PARENTS [END]

By penavoice

2.9M 259K 4.1K

[FOLLOW AKU GUYS BIAR RAME. MAACIW] Kata siapa menikah sama orang kaya hidupnya pasti enak terus, kata siapa... More

PROLOG
Bagian || 1
Bagian || 2
Bagian || 3
Bagian || 4
Bagian || 5
Bagian || 6
Bagian || 7
Bagian || 8
Bagian || 9
Bagian || 10
Bagian || 11
Bagian || 12
Bagian || 14
Bagian || 15
Bagian || 16
Bagian || 17
Bagian || 18
Bagian || 19
Bagian || 20
Bagian || 21
Bagian || 22
Bagian || 23
Bagian || 24
Bagian || 25
Bagian || 26
Bagian || 27
Bagian || 28
Bagian || 29
Bagian || 30
Bagian || 31
Bagian || 32
Bagian || 33
Bagian || 34
Bagian || 35
Bagian || 36
Bagian || 37
Bagian || 38
Bagian || 39
Bagian || 40
EPILOG
Extra Part
Extra Part - SPCL

Bagian || 13

64.3K 6.6K 65
By penavoice

Hi, apa masih ada orang?

Maaf baru update.

Selain lagi riweh real life, juga sedang berusaha menata hati karena grup kesayangan aku--GFRIEND--udah 😭.

Oke, maaf curhat dulu.

Sung ja.

Happy Reading 📖

"Mahmud, sini atuh, Mud."

Neira mendelik saat mendengar panggilan Dena. Oknum yang memanggil hanya menunjukkan cengirannya.

"Hehe."

"Ketawa." Neira mendecih, lalu tersenyum karena kelakuan Dena.

Sekarang mereka sedang berada di salah satu restoran dekat kantor Revan. Iya, Revan akhir-akhir ini sering menyuruh Neira ke kantornya sampai perempuan itu bingung, karena kehadirannya di sana jelas tidak membantu sama sekali lalu untuk apa dia harus sering ke sana.

"Uw, baby Ares udah gede ya sekarang. Sini-sini sama tante cantik," ujar Dena heboh, ia meraih Ares ke dalam gendongannya.

"Tatata kan kan." Dena yang tidak mengerti langsung menatap Neira yang sudah duduk dihadapannya. Neira terkekeh, "Dia mau makan, Na."

"Hahaha, owh Ares mau makan? Mau makan apa ganteng?," tanya Dena. Dena yang sudah datang duluan memang memesan makanan terlebih dahulu jadi kalau Neira udah datang bisa langsung menikmati makanan.

"Gue suapin pisang aja deh, Na," kata Neira sambil mengambil alih Ares ke pangkuannya.

"Gila, emang ya jiwa mama muda keren abis lo, Nei."

"Hah? Gue ngapain emang?," sahut Neira bingung.

"Itu, lo nyuapin sambil makan. Ribet banget kan padahal, tapi lo udah santuy aja bawaannya," jelas Dena.

Neira tertawa, "Karena kebiasa aja gue. Lo gak tau sih betapa rempongnya gue pas awal-awal harus nyuapin Ares sambil gue makan juga karena ngejar waktu. Cuman dapet 3 suap," ucap Neira tersenyum tabah.

"Tapi, pasti lo gak bisa marah 'kan," tebak Dena. Neira mengangguk, "Gue mana tega. Tapi, jujur ya Na gue takut banget kelepasan gak bisa nahan emosi di depan Ares. Sesuah itu ngejaga supaya perkembangan dan pertumbuhan Ares bisa bagus."

Dena manggut-manggut. "Iyaa sih gue juga mikir jadi orangtua tuh gak mudah. Sama sih kek kita Nei yang takut salah ngedidik sama ngasih ilmu ke siswa, eh tapi lebih lagi deh."

"Nah, itu. Makanya harus teliti banget kalau kita udah jadi orangtua."

"Makanya gue belum siap nikah hahaha." Neira ikut terkekeh.

"Mamama mah," rengek Ares menarik tangan Neira yang memegang sendok.

"Buset protes," ujar Dena, gemas sendiri dengan tingkah Ares yang tidak sabar disuapi pisang lagi.

"Eh iya, Flaya kenapa tiba-tiba gak bisa dateng?" tanya Neira penasaran.

"Ada urusan katanya, gak bilang sih sama gue urusannya apa. Lo gak mau ngajar, Nei?"

"Mau banget. Tapi Mas Revan masih nahan, gue ngikut aja lah selagi gue belum suntuk banget."

Sambil makan, Neira dan Dena lanjut membicarakan hal random karena sudah lama mereka tidak berkumpul. Dering ponsel Neira memutus obrolan dua perempuan itu.

"Halo, Mas? Hah? Mas udah di parkiran?." Neira diam mendengarkan suara suaminya.

"Iya aku ke depan sekarang." Dena hanya memperhatikan Neira yang wajahnya memelas. Entah karena dimarahi suaminya atau karena hal lain.

"Sorry, Na. Gue harus nyusul Mas Revan sekarang. Mau nganter Ares check up dulu," ucap Neira dengan tatapan menyesal karena harus meninggalkan Dena.

"Santai, Nei. Lagian check up Ares lebih penting. Udah sana cepet susul laki lo," saran Dena.

Neira mengangguk karena Revan memang memarahinya tadi, jadi ia harus cepat-cepat menemui pria itu. Setelah berpamitan lagi dengan Dena, Neira langsung berjalan keluar menuju parkiran dimana mobil Revan berada.

Sesampainya di parkiran, Neira melihat mobil Revan yang berada tidak jauh darinya. Neira berjalan cepat, Ares yang digendong hanya menatap mamanya dengan raut polosnya. Mungkin kalau Ares bisa bicara lancar ia akan mengatakan, "aduh mama, jangan cepet-cepet. Aku jadi pusing."

Setelah masuk ke mobil, Neira menatap ragu ke arah suaminya. Sontak saja ia merasa aura dingin Revan. Kepalanya seperti sudah mempunyai tanduk.

"Aku suruh kamu cepat-cepat bukan berarti harus mengabaikan keselamatan," ujar Revan menatap tegas Neira.

"Ya?" tanya Neira bingung, kebiasaan Neira bila berbicara dengan Revan. Pasti selalu seperti begitu.

"Ngapain kamu jalan cepat begitu, gak lihat anak kamu terguncang?" Revan masih mempertahankan suara dinginnya, membuat Neira terdiam. Jujur, Neira pasti tidak bisa menang jika Revan sedang dalam mode seperti ini.

"Iya aku salah, Mas." Akhirnya, hanya itu jawaban yang bisa Neira berikan. Sedang tidak berniat memperpanjang debat, Revan memutuskan untuk meinggalkan restoran menuju ke rumah sakit tujuan mereka.

"Siapa ini yang datang? Ares yang ganteng ya?" sambut dokter Reni saat Revan dan Neira yang menggendong Ares masuk ke ruangannya.

"Selamat sore, dokter Reni," sapa Neira dengan senyum manisnya.

"Selamat sore. Ares lalu berisi ya dari sebulan yang lalu?" tanya dokter Reni dengan nada cerianya, seperti dokter anak pada umumnya.

"Iya nih dokter, aku makan terus," jawab Neira yang berpura-pura menjadi Ares.

"Bagus dong ya, makin sehat. Yuk dokter periksa dulu," ajak dokter Reni.

Setelah selesai pemeriksaan, dokter Reni menjelaskan beberapa hal penting terkait kesehatan Ares serta perkembangannya. Ares sudah menunjukkan kemajuan dari segi perkembangannya, meski tergolong lambat tapi kemajuan ini sudah cukup bagus. Ares sudah bisa berbicara meski belum jelas dan kosa katanya masih sedikit, untuk berjalan Ares sudah bisa melangkah sebanyak lima langkah. Untuk kesehatan Ares, sudah tergolong sehat, mungkin hanya diperlukan beberapa vitamin dan makanan yang mendorong pertumbuhan Ares.

"Terima kasih, Dok. Kalau begitu kami permisi dulu," ujar Revan yang sekarang menggendong Ares, tadi dia sudah mengganti jasnya karena takut Ares terkena kuman.

"Mari, Dok," pamit Neira.

Revan dan Neira menaiki lift khusus karena rumah sakit ini memang milik pamannya. Jadi, keluarga Aksara boleh memakai fasilitas khusus yang ada.

"Dalam waktu dekat kita pergi liburan bersama," kata Revan tiba-tiba.

"Beneran, Mas?!" pekik Neira. Dia semangat sekali, karena perempuan itu memang sudah menunggu lama sekali.

"Ya. Kamu ingin kemana?"

"Hmm, aku kemana aja boleh, Mas. Mas Revan yang pilih aja, aku percaya sama kamu."

Revan yang sudah mengetahui keinginan Neira dari Bunda Duri pun tidak menjawab pertanyaan Neira membuat perempuan berambut panjang itu sedikit kesal.

"Keperluan untuk liburan, nanti dipersiapkan oleh anak buahku. Jadi kamu dan Ares tinggal berangkat bersama ku saja," jelas Revan.

Neira mengangguk paham. Revan terlihat tampak ragu ingin mengatakan sesuatu. Baru kali ini Neira melihatnya.

"Ada yang ingin mas katakan?" tanya Neira penasaran.

Revan mendehem, "Soal anak, apa kamu siap?" Neira melebarkan matanya pertanda pertanyaan suaminya sangat membuatnya terkejut.

"Anak? Anak kita maksudnya benar-benar itu?" Anggukan Revan, membuat tubuh Neira merinding.

Jadi, Revan sudah mempunyai rencana tentang anak mereka. Sungguh di luar dugaan Neira.

Neira hanya bisa diam karena terlalu terkejut mendengar pertanyaan mendadak dari Revan.

👶👶👶

Note: Maaf yaa kalau ngaco atau ga ngefeel.

Makasih 10 votenya, thank you dah mau baca yaa ❤. Hmm lebih dari 10 vote untuk part ini gimana?

Mungkin aku gak bisa update cepat-cepat. Selamat beraktivitas semua.

27 Mei 2021.

Continue Reading

You'll Also Like

7.1M 396K 71
Sebuah pertemuan yang berakhir dengan pernikahan. sama-sama saling menguntungkan. "menikahlah denganku dan berikan aku seorang pewaris. setelah itu...
30.9K 2.2K 44
[PART LENGKAP] "Di saat orang-orang ngejar masa depan. Eh, lo sendiri yang ngejar masa lalu." Sindiran itu terucapkan untuk seorang pemuda. "Tapi gua...
5.1K 528 5
Cinta Minghao bertepuk sebelah tangan, tentu saja. Ia mencintai idolanya, dan sekarang tersebar kabar bahwa idolanya tengah berkencan dengan seorang...
6.2M 322K 59
Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusaknya sejak 7 tahun lalu. Galenio Skyler hanyalah iblis ya...