OUR PRECIOUS AFTERNOON

By jaerachluke

1K 149 27

Di sebuah aula hotel mewah, Joanna tersenyum sebelum bicara "Untuk sahabatku tersayang." ucap Joanna sambil m... More

| Prolog |
| Our first afternoon |
| Our high school afternoon |
| She fell in love |
| She has a dream |
| She fell harder |
| She raise up |
| Our New Era |
| He has a girlfriend |
| Is he happy? |
| Hurt and Pain |
| Moment of Truth |
| There's her between us |
| Our Separation |
| 2019, we're an adult |
| As a mature person |
| 2021, Winter Afternoon |
| Confession in Snow |
| Lonely Afternoon |
| Days Without You |
| Not to be greed |
| The wedding and The Pain |
| 2017, Summer in Jeju |
| Our Precious Afternoon |
| Epilog |

| An Adult Decision |

28 5 0
By jaerachluke

Joanna

"I trust that you can. Fighting Kim uisa-nim."

Senyum Nicholas mengembang membaca pesan sahabatnya. Sore ini, Prof. Chae memberikan kesempatan Nicholas untuk memimpin operasi bedah otak. Dokter residen tahun kedua itu menceritakan kecemasannya pada Joanna dan Olivia yang langsung memberikan semangat. Olivia sudah lebih dulu menelepon Nicholas. Tapi semangat Nicholas semakin bangkit ketika melihat pesan dari Joanna. "Aku pasti bisa." dia masuk ke ruang operasi dengan penuh keyakinan. Sama seperti dulu, keraguan Nicholas akan langsung sirna ketika mendapatkan kekuatan dari sahabatnya yang selalu menjadi pendukung dan pelindung nomor satu.


Setelah mengirimkan pesan pada Nicholas, Joanna memasukkan handphone ke dalam sakut mantel dan kembali fokus pada niat Joanna datang ke taman belakang kantor dimana bunga - bunga kembali bermekaran dengan indah. Sama seperti pertama kali, dia berkunjung pertama kali dengan Edward di taman ini dua tahun lalu.

"Operasi pertamanya?" tanya Edward yang berdiri di samping Joanna. Pertanyaan Edward merujuk pada cerita Joanna soal operasi pertama Nicholas.

"Iya Pak." Joanna meneguk saliva lalu berkata "Maaf setelah tiga minggu berlalu, aku baru menemui Anda untuk bicara tentang pernyataan perasaan Anda."

"Tidak masalah. Kamu sibuk untuk persiapan artikel tentang Jungsan Electronics."

"Pak Edward." Joanna menatap atasannya itu lalu berkata dengan mantap "Aku mau."

"Mau?" Edward mengangkat alis.

Wajah Joanna perlahan berubah merah "Hmm.. ta..wa..hmmm.." Joanna terbata - bata untuk menyampaikan maksud ucapannya.

Edward tersenyum simpul "Kamu mau menjadi kekasihku?"

Joanna menatap senang Edward yang memahami maksudnya, dia mengangguk mantap.

Senyum perlahan mengembang di wajah Edward lalu berkata "Such a beautiful spring days." Joanna ikut tersenyum mendengar ucapan Edward. Pada musim semi di tahun 2021 ini bersemi sebuah perasaan yang sempat terpendam setelah belasan tahun menjadi sebuah kenyataan.


Malam musim semi dimana udara berangsur hangat, pasangan kekasih itu duduk di sebuah kafe yang tidak jauh dari kantor pusat Simhwa Group di Gandong-gu. Mereka saling melemparkan tawa dan canda ketika menceritakan aktivitas mereka hari ini.

"Hal paling menyebalkan adalah ketika Pak Yoo merubah jadwal yang sudah dibuat." cerita Olivia lalu berkata lagi "Tapi dia selalu meminta maaf padaku atas kekacuan yang dia buat."

Mereka tertawa lagi. Nicholas berkata "Pak Yoo sangat percaya padamu, berulang kali dia meminta perubahan jadwal kamu pasti bisa mengaturnya dengan baik."

Olivia tersenyum lalu bertanya "Bagaimana komentar Prof. Chae mengenal hasil operasi pertamamu kemarin?"

"Dia puas tapi memberikan banyak catatan. Kamu tahu kan dia itu cerewet? Bahkan ketika operasi saja, dia terus bicara padaku." Nicholas menggelengkan kepala heran.

Kening Olivia berkerut "Oh, dia seperti itu?" pertanyaan Olivia membuat Nicholas tersadar kalau cerita soal sifat dan kelakukan Prof. Chae hanya dia ceritakan pada Joanna. 

Nicholas hanya berkata "Iya, dia begitu."

Olivia meminum air mineralnya lalu berkata "Hal yang aku tahu dari Prof. Chae adalah dia terkenal tegas pada dokter residen."

"Betul sekali. Tapi di balik ketegasannya, dia memiliki hati yang hangat." Nicholas tersenyum sebelum lanjut bicara "Seperti Joanna." kali ini, Nicholas tidak menyadari kalau Olivia terkejut ada nama Joanna disebut dalam percakapan mereka.

Tangan Olivia mencengkram sendok erat lalu bertanya "Kamu sudah bicara dengan orangtuamu kan?" Nicholas mengangguk lalu Olivia bertanya lagi "Bagaimana?"

Manik mata Nicholas menatap wajah cantik di hadapannya "Mari menikah, Olivia." senyuman mengembang di wajah Olivia lalu dia memegang erat tangan Nicholas "Thank you, Nicholas." seketika udara musim dingin hilang digantikan dengan kehangatan musim semi bagi kedua pasangan kekasih ini. Sebuah keputusan besar sudah dikatakan bagi Nicholas.


Ruang berita surat kabar Daehan sibuk ketika banyak telepon yang masuk karena surat kabar edisi hari ini memuat berita yang mengejutkan semua warga Korea Selatan. Jungsan Electronics mengabaikan AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan) dalam mengoperasikan pabrik karena limbah pabrik mencemari air pemukiman penduduk di desa dekat Incheon.

"SBC juga sudah menyiarkan beritanya." ucap Daniel lalu menyalakan televisi di ruang Edward. Dia dan jurnalis lain berkumpul di ruangan Edward untuk membahas dampak dari berita yang mereka sampaikan.

Mereka menyaksikan news anchor Wendy Song tengah menyampaikan berita yang sama dengan Jungsan. Edward berdiri sambil menatap seksama layar televisi. Dia sudah tahu kalau dampak dari dimuatnya berita ini akan cukup mengejutkan semua kalangan.

"Setelah ini, pihak Jungsan mulai bergerak untuk menutupi kekacauan yang mereka buat. Kalian harus berhati - hati." ucap Edward pada kelima jurnalis di ruangannya.

Kelima jurnalis menganggukkan kepala sementara Joanna berkata "Kejaksaan Tinggi Seoul akan memulai penyelidikan terbuka. Ian seonbae baru memberitahuku."

"Bagus. Semua berkat kerja keras kita dan SBC, kebenaran bisa terungkap." ucap Edward menatap bangga kelima jurnalisnya.

Handphone Joanna berbunyi lalu dia melihat nomor tidak dikenal yang menelepon. Joanna mengangkatnya "Halo dengan Joanna Kim."

Suara tegas dan provokatif seorang wanita terdengar ketika mengatakan "Tuan Jung Jayden dari Jungsan Electronics meminta Anda untuk menemuinya di kantor Jungsan."

Joanna menghela napas panjang sambil melirik Edward sejenak. Dia langsung keluar ruangan tanpa berpamitan dengan siapapun yang membuat Edward dan jurnalis lain menatapnya.

"Aku ke sana sekarang." Joanna memutuskan panggilan.

Setengah jam berkendara dengan bus, Joanna tiba di depan ruangan milik Direktur Utama Jungsan Electronics. Sekretaris wanita yang tadi menelepon Joanna membuka pintu ruangan dan mempersilahkan Joanna untuk masuk tanpa bicara sepatah kata pun.

Langkah Joanna memasuki ruangan mewah dan luas dimana seorang pria berusia 50an, sudah menunggu di salah satu sofa. Pria itu bernama Jung Jayden beranjak dari duduk dan tersenyum pada Joanna "Silahkan duduk, Nona Kim."

Joanna menundukkan kepala sebelum duduk sesuai pinta pemilik ruangan. Tuan Jung masih tersenyum ketika melihat Joanna "Ternyata kamu masih muda, Nona Kim." mereka duduk berhadapan.

Joanna tidak memberikan respon sehingga Tuan Jung berkata lagi "Sekitar dua bulan lalu, aku bertanya pada kekasih anak perempuanku, apa dia bahagia menjalani mimpi yang diraihnya." Joanna langsung teringat Nicholas yang bercerita kalau dia menerima pertanyaan itu. "Lalu aku akan bertanya pada kamu, apa kamu bahagia menjalani mimpimu sebagai jurnalis?"

Di salah satu wawancara profile dengan majalah profesi, Joanna pernah berkata kalau mimpinya adalah menjadi jurnalis. Joanna menatap langsung Tuan Jung "Iya, aku bahagia."

Senyuman menyeringai Tuan Jung muncul lalu dia kembali berujar "Tapi kamu egois, kamu bahagia dengan pencapaianmu. Tapi apa yang kamu lakukan tidak membuat orang lain bahagia termasuk diriku." Tuan Jung menyilangkan kakinya "Perusahaanku bisa hancur karena berita bohong yang kamu sebarkan."

"Berita itu bukan kehobongan." ucap Joanna tegas.

"Kamu punya buktinya?"

"Kejaksaan saat ini tengah memeriksanya."

"Berarti kamu belum mempunyai bukti. Kenapa kamu mengabarkan hal yang belum pasti? Seorang jurnalis tentu tidak akan menyebarkan kebohongan kan?"

Benar kata Nicholas kalau Ayah Olivia ini lihai dalam berkata - kata. Tatapan Joanna berubah tajam "Dua orang warga yang tinggal dekat pabrik Anda mengalami keracunan sampai harus dirawat di rumah sakit."

Tuan Jung memiringkan kepala lalu berkata "Kita tidak pernah tahu apakah ada hal lain yang mungkin membuat mereka seperti itu. Apa dokter berkata penyebabnya adalah karena limbah pabrik?" Joanna tidak menjawab membuat Tuan Jung tersenyum menyeringai lagi.

"Sepertinya dokter memang tidak berkata kalau penyebabnya adalah limbah pabrik." Tuan Jung mengangguk lalu balas menatap tajam Joanna "Nona Kim, kamu dan aku sama - sama ingin meraih sesuatu dalam hidup ini. Tapi sebagai orang dewasa, kita tidak boleh menganggu cara masing - masing dalam meraih sesuatu yang kita inginkan."

Joanna balas menatap tajam sambil berkata "Aku tidak akan menganggu ketika Anda melakukan sesuatu dengan benar."

"Ucapan menarik." Tuan Jung berdiri dari duduknya lalu berkata "Kamu boleh pergi. Terima kasih untuk diskusi yang menyenangkan."

Joanna berdiri, menundukkan kepala lalu berkata "Terima kasih atas undangannya, Tuan Jung." 

Sebelum Joanna membuka pintu, Tuan Jung berujar lagi "Sebagai orang dewasa kamu harus membuat keputusan yang tepat agar hidupmu bisa menyenangkan." 

Joanna membalikkan tubuh lalu berkata "Hidupku saat ini sudah cukup menyenangkan." dia tersenyum lalu keluar ruangan, meninggalkan Tuan Jung yang menghela napas kasar.

Ketika di luar ruangan, Joanna menghela napas lalu segera menuju lift. Dia harus segera bertemu Edward dan menceritakan hal yang baru saja dialaminya. Ketika pintu lift terbuka, Joanna masuk dan tidak menyadari kalau seorang wanita keluar dari lift dengan raut wajah terkejut melihat Joanna. Olivia tidak sempat membuka lagi pintu lift untuk bertanya. Dia mengerutkan kening sambil bertanya pada dirinya sendiri "Kenapa Joanna datang ke sini?"


Minggu sore di musim semi, Cafe Onion Anguk yang berkonsep rumah ala Korea mempunyai empat tamu untuk melakukan double date. Ucapan Olivia di awal tahun 2021 betul kalau mereka akan melakukan double date.  Olivia dan Nicholas duduk bersila bersebelahan begitu juga di seberang mereka ada Joanna dan Edward.

"Kalian para jurnalis tenang saja. Aku tidak berhubungan apapun dengan Jungsan Electronics." ucap Olivia pada Edward dan Joanna yang awalnya menolak untuk bertemu.

"Baik Nona Jung. Kami datang ke sini karena kita akan melakukan double date, kan?" ucapan Edward membuat Joanna tersedak "UHUK."

Nicholas langsung memberikan minuman pada Joanna "Kebiasaan."

Joanna menegak minuman untuk melegakan tenggorakannya.

Olivia mengigit bibirnya lalu merangkul tangan Nicholas "Kami senang bisa berkumpul dengan kalian." wajah Olivia berubah senang.

Joanna melihat raut wajah bahagia Olivia dan Nicholas "Aku senang sahabatku bisa bertemu wanita yang akan dinikahinya."

Edward terkejut "Olivia dan Nicholas akan menikah?" Joanna mengangguk sambil menatap Edward.

Edward menatap Nicholas "Keputusan yang sudah bulat ya?" pertanyaan Edward mengerutkan kening Nicholas. Edward kembali bicara "Dulu Nicholas adalah murid terkenal karena pintar dan ketua klub ilmiah remaja. Banyak murid perempuan yang sering menyatakan perasaan padanya." Edward tersenyum jahil pada Nicholas,

"Bagaimana Bapak tahu?" tanya Nicholas dengan malu.

"Tentu saja. Banyak murid perempuan yang suka cerita padaku." Edward menunjuk Nicholas sambil menatap Olivia "Dia ini murid populer lho."

Olivia tertawa "Di rumah sakit juga dia populer. Kata beberapa perawat seharusnya dia menjadi aktor bukan dokter."

Mereka berempat tertawa lalu Edward kembali bercerita "Tapi Nicholas juga terkenal karena menjadi penenang Joanna kalau sedang keluar taringnya lalu marah pada murid lain."

Nicholas menimpali "Saat itu, emosi Joanna sulit dikontrol. Dia mudah sekali marah pada murid yang menurut dia menganggu."

"Heh, aku marah karena murid - murid itu suka sekali iseng padamu. Kamu sih lemah jadi terpaksa aku yang memarahi mereka." Joanna menjulurkan lidah pada Nicholas.

Edward dan Olivia tertawa. Edward berkata "Kalian memang masih seperti dulu. Sering bertengkar tapi saling mencari kalau salah satu tidak terlihat. Kamu ingat Nicholas, dulu Joanna pernah hilang selama seharian?"

Nicholas menepuk tangan teringat kejadian itu lalu menatap Olivia "Kamu tahu Olivia, sahabatku ini pernah hilang seharian. Kamu tahu dia dimana? Di hutan samping sekolah, membuat kandang untuk kucing terlantar di sana."

Edward menimpali "Padahal dia tidak pernah menggunakan alat - alat pertukangan sehingga tangannya banyak terluka. Kamu ingat, siapa yang mengobati lukamu?" dia menatap Joanna.

"Kalian berdua sambil mengomel. Benar - benar menyebalkan." Joanna mendengus kesal.

Olivia tertawa "Ternyata kalian bertiga punya banyak cerita sejak dulu ya." Olivia menatap Joanna "Terima kasih ya Joanna, sudah menjaga Nicholas selama ini." tangan Olivia diselipkan ke tangan Nicholas di atas meja lalu lanjut bicara "Aku beruntung bertemu dengan Nicholas. Dia membuat hidupku lebih baik." Nicholas tersenyum pada Olivia sementara Joanna hanya diam.

"Bukankah tujuan dari menjalani hubungan memang agar kita bisa lebih baik kalau bersama." ucap Edward lalu menatap Joanna yang membuat wanita itu menoleh dan tersenyum. Kali ini, Nicholas yang terdiam melihat sahabatnya itu tersenyum sambil memberikan pandangan penuh arti pada pria lain yang bukan dirinya.


Sepulang meliput berita di daerah Gangnam, Joanna mampir di Hyundai Shopping Mall karena ingin membeli hadiah untuk Edward yang akan berulang tahun sebentar lagi. "Sebaiknya aku membeli dasi saja." Joanna berbelok pada toko pakaian pria yang terkenal menjual pakaian formal untuk pria.

Tangan Joanna langsung memegang salah satu dasi berwarna hitam pekat "Sepertinya cocok dengannya." dia teringat kalau Edward menyukai warna hitam.

"Joan." terdengar suara Nicholas yang membuat Joanna menoleh.

"Nicho. Kamu kok ada disini?" sebelum Nicholas menjawab.

Olivia datang dan langsung merangkul lengan Nicholas "Hai Joanna, kita bertemu disini."

"Hai" Joanna terkekeh lalu bertanya "Kalian sedang apa disini?" Joanna tahu kalau Nicholas jarang membeli pakaian formal seperti yang dijual di toko ini.

"Kami sedang memesan dasi untuk acara pernikahan nanti." jawab Olivia.

"Ah." Joanna melirik pada Nicholas yang tidak mau menatapnya "Di sini bisa pesan dasi ya?"

"Tentu saja. Kamu bisa memilih model, motif dan warna yang diinginkan. Toko ini adalah langganan keluargaku. Kami sedang memilih dasi untuk dikenakan para keluarga nanti."

Joanna mengangguk lalu Olivia melihat dasi di tangan Joanna "Kamu membeli dasi untuk Pak Edward ya?" 

Joanna terkejut namun dia langsung menjawab "Iya. Kado ulang tahun."

"Kenapa tidak warna cokelat itu saja? Warna itu sedang tren." dia menunjuk dasi cokelat tua.

Joanna melirik sejenak lalu tersenyum sambil berkata "Pak Edward menyukai warna hitam." Nicholas langsung menatap Joanna dengan tatapan seolah ingin mengatakan "Kamu sampai tahu warna favoritnya?"

"Kalian sepertinya sudah sangat akrab, aku turut senang. Semoga kamu bisa lekas menyusul kami ya." ucapan Olivia membuat Joanna tersedak "UHUK."

"Ah kebiasaan deh." Nicholas mengeluarkan tumblr air minum dari tas lalu memberikan pada Joanna yang sempat ditolak Joanna "Lekas minum kalau tidak kamu bisa cegukan."

Raut wajah Olivia berubah sedikit kesal lalu dia memegang erat lengan Nicholas "Kita pergi sekarang yuk. Kita masih harus ke butik gaun pernikahan."

"Ah iya. Bawa saja tumblr itu. Hati - hati di jalan ya." ucap Nicholas lebih seperti omelan.

"Iya berisik." Joanna mencibir lalu tersenyum pada Olivia "Sampai jumpa ya, Olivia." Olivia tersenyum lalu mereka meninggalkan Joanna. Tangan Joanna memegang erat tumblr Nicholas sambil menghela napas panjang. Napasnya terasa sesak entah karena tersedak atau hal lain.

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 6.1K 14
Area panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...
648K 2.7K 12
Hts dengan om-om? bukan hanya sekedar chatan pada malam hari, namun mereka sampai tinggal bersama tanpa ada hubungan yang jelas. 🔛🔝 my storys by m...
2.2M 98.7K 46
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
1.7M 54.3K 69
Cinta atau Obsesi? Siapa sangka, Kebaikan dan ketulusan hati, ternyata malah mengantarkannya pada gerbang kesengsaraan, dan harus terjebak Di dalam n...