PARENTS [END]

By penavoice

2.9M 259K 4.1K

[FOLLOW AKU GUYS BIAR RAME. MAACIW] Kata siapa menikah sama orang kaya hidupnya pasti enak terus, kata siapa... More

PROLOG
Bagian || 1
Bagian || 2
Bagian || 3
Bagian || 4
Bagian || 5
Bagian || 6
Bagian || 7
Bagian || 8
Bagian || 9
Bagian || 10
Bagian || 11
Bagian || 12
Bagian || 13
Bagian || 14
Bagian || 15
Bagian || 16
Bagian || 17
Bagian || 18
Bagian || 19
Bagian || 20
Bagian || 21
Bagian || 22
Bagian || 23
Bagian || 24
Bagian || 25
Bagian || 26
Bagian || 27
Bagian || 29
Bagian || 30
Bagian || 31
Bagian || 32
Bagian || 33
Bagian || 34
Bagian || 35
Bagian || 36
Bagian || 37
Bagian || 38
Bagian || 39
Bagian || 40
EPILOG
Extra Part
Extra Part - SPCL

Bagian || 28

42.8K 4.5K 109
By penavoice

Hai.

Maaf baru update hehe.

Masih pada mau nungguin, kan?

Vote dan komen yukk.

Okee.

Sungja.

================================

Happy Reading 📖

"Bangun." Suara itu terdengar dingin, Neira merasakan ketegasan di sana. Saat Neira membuka mata, pemandangan yang dilihat pertama kali adalah Revan yang duduk di sampingnya.

Ia sudah mengenakan setelan jasnya yang berwarna hitam dengan kemeja putih di dalamnya. Pemandangan seperti ini sudah biasa Neira lihat ketika hari kerja. Neira merasa bersalah sebenarnya, harusnya ia bisa bangun lebih dulu dibanding suaminya. Suaminya terlalu mandiri.

Neira juga inginnya bisa dengan mudah terbangun, apalah daya segala cara dilakukan tapi dirinya tidak kunjung membuka mata.

"Kamu belum makan."

"Memangnya ini jam berapa? Mas belum ke kantor?"

"Jam 7, aku harus berangkat."

Neira ingin bertanya, apa ada kesalahan yang ia lakukan sehingga Revan bersikap dingin seperti ini, tapi sepertinya saat ini bukan waktu yang tepat.

"Mas, aku tahu mas udah harus berangkat, udah rapi juga. Hmm," ucap Neira ragu sambil melirik Revan singkat."Boleh gak, mas peluk aku dulu. Lima menit aja," lanjutnya.

"Ta-tapi kalau mas terbebani, aku gak ma--"

Tanpa banyak berbicara, Revan membaringkan dirinya kembali di ranjang dan mendekap Neira.

Perempuan itu langsung melingkarkan tangan di leher suaminya. Rasanya Neira jadi bersemangat karena aroma Revan mengisi energinya. Wangi. Wangi orang tampan.

"Aku harus pergi."

Neira yang sedang menikmati pelukan Revan, membuka matanya perlahan.

"Oh, oke," sahut Neira melepas pelukan Revan. Dia merubah posisnya menjadi duduk dan memperhatikan Revan yang tengah bersiap.

Saat suaminya hendak keluar tanpa mengucapkan satu kata pun, Neira langsung bangkit dan menyusul Revan.

Mereka keluar kamar, Ares masih tidur pagi ini. Tadi, Revan sudah menemui anak itu lebih dulu karena sudah menjadi keharusan sebelum berangkat meski itu masih pagi buta pun, ia harus berpamitan pada Ares.

Neira terus mengikuti Revan hingga Revan sudah mau masuk ke mobil, dia tetap seperti mengabaikan Neira.

"Mas marah?" tanya Neira.

Revan yang sudah membuka pintu mobilnya berbalik dan menggelang.

"Tidak."

"Ohh," gumam Neira. Ia tahu pasti ada yang salah dari dirinya, ia pasti melakulan sesuatu yang tidak disukai Revan makanya tak ada Revan yang menatapnya penuh perhatian.

"Kamu masuk saja. Aku tidak bisa berlama-lama lagi," suruh Revan.

Neira mengiyakan, ia melangkah mendekati pria itu, ingin salim dengan Revan.

"Hati-hati, Mas. Jangan lupa makan."

"Hm."

Revan masuk ke mobil dan menyalakan mesin tanpa membuka jendela mobilnya.

Neira menatap mobil Revan yang mulai meninggalkan perkarangan rumah.

"Papa kamu lagi marah kayaknya, jadi kita gak dapet kecupan pagi," ujarnya, mengelus perutnya yang sedikit berbentuk.

Menghela napas, ia memutuskan untuk masuk ke rumah, masih banyak yang harus ia urus. Yang terpenting ia harus mandi dulu.

Lalu, jangan lupakan sarapan karena perutnya sekarang mudah lapar. Neira sedang ingin makan gurame saus asam manis. Kemarin sih ia sudah bilang ke Bi Asri dan Bi Sari kalau menu sarapannya kepengin dibuatkan itu. Neira sudah tidak sabar ingin mecicipinya.

"Gurame, i'm coming."

👶👶👶

"Flayaaaa," sambut Neira yang baru membuka pintu, di hadapannya ada Flaya yang mengenakan rok hitam selutut dan kemeja berwarna biru.

Flaya balas tersenyum. Dua hari lalu Flaya mengirimi Neira pesan, katanya mau datang berkunjung sekaligus menjenguk Ares yang tiga minggu lalu keluar dari rumah sakit.

"Gila ya sultan emang beda, sebelum masuk rumah aja jaraknya udah kayak mau ke dalam monas," canda Flaya. Tidak terbayang bila dari pintu gerbang dia harus berjalan kaki sampai ke teras rumah sahabatnya ini.

"Lo tuh lebay, Fla. Tapi iya juga sih haha," aku Neira. Dulu saat pertama kali ke sini juga Neira berpikir apa ia kuat harus jalan sampai ke luar gerbang, ternyata Revan menyediakan pelayanan terbaik jadi Neira tidak lelah harus berjalan.

"Yang sultan itu Mas Revan, bukan gue," lanjutnya dengan kekehan ciri khas Neira.

"Sama aja lah. Btw, sorry ya Nei gua baru bisa nengok si Ares," sesal Flaya.

"Gapapa atuh, Fla. Gue tahu lo lagi sibuk parah," sahut Neira, masih membimbing Flaya menuju ruang tamu.

"Tencu, Nei," balas Flaya riang. "Ares udah baik-baik aja kan tapi?" tanyanya kemudian.

Neira mengangguk, "udah ceria lagi dia."

"Syukurlah."

"Duduk Fla, gue mau ke dapur dulu ya. Lo mau minum apa?" tanya Neira saat mereka sudah berada di ruang tamu.

"Apa aja, air putih juga oke."

Neira mengangguk paham, "kalau gitu gue ke dapur dulu ya," izinnya.

"Eh, tunggu Nei. Suami lo ada di rumah?"

"Ada, lagi di ruang kerja dia." Flaya ber-oh-ria, lalu ia mempersilahkan Neira ke dapur.

Mereka berbincang banyak hal, dimulai dari pekerjaan Flaya menjadi guru, bernostalgia, atau berbicara tentang pacar Flaya, Sam. Ares juga bergabung bersama mereka saat ini, Flaya sudah memangku bayi satu tahun lebih itu.

"Kok tangan lo dingin, Fla? Lo lagi sakit?" tebak Neira. Pasalnya, tangan Flaya yang menepuk punggung tangannya terasa sangat dingin.

"Enggak, mana mungkin gue sakit." Flaya berucap lirih sambil menggeleng pelan.

"Kayaknya gue harus pulang deh, Nei."

"Iya lo istirahat aja deh mending."

"Oke." Tangan Flayar terulur mengelus perut Neira, "sehat-sehat baby."

"Aamiin, aunty." Neira meniru suara anak kecil, imut sekali.

Flaya bersiap untuk pulang. "Eh iya gue lupa, gue bawa sesuatu buat Ares."

Neira menunggu Flaya mengeluarkan apa yang dibawanya. "Nih, susu. Enak parah bagus untuk Ares," ucap Flaya.

"Wah, makasih Fla."

"Langsung minum dong. Gue pengen liat kalau doyan kan nanti gue beliin yang banyak," bujuk Flaya dengan excited.

"I-itu, kayaknya gak bisa Fla. Setiap pemberian di luar keluarga, harus di uji dulu untuk memastikan semua aman."

Flaya terlihat tidak suka, "Kok gitu? Gue kan sahabat lo."

"Iya, Fla. Gue juga mau banget, dan gue percaya lo gak mungkin melakulan hal jahat. Tapi, Mas Revan mewajibkan itu," jawab Neira muram, tidak enak karena seperti menuduh sahabatnya melakukan hal jahat.

"Jahat lo, Nei! Gue gak mungkin mau buat Ares kenapa-napa plis deh," ujar Flaya dengan suara mulai meninggi.

"Ayolah, Nei. Revan gak akan tahu juga." Flaya masih berusaha membujuk Neira.

Neira jadi bimbang, di satu sisi dia takut Revan akan marah dan di sisi lainnya, Flaya adalah sahabatnya yang ia percaya.

"Yaudah, Fla," putus Neira. Flaya tampak sumringah. Ia langsung menunduk dan berbicara dengan Ares agar mau meminum susu pemberiannya.

Ares tentu mau-mau saja. Flaya membuka tutup botol susu tersebut, dan mengulurkannya ke mulut Ares. Belum sampai ke mulut, sebuat tangan mengambilnya dan melemparkannya ke karpet di bawahnya.

"Apa yang ingin Anda lakukan, hah!" suara itu terdengar tegas, menyetak kaget Flaya, Neira dan Ares yang sangat ketakutan.

"Anda ingin mencelakai keluarga saya, sialan!"

👶👶👶

Note: Terima kasih sudah meramaikan dan membaca gais ❤.

Masih pada mau baca kan? Atau udah bosen? 😥.

Maaf gais aku, beberapa matkul sisa udah pada harus UAS jadi ya gitu 😌.

Semangat gais, jaga kesehatan dan semoga selalu dilancarkan 🧚‍♀.

See u.

10 Juli 2021.

Continue Reading

You'll Also Like

90.2K 3.6K 43
Addara tidak suka membaca buku atau menonton film dua kali. Ia sudah paham jalan cerita dan akhir dari cerita itu nantinya. Menurutnya, itu sama sepe...
7.1M 396K 71
Sebuah pertemuan yang berakhir dengan pernikahan. sama-sama saling menguntungkan. "menikahlah denganku dan berikan aku seorang pewaris. setelah itu...
6.1M 318K 58
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...
3M 23.9K 45
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...