GAAREEZ

Kqaariinaa

1.9K 1K 480

Gaareez Menjatuhkan dan mengorbankan cintanya. Andai bisa sesederhana itu, dia tidak akan pernah mencintainy... Еще

PROLOG
Zuerst
Bibit Rasa
Kapan?
Makna cinta?
Segitiga Bermuda
Buku kehidupan
izin mencintai?
Dia bukan kamu
Berlin
Das wort
Cinta tak kenal harap
Pergi untuk pulang
Senja tenggelam dimatanya

Negatif Satu

56 22 1
Kqaariinaa

"Mau cari kemana? Kan sudah kubilang, hilang." Ucap Liyya

"Bahkan yang mati tidak pernah musnah dari bumi Liyya."

"Iya. Tapi ini beda."

"Berarti perasaanmu masih hidup." Ucap Gaareez

"Sudah tak ada. Kamu mau cari kemana?" Tanya Liyya

"Kemana saja. Asal sama kamu." Jawabnya

"Maksa banget!"

"Karena usulmu tak mungkin aku terima."

"Usulku demi kebaikkanmu, gaar."

"Untuk tidak mencintaiku? Ah ayolah, bahkan malaikat di samping kita pun tak mungkin setuju."

"Justru malaikat tahu. Aku cuma bisa menyakitimu."

"Liyya aku nggak suka bertengkar seperti ini."

"Emang kita bertengkar?" Tanya Liyya

"Heem,,, gapapa juga sih biar makin kaya orang pacaran." Jawab Gaareez

Liyya mengabaikan ucapan Gaareez, ia memegang cangkir kopi yang sudah dingin.

"Kopi dingin juga masih bisa diminum. Asal jangan lebih dari 24 jam." Ujar Gaareez

"Nggak usah bercanda."

"Aku nggak becanda. Aku selalu serius, terutama masalah hati." Jawab Gaareez

"Itu nggak serius."

"Lalu kamu maunya serius tentang apa. Tentang perasaanku saja kamu tidak percaya. Maunya percaya tentang apa?" Tanya Gaareez

Liyya berdiri dari bangkunya. "Udah ayo pulang!"

Gaareez memasang ekspresi kecewa. Dalam hatinya bergumam "Apa gue harus mundur satu langkah buat bisa maju dua langkah?"

***

Pagi ini Liyya sudah siap. Dia keluar dan menunggu Juna. Semenjak ada si kutukupret Gaareez dia jarang berangkat dan pulang bersama Juna. Tak lama kemudia juna datang.

"Cantik bener. Mau kemana neng?" Goda Juna kepada Liyya

"Yeh! Apaan sih Lo. Gue gorok baru tau rasa." Ancam Liyya

"Dih! Sadis amat Yee, yang lagi punya gebetan." Sindir Juna

"Apaan sih! Mulut Lo bau sampah. Udah yo berangkat." Ajak Liyya

"Yeh Lo. Udah mah numpang, ngatain lagi." Ucap Juna lalu menancap gas nya tinggi

Liyya kaget dengan kelakuan Juna barusan, dan refleks memeluknya. Terlihat dari kaca spion Juna tersenyum.

"Nyari kesempatan aja Lo." Ucap Liyya sambil mendengungkan kepala Juna

"HAHA."

Kini merekapun sampai di sekolah. Juna memarkirkan motornya di parkiran sekolah. Di koridor menuju kelas mereka berpapasan dengan Gaareez.

"Eh si cupu mau kemana Lo?" tanya Juna

"Bukan urusan Lo." Balas Gaareez lalu berjalan pergi meninggalkan keduanya

"Kenapa tuh anak, datar banget." ucap Juna

"Gatau. Bodo ah." ucap Liyya lalu berjalan menuju kelas dan diikuti oleh Juna

Setelah Liyya duduk, datanglah Gaareez yang entah pulang dari mana tadi. Lalu Gaareez pun duduk dan pandangannya lurus ke depan.

Liyya menengok ke samping, yaitu ke arah Gaareez duduk. Liyya berlirih dalam hati. "Apakah kemarin aku menyakitinya? Apa dia marah?"

"Maaf." ucap Liyya tanpa menoleh ke arah Gaareez. Kata itu begitu saja keluar dari mulut Liyya

Tak ada balasan dari Gaareez, dan itu membuat Liyya semakin merasa bersalah.

"Maaf." ucapnya sekali lagi sambil menghadap Gaareez

"Buat apa?"

"Ya soal kemarin. So-- sorry kalo ucapan aku kemarin menyakiti hati kamu."

"Gapapa. Sans aja, lagian gue tau diri." ucap Gaareez

Liyya sedikit kaget karena Gaareez berbicara menggunakan kata Gue-lo lagi.

Di belakang mereka Juna tersenyum miring. "Eh lo Gaareez, Lo udah lakuin hal yang bener. Lo nggak pantes buat Liyya. Lo itu cupu, mana mau Liyya sama Lo yang modelannya begini. Pake kaca mata lagi, hadeehhh." ucap Juna kepada Gaareez

Gaareez hanya menengok kearah Juna saja tanpa berniatan untuk menggubris ucapannya.

Bel pulang sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Kini Liyya menunggu Juna di depan gerbang.

Tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri Liyya "Ayo."

Liyya menoleh ke sumber suara, ternyata Gaareez.

"Nggak usah. Gue pulang sama Juna."

"Gue duluan." pamitnya

***

Gaareez kini sudah sampai di rumahnya. Dia memarkirkan motornya di garasi, lalu bergegas masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum." ucapnya.

"Waalaikumsalam. Eh sayang sini makan dulu." ucap mamanya

"Nggak ah ma. Gaareez ke kamar dulu."

Dia menaiki anak tangga, lalu masuk ke kamarnya. Membanting tasnya ke sembarang arah, mengambil baju santai di lemari dan berjalan memasuki kamar mandi untuk bersih-bersih.

Setelah beres dia memandangi dirinya di cermin, lalu mengambil kaca matanya yang tergeletak dan memakainya. Dia teringat perkataan Juna tadi di sekolah.
"Apa gue harus lepas kaca mata? Menurut gue nggak cupu-cupu amat. Ah tapi coba dulu deh, lagian gue nggak minus juga." Gumamnya dalam hati.
Ya benar Gaareez itu sebenarnya tidak minus, dia hanya ingin saja memakai kaca mata. Katanya biar nggak polos amat nih muka, biar ada aksesoris nya gitu.

***

Hari sudah berganti, kini Liyya sudah siap untuk berangkat sekolah. Hari ini dia mengepang rambutnya yang indah karena dia bosan dengan rambutnya yang terus di gerai. Dan saat ini dia sedang menunggu Juna di depan rumah.

Deruman motor terdengar masuk ke telinga Liyya.

Juna menatap Liyya kagum. "Gila, temen gue cantik bener hari ini."

"Apaan sih Lo."

"Asli Li. Lo cantik banget hari ini. Nggak biasanya tuh rambut Lo kepang kek gitu. Makin sayang dah gue." ucap Juna

"Makin sayang?"

"Ya--ya maksud gue makin sayang sebagai sahabat kita kan best friend forever."

"Udah jangan banyak bacot. Ayo berangkat!"

Liyya dan Juna kini tengah mengobrol asik di dalam kelas. Ya mereka baru saja sampai 5 menit yang lalu.

"Li, Lo tau nggak?" tanya Juna

"Nggak. Apaan tuh?"

"Uang jajan gue di potong sama si bintang sialan." ucapnya. Ya Juna memang memanggil ayahnya dengan nama, katanya geli kalo nyebut ayah

"Gila Lo. Yang sopan sama bapak Lo."

"Bodo ah. Gue makin kesel sama tuh orang, apa gue bunuh aja?"

"Gila. Lo kemasuk--" ucap Liyya terhenti karena melihat Gaareez. Lidahnya tercekik, dia terpukau dengan ketampanan Gaareez. Ketampanannya naik 77 kali lipat jika tidak memakai kacamata.

Matanya dan mata Gaareez bertatapan cukup lama. Keduanya sama-sama terpukau. Gaareez terpukau karena Liyya yang mengepang rambutnya indah, membuat sang empu menjadi tambah cantik 77 kali lipat.

"Eheem. Tuh natap lama bener. Tatap-tatapan apa ngontrak." ucap Juna yang membuyarkan tatapan keduanya

"Apaan sih Lo Jun." ucap Liyya sambil melemparnya dengan novel yang dia pegang.

Bel istirahat sudah berbunyi. Suara yang singkat namun membuat hati girang seabad.

"Yu Li. Ke kantin." ajak Juna

"Ayo." balasnya lalu berdiri, namun Gaareez menghalangi jalannya karena dia sedang mengemas buku kedalam tas.

"Awas!" ucapnya. Gaareez mendongkak melihat wajah Liyya karena posisi Liyya sedang berdiri. Tanpa lama-lama, Gaareez pun berdiri dan membiarkan Liyya pergi ke kantin.

Liyya dan Juna kini sudah ada di kantin. Baru saja duduk. Dari arah pintu Kantin terlihat seseorang masuk dengan wajah datar namun ganteng nya astaghfirullah. Author pun terpana. Kedatangan sosok itu membuat kantin menjadi heboh seketika. Apalagi para siswi centil, teriakan histerisnya seperti toa.

Heh liat deh! Ganteng banget

Lah kok gue baru tau ada yang cakep gini

Subhanallah, ganteng bener

Ya begitulah cicitan orang-orang di kantin, dan masih banyak lagi.

"Eh, Faareez itu bukannya si Gaareez adek Lo?" tanya Samudra sambil menunjuk Gaareez.

"Iya. Tumben tuh anak nggak pake kaca mata."

"Anjir. Cakep bener bro. Gue aja laki terpesona." ucap Samudera

"Iya anjir. Lebih ganteng dari abangnya." ucap Boby

"Sialan Lo berdua. Biasa aja kali, liat noh babang Ryan. Stay cool. Gak kaya Lo pada." balas Faareez

"Woy Gaareez, sini lo!" teriak Faareez

Gaareez pun berjalan menuju tempat abangnya duduk.

"Ada apa?" tanya Gaareez

"Kenapa lo lepas?"

"Lepas apaan sih bang. Yang jelas!"

"Sempak Lo. Ya kaca mata lah bangsat."

"Oh."

"Heh! Gue bunuh lo lama-lama."

"Serah lo Udin ah."

"Eh lo gimana? Bukannya lagi Deket sama siapa tuh yang cakep itu?" tanya Faareez

"Oh Liyya, gatau bang. Di tolak mentah-mentah Mulu gue."

"Yaelah Lo itu ganteng. Banyak yang mau pasti." ucap Boby

"Yaelah. Berjuang dong, pelet sampe dapet." ucap Faareez

"Gila lo. Gue gak maen pelet kaya Lo."

"Ya maksud gue tuh, pepet."

"Percuma, yang di gali dalem nya magma bang."

"Ya kalo gitu tunggu."

"Percuma, menunggu yang nggak mau di tunggu."

"Yaudah. Serah Lo aje lah."

Gaareez melihat kearah Liyya. Begitu terasa di iris hatinya ketika melihat Liyya yang di suapi Juna.

"Aaaa ... Buka mulutnya cantik." titah Juna

"Apaan sih lo Jun. Malu tau."

"Gapapa kali. Banyak noh cewe di kantin yang pengen kaya lo. Di suapin orang ganteng kaya gue."

"Bodo ah." ucap Liyya lalu memakan suapan Juna

Liyya itu memang sebenarnya cuek. Tapi kepada Juna mana bisa. Dari kecil dia bareng Juna terus.

Acara suap-suapan pun sudah selesai. Kini Liyya dan Juna sedang berjalan di koridor menuju kelas. Dilihatnya di depan mereka tampak Gaareez sedang bersama perempuan, yang entah Liyya tidak tahu siapa.

"Eh Li, bukannya itu si Gaareez ya? Kemarin aja deketin Lo, sekarang nemplok yang lain noh." ucap Juna

"Udah lah biarin aja."

Liyya dan Juna melewati Gaareez tanpa melirik sedikitpun.

Продолжить чтение

Вам также понравится

MUARA KIBLAT Awaliarrahman

Подростковая литература

539K 58.3K 23
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santrinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah dip...
MAHESA anotherfavgirl23

Подростковая литература

542K 41.3K 28
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
HERIDA Siswanti Putri

Подростковая литература

619K 24.4K 36
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
Gamma (Otw Terbit) nekoiskiyowo

Подростковая литература

10.6M 675K 43
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...