HIPOTESIS

By rweinda

2.4M 403K 1.4M

Nayaka Aldevaro, Purna Paskibraka Nasional 2021. Sosok laki-laki superior dengan paras tampan, tubuh atletis... More

PROLOG 0.0
PROLOG 0.5
01 - Blok M
02 - Jajanan Bandung
03 - Unit Kabur Sekolah (UKS)
04 - It's (Syail)a Playing Time!
05 - Ekskul Paskibra
06 - Naka Menyebalkan!
07 - Mengenal Syaila
08 - Mengenal Naka
09 - Bersama Nadin
10 - Little Thing
11 - Sesuai Ekspektasi?
12 - Jangan Syaila
13 - Dana Usaha
14 - 17 Agustus 2022
15 - Dipaksa Lomba
16 - Dharma Putra
17 - Jurit Sore
18 - Flying Fox
19 - Jurit Malam
20 - Misi Pencarian Nyawa
AESTHETIC BOARDS & MUSIC PLAYLIST⋆˙⟡♡
21 - Tentang Dia yang Sakit
22 - Womanizer
23 - Kedatangan PPI
24 - Ke SMA Derlangga
25 - Pelatihan Tingkat Kota
27 - Seleksi Tingkat Provinsi
28 - Chosen
29 - Cantik
30 - Daya Pikat
31 - Realita
32 - Nasib Sial
33 - Sefrekuensi
34 - Keangkuhan Naka
35 - Pemeran Utama
36 - Seleksi Tingkat Nasional
37 - Lara
38 - Kehendak-Nya
39 - Berbagi
40 - Tuhan itu Adil
41 - She is Fine
42 - Janji
43 - Hari Kemerdekaan RI

26 - Butterflies

40.4K 7.6K 42.3K
By rweinda

SIAPA YANG KANGEN? Absen sesuai mood kalian yukk!!🦄

In case you have a bad day, semoga chapter ini bisa meredakan😛

BTW KEMARIN BOO SEDIH BGT, I CRIED FOR 60 MINUTES STRAIGHT KARENA DRAFT HIPOTESIS ADA YG ILANGGG☹️😭💔 SAKIT BGT❤️‍🩹

Ayo share, vote, dan komen dulu. Udah belomm??🤩

Siap spam vote dan spam comment tiap paragraf?? Bareng-bareng ramein comment yaa💛

———

Ini gak adil. Segampang itu kamu membuatku jatuh dan sesusah itu aku membuatmu luluh — Hipotesis

———

🎵Scan and play music playlist Hipotesis: Happy Love🎵

"GUE tebak pasti selama latihan, lo yang paling bloon disana!" semprot Izora.

"Dih, asal nuduh lo!" balas Syaila tak terima. Izora bergumam sebentar, "Okelah lo bukan yang paling bloon, tapi masuk deretan sana, kan??"

Kali ini Syaila tak mengelak, hanya menyengir. "Udah ah, jangan bikin malu!"

Inarah mencolek bahu Syaila, "Eh tapi disana ada yang cakep gak sih?" Tentunya dibalas gadis itu dengan anggukan. "Ada lah, gak mungkin anak Paskib gak ada yang ganteng."

"Ah lo mah curang, udah di ekskul sekolah ketemu Paslite, terus Capaska ada Agi, sekarang pelatihan banyak cogannya juga?" suntuk Inarah iri. Dengan menyebalkan, Syaila malah mengangguk senang.

"Stt, minimal tinggi anak Paskib 170an, kan? Bagi yang ganteng dong, siapa tau ada yang tinggi badannya cocok sama gue," ujar Izora. Yah gini deh kalo perempuan memiliki tinggi diatas rata-rata, selain ganteng, harus nyesuain tinggi!

Syaila mengelus dagu. "Ada, kayaknya cocok sama lo, nanti gue cari tau namanya." Izora melayangkan kecupan jauh.

"Ke toilet yuk," ajak Lanie membuat mereka bertiga menoleh. Syaila setuju, "Ayo, aku mau pake lipbalm juga."

Berjalan keluar kelas dengan Izora yang sudah pasti memimpin jalan di depan. Tau alasannya kenapa? Karena kaki Izora panjang banget, jadinya mereka bertiga ketinggalan!

"Zora, capek nih gue ngejar lo. Pelan-pelan kek!" rutuk Syaila mempercepat langkah kakinya. "Kaki lo yang kependekan!" jawab Izora setengah berteriak.

"Lo yang kepanjangan sial—" Seorang gadis memotong, "Syaila!" Membuat gadis itu berhenti berjalan. "Iya, kenapa ya?"

Orang itu menyodorkan sebuah snack, "Ada yang nitip, katanya buat lo. Dimakan yaa." Syaila mengusap tangannya tak enak, "Beneran buat gue? Buat yang lain kali," elaknya.

"Enggak bener kok buat lo, Syaila X SOS 2. Yaudah yaa, gue cuma nyampein pesen dia doang, gak berani ngasih sendiri soalnya. Byee!"

"Asikkkk bener!" Inarah menyahut semangat, "Enak ya, gak perlu jauh-jauh ke kantin udah dapet jajanan. Bagi dong Sya, berguna juga temenan sama lo dapet makanan gratis!"

"Sialan!" umpat Syaila sambil memberikan snack tersebut pada Inarah. "Makan aja kalo mau."

Menyadari pasti Izora sudah sampai di toilet lebih dulu, mereka segera melanjutkan perjalanan.  Begitu dihadapkan sebuah kaca besar, Syaila segera memoleskan lipbalm merah muda ke bibirnya.

"Udah rapi belum, Lan?" tanya Inarah menghadap Lanie, menunjukkan bandana putihnya. "Udah kok," jawab Lanie mengangguk pasti.

Ceklek!

"Jhavee!" panggil Syaila riang mengetahui Jhavee keluar dari salah satu bilik pintu toilet.

"Sya!" balas Jhavee mendekati tempat wastafel Syaila berdiri, "gimana pelatihannya?"

Gadis itu tak menjawab, melainkan memerhatikan ekspresi dan mata Jhavee lamat-lamat. "Susah banget. Tapi ada yang lebih penting, jauh lebih enak Paskib bareng sama lo, Vee," ujar Syaila murung.

"Harus terbiasa tanpa gue dong," balas Jhavee menyemangati.

"Vee," panggil Syaila pelan. "Lo, gapapa gue dipilih jadi Capaska?" Dengan kerutan di dahi, Jhavee balik bertanya, "Kenapa harus kenapa-napa?"

Syaila segera menjawab, "Ya gapapa, Vee. Cuma takut aja lo gak sen—"

"Enggaklah," potong Jhavee cepat membuat senyum lega Syaila tercipta.

"Anyway, gue mau nanya deh." Syaila mengalihkan topik, "Dari senior kita, siapa aja sih yang dulunya Paskibraka?"

Jhavee terdiam sebentar, "Setau gue sih cuma Kak Naka." Gotcha, beginilah cara main Syaila, mau bahas Tarzan ke orang lain, tapi secara perlahan gak langsung nyebutin nama cowoknya!

"Oh, cuma Kak Naka doang?" ulang Syaila memastikan.

"Ekhem!" Syaila memelototi Izora, Inarah dan Lanie yang melayangkan tatapan menggoda. Mengancam lewat mata, agar mereka tetap tutup mulut, meski sebuah senyum kecil tak bisa disembunyikan.

"Kenapa emangnya?" tanya Jhavee yang segera Syaila balas, "Kalo dia dulunya Paskibraka, kok gak ngelatih Capaska yang sekarang sih?"

"UHUK!" Nih si Izora ketelak bakiak kali, gak bisa diem banget!

"Jadi gini, Paskibraka yang udah selesai jalanin tugas masuk ke dalam Purna Paskibraka Indonesia, disingkat PPI. Itu artinya Kak Naka salah satu anggota PPI. Nah, karena Kak Naka Paskibraka Nasional a.k.a Pasnas, berarti kewajiban dan tanggung jawab dia cuma di Seleksi dan Pelatihan Tingkat Nasional. Tapi, Pasnas punya hak buat turun ke tingkat provinsi dan kota, cuma ya menurut gue ngapain cape-capekin diri ke dua tingkat itu kalo bukan tugas dia," jelas Jhavee panjang.

"Ohhh, begitu." Syaila menelan kenyataan pahit lagi. Perlu diperjelas? Masuk Ekskul Paskib karena Naka, eh dilarang deket sesama anggota Paskib. Dipilih jadi perwakilan sekolah menjadi Capaska, dimarahi dan dijemur setiap waktu, harus merelakan kulit putih susunya, melewati Seleksi Tingkat Kota, dan sekarang udah masuk Pelatihan Tingkat Kota pun tidak akan ketemu Naka. What a great life!

———

"Buruan, jangan kelamaan," ujar Agi. Laki-laki itu sedang menghampiri dan menemani Syaila menaruh seragam di loker sekolah. Mereka ditarik lagi dari jam pelajaran untuk latihan Capaska bersama Paslite.

Memang ada perasaan senang karena tidak mengikuti pelajaran, tapi sebagai gantinya mereka harus berlelah ria, dimarahi, dan dijemur di lapangan yang terik. Belum lagi harus ketinggalan pelajaran dan mengejarnya dalam waktu singkat.

Ibarat semua pilihan, pasti ada sisi positif dan negatifnya.

"Kok lo gak pernah nyamperin Ghani sih, Gi?" tanya Syaila sambil memeluk botol minum dan topinya.

Agi juga bingung, "Kenapa, ya? Abis tuh cewek sensi mulu. Padahal gue gak ngapa-ngapain."

"Muka lo emang ngeselin, makanya lo diem aja bikin orang sensi," ucap Syaila asal.

Sret!

"ADUH!" pekik gadis itu saat Agi memiting lehernya dari samping. Sebenernya pelan, tapi bikin kaget.

Selain bikin kaget, si Agi emang dasar gak tau diri ya. Meskipun laki-laki itu suka gak jelas dan kelakuannya random, tapi Agi kan termasuk jejeran cowok ganteng SMA Pedjoeang. Sebagai penikmat laki-laki tampan, Syaila bisa tergoda nih!

"Gue gak peduli sama Ghani, soalnya lebih asik sama lo." Laki-laki itu masih belum melepaskan tanganya dari leher Syaila.

Ia menoleh sambil menahan tangan Agi supaya tak terlalu erat, "Asik? Asik apanya??" Agi balas menatap Syaila, "Asik digodain."

"Lo ya! Emang dasar gak ada kerjaan. Udah sana jauh-jauh kek jangan deket-deket gue mulu!" Syaila memukul tangan Agi dengan keras, membuat laki-laki itu berlari kecil mengambil jarak. "Tuh kan, baru diginiin aja udah marah-marah!" balas Agi tertawa.

10 menit kemudian pelatihan telah dimulai, tentunya dipimpin oleh Naka. Sejujurnya, tiap kali latihan khusus Capaska bersama Paslite tuh benar-benar mencuci mata, meskipun diomelin juga. Tapi, diantara Naka, Esa, Ethan, dan Kai, Esa lah yang paling galak. Paling sering ngomelin Syaila juga!

"Kaki yang bener, jangan setengah-setengah naiknya. Gimana mau maju ke tingkat provinsi kalo masih kayak gini?!" teriak Esa tepat di depan Agi, Syaila, dan Ghani sampai ketiga orang tersebut menutup mata secara refleks.

"Perhatiin lagi itu tangannya. Jangan lupa dikasih tenaga, jangan lengah," seru Ethan mengingati. "Denger, gak??" Serentak mereka menjawab, "Siap, denger, Kak!"

Tiba saatnya mereka bertiga dipisah, akan dilatih PBB sendiri-sendiri oleh satu senior dari Paslite. "Syaila, lo sama gue. Ke ujung sana, cepet!" perintah Esa membuat gadis itu menelan ludah kasar.

Walaupun Syaila sudah berusaha menenangkan detak jantungnya yang menggila karena takut, tak bisa dipungkiri tangan gadis itu gemetar. Akhirnya, Syaila sembunyikan dengan mengepal tangan erat-erat.

"Buruan, jangan lelet!" teriak Esa yang sudah lebih dulu sampai ke pojok lapangan. Sebelum berlari menghampiri kakak kelasnya itu, Syaila sedikit menoleh ke belakang dan mengetahui bahwa Agi dilatih oleh Kak Ethan dan Ghani oleh Kak Naka.

"Kelamaan. Buruan turun, push up 10 kali!" Syaila menahan diri untuk tidak mencaci Esa.

Setelah melakukan hukuman, Syaila disuruh melakukan 12 gerakan dasar PBB lagi. "Hadap kiri, gerak!" Syukurnya, Syaila sudah mengalami kemajuan. Mengikuti Ekskul Paskibra, Seleksi Tingkat Kota, dan Pelatihan Tingkat Kota membuatnya sedikit demi sedikit belajar dan bisa mengejar kemampuan teman-temannya yang lain.

Hal yang paling memalukan adalah saat Syaila melakukan kesalahan berulang kali hingga semua peserta Capaska turut mendapatkan hukuman. Berhubung pemilik rambut hitam legam itu sangat tidak enakan, maka setelah pulang latihan ia langsung menonton tutorial melakukan PBB dan mempelajari banyak hal lainnya seputar Paskibra di Youtube. Semenjak itu Syaila juga lebih banyak membaca artikel dan reseach mengenai Paskibra. Saat ada latihan khusus dari Paslite pun Syaila lebih niat dan sungguh-sungguh dari biasanya.

"Balik kiri, gerak!" Hampir saja kaki kanan Syaila ingin mengambil langkah maju, tapi setelah sadar gadis itu berkata, "Ulangi!"

"Bagus," puji Esa entah benar memuji atau enggak. "kemajuan dikit, biasanya disuruh balik kiri main balik aja lo."

"SWITCH!" Kai berteriak mengingati. "Pindah kesana, gak pake lama, buruan!" suruh Esa agar Syaila berlari menuju senior Paslite selanjutnya.

Begitu melihat Ghani berpindah menuju Kak Esa, Syaila akhirnya mengerti mereka bertukar pelatih. Tapi tak lama, larinya sedikit melambat saat sadar pelatih di depannya adalah Kak Naka.

Naka menunjuk posisi berdiri tepat di depan laki-laki itu. "Berdiri disini." Syaila menaati perintah tersebut. "Udah dilatih apa aja?"

"Siap, 12 gerakan dasar, Kak," jawab Syaila yang napasnya masih terengah-engah.

"Siap, gerak," ucap Naka tegas. "Hadap serong kiri, gerak!" Syaila mengikuti aba-aba tersebut dengan cepat. "Balik kanan, gerak." Lalu dilanjutkan, "Hadap serong kanan, gerak!"

Naka yang kini posisinya di belakangi oleh Syaila, berjalan beberapa langkah agar berhadapan dengan gadis itu lagi. "Hormat, gerak!"

Dengan cepat Syaila mengangkat tangan kanannya. Naka berangsur mendekat saat gadis itu melakukan sedikit kesalahan. "Waktu memberi hormat, tapi pake topi, jari tengah harus kena pinggir topi," jelas laki-laki itu, membenarkan posisi jemari Syaila.

"Pergelangan tangan lurus, pandangan mata tertuju pada orang yang diberi hormat," imbuh Naka. Mendengar penjelasan tersebut, Syaila yang tadinya hanya menatap dada Naka pun menatap manik mata laki-laki itu.

Selalu saja, mata amber yang tampak berkilau dengan binar yang menenangkan.

"Tegak, gerak!" Naka melanjutkan, "Jalan di tempat, gerak!" Kemudian laki-laki itu mengambil langkah menjauh, membiarkan Syaila terus mengambil posisi jalan di tempat, sedangkan dirinya duduk di pinggir lapangan.

Crazy. Rasanya kepala Syaila sudah berasap. Meski memakai topi, tapi panas matahari tetap menembus hingga ke otaknya!

Diliriknya Naka sebentar. Dasar tega, gue jalan di tempat udah berapa menit, dia enak-enak duduk sambil minum disitu!

Kaki Syaila sudah mati rasa, tapi Naka tak kunjung memberikan aba-aba untuk berhenti. Jadi kalau otot betis gadis itu membesar, salahkan saja Nayaka Aldevaro!

"Berhenti, gerak!" Naka membasuh bibirnya yang basah akibat meminum air, "Kesini," perintah laki-laki itu dengan isyarat tangan agar Syaila menghampirinya.

Dikarenakan jarak yang cukup jauh, itu artinya Syaila harus berlari karena sudah lebih dari 5 langkah. Dengan napas yang tidak teratur, ia berdiri tepat di depan Naka yang duduk.

Sudah lebih dari 5 menit dan mereka masih bertahan dengan posisi saling mendiamkan. Syaila tidak tahu harus melakukan apa karena Naka juga tidak memberi perintah atau aba-aba.

Mengingat dalam Paskibra apapun yang dilakukan junior serba salah, jadi daripada ia diam yang berujung dimarahi karena tidak berinisiatif melakukan sesuatu, lebih baik Syaila bertanya meskipun kemungkinan sialnya akan tetap dimarahi karena tidak sopan.

"Izin bertanya, saya harus ngapain ya, Kak?" Kalau sedang serius seperti ini, Syaila tidak akan berani pake gue-lo, secara otomatis akan berubah menjadi saya-Kakak. Sama halnya dengan Naka, kalau sedang serius juga pakai saya-kamu. Pintar-pintar membedakan waktu yang tepat dalam menggunakannya saja.

"Duduk."

What? "Beneran duduk, Kak?"

Naka mengangkat kepalanya, "Iya, duduk temenin gue."

Oke, mode formal dinonaktifkan.

Kepala Syaila berdenyut nyeri, ada saja tingkah Naka yang membuatnya pusing. Padahal biasanya Syaila yang membuat laki-laki sakit kepala dengan tingkahnya, jadi seharusnya Naka yang ia buat pusing!

Perlahan Syaila melangkah mendekati tempat laki-laki itu duduk. Ia menyempatkan mengambil 2 botol minum yang disediakan oleh Paslite, kemudian mengikuti jejak Naka.

Syaila menyodorkan salah satunya pada laki-laki itu. Naka belum minum sejak tadi.

Naka mengambilnya, membukakan, dan kembali memberikan pada Syaila yang membuat sebelah alis gadis itu terangkat. "Buat lo, Kak. Lo belum minum. Lagian gue bisa buka sendiri, kok."

Ucapan gadis itu membuat Naka berkedip. Benarkah? Tidak biasanya.

"Thank you," ucap laki-laki itu, kemudian meneguk air minumnya dengan cepat.

Syaila mengernyit saat penutup minumnya tak bisa dibuka. Setelah menguatkan tangan yang berakhir sia-sia, gadis itu meringis pelan. Ya, sialan, siapa yang tadi dengan percaya diri berkata bisa membukanya sendiri?

"Sini." Naka refleks mengambil alih, membukakan tutup botol tersebut untuk Syaila.

"Izin minum, ya, Kak," ujar Syaila, tak berani meneguk air sebelum meminta izin.

Naka mengangguk sebagai balasan, kemudian menatap wajah gadis itu yang tampak datar. Tidak tersenyum, tidak gugup, tidak juga bersemu. Gadis lain akan dengan sangat mudah salah tingkah karenanya. Tapi sepertinya itu pengecualian untuk Syaila.

Mengapa Syaila tampak biasa saja dan tidak terpengaruh pesonanya? Sial. Padahal tadi Naka melihat gadis itu dengan mudah memamerkan senyum cantiknya pada Kai. Membuat Naka terusik, penasaran, juga tertantang.

Dengan mata yang kini beralih, fokus menghadap ke lapangan, Naka bertanya "Gimana pelatihannya?"

Setelah selesai minum, Syaila baru menjawab, "Honestly, it's hard."

Sebenarnya Naka mengerti apa maksud gadis itu, tapi ia ingin mendengar sendiri dari mulut Syaila. "Why?"

"Karena gue gak ngerti apa-apa, I don't even know Paskibra's basics." Syaila hampir frustrasi, dirinya harus fit di dunia yang tidak ia kenali sama sekali.

"Semua ada proses. Lo gak harus menguasai semua hal tentang Paskib dalam sekejap, memang harus secara perlahan. Yang penting ada niat dan kemauan dari diri lo sendiri, supaya ngelakuinnya gak terbebani."

"I know. Gue berusaha buat ngejar yang lain kok, tapi tetep aja lumayan susah, soalnya banyak yang bikin bingung," ucap Syaila membuat Naka menengok padanya. "Kalo bingung, tanya aja sama gue."

Seulas senyum tipis muncul di bibir Syaila. "Lo bisanya kapan?"

"Kapan aja." Naka mengedikkan bahu.

"Gue tanya di Line, ya. Gak ganggu?" Syaila memastikan. "Kenapa harus ganggu?"

Gadis itu memutar otak untuk menjawab, "I don't know maybe you wanna hang out or do something with Kak Ethan, Kak Kai, Kak Esa—"

Kalimat selanjutnya yang diucapkan Naka sukses membuat napas Syaila tercekat, dengan tubuh kaku juga kupu-kupu yang beterbangan menimbulkan rasa geli menjadi candu. "Gak usah tanya gue pergi atau enggak, kalo lo chat pasti gue bales."

———

GIMANA CHAPTER INI??

PERASAAN DAN HATINYA AMAN??😛

Shipper siapa yang berlayarrrr?

JADI SIAPA YANG MAU CHAT NAKAAA? HAHAHA<3

SPAM BUAT NEXT CHAPTER?

BOO MAU LIAT ANTUSIAS KALIAN BUAT CERITA INI DENGAN SPAM: 💛💛💛

BOO AKAN UPDATE SETELAH CHAPTER INI LEBIH DARI 42K COMMENTS YAA! Ayo ditembusin dulu😘

———

Untuk temen-temen semua tolong suka, cinta, dukung, dan ramaikan karya-karya Boo yaaa💛💛

FOLLOW INSTAGRAM @RWEINDA @PASKIBRAPEDJOEANG (Untuk tau info dan updatean selengkapnya!!)
Follow Tiktok: @rweindaa
Follow Twitter: @rweindaa
Follow Spotify: @rweinda
Follow Tiktok: @calz.id

Untuk semua akun fanbase dan pembaca Hipotesis, selalu dukung cerita Hipotesis yaa!! Boleh jg dibantu dgn lebih banyak share foto, quotes, scene, editan berwarna kuning, merah, dan putih💛❤️🤍Dengan hashtag #RWEINDA #PASKIBRAPEDJOEANG baik di instagram, twitter, tiktok atau di sosmed kamu. Oke??

Terima kasih sudah membaca cerita Hipotesis dan terus dukung boo dengan selalu meramaikan lapak ini yaa💗 Kalo ada rekomendasi di sosmed apapun jangan lupa rekomendasiin cerita Hipotesis Jangan lupa PAKE HASHTAG diatas dan TAG @PASKIBRAPEDJOEANG

NEXT UPDATE KAPAN?? Siap buat ramein lagii?

Semangatin Boo😍

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 72.1K 74
NOVEL BISA Di BELI DI SHOPEE FIRAZ MEDIA "Bisa nangis juga? Gue kira cuma bisa buat orang nangis!" Nolan Althaf. "Gue lagi malas debat, pergi lo!" Al...
Overmorrow By ping

Teen Fiction

1M 98.2K 69
Abstrax Series [3] : Michael Diraksana Entah bagaimana ceritanya, Zanna bisa tiba-tiba suka dengan Mike, lelaki menyebalkan yang membongkar rahasia Z...
1.1M 204K 48
(SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA | PART MASIH LENGKAP) Gwen tidak pernah menyangka bahwa kecintaannya pada hewan bisa membuatnya terjerumus unt...
2.3M 81.8K 44
Jangan jadi pembaca gelap! Seorang santriwati yang terkenal nakal dan bar-barnya ternyata di jodohkan dengan seorang Gus yang suka menghukumya. Gus g...