Teacher

By MoneyHonii

241K 16.6K 356

"Bapak kapan nikah si pak? Bapak kek punya banyak beban idup ya? Cari istri pak... Biar bisa ngeringanin beba... More

1.
2.
3.
4.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
13.
14.
15.
12.
16.
17.
18.
20.
21.
19.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.

5.

8.7K 565 1
By MoneyHonii

.

"Nanti yang kelas 12 jaga lapangan biasa! Jangan ada yang becanda! "

"iya syif "

"Yaudah yang kelas 12 langsung ke posisi masing-masing! Kelas 11 tunggu giliran! Inget kan giliran kalian setalah siapa?"

"Siap tau kak!"

"Semangat ya! "

Syifa langsung berlari ke posisi nya untuk berjaga lapangan.

Setengah acara demo ekskul lancar, banyak yang pusing, muntah, sakit perut dan pingsan hanya satu. Semuanya berjalan lancar dan seperti biasanya sampai...

"EHHH!! ITU AWAS!!"

Peralatan marching band jatuh, siswa-siswi yang berada di sana reflek menjauh, untung tidak banyak yang luka, hanya satu siswa kaki nya luka

"TANDU!" Teriak Syifa yang sudah ada di tempat

Bagian tandu pun langsung membawa siswa itu ke UKS

Di UKS ternyata sepi, siswa-siswi yang sakit sudah kembali dan anggota yang lain masih sibuk di lapangan

"Ini gapapa lu sendiri?" Tanya salah satu anggota yang membawa tandu

"Iya gapapa, lu balik aja" Jawab Syifa, karena di lihat lukanya hanya berdarah dan tidak dalam, jadi bisa di sembuhkan nya sendiri

"Oh yaudah gw balik"

Kedua siswa itupun keluar dari UKS

"Sebentar ya" Ucap Syifa saat kesulitan membuka tali sepatu siswa yang terluka

Tiba-tiba saja ada tangan kekar yang mengambil alih dan langsung membuka tali sepatu siswa tersebut

Saat Syifa mendongak, ia yakin, hari ini ia harus menahan emosinya lagi

Di depannya ada seorang pria berwajah datar yang di panggil guru di sana

Kim Doyoung

Dia ada di depan Syifa sambil menatap datar Syifa yang melongo melihat Doyoung, bukannya Syifa terpesona, tetapi kaget karena Doyoung baru saja merobek tali sepatu siswa di depannya, bahkan siswa tersebut hanya cengo melihat kenyataan tali sepatunya yang sudah terputus

"Cepat sembuhkan dia, bukankah kamu anggota PMR? Kenapa tetap diam di tempat?" Ujar Doyoung membuyarkan lamunan Syifa

"I-itu... B-bapak ngerobek t-tali nya..?" Ucap Syifa terbata- bata

"Cepat saja sembuhkan dia, kamu tidak lihat dia sedang kesakitan? "

Benar siswa itu sedang meringis menahan sakit

"Eh iya... Maaf Pak"

"Bukan saya yang butuh maaf kamu"

Syifa menghembuskan napas malas

"Maaf ya" Ucap Syifa pada siswa di depan nya ini

Syifa pun langsung mengalihkan perhatiannya ke luka tersebut, ia mulai fokus mengobati dan tidak sadar akan seseorang yang terus memerhatikan nya dengan tatapan sulit diartikan.

Ya... Orang itu Kim Doyoung

Bahkan siswa yang sedang di obati bingung dengan tatapan guru asal Korea itu yang berubah saat Syifa sudah fokus pada lukanya

***

10.20 Kelas

Setelah demo ekskul selesai, guru melakukan rapat yang otomatis jam kosong bagi seluruh siswa.

Saat ini Syifa sedang bersama dengan kedua temannya. Mereka duduk di pojok kelas. Ya biasalah, itu adalah tempat favoritnya.

Sedari tadi kedua temannya bingung dengan raut wajah Syifa yang terlihat gelisah

"Heh Syifa! Kenapa sih lu? Dari tadi keliatan nya gelisah banget" Tanya Nanda heran melihat wajah temannya

Syifa hanya bergeming tak mendengar pertanyaan temannya

"Syifa! Heh! Lu ngapa?! Kesurupan?!" Teriak Aulia panik

"Astaghfirullah Syifa! Lu kenapa?! Jangan bikin gw takut"

Dengan segala keberaniannya Nanda menampar pipi Syifa dengan lumayan keras

Plak!

Syifa pun terlonjak kaget, ia langsung menatap Nanda dengan tatapan tajam meminta penjelasan

"Lu... Gak kesurupan? " Tanya Aulia pelan

"Ya gak lah guguk!!" Teriak Syifa emosi

"Ya gausah ngegas dong syif" Ucap Nanda cengengesan

Syifa tetap menatap Nanda dengan tatapan tajam

"Y-ya udah ngeliat nya gausah kek gitu kali.... Bolong nih pala gw kena laser mata lu!"

Syifa hanya membuang nafas kasar sambil membuang muka dari temannya

"Lagian lu kenapa sih? Dari tadi bengong aja" Tanya Nanda

Syifa yang di tanya bingung ingin menjawab apa

"Heh! Gw ngomong sama lu, jawab! "

"Nanti yang jadi walas kita siapa sih?" Tanya Syifa cemberut

"Gak tau dah... Gak di tulis di mading"
Ujar Aulia ikut mengira-ngira siapa wali kelasnya nanti

"Kenapa sih gak di tulis aja"

"Biar surprise kali, biar nebak nebak" Balas Nanda sambil tertawa pelan

"Emang dikira kita anak SD? Pake surprise segala! Sekalian aja main puzzle gambar muka gurunya terus ngiterin sekolah nyari gurunya!" Sewot Syifa

"Wah seru tuh!" Ucap Mawar. Ia adalah salah satu anggota OSIS

"Ngapa lu pake nyambung?"

"Ya maap. Tapi idenya boleh tuh di pake. Apa mau gitu aja? Gw bilang nih ke Gilang!" Ujar Mawar antusias ingin memberi tahu kan ide Syifa ke Gilang. Gilang adalah ketua OSIS

"Apaan sih? jangan lah! Lagian kayak gituan juga banyak kali di SD!"

Mawar hanya menghela napas pelan dan berlalu

"Eh, tapi gw penasaran deh. Walas kita yang mana ya? Lagian di hari pertama dia ga dateng, padahal gw penasaran banget. Katanya cowok, pengganti bu Lola. Semoga cakep deh... " Ujar Aulia sambil menatap langit langit berimajinasi wajah guru nya nanti

"Heh! Nathan di kemana in?!" Tanya Nanda dengan menaikkan sedikit nada bicaranya

"Ya gw ga bakal ninggalin Nathan lah nan.... Emang kenapa sih lu kalo urusan beginian selalu kek marah gitu? Suka lu ama Nathan? Gw ke toilet" Tanya Aulia dengan nada bercanda dan berlalu

Sedangkan Syifa memandangi Nanda yang hanya duduk bergeming saat Aulia menyelesaikan pertanyaan nya tadi

Ada rasa curiga dalam diri Syifa. Apa jangan jangan temannya ini terjebak dalam cinta segi tiga? Pikir nya

"Nan? Lu kenapa? Lu... Suka sama Nathan?" Tanya Syifa pelan

"Apaan sih uda ah gw mau k-" Elak Nanda terpotong oleh Syifa

"Jawab gw Nanda!" Desak Syifa serius

Nanda menghembuskan napas malas

"Ikut gw, jangan disini" Ucap Nanda dan berlalu

***

Sekarang mereka sedang di taman sekolah yang sepi

"Jelasin ke gw" Tekan Syifa

"Huh... Kenapa sih lu harus peka sama beginian? " Ujar Nanda malas

"Udah, jelasin ke gw semuanya. Dari kapan? Kenapa? Kok bisa?" Tanya Syifa bertubi tubi

"Gw belom nyeritain tentang masa lalu gw sama cowok itu lebih lengkap ya sama lu.... "

Syifa mengerutkan dahinya tak mengerti. Dan tiba-tiba dia terpikirkan sesuatu

"Nan... Nathan... Bukankan?" Tanya Syifa hati-hati berharap yang dia pikirkan salah

"Iya, dia cowok itu" Jawab Nanda melihat ke arah lain

"Tapi... Lu udah gak itu k-" Omongan Syifa terpotong

"Menjauh bukan berarti melupakan" Potong Nanda cepat

"Ceritain ke gw gimana jelas nya. Lu bilang itu belum lengkap kan? Ceritain" Tuntut Syifa menetralkan nafasnya

Nanda pun menceritakan nya

Flashback

"Hiks... Hiks..."

Dalam suatu kamar, terdapat gadis berusia 14 tahun yang menangis di pojok kamar memeluk kaki nya sambil terisak pelan

"Hiks... Hiks... Nathan ngeselin!" Ucap Nanda kecil saat itu

"Nanda ga suka Nathan! Nanda benci Nathan" Teriak nya

"Nanda? Kamu kenapa?! Kok kamarnya di kunci?! Jangan bikin Mama khawatir Nanda!" Teriak Mama Nanda dari luar kamar

Nanda menghapus air matanya kasar dan menormalkan napas nya agar suaranya tak bergetar

"Nanda gapapa! Cuma pusing PR! Nih guru emang bener bener! Ngasih tugas doang bisa nya! Ngerjain sendiri ga bisa! Kenapa harus Nanda coba yang ngerjain?!" Bohong Nanda agar mama nya percaya

"Ck ck ck... Ga boleh gitu Nanda. yaudah kerjain PR nya ya, nanti turun makan malem!"

"Iya ma"

 ***

Hari hari berlalu tanpa Nathan, lelaki itu terlihat baik-baik saja, tapi tidak dengan Nanda, ia tak bisa melupakan laki-laki itu. Setelah hari dimana Nanda di permalukan oleh Nathan di depan seluruh warga sekolah, semua orang menjauhinya, menatap rendah dirinya dan mem-bully-nya. Tetapi mama dan ayah Nathan tak mengetahui hal itu karena Nanda tak pernah cerita.

Nanda sekuat tenaga menahan diri agar tidak memerhatikan nathan. Saat bermain basket, di kantin dan Nanda juga berusaha menahan diri untuk tidak mengobati luka nathan saat berkelahi atau karena terjatuh.

Hari-harinya di kelas 8 benar-benar mengubah Nanda total. Ia menjadi tak memikirkan penampilan, selalu menghindari lelaki dan tidak peduli dengan sekitar nya.

Setelah kelas 9 ia benar-benar sudah tidak peduli dengan olokan yang ia terima, sebenarnya semuanya sudah terasa baik untuk Nanda di semester awal kelas 9 nya, tetapi ada satu kendala yang membuat hatinya bimbang, yaitu Nathan.

Setelah lebih dari 8 bulan lamanya mereka putus dan Nanda menjadi korban pembullyan, entah apa yang merasuki lelaki itu, Nathan kembali menembaknya. Awalnya Nanda tidak peduli, tapi Nathan selalu mengemis cintanya setiap hari. Nanda tidak bisa membohongi perasaannya yang memang masih menyukai Nathan.

Sampailah di satu hari Nanda melihat kesungguhan dalam diri Nathan dan ia menerima kembali lelaki itu.

Hari-harinya setelah menerima Nathan sangat menyenangkan, Nathan sangat perhatian pada dirinya dan selalu memprioritaskan dirinya. Semua teman Nathan mendukung hubungan mereka, kecuali satu orang yang hanya diam tidak pernah mencampuri atau mengomentari hubungan mereka.

Tetapi kebahagiaan Nanda tak bertahan lama lagi. Setelah satu semester mereka lalui, hari buruk pun akhirnya terjadi pada Nanda untuk kedua kalinya.

Saat itu pulang sekolah setelah ujian terakhir mereka sebelum lulus.

Nanda tidur di kasurnya bermain sosial media. Tiba-tiba saja telfon masuk, di sana tertulis nomor tak dikenal. Dengan ragu Nanda memencet tombol hijau untuk menerima panggilan

"Halo ken-"

"Nan?" Suara tak asing muncul dari sebrang sana membuat Nanda mengerutkan keningnya

"Ini sia-"

"Nathan kecelakaan. Sekarang dia di rs ***" Ujar seseorang dari sebrang sana yang lagi-lagi memotong ucapan Nanda

Nanda yang mendengar ucapan seseorang di sebrang sana langsung memutuskan telfon nya sepihak dan bergegas menuju rumah sakit yang sudah di sebutkan.

"Nathan mana?!" Teriak Nanda berlari di koridor menghampiri seseorang yang menelponnya tadi, orang itu ternyata teman Nathan.

"Di dal-"

"Udah boleh masuk?" Tanya Nanda dengan napas memburu memotong ucapan lelaki itu

"Bol-"

Belum sempat lelaki berseragam itu menyelesaikan kata-kata nya, Nanda langsung masuk ke ruangan Nathan tanpa memedulikan lelaki yang telah memberikan informasi tersebut.

"Nat..." Nanda menghampiri brangkar rumah sakit Nathan. Terlihat di sana Nathan sedang mengotak-atik hpnya yang sudah retak dan mati.

Merasa terpanggil Nathan mengalihkan tatapannya pada Nanda. Ia menatap bertanya Nanda

"Nat. Lu gap-"

"Lu siapa?" Tanya Nathan pelan karena ia masih dalam keadaan lemah. Pertanyaan Nathan tadi sontak membuat Nanda membeku di tempat

Kenapa Nathan melupakan nya? Mengapa Nathan tidak mengenal nya? Apa Nathan sedang bercanda? Apakah Nathan lupa ingatan setelah kecelakaan?

Banyak pertanyaan dalam kepala Nanda. Tapi melihat tatapan lugu Nathan membuat Nanda yakin kalau Nathan benar-benar tidak tahu apapun

Tak ingin menangis di depan Nathan, dan hatinya juga sudah sakit melihat Nathan yang tak mengenalinya, Nanda buru-buru pergi dari kamar Nathan meninggalkan lelaki itu yang menatap bingung kepergiannya.

Nanda pergi dari rumah sakit itu dengan air mata yang membanjiri pipinya.

***

Setelah menenangkan diri di sebuah warung kosong, Nanda menelpon ayahnya untuk di jemput, sudah Nanda duga ayahnya sangat menghawatirkan nya dan bertanya-tanya dengan keadaannya.

Saat ini Nanda duduk di depan warung kosong tersebut menunggu Ayahnya yang belum datang juga. Nanda berpikir ayahnya mungkin sedang terjebak hujan.

Lama menunggu, Nanda mulai merasa kedinginan karena hujan yang sangat lebat, di tambah ia hanya memakai kaos dengan rok.

"Ya Allah. Semoga ayah gak kenapa-napa. Aamiin." Doa Nanda berharap ayahnya datang lebih cepat

"Lagi nungguin ayah Lo?" Tanya seseorang tiba-tiba dari belakang menyampirkan sebuah jaket abu-abu pada bahu Nanda membuat gadis itu tersentak kaget

"Kok tau?" Tanya Nanda yang sedikit tersentak melihat lelaki itu ada di belakangnya

"Gw denger doa nya" Balasnya tersenyum kecil

"Kok lo disini?" Tanya Nanda menatap heran lelaki yang masih memakai baju seragam yang sedikit lembab karena terkena air hujan

"Dari RS" Jawabnya yang hanya di balas anggukan oleh Nanda

"Nathan... Lupa ingatan" Ujarnya pelan membuat tatapan Nanda menyendu

"Permanen"

***

Nanda kira ia hanya akan kehilangan Nathan, ia kira ayahnya sedang terjebak hujan pada malam itu, Nanda kira ayahnya akan datang sedikit lebih malam lagi, ia kira hanya dirinya lah yang akan merasakan kehilangan. Tapi ibunya juga. Ternyata ayahnya tak akan datang menjemputnya pada malam itu.

Malam itu Nanda kehilangan kedua lelaki paling berpengaruh dalam hidupnya. Ia merasa tidak punya siapa siapa tanpa mengetahui kekhawatiran orang di sampingnya.

Flashback end

"Bahkan dia belom mutusin gw" Ujar Nanda menunduk

"Dan pasti lu inget dulu, pas kita ujian kenaikan kelas 11. Nathan nyamperin kita, dia minta tolong ke kita buat deketin dia ke Aulia" Tambah Nanda tertawa kecil mengingat masa itu

Syifa diam menatap Nanda iba

"Kenapa gak bilang dari awal?" Tanya Syifa pelan

"Lu lupa? Pas hari ujian terakhir kita. Sorenya kita ngumpul di depan teh poci, Aulia cerita awal dia ketemu Nathan, sampe yang Nathan nganterin dia pulang. Dia seneng banget pas itu, mana tega gw cerita" Jelas Nanda menunduk

"Ya... Ini menurut pendapat gw ya. Ga ada yang salah bukan di sini? Nathan yang lupa ingatan, sama Aulia yang ga tau apa-apa" Ujar Syifa hati-hati

Nanda mengangguk setuju

"Tapi... Lu ga ada dendam kan?" Tanya Syifa takut

Sempat terdiam sebentar, Nanda perlahan mengeluarkan senyum miringnya "Tunggu tanggal main nya" Ucap Nanda pelan mengikuti cara bicara tukang labrak di sekolah nya

Syifa yang mendengar hal itu reflek memukul kepala Nanda kencang berhasil membuat si empu terjatuh karena pukulan Syifa yang kencang

"Syifa! Lu apaan sih?!" Protes Nanda menatap Syifa marah

"Lu nya yang apaan?! Yang bener lu kalo ngomong!" Balas Syifa tidak santai

"Gw cuma bercanda Syifa!" Ujar Nanda kesal

Syifa menyipitkan matanya tanda meminta kejelasan. Nanda hanya bisa menghela malas saat melihat gelagat Syifa

"Gw serius Syifa. Kita tuh ga boleh nyimpen dendam. Allah itu gak suka yang namanya sifat pendendam" Ujar Nanda bijak membuat Syifa menaikkan satu alisnya

"Udahlah serah lu. Gw balik" Ucap Nanda berdiri dari duduknya berlalu pergi

"Eh gw ikut! Tunggu napa ish!" Syifa berlari mengejar langkah Nanda yang sangat cepat.

~~~ To Be Continue

Continue Reading

You'll Also Like

25.6K 1.2K 44
"Panggil gw Anaya, Anaya Evie Tamalanrea" ucap gadis itu a.k.a Anaya Baik Anaya Anaya merollingkan matanya malas, dengan hologram didepannya ini, tap...
240K 36K 65
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
3.8K 119 33
⚠⚠⚠⚠ CERITA MILIK SENDIRI ⚠⚠⚠⚠ DILARANG PLAGIAT, PLAGIAT MENJAUH ⏰⏰⏰ UPDATE SESUAI MOOD SEE ON MY STORY!!! 💜💜💜💜💜💜 NOTHING PROLOG, BACA AJA...
464K 4.9K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...