat ini sudah ada solusi lain yang bisa membantu meringankan pikiran.

🥀🥀

"Nye, Mbak tinggal dulu sebentar, ya. Ada panggilan dari atasan Mbak."

Gadis bersurai brunette yang duduk di kursi roda itu mengangguk. Saat ini dia memang berada di ruangan terbuka, tengah menghirup udara segar. Tinggal dan berdiam diri di kamar rawat inapnya seharian tentu menimbulkan rasa bosan. Oleh karena itu, saat Ana mengajaknya untuk ke luar, dia lekas menyetujui.

Dari sini, dia bisa melihat lalu-lalang pasien lain yang tengah menghabiskan waktunya di ruangan terbuka. Taman rumah sakit memang spot yang kerap digunakan untuk untuk mencari udara segar ataupun mencari ketenangan. Namun, semua itu tidak bertahan lama saat manik kehijauannya menangkap sosok-sosok yang acak kali merundungnya di sekolah terdahulu.

"Wah, wah. Kita meet up sama siapa nih?" Tanya salah satunya sambil melipat tangan di dada.

"Hai, bule jadi-jadian. Lama nggak jumpa?" sapa yang lain, usai menahan kursi roda Anye.

"Mau apa kalian?" Tanya Anye pelan. Dia tidak takut jika dibully oleh ketiganya lagi. Anye hanya takut jika mereka menyakiti bayinya.

"Wih, sekarang Lo berani sama kita?" ledek gadis yang tadi melipat tangan di dada. Dia dengan santai menyentuh kening Anye dengan telunjuknya hingga wajah Anye mendongrak. "Lo berani karena sekarang udah jadi istri Crazy Rich?"

"Jual tubuh aja belagu, lo."

"Tampangnya sih udah mendukung banget buat jual diri. Pantes aja lo sekarang nggak berani sekolah lagi. Rumor soal lo yang nikah sama Crazy Rich itu udah tersebar."

Ketiganya kompak tertawa puas setelah berkata demikian. Mereka memang teman satu sekolah Anye yang terakhir. Rumor memang santer terdengar pasca Anye tidak masuk sekolah, beberapa hari setelah pingsan di kelas.

Anye dirumorkan hamil di luar nikah dan memilih berhenti sekolah. Semua itu diikuti dengan beberapa foto yang diambil saat Anye berada di rumah sakit. Entah siapa yang menyebarkan rumor tersebut. Yang pasti, satu sekolah sudah mengetahui rumor tersebut.

"Oh, iya. Gue lupa nanya satu hal sama lo." Gadis bersurai bob itu mendekatkan wajahnya ke arah Anye. Seulas seringai licik tercipta di bibir tipisnya.

"So, apa bener kalau lo married by accident?"

**

TBC

Nahas; sial, celaka, malang

Jangan lupa tinggalkan VOTE, KOMENTAR, FOLLOW AUTHOR & SHARE cerita ini biar makin banyak yang suka.

Sukabumi 06 Agustus 2021

Revisi 18/09/21
Revisi 28/07/23

Continue Reading

You'll Also Like

415K 39.5K 43
Gimana sih rasanya punya suami modelan Abimanyu Lingga Pandega? Ft. Kim Doyoung Cerita ini hanya fiksi yang tidak ada hubungannya dengan tokoh asli...
94.7K 2.8K 15
Ini adalah cerita di luar nalar. Cowok bisa hamil dan melahirkan. Aku mungkin pake banyak couple, cerita ini memiliki dua atau tiga chapter, tamat, l...
4.3K 76 5
Pindah ke Cabaca "Jangan pernah bilang jika hidup lo nggak ada gunanya, karena setiap detik hidup lo selalu berguna, May." Mendengar itu, Maya mengal...
11.4K 934 55
Satu hal yang akan selalu Hikari ingat, "Jangan ada Love Affair di tempat kerja." Terhadap siapapun itu, ia akan menjaga hati nya. Ia tidak mau memb...