❤All About Us❤

By KireiKyu

16.8K 1.9K 997

~Compilation of Jichen/Chenji Oneshots~ ~Kumpulan Oneshots Jichen/Chenji~ Start: 04/04/2021 End: ??? A Story... More

Chocolate Milk
Stomach Ache
Wrong Target
He's Mine
Mafia's Baby
Book & You
Let's Holiday
Sweet Snows
24hours Pajama
My Sweet Snows
Pillow Talks
Bad Boys
Blue Feelin'
Special Chapter
Special Chapter part II
Not My Ex! part I
~Sorry to Say~
Not My Ex! part II
Choose One!
Random Things
Bulol
He's Gone

Cuteness Overloads

868 89 41
By KireiKyu

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

Enjoy It


Suara deburan ombak menyapa halus pendengaran dua orang pemuda di penghujung siang hari ini. Pasir pantai putih serta hangat nya angin khas lautan menyambut kedatangan dua tamu mereka.

"Kau suka?" tanya si namja yang lebih tinggi seraya menggandeng erat tangan pasangannya.

"Hu'um, suka sekali." balas yang lebih mungil.

Keduannya berjalan dengan tautan tangan yang tampak tidak akan terlepas. Mendekat pada gulungan riak ombak kecil yang seolah memanggil keduannya.

"Wah! Lihat air lautnya ditengah sana tampak indah sekali..."

Pekikan riang itu lagi-lagi mengalun bersamaan dengan sebuah senyum indah yang turut muncul sedetik kemudian. Si manis memandang penuh kagum dan takjub pada hamparan pemandangan yang tersaji di depan mata. Hasil karya sempurna ciptaan sang Tuhan.

"Jwi, aku mau main kesana sebentar ya hehe dadaahh,,,"

"Tapi say-

Cup

"-Muach!"

Satu kecupan kilat dipipi kanan si jangkung berhasil di gapai oleh yang lebih pendek. Tentu saja dengan usaha nya berjinjit dulu. Tanpa menunggu respon sang kekasih. Si manis tadi sudah berlari kecil hampiri riak ombak air disana, tinggalkan sang kekasih yang masih berdiri diposisi tadi.

Dilihatnya sang kekasih hati berjongkok entah memainkan apa disana. Senyum hangat refleks terulas pada visual tampan seorang Park Jisung. Langkah panjangnya ia bawa mendekat,

"Chubby,, kemari dan lepas dulu sepatu mu." Si tampan berujar dengan sedikit teriak.

Sayang sekali yang diteriaki tidak menoleh. Tampak begitu asik dengan hewan kecil ditangannya. Hewan lucu dengan rumah kecil dipunggungnya yang cukup banyak ditemukan dipantai.

"Sayang!"

Jisung kembali berujar nyaring, kali ini langkahnya semakin mendekat pada si manis pemilik hati disana. Samar-samar telinganya menangkap suara cekikikan lucu sang kekasih.

"Woahh, kumang-kumang ini cantik sekali. Hihi lucuuu... dia malu-malu mengintip keluar cangkang. Annyeong, tuan kumang kecil."

Jisung yang mendengar ocehan Chenle disana bergumam gemas dalam hati.

'Aduhhh gemas sekali anak orang, ingin terkam tapi takut diterkam keluarga maung nya.'

Tinggal beberapa langkah saja jarak keduanya saat ini. Tapi masih sama, atensi si manis itu amat fokus dan sibuk berinteraksi dengan hewan kecil di permukaan pasir pantai itu.

"Chubby,,,"

"Iyaaaa?" sahutnya begitu polos.

Jisung saat ini merunduk ikut melihat keseronokan yang tengah dimainkan sang kekasih hati itu. Namja tinggi ini melihat jumpsuit dan kaos putih si manis yang sama dengan miliknya hanya berbeda ukuran saja, kini sudah sedikit kotor dengan bubuhan pasir putih yang melekat beberapa. Belum lagi sepatu putih dan caramel itupun tampak agaknya lembab.

"Hey, kemari lepas sepatu dan kaos kaki dulu sebentar sayang ku. Nanti bisa lanjut main lagi." Jisung kembali berujar.

Yang dipanggil menoleh lalu mengukir satu ulas senyum lebar sehangat dan seindah bias mentari sore. Tangan seputih salju miliknya bergerak melepas sepatu serta kaos kaki yang melekat. Kemudian ia sodorkan ke arah sang kekasih.

"Ini, sudah."

"Terimakasih sayangnya Jwi."

"Hu'um,," Chenle mengangguk lucu.

"Vitamin Jwi mana?"

Mengerti akan maksud sang kekasih tampan nya itu, si manis Chenle mendongak sedikit lalu sepasang bibir nya sedikit dimajukan. Seolah mempersilahkan Jisung untuk mengambil asupan vitamin nya yang tadi diminta.

Set!

Cup!

Kecupan singkat Jisung pada sepasang bilah bibir manis sang kekasih berhasil mendarat dengan sempurna. Tidak ada lumatan atau hawa nafsu apapun didalam nya. Hanya sebuah kecupan singkat sarat akan rasa cinta dan kasih sayangnya pada sang kekasih manis.

"Terimakasih chubby, Jwi taruh sepatu dulu ya."

"Okey, lele tunggu disini. Jwi jangan lama-lama tapi."

Jisung mengangguk lalu sedikit mengusak lembut surai hitam Chenle sebelum beranjak. Si tampan yang sudah mengambil asupan nya tadi tersenyum hangat. Namja tampan itu segera berbalik menuju tempat dimana dia sebelumnya menyimpan beberapa perlengkapan rekreasi mereka.

















Sesampainya disana ia menaruh sepatu kets putih milik sang kekasih tepat disamping tas besar miliknya. Jisung lantas berjongkok, turut melepas sepatu dan kaos kaki yang juga masih ia pakai, menaruh itu tepat disamping milik sang kekasih hati.

Tak sengaja matanya menatap keranjang yang berisikan makanan, minuman, dan cemilan yang sengaja sudah ia siapkan sebelum pergi ke pantai.

Tangan Jisung tergerak, mengambil keranjang tersebut. Membuka tutupnya lalu mengeluarkan beberapa makanan, minuman, serta cemilan disana untuk ia tata rapi di atas tikar kain yang sudah terhampar. Maksudnya, agar memudahkan saja jika sang kekasih merasa lapar atau haus maka tinggal ambil tanpa harus repot-repot lagi membuka keranjang itu lalu memilah nya.

"Jwi! ayo kita main air." Jisung menoleh, dan tersentak.

Chenle tiba-tiba sudah berada tepat dibelakang nya. Si kekasih manisnya itu menatap Jisung dengan binar mata yang sangat cantik. Netra indah yang selalu berhasil membuat Park Jisung jatuh terpana setiap kali melihatnya.

"Eoh? Sejak kapan kau disini chubby? Mengagetkan saja sih pacar manisnya Jisung ini."

"Umh? Sejak Jwi asik dengan keranjang makanan itu. Ayo main, kan tadi lele bilang jangan lama-lama ish! Masa lele daritadi tungguin Jwi disana sendirian." rengek si manis Chenle kesal.

Jisung terkekeh lihat kelakuan sang kekasih hati yang amat menggemaskan itu. Well, dimata Park Jisung kekasih manis nya itu memang seperti bayi. Bayi yang harus diberi perhatian khusus, bayi yang perlu dicurahkan banyak kasih sayang dan rasa cinta, serta bayi yang harus selalu ia jaga dan lindungi dengan baik.

Rasa cinta dan sayang nya Jisung pada sang kekasih memang berbeda dari yang lain. Tidak akan ada yang bisa menandingi atau melampaui seberapa besar cintanya.

Ah, Tuhan... tolong sisakan satu lagi pria seperti Park Jisung di dunia ini yang bisa digapai dengan mudah oleh hamba Mu ini.

"Jwi ayo!"

"Iya sayang iya, sebentar sudah pakai sunblock??

Chenle mengernyit, lalu menggeleng singkat.

"Kan ini sudah sore Jwi, memang perlu sekali pakai sunblock?"

Jisung menghela napas pelan, namja itu mengambil tas lalu tangannya merogoh mencari benda yang dimaksud.

"Sini, aku pakaikan dulu." Tangan besar Jisung menarik halus pergelangan tangan kecil sang kekasih.

Sementara itu yang ditarik hanya diam saja, membiarkan Jisung melakukan tugasnya.

"Kenapa hanya lele saja yang pakai? Inikan bukan siang hari loh Jwi, itu Jwi sendiri tidak pakai." Protesan terdengar dari si manis.

"Biarpun sore, tapi sinar matahari nya masih cukup terik sayang. Apalagi kita sedang dipantai, kulit putih mu akan memerah jika tidak pakai ini." Dengan nada penuh akan perhatian Jisung mencoba menjelaskan.

"Jwi tidak perlu pakai ini chubby, kau tau kan kulit ku tidak sensitif seperti milik mu." lanjutnya lagi lembut.

"Ah begitu, kenapa tidak adil sekali sih. Lele kan juga mau seperti Jwi. Kenapa lele harus terlahir dengan tubuh lemah dan banyak kekurangan ini." Nada bicara Chenle terdengar lirih diakhir kalimat.

Jisung tersentak, dengan cepat ia letakan sunblock yang sudah ia pakaikan pada Chenle. Kedua telapak tangan besarnya tergerak menangkup sisi wajah sang kekasih yang kini tengah menunduk. Mencoba  mengambil alih atensi penuh Chenle dengan perlahan.

"Hey, sayang lihat Jwi sini." Pinta Jisung dengan nada yang amat lembut.

Chenle menatap ragu pada sepasang netra jelaga segelap malam Jisung. Kekasih nya itu tengah memandangi dirinya dengan sangat intens. Seolah tengah menunjukan lewat tatapan seberapa besar ia menyayangi dan mencintai Chenle. Seberapa berharganya sosok Chenle di kehidupan seorang Park Jisung.

"J-jwi, aku-"

"Dengar dengan baik ya, sayangnya Jwi. Dimata ku, semua kekurangan yang ada pada diri mu ini merupakan kelebihan mu. Tidak ada satupun dari hal itu yang membuat ku merasa terganggu, tidak sama sekali. Justru semua itu adalah sisi istimewa dari mu sayang. Jangan lagi mengatakan hal buruk seperti tadi ya. Bagaimanapun juga seharusnya lele banyak bersyukur."

Netra indah si manis tampak berkaca-kaca kala mendengar semua perkataan namja tampan yang sudah menemani dirinya selama 3 tahun lebih. Park Jisung, sang kekasih yang selalu ada bersama nya selama ini.

Dia selalu ada disisi nya, kapan pun itu terutama kala Chenle tengah berada dalam fase yang sangat down. Jisung tak pernah absen, kekasihnya itu bahkan sudah mendapat kepercayaan penuh dari kedua orang tuanya.

"Hiks, m-maaf Jwi... Lele hanya sedih jika mengingat kondisi lele yang seringkali hiks... merepotkan orang lain terutama mom, dad, dan Jwi huhuu... kenapa kalian bisa sabar sekali merawat lele yang kadang kala menyebalkan juga."

Isak tangis yang malah terkesan lucu itu membuat Jisung merasa gemas. Jemari tangan miliknya cekatan bergerak menghapus anak sungai yang mengalir di sepasang pipi chubby favorit nya itu. Mengusap dengan amat hati-hati dan halus permukaan lembut itu.

"Sayangnya Jwi, sudah donk nangis nya, kasihan pipi chubby ini jadi terbasahi terus." ujaran halus dengan nada jenaka itu mengalun dari bilah bibir Park Jisung.

"Hey, kita kan kesini untuk bersenang-senang chubby. Buka untuk bersedih apalagi menangis karena hal sepele. Nanti sia-sia saja donk Jwi menculik anak manis kesayangan keluarga besar Lee ini."

"Lele memangnya mau Jwi dipecat jadi calon menantu oleh dad and mom lele sebab membawa pulang anak manisnya ini yang diculik sia-sia dengan keadaan sembab sehabis menangis?"

Chenle tersentak lalu dengan cepat menggeleng keras. Sesekali segukan sisa dari tangisan nya tadi terdengar. Merasa malu dan tidak mau dilihat oleh Jisung, si manis Chenle menelusupkan diri kedalam tubuh besar sang kekasih. Memeluk erat Jisung, menyembunyikan wajahnya semakin dalam ke dada bidang itu.

"Ugh, jwi..."

Sedikit mengerang kala mendapati hangat tubuh itu begitu terasa dari balik kaos putih tipis berlapis luaran jumpsuit yang sama dengan yang ia pakai juga. Sepertinya si manis kekasih hati Park Jisung ini merasa sedikit menyesal telah meminta sang kekasih untuk memakai setelan couple dengannya.

Jisung yang turut mendekap tubuh yang lebih kecil itu mengerut heran.

"Kenapa?" tanyanya.

"Um, ti-tidak kenapa-napa."

Si manis berusaha menutupi suara gugup dan juga menyembunyikan bias semburat merah yang akan muncul jika ia tengan merasa malu, atau salah tingkah.

"Jadi mau main air, sayang?"

"Memang boleh? Jwi kan biasanya tidak mengizinkan."

Jisung tertawa mendengar pertanyaan Chenle. Well, memang Jisung itu terlalu overprotektif pada kekasihnya. Hingga tidak jarang ia akan melarang apapun yang sekiranya bisa membuat si manis sakit. Tapi kali ini, Jisung akan mengizinkan itupun tentu saja dengan pengawasannya langsung.

"Boleh, tapi jangan kelamaan. Main air laut nya sebentar saja, bagaimana setuju?"

Chenle tampak menimbang tawaran Jisung. Sebenarnya dia ingin sekali main air lama-lama. Tapi, demi kebaikan nya dan juga mengingat tawaran langka Jisung, si manis mengangguk saja.

"Okay, tapi sekarang lele ingin main pasir dulu Jwi hehe. Boleh?"

"Sure, ayo kita main pasir dulu kalau begitu." Jawab Jisung semangat.

"Huah! Serius? Jwi ikut main juga?"

"Iya chubby, masa aku membiarkan si manis kesayangan Jwi ini main sendirian saja."

"Kalau begitu ayo! Kita harus mengadakan lomba membangun istana pasir."

Chenle dengan cepat melepas pelukannya lalu menarik tangan sang kekasih. Berlari kecil mendekat ke arah bibir pantai untuk bermain pasir disana. Jisung tentu saja tidak menolak, dengan senang hati dia turuti keinginan simple sang kekasih.

















Meanwhile, di kediaman keluarga besar Lee tengah terjadi keributan dadakan. Perkara hilangnya tuan muda di kediaman itu seluruh maid dan penjaga turut dibuat kalang kabut.

"Mark hyung bagaimana ini... kemana anak manis kita? Kenapa dia bisa hilang, sudah ku bilang kan seharusnya kita pulang awal hari ini!"

"Yak, tenanglah Haechan-ie. Mungkin saja uri baby dolphin sedang jalan-jalan dengan teman nya." ujar Mark dengan amat santai, seolah tanpa beban.

"Benar kata Mark hyung, bisa saja dia tengah bersenang-senang. Jangan parno begitu deh." Jeno turut menanggapi.

"Haish, kau sama sekali tidak membantu Jeno!"

"Yak! Kenapa kau marah-marah juga pada Jeno?" Protes namja paling kecil disana.

"Kau tidak lihat aku tengah panik kehilangan anak ku? Aku tidak tau dimana keberadaan bayi lumba-lumba ku Renjun, seharusnya kau juga panik seperti ku jika ada diposisi ku saat ini."

"Yayaya, terserah kau sajalah." jawab Renjun malas.

"YAK KALIAN JANGAN DIAM SAJA! BANTU CARI DONK. CHENLE TIDAK MEMBAWA PONSELNYA INI. ARGH AKU BINGUNG DAN KHAWATIR." teriakan itu menggema.

Baiklah, semua yang ada disana harus pasrah kena semprot oleh seorang induk beruang yang tengah panik saat tidak mengetahui dimana keberadaan bayi lumba-lumba nya.















"Ish, Jwi curang tadi menggunakan ember pas membuat istana pasirnya."


"Tapi kan tetap saja chubby, yang menang akhirnya aku kan." Jisung tertawa membalas gerutuan kesal sang kekasih.

Chenle mengerucut bibir, sebal dengan kecurangan Jisung. Saat ini mereka tengah duduk santai sejenak sembari memakan cemilan yang ada setelah asik melakukan kompetisi membangun istana pasir beberapa saat yang lalu. Dengan Park Jisunglah yang menjadi pemenang sebab bantuan ember yang ia temukan entah darimana.

Chenle duduk bersandar pada dada bidang sang kekasih yang tepat duduk dibelakang nya. Tangan kanannya memegang satu potongan kecil buah apel, sementara satu yang lainnya asik memainkan jemari panjang Jisung yang berada di sekitar perutnya. Jisung duduk dengan posisi tangan melingkari tubuh kecil Chenle. Memeluk possesive sang kekasih yang masih asik mengunyah buah apel.

"Sayang?"

"Ya jwi, kenapa?"

"Jadi main air sehabis ini?" tanya nya.

"Tentu saja jadi, kapan lagi memangnya lele mendapat kesempatan langka begini hehe. Apalagi saat berduaan dengan Jwi tanpa mom and dad."

Jisung terkekeh, memang jika kedua orangtua sang kekasih ada disini pasti akan cukup sulit untuk bermesraan seperti saat ini.

"Ayo main air sekarang Jwi!"

Chenle berseru semangat lalu bangkit. Bersiap hendak ke bibir pantai untuk bermain air dengan riak ombak kecil yang kini tampak seperti tengah memanggil dirinya, mengajak untuk bermain.

"Tunggu sebentar sayang, aku punya sesuatu yang lucu."

Jisung mengambil tas miliknya mencari benda yang dia bilang lucu tadi. Sementara itu Chenle sendiri menatap dengan penasaran. Melihat sang kekasih fokus mencari benda yang dia maksud tadi. Hingga tak berapa lama kemudian,

"Tadaaaa...!" Jisung berseru seraya menunjukan benda seperti topi tapi berbentuk boneka hewan gurita berwarna merah.

"Lihat ini lucu sekali kan, ah aku membeli ini karena teringat si chubby kesayangan Jwi ini."

Chenle diam masih fokus menatap benda yang menurut nya aneh itu.

Sret!

"Kemari chubby, Jwi pakaikan ini padamu biar makin menggemaskan okay."

Chenle menurut saja kala sang kekasih benar-benar memakai kan benda itu di kepala nya.

"Mana coba lihat sini?"

"A-apa lucu?" gugup Chenle

Jisung tersenyum lebar "Oh My God!Why you're so cute, chubby?"

Telapak tangan Jisung mengusap gemas sisian wajah manis sang kekasih yang kini tengah blushing.

"Sayang, mom Haechan dulu sebenarnya mengidam apa sih sampai punya anak semenggenaskan ini? Apa dad Mark punya trik tertentu saat membuat mu?" Jenaka sang kekasih.

"T-tidak tau! Tanya saja langsung pada mereka jika penasaran." balas si manis dengan wajah yang makin kentara merah sebab malu.

"Chubby, nanti ayo kita juga buat yang tidak kalah menggemaskan dari mu."

"H-huh?"

Jisung seketika tersadar dengan maksud kalimat nya barusan. Dia menggeleng heboh.

"Ah itu,,, bukan apa-apa, nanti saja kita bicarakan lagi haha sekarang jadi main air nya?"

Chenle sempat mengerut heran dengan reaksi aneh sang kekasih yang tiba-tiba. Namun tidak lama, dia kembali bersemangat.

"Let's go! Main air."

Sret!

"Huaaah Jwiiii i-ini apa-apaan!"

"Pegangan sayang, kita siap meluncur main air!"

"Jwiii!!!"

Chenle memekik kala Jisung tanpa aba-aba langsung menggendong dirinya ala bridal style kemudian dengan cepat berlari seraya membawa nya.

Dua namja itu turun ke tepian pantai, bermain air dengan di iringi tawa dan candaan yang turut melengkapi angin pantai sore hari, sunset, deburan ombak, serta pasir putih yang juga menyaksikan moment pasangan itu.

Meanwhile, smarphone Park Jisung kembali bergetar didalam tas. Layar itu menampilkan 59 lebih pesan masuk serta 46 panggilan tak terjawab dari beberapa nama kontak yang berbeda yaitu Chubby's mom, Lion dad, Lijen Lee, Fox Renjun, ayah Jae, buna Yongie, dan nana hyung.

Sepertinya Jisung akan mendapat sidang investigasi dadakan saat pulang nanti. Mengingat banyaknya teror yang masuk ke ponselnya. Mari do'a kan Jisung.





































Fin~

Hallo sayang-sayang....

Kangen banget kalian akutuh hiks

Apa kabar??

I'am back hehe

Tengah malam banget ya niat up nya kyuu hahhaah mianhae,,,

Semoga kalian ndak bosan ya baca cerita aku yang masih pemula ini haha

Maaf bila judul dan isi tidak dapet sangkut pautnya sama sekali

Tinggalkan jejak jangan lupa okay

Vomment Juseyoooo

Hopes u guys like it,,

See U soon okay babaiiii

Maaf keyboard emoji ku error jdi ndak ada emoji hiks


01/05/2021

Continue Reading

You'll Also Like

170K 17.4K 68
FREEN G!P/FUTA • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
201K 16.7K 86
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
375K 30.4K 62
"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuh💫"
332K 6.4K 14
DON'T BE PLAGIARISM! Jangan lupa krisar, vote, dan follow ya Isinya one shoot atau two shoot jorok dengan pair jaeyong. (anal, boypussy, genderswitch...