MONEY GIRL [TELAH TERBIT]

By 2nisaa

33.6K 4.2K 1.2K

Cek informasi tentang pembelian buku di Instagram penerbit @viruspuitis.id [BEBERAPA PART DIHAPUS UNTUK KEPEN... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
12 (√)
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
26
27
28
29
30
END
BONUS
Berita baik (?)
Vote Cover?!
OPEN PO!

25

700 83 12
By 2nisaa

"Lala!"

Lala membalikkan badannya saat seseorang memanggilnya. Lala memincingkan pandangannya.

Sedetik kemudian ia menyilangkan tangannya.

"Kenapa? Jenguk nenek lo lagi?" tanyanya.

Ricko, orang yang memanggil Lala.

"Sebenernya salah Vernon apa si? Terbukti 'kan, dia nggak selingkuh? Kenapa lo nggak coba kasih kesempatan kedua buat Vernon?"

Tiba-tiba datang dan memarahi Lala.
Apa itu masuk akal?

"Nggak ucapin HBD? Namanya manusia bisa lupa dong. Plis La, lo balikan aja sama Vernon, ya? Tau nggak, Vernon masih belum move on juga dari lo. Waktu denger dia mau pergi emang dia biasa aja. Tapi tiba-tiba moodnya turun terus nyamperin lo. Dan apa respon lo? 'Ohhh' apa itu masuk akal? Kalian masih saling suka 'kan? Cepet balikan sebelum nyesel La. Dan garis bawahi! Vernon cuma suka sama lo!"

Kemudian Ricko pergi begitu saja setelah memarahi Lala tiba-tiba di siang bolong begini.

Lala tertawa hambar. Siapa Ricko, berani menghancurkan mood Lala?

Lala berjalan cepat menghampiri Ricko dan menarik tangan Ricko menuju tempat yang sedikit sepi.

Tenang aja, nggak ngapa-ngapain kok. Ricko bukan type Lala:v

Lala mendorong kasar tubuh Ricko sampai terpojok antara dia dan dinding. Mendekatkan wajahnya dan menatap tajam Ricko.

"Denger, ya! Gue juga cewe. Gue bukan sekedar cewek yang haus uang, lo tau sendiri gue juga banyak uang. Gue minta Vernon lebih berusaha. Kalo cuma usaha kaya gitu, bocah SD juga bisa. Bodo amat! Pergi sana lo. Jangan ganggu gue. Gue lagi PMS!"

Lala tersenyum, membenarkan jas Dokter kebanggangnnya, lalu pergi.

Ricko menghembuskan napasnya yang sedari tadi tertahan. Tadi itu Lala sangat menyeramkan.

Emang, ya, cewek kalau PMS itu nyeremin. Ricko pun ikut pergi dari sana.

Ia harus segera berangkat kerja. Apalagi hari ini Vernon tidak ke kantor.

Sementara itu Lala sedang berjalan menuju IGD.

Keningnya berkerut melihat orang-orang tengah berkumpul dan asik berbincang.

Seperti ada hot topic?
Lala menghampiri salah seorang suster yang sedang menulis sesuatu di kertasnya.

"Ada apa? Ada berita hangat?" tanya Lala berbisik.

Suster itu sampai tersentak kaget karena Lala tiba-tiba datang dan berbisik di telinganya tanpa permisi.

"Dokter Layla, anda membuat saya terkejut. Mereka membicarakan pesawat Dragonfly Air yang jatuh Dokter," ucapnya.

"Dragonfly?"

"Iya, pesawat menuju Kanada. Katanya, itu kesalahan Pilot karena Pilotnya mengantuk. Bukan hanya bus, bahkan pesawat bisa jatuh karena Pilot yang mengantuk. Hahh, ada-ada saja."

"Kasihan sekali keluarga korban. Pesawat itu jatuh ke laut, dan sebagian besar penumpang meninggal. Bukankah-- Dokter anda mau kemana?!"

Lala berlari keluar dengan wajah panik. Kepalanya menggeleng pelan.

"Nggak, nggak mungkin. Nggak!" gumam Lala pelan.

Tanpa melihat sekeliling dan mendengar apapun, Lala terus berlari entah akan kemana.

Tangannya mengeluarkan ponsel dari sakunya, dengan masih berlari.

"Ricko, Vernon nggak papa 'kan? Vernon belum pergi ke Kanada 'kan? Vernon--"

Brakk

"Lala? Woi! Lo--"

Tutt

Panggilan terputus paksa.
Lala yang menyeberang jalan tiba-tiba membuat pengendara mobil hitam itu kaget dan akhirnya menabrak Lala.

Tubuh kecilnya melayang, memantul dan akhirnya jatuh beberapa meter di belakang mobil itu.

Ponselnya pun terlempar entah kemana. Darah mengalir deras dari kepalanya, dan orang-orang yang menyaksikan itu memekik ngeri.

"Suster!! Seseorang tertabrak mobil!!" teriak salah satu dari mereka.

Dengan cepat, suster membawa Lala ke IGD untuk ditangani.

"Dokter! Dokter Layla anda bisa mendengar suaraku?"

"Dokter, jangan tutup matamu. Anda harus tetap sadar!"

Suara yang terdengar samar di telinganya.

Rasa sakit di pipinya karena ditepuk agar tetap sadar oleh suster adalah sebagian kecil dari rasa sakitnya di kepla.

Sakit di kepala, yang membuat mata dan telinganya tidak bisa berfungsi secara normal.

Suara yang samar dan penglihatannya yang mulai memburam. Matanya sangat berat.

Di ujung sadarnya, Lala memanggil nama orang itu. Orang yang membuatnya begitu khawatir hingga berakhir ia yang seperti ini.

"Vernon.."

Setelah itu matanya menjadi semakin berat, dan berakhir gelap.

••

"Dokter Layla mengalami serangan jantung mendadak Dokter!"

Nafis menghentikan aktivitasnya yang sedang berkutat di luka kepala Lala, dan segera melakukan CPR.

Nafis terus melakukannya dengan sekuat tenaga mencoba mengembalikan detak jantung Lala.

"Biar aku ambil alih Dokter," ucap seorang suster laki-laki melihat keringat membanjiri dokter Nafis.

Dokter Nafis pun menurut. Menghentikan aktivitasnya dan kini berdiri dengan nafas memburu.

"Detak jantung kembali!" seru dokter anestesi membuat semua orang menghembuskan napasnya lega.

"Kita selesaikan ini lalu kita tutup. Cepat. Dokter Nafis, setelah ini kau harus mengoperasi pasienmu," ucap dokter yang merupakan Dokter utama.

Dokter Nafis memaksa ikut, dan semua orang tidak bisa menolak permintaan Dokter Nafis.

Dokter Nafis itu paling dekat dengan Lala.

Setelah satu jam tiga puluh menit, akhirnya operasi selesai. Lala kini sudah dipindahkan ke ICU.

Mama Lily dan Ayah Alex hanya bisa menunggu di luar.

Seperti yang kita tau, diruang ICU memiliki jam kunjung tertentu. Kita tidak bisa keluar masuk seenaknya.

Mama Lily menangis deras melihat putrinya.

Selama ini, Lala jarang bahkan hampir tidak pernah sakit. Lala sangat sehat.

Dan sekarang, Lala sedang bertarung antara hidup dan mati. Betapa sakitnya hati Mama Lily.

"Luka di kepala pasien cukup parah karena benturan yang keras, hingga mengeluarkan banyak darah. Kepala adalah bagian sensitif. Saat operasi tadi, kami sempat kewalahan tapi untung saja kami bisa mengatasinya."

"Dan tadi juga pasien sempat mengalami serangan jantung mendadak namun, kami berhasil mengembalikkan detak jantung pasien. Meski banyak kendala, operasi berhasil dilakukan."

"Saat ini pasien sudah melewati masa kritisnya, tapi kami masih perlu mengawasi pasien. Kami akan mudah mengawasi pasien saat pasien berada di ICU, dan di ruangan itu juga peralatan sangat lengkap."

"Jadi jangan khawatir, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Dokter Layla."

Setelah mendengar penuturan Dokter itu dengan sedikit kelegaan, Mama Lily pun mulai bisa bernafas.

Memang benar, perkataan seorang Dokter sangatlah berpengaruh.

Ayah Alex memeluk istrinya, menguatkan. Matanya pun tak luput dari air mata sama seperti istrinya.

Mereka berdua hanya berusaha saling menguatkan dan bertahan berasama untuk putri semata wayang mereka.

To be continue

Makasih sudah membaca cerita aku sayanggg (〃゚3゚〃)

Follow my instagram
@ni.saa02
Follback? DM aja(◠‿◕)

Continue Reading

You'll Also Like

5.4M 228K 54
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
2.3M 197K 41
Kalisa sungguh tidak mengerti, seingatnya dia sedang merebahkan tubuhnya usai asam lambung menyerang. Namun ketika di pagi hari dia membuka mata, buk...
320K 18.1K 39
Hazel, sekilas gadis itu tampak rapuh namun tatapannya dapat berubah tajam seperti elang ketika bertugas dalam misi yang melibatkan nyawa orang-orang...
3.3K 1K 45
Dia terlalu sempurna untuk diceritakan secara sederhana. He is perfect. Kamu pernah mendengar bahwa kita akan sempurna dimata orang yang tepat? Yap...