The Regressor (Solo Leveling...

By Reika_Rikuto

218K 41.4K 4.4K

Gelap, dingin, dan sunyi.. Itulah yang selalu (Name) rasakan dalam hidupnya. Sampai ketika ia selesai membaca... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
🎊10K Readers!🎉 Mini Event?👀
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Mini Collection(?)

Chapter 22

3.4K 691 31
By Reika_Rikuto

Jin-Woo menoleh pada (Name) yang mulai melangkah maju. "(Name).. Mundurlah, kau sudah bertarung dengannya cukup lama."

Si gadis yang mendengar itu menatap Jin-Woo dan Tae-Shik bergantian. Menghela napas pelan, ia memutar tubuh dan mendekati Pak Song dan Ju-Hee. "Baiklah, kalau kesulitan nanti jangan segan meminta bantuanku." Ucap (Name) yang dibalas dengan tanda 'oke' oleh si pemuda.

"Aww, sungguh homantis." Komentar Tae-Shik dengan senyum mengerikannya.

['The Eyes of Judgement'(Lvl. 9) telah aktif]

(Name) mengaktifkan skill nya, berdiri diantara Pak Song dan Ju-Hee. Manik (E/c) itu melihat sekeliling, lalu kembali fokus dengan kedua pria di hadapan. Mereka terlihat mengobrol.

'Pasti dia membual tentang anak perempuan dan gak ingin melakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh.. Hah. Dasar gila, ekspresinya gak cocok sama sekali.' Batin si gadis berambut (H/c) seraya membersihkan pedangnya yang tertutupi darah.

Tae-Shik menyerang Jin-Woo lebih dulu, namun berhasil ditahan oleh si pemuda berambut gelap. Begitu Jin-Woo membelah tubuh Tae-Shik--yang ternyata hanya sebuah ilusi. Pria bermanik violet(?) itu muncul di sebelah kanannya.

Suara adu belati memenuhi indera pendengaran mereka. Pak Song sampai syok. "Bagaimana bisa mereka bertarung dengan kecepatan ini? Dia bukan lagi Tuan Sung yang aku kenal.." Ucap Pak Song dengan nada gemetar.

Ju-Hee memberikan buff lagi pada Jin-Woo, membuat Tae-Shik terlihat kesal. 'Haste dan Burn Booster. Aku tidak bisa bermain-main lagi.' Pikir si pria.

Arena pertarungan itu melebar hingga melewati Pak Song, (Name) dan Ju-Hee. Pak Song dan Ju-Hee menunduk, melindungi kepala mereka. Sedangkan (Name) dengan santai mengaktifkan skillnya.

['Barrier'(Lvl. 10) telah aktif]

Dengan 'Eyes of Judgement'(Lvl. 9), manik (E/c)nya mampu mengikuti gerakan kedua pria itu. Ketika Tae-Shik melemparkan belatinya, Pak Song bersiap menahannya dengan pedang itu. Tetapi belati itu memantul keluar, terlihat gelembung (F/c) membungkus mereka bertiga. Tae-Shik sempat terkejut, begitu pula Pak Song dan Ju-Hee.

"Aku akan menjelaskannya nanti, sekarang lebih baik fokus." Ucap si gadis berambut (H/c).

Jin-Woo lengah, ia mendapatkan berbagai serangan dari Tae-Shik. "Maaf, tapi bisakah anda turunkan hawa membunuh anda, kumohon? Sistemnya sensitif dengan hawa membunuh." Ucap Jin-Woo yang membuat (Name) meneguk ludah kaku.

[Quest darurat telah dibuat]

"Sistem jadi aktif sendiri." Lanjutnya seraya bersiap menyerang balik, manik gelapnya bercahaya biru. Tae-Shik masih tersenyum sangat lebar.

[Quest Darurat - Extermination]
[Disini ada 'player' yang punya hawa membunuh didekat anda. Bunuh mereka dan pastikan keselamatan anda. Jika Quest ini tidak selesai, jantung anda akan berhenti.
Jumlah player untuk dibunuh : 1
Jumlah player yang terbunuh : 0]

'.. Oh, kenapa muncul juga padaku? Apa aku harus ikut bertarung lagi?' Batinnya heran ketika melihat layar notifikasi (F/c). Pak Song dan Ju-Hee tidak bisa melihatnya, jadi ia tidak terlalu khawatir.

Jin-Woo menggunakan skill 'sprint', melesat cepat menuju Tae-Shik. Tae-Shik yang kaget dan tidak bisa mengimbangi Jin-Woo, berhasil terluka di pipi kiri. Efek Dagger itu sempat bekerja, namun karena daya tahannya terlalu tinggi sehingga efek itu dibatalkan.

"Izinkan aku untuk menunjukkan sesuatu yang menyenangkan juga." Ucap Tae-Shik seraya menggunakan skill Stealth.

'Dia cukup bodoh untuk menjelaskan skill nya sendiri, terlalu percaya diri bahwa dirinya lebih hebat.. Dan aku mati sekali berkat si bodoh itu.' (Name) menepuk wajahnya seraya menghela napas kasar.

Kaki Jin-Woo terluka, Pak Song dan Ju-Hee berniat mendekat tetapi ditahan oleh (Name). "Jangan ke sana. Kalian bisa mati." Ucapnya pelan yang langsung dituruti oleh mereka berdua. Pemuda berambut gelap itu menggunakan hadiah Quest Harian nya lagi, membuat mereka bertiga terkejut.

'Lagi. Salah satu emosiku telah padam.'

"Bahkan amarah pun sia-sia untuk orang sepertimu." Komentar Jin-Woo seraya menggerakkan belatinya ke arah Tae-Shik tanpa ragu, meskipun pria dengan luka dimatanya itu berhasil menghindar.

"Tidak ada keraguan ketika kau mengincar leherku, dia juga.. Aku mengerti. Aku akhirnya tahu perbedaan kalian dengan mereka." Ekspresinya berubah menjadi senyum mengerikan lagi.

"Kalian berdua.. Kalian pernah membunuh sebelumnya bukan? Haha, kita dari jenis yang sama rupanya?" Tae-Shik kembali mengoceh tentang hal yang menurut (Name) tidak layak untuk didengar.

"Aku memang pernah membunuh orang.. Tapi kalau disamakan denganmu, siapa yang sudi?" Komentar (Name) terlihat tidak berminat. Tae-Shik kembali menyerang berkali-kali, dan Jin-Woo berkali-kali berhasil menahan serangannya.

"Yah.. Baiklah kalau begitu. Sekarang biarkan aku membantumu, Jin-Woo." (Name) tersenyum kecil, ia mengaktifkan skill seraya Jin-Woo mengaktifkan 'Bloodlust'.

['Earth Control'(Lvl. 3) telah aktif]
['Aura'(Lvl. 2) telah aktif]

Tae-Shik tidak bisa bergerak. Tubuhnya seperti tenggelam di kolam berlumpur, hanya bagian kepala yang terlihat. Ketika mendongak, ia melihat berbagai warna cahaya di hadapannya. Warna merah, biru, kuning, hijau, abu-abu, putih dan hitam. Walaupun warna yang paling mendominasi adalah warna hitam pekat, sedangkan warna lainnya menutupi siluet kedua mata(?) itu.

Jin-Woo tidak membuang kesempatan, ia langsung mengarahkan Belati Rasaka ke jantung Tae-Shik. (Name) juga menggunakan waktu itu untuk memotong sebelah kaki si pria dengan sihir tanahnya.

"Itu untuk kaki Jin-Woo tadi." Gumamnya seraya membatalkan semua skill nya. (Name) menghela napas, mendekati Jin-Woo pelan.

Gadis bermanik (E/c) itu tidak merespon perkataan mereka yang sibuk berbincang. Ia menoleh ke arah salah satu mayat, kemudian menoleh kembali pada Tae-Shik.

"Katakan saja kalau kami adalah hunter yang bisa terus bertambah kuat setiap waktu. Menurutmu kami akan menjadi seberapa kuat?" Tanya Jin-Woo sambil menepuk kepala (Name) sekali.

"Bayanganmu.. Terhubung dengan kegelapan. Sedangkan kamu.. Punya banyak sekali warna."

"Kau akan menjadi sekuat bayanganmu yang jauh tenggelam di dalam kegelapan.. Kamu akan menjadi kuat tergantung seberapa banyak kau bisa mengendalikan warna.." Dan Tae-Shik pun mati.

[Quest darurat - Extermination telah selesai]
[Hadiah Quest telah diterima
Stat points : +5]

[Hadiah Quest telah diterima
Skill points : +10]

'Mungkin kalau kita mengerjakan Quest bersama, hadiahnya juga akan dibagi?' Batin mereka serempak. Jin-Woo memasang hoodienya, sementara gadis berambut (H/c) itu memperbaiki posisi sarung pedangnya.

"Jin-Woo.. (Name).. Terimakasih." Ucap Ju-Hee dengan senyum.

"Terimakasih Tuan Sung, Nona (Last Name). Kami akan mati jika kalian tidak ada disini. Sekarang.. Apa yang harus kita lakukan?"

"Bukankah kita harus keluar dan melaporkan ini ke Guild?" Usul Ju-Hee.

"Kita harus menutup Gate Dungeon lebih dulu." Ucap (Name).

Awalnya Pak Song terkejut, tapi karena telah melihat Skillnya, ia tidak bisa membantah. Jin-Woo mencabut belatinya, menemukan rune berisi skill milik Tae-Shik.

[Rune : Stealth
Type : Rune

Sebuah skill yang bisa didapat dengan menghancurkan rune. Skill ini bisa dibagi ke sesama protagonist]

Jin-Woo mengerjap sekali. Oke, semakin lama sistem semakin aneh, pikirnya. (Name) hanya ber'oh' ria. Ketika Ju-Hee dan Pak Song pamit keluar, (Name) melangkah cepat menuju salah satu mayat dan menendang tubuhnya pelan.

"Bangun, kau sialan. Apa tanah Dungeon terlalu nyaman untukmu tidur huh?" Titahnya dengan wajah tanpa ekspresi.

"Kenapa kau malah pura-pura mati? Apa kau mencoba kabur diam-diam? Ah, kau tidak bisa bicara. Gang Tae-Shik sungguh brutal.."

"Oh, pita suaranya terpotong ya. Seperti ketika aku kemotong pita suara Dong-suk. Mungkin dia kakan membunuhmu dengan cara yang paling menyakitkan setelah membuatmu tidak bisa berteriak." Komentar (Name).

"Kalau terus begini, kau bisa mati kehabisan darah. Mungkin jika meminta nona Ju-Hee sekarang, kau bisa selamat." Jin-Woo menarik kerah pakaiannya dan menyeret pria itu. Awalnya pria itu lega karena ia bisa selamat, namun itu tidak bertahan lama karena ia dibawa ke ruangan bos.

Jin-Woo berdiri di depan pintu, dihadapan mereka terdapat ratusan goblin dan bossnya--Hobgoblin. (Name) berdiri di depan Jin-Woo, bersandar di dada bidangnya sekaligus mengalungkan sebelah tangan si pemuda ke lehernya. "Apa kau ingat semua wajah korbanmu?" Tanya Jin-Woo.

"Kau pikir kami akan membawa monster sepertimu keluar? Hah, sampah yang lebih buruk dari Tae-Shik lebih baik disini saja." (Name) menatapnya dingin dan tanpa ekspresi. Mereka membiarkan pria itu diserang oleh Hobgoblin dan antek-anteknya, syukurlah untuk mengalahkan boss itu cukup dilakukan oleh Jin-Woo.

1294 kata

Bersambung..

A/N : ... Ini brutal banget gak sih? Rei ngerasa agak.. Campur aduk gitu. Baiklah, seperti biasa ini gaje, banyak typo, bahasa non baku, bahasa kasar, dll. Jangan lupa vote dan ramaikan comment, nantikan chapter selanjutnya~

Continue Reading

You'll Also Like

82.3K 2.9K 50
"𝐓𝐫𝐮𝐭𝐡, 𝐝𝐚𝐫𝐞, 𝐬𝐩𝐢𝐧 𝐛𝐨𝐭𝐭𝐥𝐞𝐬 𝐘𝐨𝐮 𝐤𝐧𝐨𝐰 𝐡𝐨𝐰 𝐭𝐨 𝐛𝐚𝐥𝐥, 𝐈 𝐤𝐧𝐨𝐰 𝐀𝐫𝐢𝐬𝐭𝐨𝐭𝐥𝐞" 𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇 Caitlin Clark fa...
724K 26.7K 102
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! 😂💜 my first fanfic...
1.8M 49.2K 71
𝐅𝐑𝐎𝐙𝐄𝐍 | ❝Ye a cute little thin', aren't ya? I think ye will be mine now...❞ ❆❅❄❆❅ ʙᴏʀɴ ᴏғ ᴄᴏʟᴅ ᴀɴᴅ ᴡɪɴᴛᴇʀ ᴀɪʀ ᴀɴᴅ ᴍᴏᴜɴᴛᴀɪɴ ʀᴀɪɴ ᴄᴏᴍʙɪɴɪɴɢ...
193K 6.9K 96
Ahsoka Velaryon. Unlike her brothers Jacaerys, Lucaerys, and Joffery. Ahsoka was born with stark white hair that was incredibly thick and coarse, eye...