RED LIGHT (GaaSaku) ✓

By AmJiyeon

11K 1.7K 289

The Marionette's Series : Book 1 RED LIGHT GAARA x SAKURA Cinta yang bahagia bisa berubah menjadi duka kapan... More

Prolog
Red Light-1.
Red Light-2.
Red Light-3.
Red Light-4.
Red Light-5.
Red Light-6.
Red Light-7.
Red Light-8.
Red Light-9.
Red Light-10.
Red Light-11.
Red Light-12.
Red Light-14.
Red Light- 15.
Red Light-16.
Red Light-17.
Red Light-18.
Red Light-19.
Red Light- 20.
Red Light- 21.
Red Light- 22 End

Red Light-13.

408 72 13
By AmJiyeon

Ketika dirinya belajar untuk membuka hati, orang yang tepat datang padanya.

•••

Semuanya terasa bagai mimpi bagi Gaara yang saat ini sedang berada di taman belakang rumah sakit, dimana para pasien bisa melepas penat menikmati udara pagi.

Ia merasa Sakura yang sedang mendorong kursi roda nya ini tidak nyata pada mulanya, kemarin Gaara mengakui perasaannya, ia kira itu mimpi. Sungguh.

Tapi ternyata pagi ini ketika Gaara terbangun dari tidurnya, Sakura sudah berada di ruang inap Gaara.

Gadis itu mengganti bunga dalam vas di dekat ranjang Gaara dan membawakan sarapan sehat untuk Gaara. Pria itu tidak mampu untuk bicara karena sedikit malu dan merasa canggung.

Sakura tersenyum sesekali ketika memperhatikan Gaara yang sedang di dorong oleh nya, pria itu sesekali memejamkan mata dan seolah benar-benar menikmati udara pagi dengan sisi dramatis.

Bagaimana bisa pria seperti ini membuat Sakura ingin lekat-lekat dengan nya? Ya ampun, Sakura tau kalau Gaara itu terkadang bersikap aneh tapi Sakura masih menyukai nya.

Sulit bagi Sakura untuk mendapatkan perhatian Gaara, apalagi pria itu sangat dingin dan suka menyindir nya tentang pekerjaan yang tidak di lakukan dengan benar.

Mendapat perhatian tidak, mendapat kata-kata sarkasme? Tentu saja. Malang sekali ya Sakura.

"Gaara, selama ini kau sungguhan pergi jauh?", Sakura tiba-tiba bertanya. "Aku merasa aneh soalnya."

Gaara menghela napasnya sejenak kemudian balik bertanya. "Apa yang membuatmu merasa aneh?"

"Aku merasa kau selalu ada di dekatku tapi kau tidak ada. Apa itu karena aku terlalu merindukan mu? Cukup menyebalkan."

Gaara berpikir sejenak, apa Sakura merasakan hal itu karena diri nya selalu ada di dekat nya sebagai Saaga saat itu? Gadis itu memiliki perasaan yang kuat pada nya sampai bisa menyadari kehadiran nya walau tidak yakin.

Gaara tidak pergi terlalu lama, hanya sekitar satu minggu sepertinya berpisah dengan Sakura tapi gadis itu bersikap seolah mereka berpisah tahunan.

"Aku berhalusinasi terlalu lama sampai begitu, ketika aku akan sadar kalau kau tidak mungkin kembali, aku malah penasaran dan mencoba menghubungi mu. Tapi ternyata itu menjadi sebuah pertanda."

"Kau tidak berkhayal tentang ku selama ini. Aku memang ada di dekat mu, apa kau bisa menebak atau menyadari nya sekarang?" Gaara memberi Sakura sedikit pencerahan.

"Kau bercanda ya?", Sakura meremehkan ucapan Gaara.

Gaara berdecak pelan sambil sedikit tertawa setelahnya, "Coba kau pikir lagi, apa ada seseorang yang familiar di dekat mu?
Kurasa, akhir-akhir ini ada yang sering ngopi sendirian di kafe." Pria itu melanjutkan.

Seketika Sakura langsung mengerti tentang apa yang di maksud oleh Gaara. Sakura ingat dengan pelayan kafe yang bernama Saaga, ada kemiripan diantara pria itu dan Gaara, kini Sakura paham bahwa mereka itu adalah orang yang sama.

"Kau Saaga?" Sakura tidak bisa menutupi keterkejutan nya. "Kau benar-benar menipu ku!" Gadis itu kemudian berseru dan tertawa kecil.

"Ya Tuhan, selama ini kau berada di dekat ku hampir setiap hari?"

Sakura bisa melihat senyum tipis Gaara, gadis itu menyadari satu hal yang paling tidak ia sadari selama ini.

Siapa itu Gaara? Selain asal-usul dari resume pekerjaan nya, apa Sakura tau hal lain tentang Gaara? Tidak, jawaban nya adalah tidak sama sekali.

Semuanya mengalir seperti air, ia setiap hari bekerja dengan Gaara tapi tidak pernah tau hal yang lebih selain apa yang dapat di lihat olehnya. Sakura tidak pernah mencari tau seluk beluk nya.

"Gaara." Sakura memanggilnya pelan, gadis itu melihat ada kursi yang terbuat dari bebatuan tak jauh dari kursi roda Gaara, kemudian Sakura duduk di sana dan membuat Gaara berhadapan dengan nya.

“Siapa diri mu yang sebenarnya?"

Apakah ini saat nya untuk Gaara menceritakan semua tentang dirinya yang selama ini telah ia tutupi dari siapapun? Tapi ia tidak yakin akan sanggup menceritakan semua nya sekarang, belum lagi, Sakura bisa saja tidak percaya pada nya.

Tidak semua orang akan dengan mudah menerima cerita Gaara yang mungkin sebagian tidak masuk akal tapi secara nyata Gaara dan anggota FuM mengalami nya.

"Apa yang ingin kau ketahui tentang ku selain dari yang bisa kau ketahui sendiri?"

"Segalanya." Sakura memberikan tatapan yang menuntut pada Gaara. "Aku ingin tau segalanya, karena aku tidak bisa hidup bersama dengan sembarang pria."

"Kau sudah bersama dengan ku cukup lama, Sakura." Sanggah Gaara.

"Tidak! Itu berbeda, banyak hal yang mencurigakan dari mu dan aku merasa kau menutupi sesuatu." Sakura menghindari tatapan Gaara kemudian, "Kau menyembunyikan sesuatu, tentang diri mu yang sebenarnya dan mungkin itu hal yang besar."

Gaara menghela napasnya dalam, ia bingung harus memulai dari mana jika harus menceritakan tentang kehidupan nya secara rinci, kehidupan yang tidak normal dan mungkin mengerikan. Gaara pikir selama ini ia dan Sakura sudah cukup mengenal, setidaknya selama satu tahun terakhir kan mereka selalu bersama.

"Aku... Akan menceritakan semua nya pada mu, secara perlahan-lahan. Asal kau tau, Sakura. Tidak mudah untuk menceritakan kehidupan ku yang mungkin bisa mengerikan bagi mu."

Gaara melihat ekspresi Sakura yang sedikit kecewa mendengar hal itu, tapi pria itu juga tidak bisa menceritakan dengan cepat dan secara gamblang, ia harus menyusun nya agar Sakura mengerti dan tidak takut.

Apalagi gadis itu sangat—. Sangat pintar.

Gaara memperhatikan tangan nya yang terdapat bekas luka jahitan, ia ingat luka dari mana itu. Luka beberapa waktu lalu yang Gaara dapat karena melindungi Sakura dari lemparan pisau tajam.

Sakura menoleh, melihat Gaara yang memperhatikan tangan nya sendiri. Kemudian Sakura menyentuhnya, goresan yang tidak rata.

"Luka karena kau melindungi ku." Ucap Sakura pelan, ia kemudian tertawa samar. "Tapi kau bodoh, melakukan hal berbahaya tanpa pikir panjang lebih dulu."

"Kalau aku berpikir terlalu lama saat itu, bisa-bisa ada bekas luka dalam pada wajah mu sekarang ini." Sahut Gaara. Pria itu menyentuh wajah Sakura perlahan, lalu tersenyum kecil. "Kau tidak akan bersama dengan ku hari ini jika saja aku tidak bersama mu hari itu."

Sakura tersipu ketika Gaara mengelus lembut pipi nya, hingga gadis itu memalingkan wajahnya lagi.

"Kau ingat tidak hari itu aku menelpon seseorang, lalu mengatakan pada mu kalau aku menelpon polisi dan melaporkan teroris yang ada di supermarket itu?" Gaara mengingat bagaimana penasaran nya Sakura ketika berada di apartemen Gaara saat itu.

"Dia adalah rekan ku. Bukan polisi tapi seorang agen. Selama ini aku adalah seorang agen rahasia yang sedang menyamar di perusahaan mu."

"Pffftt, kau bercanda? Agen semacam FBI Maksud mu? Atau agen dari kepolisian? CIA? BIN?" Sakura bertanya karena tak percaya.

Gaara mengangguk, ia tidak akan menjelaskan secara rinci yang penting Sakura tau maksudnya. "Semacam itu, tapi karena kejadian semalam, kurasa aku langsung di berhentikan."

"Sekarang, aku bisa hidup normal tanpa ada yang aku sembunyikan dari siapapun. Menjadi seorang Gaara... Yah, hanya seorang Gaara."

Sakura benar-benar tidak percaya, ada agen rahasia di dekatnya selama ini? Pantas saja. Gaara sangat mahir dan terlatih saat keadaan genting. Tidak seperti bodyguard pada umumnya yang selama ini ia lihat, tidak ada yang semahir Gaara di perusahaan keluarga Sakura.

"Apakah perusahaan ku dalam masalah? Apa ayah atau kakakku melakukan sesuatu yang berdosa?" Sakura mendadak panik. "Jika ada agen seperti itu bukan kah kau pasti mengincar seseorang untuk di tangkap? Astaga! Apakah aku melakukan kesalahan?"

Gaara menggelengkan kepalanya, "Tidak, bukan seperti itu Sakura. Keluarga mu dan juga perusahaan mu baik-baik saja, aku hanya menjadikan perusahaan mu tempat menyamar karena target ku ada di dekat sana."

Sakura menghela napasnya, ia lega. Ternyata tidak ada hal aneh. "Kau menakuti ku, untuk kesekian kali."

"Target ku selalu ada di sekitar sana, tapi kurasa sekarang dia menghilang, tim lain seperti nya sudah menangkap nya." Sambung Gaara. "Karena aku sudah di berhentikan secara darurat, akibat luka ini, berarti misi ini sudah di tutup."

"Kenapa bisa seperti itu? Kau kan belum menangkap target mu?" Sakura bertanya dengan penasaran. "Seharusnya kan setelah misi selesai baru sebuah kasus di tutup. Yang ku lihat di drama sih seperti itu."

Gaara memutar matanya bosan, bagaimana bisa Sakura bicara seperti ini dengan nya. Drama lagi, drama lagi. Gadis di depan nya mungkin terlalu banyak menonton drama, apalagi drama Korea seperti nya.

"Sakura, kenyataan tidak sama dengan yang kau tonton dalam film atau drama. Aku tidak tau kronologi yang pasti, tapi sejak dulu jika ada agen yang terluka parah dan di berhentikan seperti sekarang ini, itu artinya misi telah berhasil di selesaikan oleh agen yang lain."

Sakura mengangguk paham pada akhirnya, ia tidak memiliki niatan untuk bertanya lagi seputar pekerjaan Gaara yang di sembunyikan itu. Sekarang di kepalanya muncul pertanyaan lain.

Gaara melihat wajah Sakura yang sedikit lebih berbeda dari sebelum-sebelumnya, entah mungkin karena Gaara jarang memperhatikan dengan detail, tetapi hari ini ia sangat cantik.

Walau wajahnya ketika bertanya kadang sangat polos tapi jika emosi, Sakura akan garang tiada dua nya. Jika menangis gadis ini akan heboh, jika tertawa maka aura di sekitarnya juga akan ikut ceria.

Sakura itu penghidup suasana, termasuk bagi Gaara. Sejak gadis itu masuk ke dalam kehidupannya, Gaara benar-benar bimbang. Pria yang perfect apalagi kalau urusan pekerjaan mendadak tidak konsisten dan buyar fokus nya, hanya karena memikirkan Sakura.

"Lalu karena mulai sekarang kau tidak menjadi agen rahasia lagi, apa yang akan kau lakukan Gaara?" Sakura bertanya, lagi.

Gaara menghela napasnya sejenak, lalu menatap kosong entah kemana. "Entahlah."

Jawaban nya tidak konsisten, seolah tak bergairah namun terkesan pasrah.

Sakura menaikkan sebelah alis nya lalu mendekatkan diri nya dengan Gaara, lebih dari sebelumnya.

"Bagaimana kalau menjadi bodyguard ku lagi?" Suara Sakura tidak kencang namun tawaran nya terdengar lembut dan membuat Gaara seketika menoleh hingga wajah mereka berhadapan sangat dekat.

"Dan juga menjadi kekasih seorang Haruno Sakura? Apa aku bisa?" Gaara seketika memiringkan kepala sambil memegangi dagu nya. Pria itu bertanya balik, pertanyaan nya malah membuat Sakura hampir saja kehabisan napas.

Lalu wajah Sakura saat ini, sangat merah, semerah rambut Gaara.


To Be Continued....

Long time no seee~~~ apa kabar? Maaf ya ngaret update. Dikarenakan kesibukan di dunia nyata yang benar-benar menyita waktu sampai sulit buat masuk ke dunia fantasi ini. Huhu.

Continue Reading

You'll Also Like

248K 36.9K 68
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
91.2K 8.9K 25
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
120K 7.1K 20
[C O M P L E T E D - S S S] Haruno Sakura. Guru baru yang memiliki pesona luar biasa, tak pernah menyangka jika ciuman pertamanya akan begitu mudah d...
150K 15.6K 36
'Haruno Sakura' Sasuke tidak percaya nama itulah yang kini tercantum pada name tag gadis berparas bidadari di hadapannya. Benarkah itu dia? Si merah...