Ketos | Lee Heeseung

By yippieyap

84.7K 13.7K 2K

๐Ÿ’ญ๐ฅ๐ข๐Ÿ๐ž ๐ฐ๐ข๐ญ๐ก ๐ฅ๐ž๐ž ๐ก๐ž๐ž๐ฌ๐ž๐ฎ๐ง๐  ๐š๐ฌ ๐ฒ๐จ๐ฎ๐ซ ๐ฌ๐ญ๐ฎ๐๐ž๐ง๐ญ ๐œ๐จ๐ฎ๐ง๐œ๐ข๐ฅ ๐ฉ๐ซ๐ž๐ฌ๐ข๐๐ž๐ง๐ญ ... More

[1] Jenguk
[2] ngapain ?
[3] cerita dikit
[4] susu dan roti
[5] perwakilan
[6] chat
[7] dua sisi berbeda
[8] dibalik susu dan roti
[9] dia peka
[10] dia kembali
[11] memori kelam
[12] beli bubur
[13] Petir dan beling
[14] sejak subuh tadi
[15] Tuhan, terimakasih
[16] ingatan yang kosong
[17] merah merona
[18] dibalik sosok-nya
[19] gejolak rasa
[20] masih dengan rasa yang sama
[21] perkara buruk
[22] permainan dimulai
[23] menjauh
[24] iya, gue suka sama lu
[25] Menerima kenyataan
[26] Lebih rumit dari yang dibayangkan
[27] langkah awal heeseung
[ 28 ] Kebohongan yang dibenarkan
[ 30 ] mencari jejak yang hilang

[ 29 ] tanpa jejak

1.4K 291 80
By yippieyap

Selesai menetapkan seluruh KIP dan pencapaian program kerja. Heeseung memilih minggat dari ruang sekre menuju kantin.

Ketua OSIS itu sedang dilanda banyak pikiran. Semester pertama kelas 12 ini Heeseung tengah mempersiapkan beasiswa luar negeri nya untuk jenjang kuliah serta tengah sibuk menyiapkan Sidang Akhir Jabatan.

Ya, tinggal menghitung hari Heeseung akhirnya lengser dari Ketua OSIS.

Heeseung tiba di kantin dan memesan semangkuk ramen. Makanan yang ia jamin bisa menaikkan mood nya. Semacam healing menurut Heeseung.

Kantin kosong melompong. Cocok untuk Heeseung menenangkan diri. Pemuda itu duduk di kursi dekat balkon kantin. Angin menerpa wajah tampan Heeseung, mengibas rambut nya lembut.

"Den Heeseung ?" seorang penjual kantin menyadarkan lamunan Heeseung, membuat Heeseung menoleh dan melihat semangkuk ramen pesanan nya sudah ada di depan nya.

"Jangan ngelamun sore-sore, gak baik Den," ujar sang penjual.

Heeseung merespons dengan senyuman. Pemuda itu kemudian menyantap semangkuk ramen nya hingga tetes terakhir. Mangkuk ramen bersih tanpa sisa.

Ketika Heeseung hendak pergi, ia mendapati sosok Adela tengah berjalan masuk ke area kantin. Melihat sosok Adela membuat Heeseung diam di tempat sambil memantau gadis itu dari kejauhan.

"Kak Heeseung !" fokus Heeseung teralihkan saat seseorang memanggilnya.

Heeseung menoleh dan mendapati Melisa menghampirinya. Gadis itu langsung mengambil tempat kosong di samping Heeseung.

Sejak OSGATH Melisa sering menempel ke Heeseung. Seperti sekarang ini Melisa tanpa aba-aba merangkul lengan Heeseung.

Pemuda yang dikenal dingin dan jutek itu pun melepas rangkulan Melisa, "Kalo ada perlu gak usah bertele-tele, langsung aja."

Seakan tidak merasa bersalah, Melisa pun senyum-senyum sedangkan Heeseung hanya bisa memutar bola matanya malas.

"Melisa boleh ya pulang bareng kak Heeseung ?"

Heeseung langsung berdiri dan meninggalkan Melisa. Tidak, Melisa tidak tinggal diam. Gadis itu berlari mengejar Heeseung.

"Kak Hee-" tiba-tiba Melisa jatuh dan Heeseung langsung menoleh.

Bukan cuma Heeseung, disana ada Adela dan beberapa orang lainnya yang melihat adegan itu.
Karena Heeseung orang terdekat jadi Heeseung mendekati Melisa. Ia membantu Melisa berdiri.

Sadar akan Adela yang melihat kejadian itu menjadikan kesempatan untuk Melisa. Gadis itu menarik badan Heeseung sehingga kini Heeseung berada tepat di atas nya.

"M-maaf kak, kaki Melisa tiba-tiba sakit."

Heeseung buru-buru berdiri dan matanya langsung bertemu dengan milik Adela. Yang ditatap langsung memutus kontak dan berdiri dari tempat.

"A-aku balik duluan ya, semangat buat 3 hari lagi Sidang Akhir !" kemudian Adela bergegas pergi dari kantin. Mata Heeseung mengikuti figur Adela dan mengejarnya. Ia membiarkan Melisa yang terus menerus meneriaki namanya.

Dan tepat di koridor Heeseung berhasil meraih lengan Adela dan memutar tubuh gadis mungil itu. Membuat Heeseung langsung memeluknya.

Adela yang kaget akan tindakan Heeseung langsung mendorong tubuh Heeseung. Syukurlah pemuda itu sadar, Heeseung merutuki dirinya bodoh.

'Ngapain anjir ?! Lu gak tau malu banget ya Seung ?!' batin Heeseung.

"Kenapa kak ?" tanya Adela dingin. Heeseung kaget mendengar intonasi Adela. Tidak pernah ia mendengar intonasi Adela dingin seperti sekarang.

"Lu ngejauh dari gue ?" Heeseung langsung bertanya to the point.

Memang setelah kejadian yang menimpa Adela selepas acara OSGATH, Heeseung sadar akan Adela yang menjauh darinya. Bahkan ia sendiri bingung kenapa Adela menjauh.

Dan sekarang kesempatan Heeseung bertanya langsung pada Adela.

Adela menggeleng, "Perasaan kakak aja."

"Enggak Del," Heeseung langsung membalas, "Gue tau lu lagi ngejauhin gue, gue kenapa ? Gue salah apa ? Please, gue gak mau ada yang dendam sama gue, gue sekarang kelas 12 Del, gue gak mau sampai nanti kelulusan gue gak maksimal hasilnya-"

"Jadi gara-gara kelas 12 ?" Adela langsung menginterupsi.

"Aku gak mau bahas ini lagi, kak. Toh emang kenapa kalo aku ngejauh dari kakak ? Gak ada dampak buruknya kan buat kakak ? Justru bagus dong kak kalo aku jauhin kakak, biar nama kakak juga tetap bagus di mata murid-murid."

"Jangan kayak aku," Adela menjeda kalimatnya. Gadis itu menahan dirinya agar tidak menangis.

"Aku udah ngerusak reputasi a-aku... hiks, d-dan aku gak m-mau nyeret orang l-lain...hiks b-biar reputasinya ikut h-hancur..." Bukan Adela kalau tidak bisa menahan air matanya.

Heeseung terdiam. Adela mengusap matanya kemudian berusaha keras agar tidak semakin deras.

"Sekarang aku mohon banget ke kak Heeseung, jangan ganggu aku lagi dan jangan berusaha bikin aku bakal bicara lagi sama kakak. Aku gak akan terima kotak bekal dari kakak lagi, aku gak akan balas chat kakak kalo sekiranya gak penting." Kemudian Adela berlalu meninggalkan Heeseung yang masih mematung.

Selama ini Heeseung selalu meletakkan kotak bekal di loker meja Adela. Nampaknya pemuda itu tidak tahu kalau Adela lebih cerdas dari yang ia kira.

Tak hanya itu. Heeseung bahkan sering memanggil Adela untuk bertemu di ruang OSIS. Setelah berbincang masalah organisasi, Heeseung akan membuka topik yang kini telah ia utarakan. Namun selalu gagal karena Adela sering kali beralasan, 'Kak, aku ada ulangan sosiologi' 'Kak maaf, aku mau ngurusin anak rohis dulu' 'Lain kali aja ya kak, aku sibuk'

"ARGGGGH !! BODOH KAU LEE HEESEUNG !!" Heeseung berteriak kencang. Tidak peduli dengan mereka yang mendengarnya. Pemuda itu sedang kesal. Kesal dengan dirinya.

•. ketos | lee heeseung .•

"Maka dari itu, saya sebagai presidium 1 resmi menutup Sidang Akhir Jabatan periode 2020-2021."  Tepat siang hari. Setelah kemarin seluruh anggota OSIS bergulat di medan perang, saatnya periode lama melepas jabatan nya dan digantikan dengan periode yang baru.

Seluruh peserta sidang bertepuk tangan meriah. Ada yang saling berpelukan bangga dan haru.

"Kepada Ketua OSIS periode 2020-2021, dipersilahkan maju ke sumber suara." Seorang presidium memanggil Heeseung kemudian menyodorkan mic pada Heeseung.

"Test, test."

Aula yang semula bising dalam sekejap kembali sunyi kala Heeseung memegang alih mic.

"Singkat saja, terima kasih banyak kepada rekan-rekan OSIS periode 2020-2021, dan untuk rekan-rekan OSIS periode baru, saya berharap banyak dari kalian agar tetap mempertahankan nilai baik dari periode sebelumnya dan mengembangkan program-program yang belum terlaksana dengan sebaik mungkin. Terima kasih dan mohon maaf apabila selama periode saya terdapat banyak kesalahan dari saya sendiri sebagai ketua OSIS." Dan kata terakhir pun menjadi penutup Sidang Akhir Jabatan.

"PAK HEESEUNG JANGAN LUPA HABIS INI TRAKTIR ANAK OSIS !!"

"WE LOVE U PAK."

"BAPAKE HEESEUNG TERBAIK, KETOS TERBAIK SEPANJANG MASA !!"

"JANGAN LUPA PAK UNDANG MAKAN-MAKAN RAMEN DI RUMAH NYA."

Heeseung balas tersenyum kala mendengar teriakan dari anggota sidang. Pemuda itu kembali ke tempatnya dan langsung mendapat apresiasi dari anggotanya.

"Enaknya makan-makan nih, pak," celetuk Jay.

"Yaelah, ujung-ujungnya juga lu cuma makan jagung doang," balas Youngbin meledek Jay.

"Udah guys diam dulu." Kali ini Jake mengarahkan seluruh atensi padanya, "Mendingan biarin Bang Heeseung aja yang nentuin, mau makan apa. Gimana ?"

"Setuju !"

"Gas lah, gue mah ngikut aja."

Heeseung cuma bisa diam. Pemuda itu sudah siap isi dompetnya terkuras habis mentraktir seluruh anggota OSIS.

"Ngomong-ngomong." Suara Youngbin membuat yang lain tertuju fokus padanya, "Adela gak dateng sidang ya ?"

Seluruh kepala tergerak mencari keberadaan Adela. Begitu juga dengan Heeseung.

"Gue denger dia ada urusan gitu, terus katanya mendesak banget."

Yang lainnya kembali sibuk dengan percakapan dan obrolan random. Namun tidak dengan Heeseung yang tiba-tiba keluar dari kerumunan.

Mendengar kabar Adela tidak hadir, Heeseung segera meraih ponsel dan mengetik sesuatu disana.

Lil Girl🧸

Delaaa |
Adela |
Pls jwb |
lu dmn? |
klo g bls gue samperin y |
del |
pls |
adela |
del srius |
semua org nyariin lu |
termasuk gue |

Heeseung yang dibuat gelisah oleh keadaan langsung menelepon Adela. Namun tetap saja, tidak ada balasan dari Adela.

"Nungguin siapa kak ?" tiba-tiba seseorang muncul dari belakang. Heeseung langsung membalik badan nya dan mendapati Daniel.

"Enggak, gak nungguin siapa-siapa." Kemudian Heeseung berlalu masuk ke aula.

Langkah Heeseung terhenti ketika Daniel mengatakan sesuatu tentang Adela, "Adela pergi, lebih tepatnya dia gak akan kembali lagi."

Kata terakhir yang terlontarkan oleh Daniel membuat Heeseung benar-benar menatap Daniel tajam. Ia hendak meminta penjelasan dari Daniel.

"Bukan artian Berpulang ke Tuhan, tapi maksud dari kalimat gue... Adela pindah sekolah, gue gak tau dia pindah ke mana, bahkan bang Yeonjun gak ngasih tau ke gue."

Heeseung tidak percaya dengan apa yang ia dengar, "Dari kapan ?"

"Dia udah ngerencanain pindah sekolah sejak kenaikan kelas, tapi karena masih ada tanggung jawab rohis dia baru bisa bener-bener pindah pas lembar pertanggung jawaban dia udah selesai semua. Makanya hari ini dia gak hadir sidang. Sekolah udah anggap dia bisa ngelepas tanggung jawab dia," jelas Daniel.

Masih tidak percaya dengan apa yang ia dapatkan. Seolah-olah kini Tuhan membalas perbuatan Heeseung. Ia kini sadar. Ia sudah terlalu menyakiti perasaan Adela.

"Jangan terlalu nyalahin diri sendiri, bang. Adela punya alasan lain kenapa dia pindah. Dia gak sebodoh itu pindah sekolah cuma gara-gara sakit hati karena orang yang dia suka." Ucapan Daniel seolah menyindir Heeseung, pada kalimat 'orang yang dia suka' Yang Adela sukaㅡHeeseung.

Heeseung langsung terduduk lemas di lantai. Pemuda itu tak habis pikir, ia benci dirinya, dirinya yang terlalu membangkang perihal perasaan, hingga akhirnya sekarang ia yang menderita. Ia benci dirinya yang sangat mudah melepas seseorang seperti Adela.

"Menurut lu, dia pindah kemana ?" Heeseung bertanya di tengah penderitaannya.

"Mungkin keluar negeri, Jerman ?"

Mendengar jawaban Daniel, Heeseung semakin dibuat sakit. Jika sampai Adela benar-benar ke luar negeri, Heeseung tidak tahu negara mana yang harus ia tapaki.

Kini, ia benar-benar kehilangan.












segitu dulu yaa xixi

maaf kemarin" blm bisa update:(
dan makasih buat yang masih nunggu dan
masih setia baca❤️❤️❤️

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 176K 27
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
315K 18.7K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
283K 26.3K 31
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.8M 79K 36
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...