Happy reading
Seungmin saat ini sedang berada di ruang bawah tanah mansionnya
Mendekati salah satu lukisan yang ada disana, lalu mengambil kunci dari saku celananya
Memasukkan kedalam lubang kunci yang ada dilukisan itu
Memutar kuncinya, lalu perlahan lukisan itu bergeser, menampilkan sebuah brankas
Menekan sandi lalu membuka brankasnya,
Menampilkan sebuah kalung dengan liontin berbentuk hati
Mengambilnya, lalu Seungmin membuka lontin itu, mengusapnya foto yang ada didalam liontin itu
"Mong?"
Seungmin menoleh, dirinya mendapati Chan berjalan kearahnya.
"Ya Christ?"
Mengecup kening istrinya singkat lalu menarik tangan Seungmin membawanya menuju sofa, mendudukkan yang lebih muda diatas pangkuannya menghadap dirinya
"Kau tak bekerja?"
"Sedang malas"
Seungmin memutar bola matanya malas, ya ya terserah padamu Christ
"Lepaskan aku ingin ke atas"
"Atas mana" senyum menyebalkan itu Chan tunjukkan
Sialan kau Chan, eh tidak boleh mengatai suami. Batin Seungmin
"Lepaskan atau tidak ada jatah"
Sontak Chan melepaskan tangannya dari pinggang Seungmin
Bisa bahaya jika benar, tidak tidak dia sudah menahannya sejak tiga hari lalu
Hanya tiga hari tapi sudah seperti tiga tahun.
Seungmin dalam hati terkekeh. Rasakan.
"Kau merindukannya?"
Mengerti arah bicara suaminya, wajah Seungmin berubah sedih
Ia mengangguk, memang benar jika dia merindukan seseorang itu
"Tak apa, jangan bersedih" merapikan rambut istrinya yang menutupi kening
❀❀❀
"CHANGBIN"
Astaga, changbin malu sekali rasanya. Disana Felix sedang melambaikan tangan kepadanya sambil tersenyum lebar
Mereka sedang berada di lampu merah hendak menyebrang. Bahkan orang-orang yang ada disana memandang Felix dengan tatapan aneh
Lampu berubah merah, orang-orang mulai menyebrang jalan.
Begitu juga Felix yang berjalan kearah changbin
"Jangan berteriak bisa tidak?"
Felix menyengir, "tidak"
Changbin menatap datar Felix, "sudah ayo" menarik tangan Felix agar berada digenggamannya
Saat ini pukul tujuh malam, jadi lampu-lampu kota menyala dengan indah, tapi sayangnya dikota tidak terlihat bintang
Sebenarnya Changbin menelpon Felix ingin bertemu, tentu saja Felix tidak menyia-nyiakan kesempatan
Tanpa mendengarkan perkataan changbin mereka akan kemana, Felix langsung mematikan teleponnya dan berlari menuju walk in closet miliknya
"Memangnya kita akan kemana?"
"Suatu tempat"
Masuk kedalam mobil changbin yang terparkir tak jauh dari sana, bahkan aroma mobilnya penuh dengan aroma buah persik
Mobil melaju bergabung dengan kendaraan lainnya yang juga melintas
Setelah melewati hampir satu jam perjalanan mereka sampai di suatu tempat
Pantai
"Ayo turun"
Felix membuka pintu mobil lalu turun, pasir pantai yang terasa lembut bahkan seperti menembus sepatunya
Felix tersenyum lebar, lalu melepas sepatunya agar bisa merasakan langsung bagaimana lembutnya pasir pantai
Kemudian berlari mendekati bibir pantai, merentangkan tangannya lalu menghirup dalam-dalam udara yang terasa lebih menyegarkan
"Kau suka?" Felix menoleh, sejak kapan changbin ada disampingnya?
Lelaki berfreckles itu mengangguk semangat, dirinya sudah lama tidak pergi kepantai
"Terima kasih"
Changbin tertegun lelaki disampingnya ini kenapa bisa manis sekali?
"Ingin kesana?" Changbin menunjuk rock bar yang ada dipantai itu.
"Tentu"
Mereka berjalan beriringan, melihat pemandangan laut juga langit yang dipenuhi bintang melalu rock bar bukan ide yang buruk
"Kau ingin minum?"
Felix mengangguk, "Tequila"
Changbin berjalan menuju meja bar, memesan dua gelas tequila, dia tidak ingin mereka mabuk hari ini
Jadi satu gelas saja sudah cukup.
"Ini milikmu"
Changbin menyerahkan gelas kepada Felix, lalu duduk disamping Felix yang sedang menatap bintang
Felix menoleh, "terimakasih" lalu meneguk tequila miliknya
"Bagaimana kau berfikir membawaku ketempat ini?"
Meletakkan gelas keatas meja, lalu menatap lelaki disampingnya
"Aku ingin melihat bintang, lalu teringat kepadamu"
Felix tetap menatap bintang, dirinya menyembunyikan wajahnya yang tiba-tiba merona
"Lain kali ajak aku lagi"
Changbin tertawa, "baiklah"
Ikut menatap pemandangan laut bersama Felix
"Changbin"
"Hmm?"
Sial! Wajah Felix lagi-lagi merona
"Kau percaya makhluk selain manusia didunia ini"
Menoleh pada Felix, changbin mengangguk "ya"
"Kenapa?"
"Tidak tau"
Felix memukul bahu changbin kuat, dirinya ingin serius tapi laki-laki beraura dark disampingnya tidak bisa diajak serius
"Kau percaya vampir?"
"Ya, kenapa tidak?"
Changbin menoleh, menatap manik mata Felix
"Kenapa kau bertanya?"
Felix menggeleng, belum saatnya. Dirinya belum siap terbuka, juga karena ia dan changbin baru saja mengenal
Mabok Changlix😭