" jika diperingatkan masih tetap melawan maka silahkan beri tamparan." - Gionatan -
⚔️⚔️⚔️
Rai memasuki ruangan olahraga suaminya, matanya menelusuri ruangan tersebut lalu menemukan seorang laki-laki tampan sedang berlari di atas treadmill dengan kecepatan sedang. Kaos tipis yang dipakai laki-laki tersebut sudah mulai basah akibat terkontaminasi oleh keringat.
Rai berjalan ke samping Gio, ternyata pemuda tampan tersebut sedang memakai earphone membuat ia baru menyadari kehadiran sang istri.
" Ngapain?" Tanya Rai tidak masuk akal, sudah terpampang jelas bahwa Gio sedang berolahraga tapi ia malah menanyakan hal kolot.
Gio menatap sekilas ke arah Rai lalu kembali menatap lurus ke depan seraya melanjutkan kembali aktivitasnya.
Cewek remaja itu mendengus kesal lalu memilih duduk di kursi kecil, ia hanya diam memperhatikan suaminya yang sangat mengundang gairah akibat tubuh atletis tersebut terbentuk dalam kaos tipisnya.
Beberapa menit mereka sibuk melakukan aktivitas masing-masing hingga akhirnya Gio menyudahi olahraganya. Ia turun dari atas treadmill kemudian Rai berjalan mendekati seraya memberikan Aqua botol, Gio hanya menerima tapi belum meminum. Ia duduk di lantai serta Rai di sampingnya.
Gio mengatur nafas terlebih dahulu sebelum minum sebab ia tau bahwa bahaya jika langsung minum ketika masih ngos-ngosan karena bisa membuat jantung terkejut katanya.
Jakun tersebut naik turun ketika meminum air Aqua botol membuat Rai menegak salivanya kasar. Pengen elus kata dedek bayi.
Satu botol langsung di habiskan Gio, Ia membuang botol bekas itu ke tempat sampah dengan asal.
" Kenapa Lo?" Tanya pemuda tersebut.
" Tadi ada yang telfon kakak."
" Siapa?"
" Gak tau, tapi dia bilang namanya Feby."
Gio menaikkan sebelah alis, ia menoleh ke samping menatap wajah Rai. " Trus dia bilang apa?"
" Gak ada lagi. Dia bilang nanti kakak telfon dia soalnya ada yang mau dia omongin katanya."
Gio mencibir dalam hati, pasti ini ulah ayahnya sendiri.
" Dia siapa kak?" Tanya Rai kepo seraya mengintip wajah suaminya.
" Gak tau." Balas Gio menaikkan kedua bahu.
" Trus kenapa dia telfon kakak? Apa jangan-jangan dia selingkuhan kakak." Tebak Rai.
" Gak tau." Kembali Gio menjawab acuh, ia kemudian berdiri dari sana diikuti Rai.
" Kok gak tau sih. Kakak lupa ya kalo kakak udah punya istri? Jadi gak boleh mainin cewek lagi."
" Berisik Lo."
" Ihhh kak serius. Tadi aku dengar kalo daddy yang ngasih nomor kakak ke dia. Apa jangan daddy sama kamu udah ngatur semuanya?"
" Gue gak tau bangsat." Sentak Gio memutar bola mata jengah.
" Tapi kakak bilang dulu kalo kakak pengen nikah sekali seumur hidup!"
" GUE GAK TAU DIA SIAPA ANJING." kini Gio membentak.
Ia yang hendak keluar dari sana langsung di cegah Rai.
" Kakak pasti tau, kalian pasti ada hubungan sesuatu kan?"
Gio menatap tajam menusuk pada retina istrinya.
" Lo bisa dibilangin hah? Gue_"
" AKU YAKIN KALO KAKAK SAMA DIA PASTI BERENCANA BUAT CERAIIN AKU KAN?"
BRAK.
" ARGHHH.."
Jangan lupakan kalo suami Rai adalah iblis berwujud manusia, jika emosinya dibuat semakin tinggi maka ia tidak akan segan-segan untuk membunuh si pelaku. Seperti saat ini, ia mencekik leher Rai lalu membenturkan tubuh mungil itu ke dinding tanpa peduli bahwa istrinya sedang mengandung rentan.
Rai memejamkan mata selain merasakan aura mematikan Gio, ia juga merasakan sakit di lehernya sebab Gio masih mencekik leher dia.
" Lo ingat! kalo bukan karna kandungan sialan Lo itu dan paksaan orang tua Lo sama orang tua gue, mulai dari dulu gue ogah nikahin Lo. Gue mungkin bisa bunuh Lo waktu itu, tapi karna gue baik gue biarin Lo bernafas sampai saat ini." Bisik lelaki tersebut tepat di depan telinga Rai.
Setelah itu ia melepaskan cengkeramannya dari leher Rai, kemudian ia keluar dari sana tanpa raut menyesal atau bersalah sedikit pun. Berjiwa iblis? Owh anda baru tau.
Rai ngos-ngosan ketakutan, bahkan ia berkeringat dingin serta tubuhnya melemas. Ia memegang perutnya ketika merasa nyeri akibat tubrukan ke dinding tadi. Air mata juga mengalir serta tubuh bergetar, ia menggigit bibir bawahnya berusaha untuk mengurangi ketakutan.
" He's devil."
️⚔️⚔️⚔️
Dua manusia sedang duduk bersamaan dalam sebuah ruangan amat megah, Mereka hanya mengobrol ringan seraya menunggu seseorang paling penting di sana.
Ceklek.
Keduanya menoleh ketika sosok yang sedang ditunggu-tunggu telah datang, Gio yang biasanya tenang kini mengeluarkan aura sedikit berbeda.
" Hai Gio." Perempuan cantik yang berada di sana mengulurkan tangan tapi malah di sentak Gio dengan kasar.
Pemuda tersebut berjalan lalu berhenti tepat di depan Aryo.
" Gio udah bilang jangan ganggu rumah tangga Gio lagi. Gio udah punya keluarga dad, jadi berhenti ngenalin Gio sama perempuan kelas atas atau kelas bawah."
Aryo menghela nafas panjang, ia mengangguk mengerti ucapan putranya.
" Daddy tau kok, tapi kan daddy cuman mau ngenalin aja. Siapa tau kamu ceraiin Rai nanti baru menjalin hubungan dengan Feby."
" Never." Balas laki-laki itu cepat, ia kemudian berbalik menatap gadis cantik yang tadi ia sentak.
" Dan Lo, berhenti ngejar-ngejar gue. Lo pasti tau kalo gue udah punya istri dan gue gak bakal segan bunuh orang yang udah mengusik ketenangan gue."
Gadis bernama Feby itu merinding tapi dengan berani ia malah bertanya, " emang nanti Lo gak ceraiin istri Lo?"
" Apa urusan Lo?"
" Gue cuman nanya!"
" Pertanyaan Lo gak layak gue jawab."
" Gio udah." Aryo melerai. Ia berdiri kemudian mendekat dan menepuk pundak putranya pelan.
" Oke, kalo kamu gak mau di ganggu gak apa-apa. Lagian daddy cuman tes kamu doang kok. Kalo kamu emang mau pertahankan Rai, daddy setuju-setuju aja kok." Ujar Aryo terdengar tegas. Kemudian ia menatap Feby sedikit lama.
" Dan kamu Feby, cari yang lain aja."
" Kenapa om? Bukannya om yang kenalin Gio ke aku?"
" Om cuman mengenalkan bukan nyuruh kamu nikah sama Gio." Balas Aryo.
Feby berdecak, ia meraih tasnya kemudian pergi dari sana, Hingga kini hanyalah tersisa ayah-anak saja.
" Jadi kamu beneran bakalan pertahankan rumah tangga kamu?" Tanya Aryo setelah kepergian Feby.
" Itu urusan Gio. Mau Gio pertahankan atau bukan, daddy gak berhak campur tangan. Apalagi kayak gini, sok-sokan ngenalin sama perempuan lain."
" Ck, kan daddy cuman waspada aja kalo misalnya kamu nanti bercerai. Lagian Feby itu cantik lho, dia model di China."
" Kalo cantik kenapa gak daddy aja yang nikahin?"
" Dia cocoknya sama kamu."
" Bacot." Balas Gio. Semenjak ia menerima untuk menjadi penerus perusahaan, hubungan mereka berdua kini sudah mulai membaik.
" Kamu pulang gih. Bujuk istri kamu dulu." Seketika Gio terdiam mendengar ucapan ayahnya, ia menaikkan sebelah alis pertanda bingung.
" Darimana daddy tau kalo..."
" Apa yang gak daddy tau tentang kamu?" Balas Aryo cepat, ia kembali menepuk pundak putranya.
" Namanya juga lagi hamil, kamu gak boleh kasar lah. Peringati secara lembut aja gak usah pake kekerasan." Kembali Aryo memperingati.
Gio menduga bahwa seluruh pembantu di apartemennya adalah mata-mata Aryo untuk memantau mereka.
" Biarin, dia kalo di peringati secara halus pasti makin ngelunjak."
⚔️⚔️⚔️
Mau di up besok lagi?
Spam lanjut yok.
Follow author sebelum baca dan harap vote sebelum baca juga coment sesudah baca 👀