ROSSA (ON GOING)

By callmemiss_yessi87

14.4K 2.1K 371

[ADULT ROMANCE 21+] "Lima tahun yang lalu, untuk pertama kalinya jantungku berdegup kencang saat melihat kamu... More

PROLOG
PART 1 - New Job
PART 2 - Bertemu Dengannya
PART 3 - Percakapan Absurd
PART 4 - Private Talk
PART 5 - Kekasihnya
PART 6 - Cinta Pertama
PART 7 - Harapan
PART 8 - D-Day
PART 9 - Hari Spesial Rossa
PART 10 - Hari Yang Berharga
PART 12 - Life Goes On
PART 13 - A 'Good'bye
PART 14 - Awal Yang Baru
PART 15 - Bali
PART 16 - Drunk
PART 17 - Intimate Night (21+)
PART 18 - Precious Moment
PART 19 - Kakak Ipar
PART 20 - Kangen
PART 21 - Confession
PART 22 - Accepted
PART 23 - A Secret
PART 24 - Pregnant
PART 25 - A Surprise
PART 26 - Since I Found You
PART 27 - Always (21+)

PART 11 - One-sided Love

391 86 14
By callmemiss_yessi87

Rossa perlahan membuka matanya, sinar mentari yang terpancar cerah membuatnya terbangun. Dia mengerang kecil, dirasanya berat dan sakit di kepalanya. Dipijatnya sesaat kepalanya, bukan hanya kepalanya, entah kenapa tubuhnya juga terasa sangat lelah, namun seketika matanya terbuka penuh, perlahan dia bangun dan terduduk di ranjang, kemudian dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempatnya saat ini berada, atau lebih tepatnya di sebuah kamar. Kamar dengan interior yang modern dan tertata rapi.

Dia melihat ke arah nakas yang berada di sampingnya, ada sebuah foto yang terpajang di sana, foto yang menunjukkan si pemilik kamar. Rossa mengambil foto itu, dan tersenyum tipis, satu hari kemarin adalah hari yang paling berharga untuknya. Satu hari yang akan selalu diingat olehnya. Dia meletakkan kembali foto itu ke atas nakas, namun tiba-tiba Rossa mengerutkan keningnya, dia menundukkan kepalanya dan baru menyadari bahwa saat ini dia hanya mengenakan kemeja putih tanpa pakaian dalam.

Rossa memeluk tubuhnya, seketika pikirannya penuh dengan berbagai macam pertanyaan. Apa yang sebenarnya terjadi tadi malam? Benarkah mereka berdua melakukan hubungan itu? Jika memang benar, bagaimana dia menghadapi Octavian sekarang?

Rossa menarik napasnya dalam-dalam, dia bangun dari ranjang, berjalan menuju toilet yang terletak di sudut kamar itu. Dilihatnya dirinya yang terpantul di cermin wastafel, terlihat berantakan, rambut dan wajah khas orang bangun tidur. Rossa merapikan rambutnya, mengikatnya asal menjadi satu, dan segera membasuh wajahnya. Lalu dia mengeringkan wajahnya dengan handuk yang sudah tersedia, dan keluar dari toilet. Dia berjalan ke arah meja rias, diurainya rambutnya dan menyisirnya.

Rossa terdiam sejenak sambil memperhatikan dirinya, kemeja putih yang dipakainya hanya mampu menutupi setengah pahanya. Dihelanya napasnya, biarlah, untuk apalagi dia malu, jika memang benar mereka berdua sudah melakukannya, toh-nya tubuhnya sudah dilihat oleh Octavian, pikir Rossa.

Rossa berjalan ke arah pintu kamar dan dibukanya perlahan, diintipnya sesaat keadaan di luar kamar, tenang dan sepi.

"Mas," Rossa menutup mulutnya seketika, dia ingat, hanya untuk satu hari kemarin saja dia boleh memanggil Octavian dengan sebutan mas

Rossa menggigit bibir bawahnya, kecewa dan sedih, karena sebutan mas sudah tidak boleh diucapkan olehnya.

"Miss Ocha." panggil Rossa seraya berjalan keluar dari kamar

Tidak ada jawaban. Rossa mengedarkan pandangannya seraya memanggil lagi nama Octavian. Hasilnya tetap sama, tidak ada yang menjawabnya. Rossa berjalan ke ruang makan, di meja makan sudah tersedia hidangan untuknya, dan sebuah kertas.

Dengan ragu, Rossa duduk di ruang makan, dilihatnya kertas yang terlipat dan di atas kertas itu tertulis "Untuk Rossa". Rossa menarik napasnya, dengan perlahan dia membuka kertas itu, dan membacanya.

Dear Ocha,

Good morning, Ocha. Bagaimana kondisimu saat bangun tidur pagi ini? Saya harap kamu tidak mengalami mual dan muntah lagi seperti semalam, karena kamu terlalu mabuk dan tidak terkendali.

Saya membuatkan kamu sandwich, sup jamur, dan teh hijau. Harus kamu habiskan. Saya yakin perut kamu tidak terasa nyaman saat ini, tapi kamu harus tetap sarapan.

Saya tidak bisa menunggu kamu bangun tidur, karena saya harus pergi. Urusan personal yang sangat penting dan yang ingin saya lakukan.

Sampai bertemu nanti Ocha, jaga dirimu dan jangan pernah mabuk lagi.

- Octavian -

Bibir Rossa bergetar, air mata jatuh dari pelupuk matanya. Dia menangis. Sakit, sangat sakit. Hatinya terasa seperti di tusuk sangat dalam. Cintanya tak terbalas. Rossa menangis kencang, dia memukul dadanya yang terasa sangat sesak, dan melampiaskan semua perasaan yang dirasanya saat ini dengan tangisan. Di ruangan itu hanya terdengar suara tangisan pilu Rossa.

Nafas Rossa menderu dan sesenggukkan, dia menghapus air mata yang membasahi wajah manisnya, lalu mengambil sandwich dan memakannya sambil menangis. Air mata terus mengalir membasahi wajahnya, Rossa termenung, mencoba mengingat apa yang sudah terjadi semalam antara dia dengan Octavian.

Flashback On

Dengan susah payah Octavian memapah Rossa yang tidak bisa diam selama perjalanan mereka ke apartemen, karena sudah mabuk berat. Dengan lembut dia membaringkan tubuh Rossa di ranjangnya, dan duduk di sampingnya. Dirapikannya rambut Rossa yang menutupi wajahnya. Rossa membuka matanya perlahan, pandangannya bertemu dengan Octavian. Keduanya terdiam seraya saling menatap.

"Tidur, mas." ucap Rossa seraya menepuk ranjang di sampingnya

"Kamu tidur di ranjang ini, dan aku tidur di sofa." kata Octavian

Octavian beranjak bangun, tapi Rossa menarik tangannya hingga ia terhuyung dan terjatuh di samping Rossa. Dengan sigap Rossa menaiki tubuh Octavian, hingga membuatnya terkejut dengan tindakan gadis itu.

"Ocha, kamu"

"Ssstt..." Rossa menutup bibir Octavian dengan jari telunjuknya, memintanya untuk diam

Diusapnya lembut rahang Octavian, menatap lekat wajah pria yang dicintainya itu, dan mencium bibirnya. Ciuman Rossa turun ke rahangnya, hingga ke leher Octavian. Dihirupnya dalam-dalam aroma tubuh Octavian dan mencium gemas lehernya hingga memerah, tapi Octavian tidak merasakan apapun dengan tindakan Rossa saat ini.

"Mas, let's have sex with me." bisik Rossa dengan nada sensual dengan jemarinya yang mulai membuka kancing kemeja Octavian

Octavian menahan tangan Rossa dan membalikkannya, kini dia berada di atas tubuh Rossa, mengurung Rossa dengan kedua tangannya.

"Stop Ocha, kamu mabuk." tegas Octavian

"Tapi aku masih cukup sadar dengan apa yang aku lakukan, mas." ucap Rossa dengan mata yang sayu. "Aku menginginkan seks dengan kamu, mas." ungkapnya lagi

"Ocha, lakukan hal yang paling berharga itu dengan pria yang mencintai kamu, dengan pria yang akan menikah dengan kamu." tutur Octavian seraya menyampirkan helaian rambut Rossa ke belakang telinganya

"Tidak bisakah dengan kamu, mas Octavian?"

Octavian menggeleng, "Tidak bisa, Ocha." dia menatap dalam Rossa, "Aku yakin kamu akan bertemu dengan pria yang tepat, pria yang mencintai kamu, dan pria yang akan menghabiskan waktunya dengan kamu."

Rossa menatap sedih Octavian, "Kenapa pria itu bukan kamu, mas?" Rossa mengusap sayang rahang Octavian dan mengunci tatapannya, "Kamu jelas tau, aku mencintai kamu, mas Octavian." ucap Rossa lirih ditemani air mata yang luruh, "Tidak bisakah kamu memberikan aku kesempatan untuk membuat kamu mencintaiku? Tidak bisakah hati kamu," Rossa mengusap dada Octavian, "terbuka untuk aku, mas?"

Octavian mengusap air mata Rossa, "Ocha, jangan menangis hanya karena aku."

"Aku akan menunggu kamu mas, menunggu sampai hati dan diri kamu menerima aku." kata Rossa yang masih tetap berharap ada kesempatan untuknya

"Jangan. Jangan menunggu aku, Cha. Please Ocha, aku tidak ingin menyakiti kamu terlalu dalam karena penolakanku." jelas Octavian lembut

"Kamu tau mas, apa harapan aku sebelum aku meniup lilin ulang tahun?" tanya Rossa dengan suara bergetar dan dijawab dengan gelengan kepala oleh Octavian, "Aku harap waktu yang aku habiskan dengan kamu tidak berlalu dengan cepat. Aku harap kamu tetap menjadi mas Octavian-nya Ocha. Aku harap," Rossa menarik napasnya karena terisak, "aku harap mas Octavian tetap sama seperti ini. Tidak ada yang berubah."

Lagi, Octavian mengusap air mata Rossa, "Ocha, I'm sorry." ucapnya dalam dan memeluk Rossa

"Apa semua harapan aku dapat terkabul, mas?" tanya Rossa dengan suara pilu, dia bertanya meski sudah tau jawabannya

"Ocha, we both know for the answers. Believe, there will be a man who really loves you, Ocha." ujar Octavian tulus

"Aku ingin terus menggenggammu, dan aku belum siap untuk melepaskanmu, mas. Tidak bisakah hubungan kita terus seperti ini, mas?"

Octavian menggeleng masih tetap memeluk Rossa, "Maaf Ocha, kamu harus melepaskan aku. Untuk kebahagiaanku, dan untuk kebahagiaanmu."

Rossa memeluk erat Octavian seraya menangis, "I love you, mas." ungkapnya

Flashback Off

Rossa sudah mengingat semua yang terjadi semalam, dan dia sadar bahwa dia tidak mampu merubah keputusan yang sudah dibuat oleh Octavian.

Dan kini, apa yang harus Rossa lakukan? Haruskah dia tetap menunggu Octavian kembali? Atau haruskah dia membuka dirinya untuk cinta yang baru?

To be continued

*****

Aku tidak pernah tau seperti apa rasanya jatuh cinta, hingga aku bertemu denganmu, dan merasakannya. Bukan hanya rasa cinta, tapi juga rasa tertolak. – Rossa

Continue Reading

You'll Also Like

603K 43.4K 40
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
6.3M 326K 59
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
430K 27.1K 55
Masalah besar menimpa Helena, ia yang sangat membenci bodyguard Ayahnya bernama Jason malah tak sengaja tidur dengan duda empat puluh empat tahun itu...
594K 25.5K 40
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...