HIPOTESIS

Oleh rweinda

2.4M 403K 1.4M

Nayaka Aldevaro, Purna Paskibraka Nasional 2021. Sosok laki-laki superior dengan paras tampan, tubuh atletis... Lebih Banyak

PROLOG 0.0
PROLOG 0.5
01 - Blok M
02 - Jajanan Bandung
03 - Unit Kabur Sekolah (UKS)
04 - It's (Syail)a Playing Time!
05 - Ekskul Paskibra
06 - Naka Menyebalkan!
07 - Mengenal Syaila
08 - Mengenal Naka
09 - Bersama Nadin
10 - Little Thing
11 - Sesuai Ekspektasi?
12 - Jangan Syaila
13 - Dana Usaha
14 - 17 Agustus 2022
15 - Dipaksa Lomba
16 - Dharma Putra
17 - Jurit Sore
18 - Flying Fox
19 - Jurit Malam
20 - Misi Pencarian Nyawa
AESTHETIC BOARDS & MUSIC PLAYLIST⋆˙⟡♡
21 - Tentang Dia yang Sakit
22 - Womanizer
23 - Kedatangan PPI
24 - Ke SMA Derlangga
25 - Pelatihan Tingkat Kota
26 - Butterflies
27 - Seleksi Tingkat Provinsi
28 - Chosen
29 - Cantik
30 - Daya Pikat
32 - Nasib Sial
33 - Sefrekuensi
34 - Keangkuhan Naka
35 - Pemeran Utama
36 - Seleksi Tingkat Nasional
37 - Lara
38 - Kehendak-Nya
39 - Berbagi
40 - Tuhan itu Adil
41 - She is Fine
42 - Janji
43 - Hari Kemerdekaan RI

31 - Realita

47.3K 7.2K 42K
Oleh rweinda

SIAPA YANG SENENGG? Absen dulu sesuai asal daerah kalian yukk!🦋

Coba comment jam berapa kalian baca chapter ini?!👈🏻

Ayo share, vote, dan komen duluu. Udah belomm??🤩

Siap spam vote dan penuhin tiap paragraf dengan spam comment kamuu? Kerja sama yaa!🥰💛

This chapter is really somethinnn😋

———

Fisik bukan segalanya, tapi first impression dimulai dari fisik — Hipotesis

———

🎵Scan and play music playlist Hipotesis: Indonesia🎵

PEMILIHAN Lurah Desa Sentosa dengan 54 orang warga dimulai. Seluruh Capaska dibagi menjadi 3 kelompok. Satu kelompok berisi 18 orang, dan masing-masing kelompok menunjuk dua orang perwakilan dalam bentuk pasangan untuk maju dalam pemilihan lurah. Dari kelompok Syaila, yang maju adalah Fabian dan Intan.

Ketiga pasangan calon lurah harus melakukan kampanye, meyakinkan para warga bahwa mereka layak menyandang gelar tersebut. Tapi kampanye Calon Lurah Desa Sentosa tentunya berbeda dan unik, tidak hanya berkoar-koar tanpa isi. Para pelatih menyiapkan 6 jenis daun dan mereka harus mengambil filosofi dari daun yang pilih.

"MANTAP, KEBANGGAAN MEITI INI WOOHOO!!" Meiti berteriak ricuh begitu Fabian memilih daun cemara dan Intan memilih daun kayu manis. "TUH LIAT, DAUNNYA AJA YANG PALING MANTEP, PASTI ARTINYA—"

"Meiti!" tegur Syaila menarik turun tangan gadis itu yang terangkat ke atas sedang bersorak. "Apa coba artinya?" sela Syaila menggoda, membuat Meiti memanyunkan bibir karena sebenarnya gadis itu tidak tahu juga ingin jawab apa.

"Pelan-pelan ih jangan malu-maluin, tuh diliatin yang lain!" Mendengar itu, Meiti mengacungkan ibu jarinya pertanda mengerti.

Salah satu calon lurah dari kelompok lain menjelaskan filosofi dari daun nangka, "Belajar dari daun nangka, saya ingin menjaga keutuhan dan kekeluargaan Desa Sentosa." Meiti menyoraki, "HUUUU!!! Jawaban apaan tuh!" Syaila tak dapat menahan ketawanya mendengar nyinyiran Meiti.

"Mei, tega banget asli," tukas Syaila menyenggol gadis itu. "Beneran Meiti, Sya, gak persiapan tuh orang. Pasti asal jawab yang kelintas di otak doang." Meiti membela diri. Memang para warga dipersilahkan untuk memberi dukungan ataupun sebaliknya untuk mengintimidasi dan menciutkan nyali lawan.

Naufal bertepuk tangan meriah saat Fabian maju ke depan, "TUNJUKKAN PADA DUNIA KAU PANTAS, BIAN!!" Syaila mendorong pelan Naufal yang berdiri rusuh. "Naufal, gue iket juga lo ya, gak bisa diem banget!"

Naufal tercengang, "APA? SYAILA MAU IKET NAUFAL DALAM SEBUAH HUBUNGAN??"

Dalam sekejap seisi GOR Soemantri berubah sunyi, memusatkan perhatian pada Naufal yang berlagak kaget dan Syaila yang kesal setengah mati. "Naufal!" cecar gadis itu menahan malu.

"KOK PADA NGELIATIN AKU? TERPESONA??" seru Naufal.

Seketika mereka semua menyoraki laki-laki itu, sebenarnya pemandangan Naufal sebagai tukang gombal dan Syaila sebagai korbannya sudah tidak asing lagi. 52 pasang mata lainnya tak heran mengingat Syaila adalah salah satu idola kaum putra.

Kemudian kampanye Fabian yang sempat terpotong segera dilanjutkan. "Cemara hanya punya satu batang dan daun yang banyak. Itu artinya meski kita berasal dari kota yang berbeda, tapi tetap kita satu darah Indonesia. Saya juga ingin berguna seperti daun cemara yang mampu bertahan di empat musim. Jika diaplikasikan dalam hidup, walaupun ada ujian berat, kita mampu untuk bertahan," jelas Fabian memikat hati.

"MUKAMU MEYAKINKAN BANGET, BIAN!!" sorak Naufal bangga, bahkan sampai memukul-mukul dadanya. "Kayak gorila, anjir," ejek Agi memberhentikan temannya.

"Asik, pasti pasangan kita menang nih. Tinggal nunggu Intan!" ucap Meiti antusias. Syaila lebih bersemangat lagi, menunggu Intan mengeluarkan kemampuan persuasifnya. Intan itu manis dan kalem sekali, ketika berbicara secara tidak sadar membuat orang terpusat padanya.

"Saya ingin seperti batang ini," Intan menunjuk daun kayu manis di tangannya, "kuat dan mampu menjaga daun-daunnya agar tidak jatuh. Bentuk daun kayu manis juga sama rata, begitulah kasih sayang dan keadilan yang akan saya berikan pada warga sekalian. Kemudian seperti manfaat dari daun kayu manis, saya ingin memaniskan warganya." Intan menutup kampanye pemilihan lurah dengan sempurna.

"UDAH, UDAH PASTI MENANG INI. MUKANYA PALING MENJANJIKAN!!!" pekik Syaila begitu bergairah.

Serentak Agi, Naufal, dan Meiti menarik tangan Syaila menyadari respons spontan gadis itu. "Etttt, Syaila hilang kendali!" Meiti memberi peringatan.

Gadis bermanik hazel itu mengerjap, semburat merah merembet di pipinya yang tirus. Ya ampun, kelakuan asli Syaila terungkap! Cepat-cepat Syaila menyembunyikan wajah di balik dada Agi yang berdiri di sebelahnya.

Agi tertawa, "Kelepasan, kan. Yah abis ini cowok-cowok pada mundur deh liat kelakuan lo," ucapnya memperkeruh suasana. "Mau jungkir balik, salto depan belakang, pesona gue gak bakalan luntur, Gi!" ketus Syaila.

Tepuk tangan riuh sambil meneriakkan masing-masing nama calon lurah jagoan mereka, membahana memenuhi seluruh ruangan. Setelah itu pembina membagikan secarik kertas pada para Capaska dan perhitungan suara pun dimulai. Beberapa menit berlalu, hasil akhir telah diperoleh.

Sesudah melewati banyak musyawarah, pertimbangan, dan perhitungan suara, akhirnya ditetapkanlah sepasang putra-putri menjadi kepala suku mereka semua. Fabian sebagai Pak Lurah dan Intan sebagai Bu Lurah.

"Palur, Bulur-kuuuu!!" sambut Naufal saat Fabian dan Intan yang disematkan mahkota menghampiri mereka. "Selamat Bian, Intan!!" seru Syaila dan Meiti bersamaan memberi selamat.

"Congrats, bro!" Agi melakukaan tos ala laki-laki bersama Fabian. Desa Sentosa merupakan sistem pendidikan untuk membentuk suatu pemerintahan dalam Paskibraka. Dipakai oleh seluruh Capaska dalam pelatihan, ibarat sebuah desa, membutuhkan Pak Lurah dan Bu Lurah yang tegas, ramah, pintar, dan bertanggung jawab supaya warganya terurus dengan baik.

———

"Makan telor teroooss sampe bisulan!" Meiti menatap makanan di depannya sebal, lalu membuang napas kasar.

Merasa tak ada yang menyadari kekesalannya, Meiti sengaja membuang napas lebih kasar. Naufal berdecak, tak tahan mendengar Meiti terus melakukan hal yang sama berulang-ulang. "Mei, diem gak? Napas kau kecium sampe Afrika, bikin pingsan!"

Bugh!

Meiti memukul laki-laki itu, "Emang napasmu wangi, hah? Banyak gaya. Masih mending Meiti dibuang dulu baru kecium, lah kamu diem aja udah berasa bau busuknya!"

"Sembarangan!" ujar Naufal tak terima, laki-laki itu mendekatkan wajahnya pada Meiti. "HAAAAHHH! Cium tuh!"

"HUEKKKK!!" Meiti menutup menutup hidungnya. "Bisa mati Meiti!"

Syaila menepuk-nepuk bahu Meiti prihatin, kemudian memberikan segelas air agar gadis itu lebih tenang. Segerombolan laki-laki termasuk Agi, Naufal, dan Fabian memang gerak cepat, segera mencuri tempat di dekat Syaila dan teman-teman agar bisa makan bersama.

"ISTRIKU, SUDAH DAPET MAKAN BELUM??" tanya Naufal pada Syaila menggebu-gebu, sengaja sekencang mungkin agar semua orang mendengar.

Syaila memelototi laki-laki itu, menyuruh agar mengecilkan suaranya. "ADUHHH ISTRIKU INI HARUS MAKAN YANG BANYAK. JANGAN SAMPE SAKIT NANTI SUAMIMU SEDIH!" Syaila menundukkan kepala sambil menutup wajah. Tidak tahu lagi harus berbuat apa pada Naufal.

Ada satu hal luar biasa yang belum kalian ketahui, nomor peserta 206 merupakan milik Naufal yang artinya laki-laki itu juga terpilih ke seleksi nasional.

Setelah melewati pelatihan provinsi beberapa kali, di tingkat ini mereka baru dibentuk sebagai pasangan. Dari 4 orang yang maju ke nasional itu artinya ada 2 pasangan, salah satunya adalah Naufal dan Syaila.

Maka dari itu Naufal bangga dan sombong sekali, ia merasa berpuluh-puluh langkah lebih di depan dibanding teman-teman putra yang lain. Kerjaannya jemawa terus, tak lupa selalu menyebut suami-istri, memperjelas status mereka.

Karena memang benar, mereka ibarat sepasang suami-istri, dimana si suami harus bertanggung jawab antar-jemput istri. Oleh sebab itu pemilihan pasangan ini dilihat dari tempat tinggalnya. Kebetulan tempat tinggal Naufal paling dekat dengan Syaila.

Agi mendengkus. Biasanya Syaila pulang berama dirinya, sekarang bersama Naufal.

Setelah beberapa menit makan dengan khidmat, Meiti yang tak tahan dengan sunyi kembali mengeluarkan suara. "Sya, liat pembina yang itu deh." Syaila mengikuti arah pandang Meiti. "Yang pake hijab merah? Kak Ulfi?" tanya gadis itu.

"Ho'oh." Meiti mengangguk. "Kok bisa ya ada orang mukanya setengah galak setengah nyeremin, tapi sekarang lagi ketawa santai aja gitu. Muka sama kepribadian gak selaras!"

"Ih Meiti, mah, gak bakalan berani ngobrol sama Kak Ulfi, meskipun lagi waktu santai gini. Mukanya gak bisa ditebak, tau-tau Meiti dimarahin gimana?!" Meiti bergidik ngeri. Syaila mengangguk-ngangguk saja, Kak Ulfi memang jarang mengobrol dengan Syaila dan teman-teman dekatnya disini. Lebih sering mengobrol bersama Ghani dan yang lain.

Kak Ulfi adalah Pembina Paskibraka yang juga Purna Paskibraka Indonesia Tahun 1991. Perbedaan pembina dan pelatih di sini adalah tingkatan seniornya. Pelatih biasanya Paskibraka yang belum lama menjadi PPI, sedangkan pembina merupakan senior tingkat jauh lebih di atas lagi.

"Coba kamu liat jajaran itu, Sya." Dengan isyarat mata, kini Meiti beralih menunjuk kumpulan para putra. "Kenapa?" tanya Syaila tak mengerti.

"Masa dari segitu banyaknya cowok yang suka kamu, gak ada satu pun yang narik perhatian kamu, sih?" kata Meiti balik bertanya. "Meiti aja udah hapal mati kalo ada yang tiba-tiba sok akrab sama Meiti, artinya mau minta tolong dikenalin ke kamu."

Mendengar itu Syaila jadi merasa tidak enak. "Maaf ya, Mei, kalo aku jadi bikin kamu terganggu."

Dengan cepat Meiti menggeleng, "Gapapa, Meiti gak masalahin itu. Namanya orang cantik ya pasti banyak yang suka, Meiti yang cewek aja waktu pertama kali injekin kaki disini langsung tertarik sama kamu!"

Being beautiful, rich, and famous means people will be more attracted to you, approach you, and reach you more than to the others. Bagi Syaila yang ambivert dan sedikit sulit bersosialisasi, ini menjadi salah satu privilese yang ia punya. Namun, tak sering juga membuat Syaila tak bisa membedakan yang tulus dan yang tidak. Kembali lagi, semua hal di dunia punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

"Tapi maksud Meiti, ini jajaran cowok bahkan sampe pelatih pada deketin kamu. Modusin kamu. Ya kok gak ada yang kamu bales, sih??" ucap Meiti gemas. "Kalo Meiti jadi Syaila, udah Meiti ladenin mereka semua!"

"Yaudah, kamu ladenin aja," balas Syaila tak minat. "Ya itu kan kalo Meiti jadi kamu, Sya. Masalahnya aku Meiti!"

Syaila meletakkan sendok makannya, lalu menatap Meiti dengan tajam. "Terus kenapa kalo Meiti?!" tanyanya galak membuat Meiti menelan ludah. "Ya kamu kan cantik!" jawab gadis itu.

"Kamu juga cantik. Terus apa bedanya?" balas Syaila. Gadis itu tidak berbohong, meskipun harus memandang Meiti lamat-lamat, baru aura kecantikan gadis itu memancar.

"A-ahh, udah deh!" Meiti malu-malu, tak mengira akan dipuji oleh seorang Syaila.

Menelan makanannya terlebih dahulu, Syaila akhirnya bersuara, "Aku gak mau balesin semua laki-laki, Mei. Meskipun aku bisa, tapi aku bukan perempuan gampangan yang mudah gonta-ganti pasangan. Aku hanya benar-benar meladeni laki-laki yang pantas aku kasih kesempatan."

Sesungguhnya Syaila dikenal sebagai penakluk laki-laki karena memang tanpa melakukan hal besar, tanpa melakukan hal berarti Syaila bisa membuat kebanyakan laki-laki datang dengan sendirinya dan menyodorkan diri. Membuat mereka takluk.

Permainan yang selama ini gadis itu sebutkan bukan dalam artian ia menggoda, memberi perhatian, atau menciptakan harapan palsu yang setelah ia lakukan baru membuat laki-laki menjadi takluk. Syaila menyebutnya permainan karena semua terasa menyenangkan. Ia senang dikejar, diberi perhatian, dan diperlakukan dengan manis. Selayaknya perempuan pada umumnya.

"Gimana caranya bisa tau dia pantes atau enggak buat kamu kasih kesempatan?" tanya Meiti tak mengerti. Terus berbincang, seolah hanya ada mereka berdua saja disana. "Banyak, karena aku sendiri punya tipe ideal pasangan. Salah satunya dia harus ganteng."

"Harus ganteng? Berarti kamu gak mencintai seseorang dengan tulus dong? Selalu mandang fisik?" tanya Meiti terperangah.

"Ganteng fisik sekaligus hati." Sadar bahwa pembahasan mereka menjadi lebih serius, Meiti pun mendengarkan dengan saksama.

"Fisik emang bukan segalanya, tapi dari sana segalanya bermula. I obviously want to be with someone I find attractive, so does he. Logikanya aja, waktu pertama kali kamu ketemu seseorang, yang kamu tangkep dari dia apa? Penampilan dan fisiknya, bukan?"

"Selain manusia yang pada dasarnya menyukai keindahan ciptaan Tuhan, ya namanya baru ketemu orang pertama kali yang bekerja itu indra penglihatan," jelas Syaila.

"Waktu pandangan pertama gak mungkin kita langsung tahu hati, agama, kepribadian, sikap, baik dan buruknya dia. Gimana bisa tahu itu semua kalo ngobrol aja belum? Emang ada tulisan di dahinya?"

"First glance itu ibarat seleksi pertama yang menentukan dia lolos atau enggak buat jadi pasangan kita. Setelah itu, dalam pikiran kita pasti langsung mendeteksi 'Kayaknya dia bisa deh jadi kandidat pasangan aku'. Setelah ada gagasan itu, saat kita cari tahu tentang dia, yang paling pertama harus tahu agamanya. Kalau udah seiman baru lanjut ke seleksi selanjutnya, saat proses saling mengenal, kita bakal tau worth dan value-nya dia seperti keluarga, harta, prestasi, kualitas, dan kemampuan."

"Baru setelah benar-benar mengenal satu sama lain lebih dalam, kita bisa ngelihat hati dan baik buruknya dia," ucap Syaila.

Menegak minum terlebih dahulu, baru melanjutkan, "Dia juga harus sayang sama kamu, tau seberharga apa kamu, know how valuable you are. Dengan begitu dia bisa menyesuaikan bagaimana cara memperlakukan kamu, termasuk gimana caranya dia memperlakukan keluarganya juga keluarga kamu. Meskipun seolah ada seleksi dan tahapan, tapi semuanya wajib ada, Mei."

Belum selesai, Syaila menambahkan, "Lagi pula emang kamu mau punya hubungan sama orang yang gak memandang kamu cantik?" Secepat kilat Meiti menolak, "Enggak-lah!"

Syaila menjentikkan jarinya. "Nah, kita pasti mau dianggap cantik, indah, dan berharga sama pasangan kita—begitu pula dengan laki-laki. That's understandable, normal kalo orang cari pasangan yang cantik atau ganteng sesuai tipe dan kriteria mereka."

Meiti berdecak kagum, ucapan Syaila seolah sihir yang membuatnya terpana. "Keren kamu, Sya!" puji gadis itu. "Aku bicarain realita," tukas Syaila.

"Selain ganteng, aku mau pasangan yang open minded, bisa sharing dan tuker pikiran sama aku. Terakhir, laki-laki yang gak asal menilai dan menghakimi," ucap Syaila tanpa sadar dengan senyum. Bahkan memikirkan hal tersebut saja membuat hati gadis itu menghangat.

Meiti menganggukkan kepala, lalu menyengir sambil menepuk-nepuk punggung temannya. "Tenang aja, pasti Syaila bisa dapetin pasangan yang Syaila mau."

Walau sambil menyengir, tapi Meiti tidak bercanda ketika berbicara demikian. Syaila is a high value woman. Syaila berkualitas, maka gadis itu akan mendapatkan seseorang yang sepadan—seseorang yang sama berkualitasnya.

"Ngomong-ngomong tentang ganteng," Wajah Meiti berubah semringah, "ganteng yang kamu maksud kayak gimana? Ada gak di tempat ini?" lanjut gadis itu penasaran. Syaila mengedarkan pandangan, "Hmm."

Meiti ikut meneliti sekitar, "Ada tau, Sya, gantengnya paripurna! Meiti yakin kamu juga suka. Tapi mana, ya? Duh, kok gak ada, sih?" keluh Meiti saat tak kunjung mendapati keberadaan laki-laki itu.

"Siapa sih?" Syaila jadi tertarik. "Itu loh pelatih yang baru dateng waktu kita dikasih welcoming food and drink. Inget, kan??" paksa Meiti. Pokoknya Syaila harus ingat!

"Ohh I see," tukas Syaila setelah mengingat kembali ketika mereka seleksi. "Pelatih Naka??"

Meiti bertepuk tangan pertanda Syaila benar. "Nah itu! Ganteng banget!!" Ya, namanya keturunan Aldevaro, mah, tidak bisa dipungkiri. "Kalo yang itu juga semua orang mengakui, Mei."

"Tapi kok gak ada disini, ya, Sya?" Meiti mendesah kecewa. "Karena Pelatih Naka itu pelatih tingkat nasional, kewajibannya ya di nasional dan gak harus dateng kesini. Tapi dia punya hak buat turun ke provinsi atau kota sebagai kunjungan," jawab Syaila merangkum apa yang Naka dan Jhavee katakan padanya.

Nyatanya, ucapan Jhavee sudah pasti absolut. Namun, bagaimana dengan Naka?

———

SOOO, GIMANA CHAPTER INI?

APA YANG KAMU DAPET DARI CHAPTER INI??

SPAM BUAT NEXT CHAPTER?

Siap buat next chapter? Boo tau udah pada kangen kapal-kapalnya berlayar kann😚

Mau kapal yang mana duluuuu nih?😋

BOO MAU LIAT ANTUSIAS KALIAN BUAT CERITA INI DENGAN SPAM: 💛💛💛

BOO AKAN UPDATE SETELAH CHAPTER INI LEBIH DARI 45.5K COMMENTS YAA! Ayo ditembusin dulu😘

———

Untuk temen-temen semua tolong suka, cinta, dukung, dan ramaikan karya-karya Boo yaaa💛💛

FOLLOW INSTAGRAM: @RWEINDA @PASKIBRAPEDJOEANG (Untuk tau info dan updatean selengkapnya!!) Siapa yang udah follow??😘
Follow Tiktok: @rweindaa
Follow Twitter: @rweindaa
Follow Spotify: @rweinda
Follow Tiktok: @calz.id

Untuk semua akun fanbase dan pembaca Hipotesis, selalu dukung cerita Hipotesis yaa!! Boleh jg dibantu dgn lebih banyak share foto, quotes, scene, editan berwarna kuning, merah, dan putih💛❤️🤍Dengan hashtag #RWEINDA #PASKIBRAPEDJOEANG baik di instagram, twitter, tiktok atau di sosmed kamu. Oke??

Terima kasih sudah membaca cerita Hipotesis dan terus dukung boo dengan selalu meramaikan lapak ini yaa💗 Kalo ada rekomendasi di sosmed apapun jangan lupa rekomendasiin cerita Hipotesis Jangan lupa PAKE HASHTAG diatas dan TAG @PASKIBRAPEDJOEANG

NEXT UPDATE KAPAN?? Siap buat ramein lagii?

Semangatin Boo😍😍

Semangat juga buat kamu, apapun yang lagi kamu lalui. Jangan lupa berdoa dan banyak-banyak bersyukur

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

3.2M 251K 63
#VERNANDOSERIES 1 🤴🏻 Hanya satu keinginan Renata saat ini. Menjadi 'satu' dari 'semua' alasan Elfan untuk tersenyum. Copyright. 2016 oleh nafiaaw ㅡ...
Best Part Oleh maria

Fiksi Remaja

1.3M 86.4K 45
You're the one that I desire. Copyright©2016 #2 in relationship (13/09/16) #6 in relationship (19/06/18) #20 in TeenFiction (31/12/16)
3.6M 288K 48
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
3M 282K 74
Ikara sama Leo kalo disatuiin? Kacau balau. Ikara tau banget Leo nggak suka sama dia karena kerap dijadikan bahan perbandingan, apalagi begitu masuk...