Sore ini, aku pergi ke taman untuk menghirup udara segar, jelas jelas bukan karena 'ada seseorang yang memaksaku pergi keluar karena aku membuat prank yang akhirnya mengotori teras belakang'
Aku berjalan-jalan di sekitar sungai buatan sambil melihat sekitar, semua normal saja, tak ada yang begitu istimewa. Setelah puas mengitari taman, aku mengambil tempat di bawah pohon, suhu disini lumayan hangat sekitar 15° Celcius
Tiba-tiba di dekatku ada seorang anak yang menangis, awalnya aku tak tertarik untuk menghiburnya, namun karena tak ada yang datang untuk menenangkannya, akhirnya aku mendatanginya
"Hey, ada apa?" Tanyaku simpel
Bocah ini menatapku sebentar dengan matanya yang berkaca-kaca
"Папа, сіз қайтып келдіңіз (Papa, kau kembali!)" Anak itu langsung terlihat gembira
'Ah, anak ini bicara dengan bahasa Kazakh rupanya' batinku
"Ух, мен сенің папаң емеспін (eh, aku bukan papa mu)"
Anak itu tak peduli, ia langsung memelukku erat "Папа әзілдеп жатыр (papa bercanda ih)" katanya
Agak canggung aku memeluknya balik, setelah ia melepaskan pelukannya, aku menatapnya bingung
"Папа, сізде бәрі жақсы ма? (Papa tidak apa-apa?)"
Aku mengangguk pelan "О, иә, сенің атың кім? (Oh ya, nama mu siapa?)"
"Мен Ақылды, Папа ұмытып кетті ме? (Aku Aqyldy, papa lupa ya?)"
"Жарайсың Ақылды, сенің анаңды тауып алайық (Baiklah Aqyldy, ayo kita cari Ibumu)" aku menggandeng tangan kecil Aqyldy
Kami berdua mencari sang ibu hampir selama 2 jam, namun hasilnya nihil, tak ada seorang pun yang mengaku bahwa Aqyldy adalah anaknya
Hari semakin gelap, aku tak punya pilihan lain selain membawa Aqyldy pulang bersamaku, yaa... yang mana akan membuat yang lain berpikiran aneh-aneh
"Сәлеметсіз бе (halo), Aku pulang" aku membuka pintu
Tak ada yang menjawab, mungkin mereka sibuk dengan urusan masing-masing, setidaknya aku bisa langsung membawa anak ini ke kamarku
Di kamar, aku membersihkan tubuh Aqyldy dan beberapa hal yang harus dilakukan untuk anak kecil, seperti mengajaknya bermain, walaupun Aqyldy merengek terus
Tak terasa jam makan malam sudah telat 10 menit, aku terlalu sibuk 'bermain'(well, dia tak mau berhenti merengek) dengannya sampai-sampai aku lupa jam makan malam sudah tiba
Aku meninggalkan Aqyldy sebentar di kamar untuk mengambil makan malam dibawah, sesampainya di ruang makan, aku mengambil bagianku lalu bergegas kembali ke kamar
"Kenapa terburu buru, Kaz?" Tanya kakek
"Uh... Aku ada urusan dikamar, Кейінірек кездесеміз (sampai jumpa nanti)" aku buru buru meninggalkan ruang makan
Sesampainya di kamar, aku memberikan bagianku pada Aqyldy, yang terlihat sangat kelaparan
"Ақылды, тамақ ішейік (Aqyldy, ayo makan)" kataku sambil memberinya sepiring Baklava
Namun Aqyldy tak bergeming sedikitpun, ia hanya menatap piring yang ku sodorkan padanya
"Сіз тамақ жегіңіз келмей ме? (Kau tak mau makan?)" Tanya ku
Aqyldy menggeleng cepat
"Мен оны тамақтандырғым келеді (aku maunya disuapin papa)" katanya
"Жақсы (baiklah)"
Aku tak tau bagaimana cara menyuapi anak kecil dengan benar, jadi ku potong saja Baklava nya kecil-kecil, yang penting muat di mulutnya
Setelah aku dan Aqyldy selesai makan, aku turun untuk mengembalikan piring-piring, lalu pergi ke ruang keluarga untuk family time, jadi ku tinggalkan Aqyldy dengan mainan mainan di kasur sendiri
Di ruang tamu semua terlihat sedang sibuk mengobrol bersama, jadi aku ikut saja
"Сәлем Бела (Halo Bela)" sapa ku
"Tsch" Sepertinya ia masih kesal karena prank tadi, tapi wajahnya itu lho... Masih unyu-unyu UwU
Kami berbincang-bincang selama beberapa saat, sampai ketika terdengar ada seseorang yang menangis panik
"Eh, siapa yang nangis? Bukannya disini cuma ada kita ber6?" Tanya Ukra
Aku mulai panik, bagaimana nanti kalau mereka tau aku membawa seseorang pulang (;ŏ﹏ŏ)
"Biar papa yang cek, sebentar" papa beranjak dari tempat duduknya yang membuatku makin panik
Tak lama kemudian papa kembali dengan Aqyldy yang masih menangis di sampingnya
"Папа, папа, мен қорқамын (Papa, papa, aku takut)" Aqyldy langsung berlari ke arah ku dan ditambah pelukan eratnya
"Dia anak mu?" Tanya papa
"Eh, uh.."
"Э-это моя папа (I-ini papa ku)" jawab Aqyldy dengan bahasa Rusia nya yang terbata bata
Lalu kulihat semua shock dengan ucapan Aqyldy tadi, bahkan Bela tak terlihat kesal lagi
"Kau punya anak?!" Tanya Ukra
"Kapan kau menikah?"
"Kenapa tak memberitahu kami sebelumnya??"
Dan berbagai pertanyaan lain ditujukan padaku semua
"Aku juga tak tau, anak ini tiba-tiba menganggap ku sebagai papanya" kataku sambil memeluk Aqyldy
"Jangan-jangan kau..." Ini dari Ukra
"Hey! Aku tak pernah melakukan hal yang aneh-aneh!" Balasku
"Yeah, kalau prank tadi tidak termasuk hal yang aneh" timpal Bela
"Kaz, bukankah ini namanya penculikan anak?" Tanya Russia
"Ntah, tapi lebih baik ia kubawa pulang daripada ku tinggalkan di taman"
"Папа, мен жалықтым (Papa, aku bosan)" kata Aqyldy sambil memainkan jari jarinya
Aku yang sibuk menjawab pertanyaan beruntun dari mereka tak mendengar Aqyldy dengan jelas
Sampai akhirnya Aqyldy menangis kencang dipangkuanku, aku mencoba menenangkannya, namun tak berhasil
"Мұнда келіңіз, жұлдызға назар аударайық (Kemarilah, ayo kita melihat bintang)" kata papa
Aqyldy yang menangis seketika langsung berhenti, ia berjalan mengikuti papa
Waktu tidur sudah tiba, Aqyldy juga sudah bersiap dengan piyamanya yang lucu, untuk beberapa jam Aqyldy terlihat nyenyak dalam tidurnya, tapi itu tak lama
Karena ia tiba-tiba terbangun sambil menangis kencang, ku coba untuk menenangkannya, berhasil sebentar dilanjut dengan tangisannya lagi
Karena lelah mencoba, aku membawa Aqyldy ke kamar papa, karena papa memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak kecil
"Papa, aku butuh bantuan" kataku sambil mengetuk pintu kamarnya
Tak lama kemudian papa membuka pintu
"Apa yang kau lakukan selarut ini?" Kata papa dengan mengantuk
"Aqyldy, dia terbangun dari tidurnya dan menangis kencang" jawabku sambil mengangkat Aqyldy
"Kemarilah bintang kecilku" papa menggendong Aqyldy
"Kembalilah tidur, ia akan bersama papa malam ini"
Aku mengangguk lalu kembali ke kamar ku dan tidur dengan lelap
------------------------------------------------------------------------
"Папа, оянайық! (Papa, ayo bangun!)" Suara Aqyldy terdengar samar
Aku membuka mata perlahan, Aqyldy sudah berada tepat di sampingku, dan juga ada Bela yang menemani
"Қайырлы таң Ақылды (selamat pagi Aqyldy)" aku menyapanya
"Папа я люблю тебя (Papa, aku sayang papa)" balas Aqyldy
Aku terkejut, ia sudah bisa berbahasa Russia dengan lancar
"Dia yang minta aku mengajarinya kalimat itu, sepertinya kau papa yang baik" kata Bela
"Eh? Aku beneran jadi bapak?" Aku makin kaget
"Kata Aqyldy, Конечно (tentu saja)"
"Папа, таңғы ас дайын, тамақ ішетін уақыт! (Papa, sarapan sudah siap, waktunya makan!)" Aqyldy menarik-narik lengan ku
Aku segera menyiapkan diri lalu turun menuju ruang makan, disana Aqyldy sudah asik dengan makanannya ditemani Bela, namun aku tak melihat yang lain
"Yang lain dimana Bela?"
"Papa bilang ada urusan penting di luar kota, jadi kau yang akan mengurus anakmu ini" jawabnya
"Sudah kubilang dia bukan anak ku..."
Selesai sarapan, aku mengajak Aqyldy bermain di sungai
"Bela, aku dan Aqyldy mau ke sungai, mau ikut?" Ajak ku
"Нет (Nggak dulu)"
Selama di sungai, aku mengajaknya bermain air dan menangkap ikan, sama seperti yang aku lakukan ketika bersama kakek, setelah selesai, aku meminta Bela untuk mengajarinya melukis
Yah... Sepertinya Aqyldy tak tertarik pada melukis, karena ia hanya mencoret coret kertasnya, sementara itu Bela hanya terkekeh geli melihatnya
Kami menghabiskan waktu bertiga sampai tak menyadari hari sudah mulai gelap
"Мы едем домой! (Kami pulang!)"
"Hai Kaz, sepertinya Aqyldy tak bisa tinggal bersama kita lagi" kata Ukra
"Eh, maksudnya?"
"Well.. tadi papa menemui orang tua Aqyldy, dan mereka sudah datang"
'Secepat itu kah..' sebenarnya aku tak mau melepas Aqyldy, dia bahkan baru sehari disini
(Tapi kalau nggak dibiarkan pergi, nanti cerita ini makin panjang ಥ‿ಥ)
Ukra mengajak Aqyldy bertemu orang tuanya, sementara aku mengikuti dari belakang, Aqyldy memeluk mereka dengan hangat, seperti sudah tak bertemu bertahun-tahun
Mereka berbincang-bincang sebentar dengan papa dan kakek, jadi aku pergi ke kamarku dengan kecewa
Third person POV
"Huh... Sepertinya semua orang yang kutemui lebih beruntung dari ku, andai saja aku bisa bertemu mereka (keluarga asli)..." Kaza menatap bintang bintang yang mulai menampakkan diri
Sepertinya Aqyldy penting untuknya, karena jarang sekali seorang Kaza terlihat sedih, ia bahkan sampai mengunci pintu kamarnya
"Kaz, kau di dalam? Ты хорошо? (Kau tak apa?)" Tanya Bela dari balik pintu
Tak ada jawaban dari Kaza
"Брат, Укра делает пахлаву, ты будешь? (Kaz, Ukra membuat Baklava, kau mau?)" Tanya Russia yang kebetulan sedang melewati kamar Kaza
Kaza masih tak merespon
"Yap, dia tak baik-baik saja" Russia memasukkan kunci yang ia ambil dari sakunya
Pintu kamar terbuka, mereka berdua memasuki kamar Kaza yang bahkan belum dinyalakan lampunya
"Kau punya kunci dan kau tak pernah bilang padaku kak?" Kata Bela tak terima
"Aku punya kunci semua pintu, kau tau" balas Russia
"Sedang apa kalian disini?" Tanya Kaza dengan suaranya yang tak bersemangat
"Hey, Kaz.. tak perlu sedih, Aqyldy sudah bertemu dengan orang tuanya, kau tak perlu mengkhawatirkannya" Bela berusaha menghibur
"Tidak dengan ku" balas Kaza
"Ouch.." ini dari Russia
"Hey, kau masih punya kami, ingat?" Bela masih berusaha
Sementara itu sang kakak sulung sibuk memilih milih bantal yang ada di kasur Kaza, lalu melemparkannya tepat ke arah kepala Kaza
"Hey! Untuk apa itu tadi?!" Kaza tak terima lalu melempar bantal itu balik, tapi lebih kencang
"Sial, kau tak perlu melempar sekencang itu" balas sang korban
Kaza terkekeh pelan, lalu melempar beberapa bantal lagi kearah kakak sulungnya itu dan pastinya dibalas dengan lemparan bantal yang lain
"Ugh... Ayolah kalian berdua, jam makan malam sudah tiba" kata Bela lalu meninggalkan kamar Kaza
"Aku akui lemparan mu cukup baik, walau beberapakali meleset" ucap Russia
"Aku tau, aku belajar dari yang terbaik" balas Kaza
Selesai makan, mereka berbincang-bincang bersama di ruang makan
"Kakek, Kaza mau bertanya, tapi jawab yang sungguh sungguh ya" kata Kaza
"Пожалуйста (silahkan)" balas sang kakek
"Kenapa kita tak punya ibu? Padahal teman-teman Kaza semuanya punya"
Sang kakek terkekeh geli, sementara USSR sudah merasakan hawa-hawa tidak enak
"Untuk apa kalian perlu mengetahui keberadaan ibu kalian, kalau papa kalian bisa menjadi papa sekaligus ibu untuk kalian" jawab R.E
Sang papa yang sedang menikmati tehnya jadi tersedak
"Beneran? Kakek tau darimana?" Tanya Ukra
"Dulu, waktu ia kalian seumur kalian papa kalian sangat jago dalam urusan rumah tangga, yah... Walau sekarang masih sama" jawabnya sambil tersenyum geli
"Ugh... Tak perlu membahas hal ini отец (ayah)"