GAAREEZ

By Kqaariinaa

1.9K 1K 480

Gaareez Menjatuhkan dan mengorbankan cintanya. Andai bisa sesederhana itu, dia tidak akan pernah mencintainy... More

PROLOG
Zuerst
Bibit Rasa
Kapan?
Makna cinta?
Segitiga Bermuda
Buku kehidupan
izin mencintai?
Dia bukan kamu
Negatif Satu
Berlin
Das wort
Cinta tak kenal harap
Pergi untuk pulang

Senja tenggelam dimatanya

49 12 8
By Kqaariinaa

Hujan baru saja reda, mereka kini berjalan menyusuri jalanan Berlin. Mereka mencari hotel terdekat, saat mereka sedang berjalan, tiba-tiba mata Liyya bertemu dengan seorang pria yang begitu familiar baginya sedang bersama seorang perempuan yang membuatnya ingin menjadi psikopat saat itu juga.

Di sebrang sana terlihat Bima sedang memakan Es krim dengan Eartha.

Liyya berlari kearah mereka, tanpa melihat ke kiri dan kanan. Saat hendak menghampiri mereka, tiba-tiba sebuah mobil menyerempet kakinya, hingga sang empu terjatuh.

BRUUKKK!

"Argghhh...," ringis Liyya.

Gaareez dan Juna yang melihat itu langsung berlari kearahnya.

"Li, Lo nggak papa?"  Gaareez menatap cemas

"Lo mau ngapain sih Li, nyebrang nggak liat-liat dulu. Lo mau kemana hah?!"

Liyya menunjuk seseorang yang sekarang tidak jauh dari pandangan mereka, "Bima."

Juna yang melihat itu langsung berlari kearah Bima yang sedang asyik menyantap Es krim dengan Eartha.

Juna menjewer kuping Bima, "adem ye, enak makan es krim,"

"Loh nggak jadi pulang?" tanya Bima

"Oh jadi kamu maunya aku pulang?" Liyya menatap Bima kecewa

"Ya nggak gitu juga. Malahan bagus."

Eartha tersenyum kearah Liyya, yang di balas dengan tatapan tak suka dari Liyya.

"Udah yu Li ke hotel, Lo harus istirahat, dan luka Lo perlu di obatin,"

"Loh emang Liyya kenapa?" tanya Bima

"Jatoh dari pesawat tadi." jawab Juna lalu memapah Liyya pergi yang di ikuti oleh Gaareez dari hadapan Bima dan Eartha.

"Eh tunggu!" seru Bima yang langsung menyusul mereka, yang diikuti oleh Eartha.

🌳🌳🌳

Liyya sekarang sudah terbaring di ranjang, yang di kerumuni oleh para laki-laki yang hadir dalam kehidupannya, dan juga seorang perempuan yang mungkin akan di benci olehnya jika membuat ulah lagi.

Liyya menatap Gaareez, Bima, Juna, dan Eartha bergantian, "udah kaya orang yang mau mati aja gue di kerumuni gini, nggak sekalian di yasinin?"

"Boleh juga tuh, yu Gaar bacain dia Yasin," semangat Juna

Gaareez menatap Juna dengan tatapan tajam nya. Gila saja dia, Liyya hanya ke serempet dan kakinya memar sedikit, bukan sekarat.

Bima menatap lekat Gaareez dari ujung kepala sampai kaki. Dia tersenyum miring, entah apa maksudnya. Sedangkan Gaareez yang merasa dirinya di perhatikan, membalas tatapan Bima yang penuh selidik.

"Oh ya, kita belum kenalan," Bima menjulurkan tangannya kearah Gaareez, "kenalin gue Bima,"

Gaareez membalas uluran tangan Bima, "Gaareez."

"Oh jadi ini Li, yang suka jagain kamu akhir-akhir ini?" Matanya menatap Liyya

"Heem."

"Thanks bro, udah jagain Liyya," Bima tersenyum kearah Gaareez

Gaareez hanya menjawab dengan senyuman kearah Bima. "Oh jadi ini Li orang yang buat aku iri karena bisa dapetin hati kamu." Lirihnya dalam hati

Liyya melirik kearah Bima, dan memegang tangannya, "Bim aku pengen liat senja ke pantai," pintanya

"Nanti aja ya. Kamu kan lagi sakit," ucapnya lalu membelai rambut Liyya

Liyya menggelengkan kepalanya, "pengen sekarang,"

Bima menghembuskan nafasnya, "yaudah." lalu tersenyum kearahnya

Liyya tersenyum penuh kemenangan, karena di sebelah Bima, Eartha menyaksikan bahwa Bima menyayanginya.

"Gue ikut." ucap Gaareez dan Juna berbarengan

"Gue juga," ucap Eartha

Juna mengernyit heran, "lo bisa bahasa Indonesia juga?" tanyanya

Eartha tersenyum kearah Juna, "bisa."

"Anjir kalo gitu mah ngapain tadi gue cape-cape ngomong bahasa Jerman ke Lo."

Eartha mengangkat kedua bahunya.

"Lo ngapain ikut sih?" ketus Liyya

"Ya kan gue juga mau liat senja, lagian seru kalo rame-rame."

"Gapapa kan Li?" tanya Bima, yang di jawab anggukan kepala kecil oleh Liyya.

Mereka kini berada di mobil Bima, menuju ke pantai terdekaat di Berlin. Posisi Liyya saat ini sedang di hampit oleh orang yang di sukainya dan orang yang menyukainya. Liyya duduk di antara Gaareez dan Bima, sedangkan Juna mengemudi dan juga Eartha di sebelahnya.

Liyya mencoba bergerak karena dari tadi dia merasa susah bergerak. Saat dirinya mencoba untuk bergerak, kakinya yang tadi memar menyentuh kaki Gaareez.

"Argggh...,"

"Kenapa?" tanya Gaareez dan Bima bersamaan.

Liyya menggelengkan kepalanya.

"Mana yang sakit?" tanya Gaareez dan Bima lagi-lagi bersamaan

"Eheem, udah kaya paduan suara aje tuh," sindir Juna

Eartha menatap iri kearah Liyya, yang di khawatirkan oleh orang yang di sayangnya

🌳🌳🌳

Mereka sudah sampai di pantai, mereka langsung memesan kelapa untuk di nikmati dikala senja. Mereka duduk bersama, menunggu sang penjual beres meyajikan kelapanya.

Liyya menggenggam lengan Bima, "kita jalan-jalan yu,"

Bima tersenyum kearah Liyya, "ayo."

"Mau kemana?" tanya Gaareez dan Eartha bersamaan

Liyya memutar bola matanya, "jalan-jalan di pinggir pantai lah." Liyya memeluk lengan Bima, "ayo ah Bim!"

Gaareez menatap sendu kearah Liyya dan Bima yang semakin menjauh adanya. Dia memandang senja yang mulai tenggelam di cakrawala. Memikirkan dan menafsirkan perasaanya.

Apa yang harus aku lakukan untuk membela perasaanku kepadamu, Li?
Apakah bahagiamu adalah Bima?
Apakah kamu merasa utuh jika bersamanya?
Apa yang harus aku perbuat?

Apa yang ada di pikiranmu Liyya?
Kenapa tak sedikitpun kamu memikirkan perasaanku, bahkan kamu biarkan perasaan ini di telan ombak, membiarkan hatiku terjebak di dalam mulut para hiu dan terumbu karang?

Bahkan pantai yang sunyi dengan ombak gemuruh yang mengajakku berenang bersama
Bahkan pasir putih saja mendengar bisikan perasaanku. Sebenarnya aku sangat ingin mengajakmu ke tengah lautan dan tenggelam bersama.

Pagiku menjelma warna hitam yang membutakan tata Surya
Malamku menjelma siang yang mewarnai senja yang tak lagi jingga
Dan aku, aku ini siapa? Aku hanyalah bahasa yang tak bermakna bagimu.

Lamunannya buyar ketika ada seseorang yang menepuk bahunya.

Eartha tersenyum manis kearah Gaareez, "gue tau lo cemburu kan Liyya sama Bima?"

"Tau dari mana?"

Lagi-lagi Eartha tersenyum, "keliatan dari cara Lo Mandang liyya,"

Gaareez tersenyum kecut, "gue harus lakuin gimana, jika orang yang membuat gue merasa utuh, nggak merasakan hal yang sama?"

"Lo sabar aja, gue juga udah lama nunggu Bima sadar akan perasaan gue, tapi gue harus lakuin apa? Gue juga nggak tau harus lakuin apa, apalagi gue cewe, Lo mah enak laki."

Gaareez tersenyum kearah Eartha, dirinya ternyata tidak merasakan perasaan itu sendiri.

Di sisi lain Liyya mengajak Bima untuk membeli es krim.

"Bim cari eskrim yu?"

"Ayo kayanya di sebrang ada deh." Mereka lalu berjalan keluar dari area pantai.

Mata Liyya berbinar saat melihat kedai es krim di sebrang sana. Tampa melihat kesana kemari, Liyya berlari kecil menyebrang ke arah kedai. Namun saat hendak sampai, tak Liyya ketahui di sebelah kiri nya, sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi.

Bima yang melihat ada mobil yang melintas cepat, saat itu juga merasa panik. Belum sempat Bima memberitahu Liyya, naas, mobil itu melaju terlalu kencang hingga menabrak tubuh Liyya hingga terpental jauh.

"LIYYA!!!!" teriak Bima, lalu berlari kearah Liyya yang sedang tergeletak di aspal dan di kerumuni oleh darah segar.

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 133K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
272K 25.4K 31
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.3M 224K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
1.1M 44.2K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...