Pertama kalinya Vernon tidak menepati janjinya.
Pagi-pagi sekali, Vernon sudah berangkat kuliah akan berdiskusi kelompong bersama Rasya.
Jadi, Vernon tidak jadi membeli mobil bersama Lala. Seperti yang semalam katakan, ia ingin membalas dendam.
Selama ia kuliah, ia belum pernah jalan dengan cewek di kampusnya.
Sementara Lala, kata si Nicko sudah sering. Vernon itu lagi cemburu terus pengin balas dendam.
Sekarang Vernon sudah di kafe dekat kampusnya. Di depannya sudah ada Rasya yang nampak tersenyum malu.
"Kita mulai sekarang?" tanya Rasya dan diangguki Vernon.
Mereka berdua pun mulai sibuk dengan tugas.
Sementara di depan rumah Vernon, Lala berdiri dengan ponsel di tangannya.
"Beneran lupa 'kah?" gumam Lala.
Tangannya ragu untuk menelepon cowok itu.
Beberapa detik kemudian, Lala memasukan ponselnya ke tas.
Iaberjalan menuju halte bus.
Lala mengambil cermin kecil dari tasnya, lalu melihat wajahnya yang lesu. Dan kemudian,
"God! Wajah cantik gue! Nggak nggak! Gue nggak boleh sedih! Wajah gue yang cantik ini nggak boleh ilang!" gumam Lala pada cermin yang memperlihatkan wajah lesunya.
Lala pun tersenyum lebar kemudian mengangguk puas.
"Ini dia! Wajah cantik gue, nggak boleh ilang! Nah.. Lala cantik ayo ke kampus! Cari ilmu, biar otak cantik juga!" dan bertepatan dengan itu, bus datang.
Lala pun menaiki bus itu dengan wajah cantiknya:v
Lumayan lama, sekitar empat puluh lima menit mungkin? Lala sampai di kampusnya.
"Ukhti!" panggil Lala saat ia melihat Yuvi.
Yang dipanggil menatap kesal Lala.
"Jangan panggil gue gitu napa.."
"Lahh kenapa?? Bukannya bagus?"
"Berasa gue tuh anak ngalim tau ngga."
"Lah, ukhti 'kan artinya saudara perempuan. Jadi--"
"Oke! Gausah ceramah ya.. Padahal iman lo juga kaga ada! Intinya jangan panggil itu," ucap Yuvi tegas, memotong ucapan Lala.
"Kalo gitu Yupi!"
"Panggil Yuvi ngga bisa lo? Perasaan gue belum pernah, denger lo panggil gue Yuvi."
"Pilih Ukhti atau Yupi?" tanya Lala mengabaikan keluhan Yuvi.
"Yuvi."
"Oke ukhti--
"Yupi!" ucap Yuvi lagi.
"Sip! Yupi!" seru Lala dengan senyum penuh kemenangan.
"Pagi-pagi udah ribut?"
Seorang gadis melewati Lala dan Yuvi. Sedetik kemudian Lala langsung memeluk gadis itu.
"Gue kangen banget sama lo Nis! Miss you baby," ucap Lala.
Yuvi cemburu:v Langsung lepas paksa pelukan Lala.
"Ish! Apasi?!" kesal Lala, lalu kembali fokus pada Nisa.
"Mentang-mentang udah kuliah di UI, gue ngga dilirik nihh.. Ngga ikut kumpul, ngga bales chat, ngga angkat telepon. Putus ajalah!" ucap Lala membuat Nisa terkekeh.
Memang sejak ia masuk ke universitas, ia sangat sibuk dan tidak sempat berkumpul dengan sahabatnya.
Jangankan berkumpul, pegang ponsel saja tidak sempat.
"Biar nggak marah gimana nih?" tanya Nisa, berusaha membujuk.
"Gue nyamuk nih?" Yuvi menatap datar Lala dan Nisa.
"Ada gue kok beb!" Vienna datang dan memeluk Yuvi.
"Baby kok baru berangkat si.. Gue 'kan udah kangen banget!" ucap Yuvi dan mereka berdua pun berpelukan.
Lala dan Nisa menatap jijik mereka berdua. Yuvi dan Vienna itu best friend dari sejak pertemuan pertama saat SMA. Inget 'kan kapan?? Inget lah!
"Kalian lesbi?" tanya Lala dengan masih ekspresi jijiknya.
"Ngaca!" kesal Yuvi.
Dan terjadilah adu mulut antara Lala dan Yuvi.
"Oi Duit! Kok lo disini? Katanya mau jalan sama si presiden Vernon."
Nicko datang dan menghentikan adu mulut Lala dan Yuvi.
"Eeh iya, sekarang 'kan hari ulang tahun lo, ya, La??" ucap Nisa.
"Lah IYA!" seru Yuvi, Vienna, dan Nicko.
"The best emang lo, ya, Nis. Cuma lo yang inget masa. Lovyu Beb!" Lala pun memeluk Nisa lagi.
"Ho'oh, happy birthday Lala. Semoga cepet pinter, ya. Tapi btw, Vernon lupa La??" tanya Nisa, masih tidak percaya.
"Ho'oh mungkin. Nggak papa lahh. Besok gue tagih kadonya yang banyakk!" ucap Lala semangat disertai kekehan.
"Manfaatin trooss duit suami!" sewot Yuvi yang dari tadi nyimak.
"Ucapin selamat kek, apa kek, sewot ae lo! Katanya friend! Lagian, kalo bukan duitnya apalagi yang bisa gue manfaatin? Hahahaha," ucap Lala lalu tertawa. Bercanda maksudnya.
Tapi timingnya tidak pas.
Vernon datang dan salah paham.
Soalnya Vernon tuh lagi sensitif.
"Jadi, lo selama ini pacaran sama gue cuma mau manfaatin duit gue?" marah Vernon dan mendekati Lala.
Lala sampai terkejut, tiba-tiba ada suara dari belakang.
"Sejak kapan kamu disini?" tanya Lala.
"Jawab!" bentak Vernon, membuat semua orang terkejut.
Ada apa dengan cowok itu??
"Eum.. Kita laper, kita ke kantin duluan, ya, La! Ntar lo nyusul, byee!"
Yuvi yang bisa membaca situasi pun langsung mengajak teman-temannya pergi. Jangan ganggu masalah rumah tangga orang:v
"Lo kenapa si Ver??" Lala juga ikut marah dong. Dia 'kan cuma bercanda.
"Kenapa? Ngga suka kalau gue kaya gini?? Tapi lo 'kan sukanya duit gue, ya suka-suka gue lah gue mau gimana. Yang penting gue kasih duit ke lo 'kan?!"
Lala masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
Apa kesalahannya begitu besar??
"GUE BUKAN PENGEMIS VER!" teriak Lala frustasi.
"Kita putus." Vernon mengucapkan dua kata itu tegas lalu pergi.
Lala? Masih mencerna apa yang baru saja terjadi.
Kok jadi kaya gini? Saat sedang terdiam, seorang cowok mendekatinya.
"Mau cari angin sama gu--"
Belum sempat cowok itu menyelesaikan kalimatnya, Lala sudah menatap tajam padanya.
Benar-benar tajam, setajam silet:v
Nggak berani dongg.
"DIEM!" bentak Lala dan selanjutnya, Lala menghentikan taxi yang sedang lewat.
Lagian, orang lagi patah hati malah diajak selingkuh:v
Btw, kaya di drama-drama gituu
Timingnya pas banget, langsung ada taxi yang lewat.
"Ikutin mobil mahal itu, ya, Om," ucap Lala ke pak supir.
Supirnya menatap sebentar Lala lalu mengikuti perintah. Terheran-heran aja gitu, ngomongnya 'mobil mahal'
Lanjut aja yaa..
Jadi Lala itu mau mencari penyebab sikap Vernon yang tidak biasa.
"Loh kok bukan jalan ke rumah?? Bukan jalan ke kampus juga?" tanya Lala dalam hati.
"Terus ikutin Om," ucap Lala.
Sebenarnya pak supirnya pengin protes, "gue bukan om lo!" tapi nggak berani.
Takutnya ntar Lala lapor ke bosnya terus dia dipecat. Muka-muka kaya Lala itu tipe orang yang suka banget ngaduin pegawai yang tidak sopan kepadanya ke atasan.
"Stop om!" seru Lala tiba-tiba, membuat pak supir mengerem mendadak.
"Ish! Om supir ati-ati dongg! Kalo kecelakaan gimana?? Mau gantiin wajah cantik Lala yang lain, kalo wajah Lala kena gores? Au ah! Nih uangnya! Maaf marah-marah, soalnya lagi badmood."
Lala pun turun dari taxi, lalu melihat sekeliling.
"Akhirnya terbebas dari orang aneh.."_om supir, eh pak supir.
Tak jauh dari tempat Lala, terlihat mobil Vernon berhenti di depan rumah. Lala pun melangkah mendekat secara perlahan.
Matanya melotot saat melihat seorang wanita keluar dari mobil Vernon.
Apa-apaan ini?? Nggak mungkin 'kan Vernon selingkuh?? Itu cuma temen 'kan?? Tapi kata Nicko, Vernon nggak punya temen perempuan!
Atau itu pasangan kelompoknya?? Sampai diantar ke rumah gitu ya??
Tidak ingin salah paham, Lala berjalan cepat menuju Vernon.
Vernon terkejut saat ia membalikkan badannya, Lala berdiri di depannya dengan tatapan penuh kemarahan.
Ngeri. Merinding sendiri.
"Apa?" ucap Vernon dingin.
"Tadi siapa?? Temen??" tanya Lala to the point.
"Bukan urusan lo," tegas Vernon lalu memasuki mobilnya.
Lala mengambil batu lalu melemparkannya ke kaca mobil Vernon, membuat Vernon marah dan langsung keluar.
"Apa yang lo lakuin?!"
"Jangan kekanakan Ver! Kita itu udah dewasa! Masalah seperti ini bisa diselesaikan baik-baik!" teriak Lala.
Vernon yang sadar, mereka sedang di jalan, tidak nyaman.
"Gue benci jadi pusat perhatian. Lo, kalau mau lakuin sesuatu ngga tau tempat. Pergi dari hidup gue bitch!"
Vernon masuk ke mobilnya dan pergi.
Lala menatap kosong ke depan.
"Nyesel jatuh cinta," ucap Lala lirih lalu berjalan pulang.
To be continue
Makasih sudah membaca cerita aku sayanggg (〃ﾟ3ﾟ〃)
Follow my instagram
@ni.saa02
Follback? DM aja(◠‿◕)