Jin-Woo seketika teringat masa lalu. Ketika ia diberitahu tentang Lizards.
"Lizards?" Tanyanya.
"Kadang kala, ada bajingan yang dijuluki lizards. Karena hunter pekerjaan yang berbahaya, kecelakaan sudah menjadi hal yang biasa di dalam Dungeon. Jadi kalau terjadi tindakan kriminal akan sangat sulit tertangkap." Jelas salah satu pria. (Name) hanya diam, menyimak pembicaraan mereka.
"Disini tidak ada cctv, jadi siapa yang bisa menghentikan orang seperti itu? Tidak ada yang bisa menghentikan mereka. Semakin kau lemah, semakin cepat kamu dibuang. Tetapi kalau kamu semakin kuat, orang-orang akan mencoba untuk mendapatkanmu." Lanjutnya.
"Kalau mereka bilang kamu tidak berguna atau cuma mengganggu.. Seperti cicak yang meninggalkan ekornya, kau akan dibuang. Itulah kenapa aku selalu bilang untuk waspada, sebagai pemburu terlemah sedunia." Alis (Name) berkerut tidak suka ketika mendengar perkataan terakhir, tapi ia memutuskan untuk membiarkannya kali ini saja.
(Name) melemparkan tasnya ke tanah, lalu menoleh ke arah Jin-Woo dan Jin-Ho bergantian. Pertama mendekati jalan keluar yang tertutup bebatuan.
"Apa yang harus kita lakukan!? Jalan keluarnya..! Para bajingan itu mencoba membunuh kita!!" Ucap Jin-Ho kesal seraya memukul dinding bebatuan. Gadis itu mendekati dinding, kemudian menyentuhnya.
'Aku bisa saja memakai skill Earth Control..' Batin (Name). Jin-Woo pun melakukan hal yang sama, melemparkan tasnya ke tanah lalu mendekati dinding bebatuan dan menyentuhnya. Pemuda rambut gelap dan sang gadis menoleh bersamaan.
'Tapi bos disana mengganggu pikiranku.' Pikir (Name) seraya menatap monster laba-laba yang mulai mendekati mereka.
.
..
.
Di luar Gate..
"Karena kita sudah ingat jalannya, keluar dari sini rasanya mudah." Ucap salah satu pria.
"Ayo istirahat sebelum masuk lagi nanti." Balas pria lainnya.
"Hwang, apa kita perlu melakukan hal semacam ini? Kita bisa saja langsung membunuh mereka di sana.." Tanya pria--yang entah siapa namanya.
"Bodoh, kalau kita bertarung disana maka laba-labanya akan bangun.. Bagaimana kita bisa memindahkan kristal-kristal mana itu?" Balas Dong-Suk.
"Dengan hunter terlemah sedunia dan hunter rank D tanpa pengalaman raid, mereka tidak mungkin mengalahkan bosnya sekeras apapun mereka mencoba. Bahkan kalau gadis itu bisa bertarung, dia hanya rank D biasa. Setelah bos laba-laba itu memakan mereka lalu kembali tidur, kita bisa dengan mudah membawa kristal mana disana." Jelas Dong-Suk.
"Kalau rencana kita gagal, kita sendirilah yang harus mengalahkan bos itu. Tapi apa kamu lihat perlengkapan yang dipakai Yoo Jin-Ho? Perlengkapan seperti pedang dan perisainya saja sekitar jutaan won. Kalau kita gagal membawa semua kristal mana, setidaknya kita bisa membawa perlengkapan itu." Lanjutnya dengan senyum licik.
"Ayo coba kita cari dari keluarga kaya mana dia berasal. Setidaknya kita bisa ikut pemakamannya nanti." Tambah Dong-Suk sambil mengecek ponselnya.
"Akibat ledakan tadi, seharusnya monsternya jadi agresif sekarang." ujar Gyu-Hwan, si penyihir.
Dong-Suk tidak membalas, malah melemparkan pertanyaan lain. "Gyu-Hwan, apa kau punya keyakinan untuk mengalahkan monster itu sendirian?"
"Tentu saja tidak." Jawab Gyu-Hwan langsung.
"Aku juga tidak yakin, bos tetaplah bos. Tidak peduli seberapa keras mereka berusaha, hunter rendahan seperti mereka tidak akan bisa hidup." Ucap Dong-Suk.
.
..
.
Di ruangan bos..
"Tetap di belakangku, akan aku pikirkan sesuatu." Ucap Jin-Ho sedikit gemetar takut. Jin-Woo dan (Name) terdiam menatap monster laba-laba yang semakin mendekat.
Tiba-tiba Jin-Woo tersenyum, lalu menepuk kepala si gadis pelan. "Tidak apa." Ia melangkah melewati (Name) dan Jin-Ho.
"Jin-Ho, tetaplah didekat (Name). Dia milikku." Lanjutnya seraya mengeluarkan Belati Rasaka.
"Kalau begitu aku bagian para bajingan di luar." Tambah (Name) yang dibalas dengan tanda 'oke' oleh si pemuda.
"Tu-Tunggu, Hyung! Apa yang kamu coba lakukan?" Tanya Jin-Ho kaget.
"Membunuhnya." Balasnya pendek.
"Kamu mencoba membunuhnya!?" 'Dia sudah gila!!' Jin-Ho memasang ekspresi terkejut dan tidak percaya.
"Kalau kamu berencana melawan boss rank C sendirian itu tidak mungkin, setidaknya kau harus rank elite C atau rank B! Lalu apa yang ingin kamu lakukan..!" Jin-Woo tidak mendengarkan, memasang kuda-kuda untuk siap bertarung.
Jin-Ho menoleh pada si pemuda bermanik gelap. "Noona, lakukan sesuatu! Kalau dibiarkan, dia bisa mati!!" Pemuda berambut coklat itu mengguncang bahu (Name) panik.
(Name) menyingkirkan tangan Jin-Ho, lalu tersenyum kecil. "Tidak apa, percayalah padanya." Walaupun sebenarnya si gadis juga khawatir, semoga pemuda tinggi itu bisa melakukannya dengan baik.
(Name) tersenyum kecil, kemudian dengan santai duduk di atas tanah. "Sepertinya ini akan menjadi menarik."
[The Torture's Goddess menantikan pertarungan sengit]
[Reader 002 setuju]
[The Healing's God berdoa untuk keselamatan anda]
[The Sword's God siap menganalisa pertarungan]
Jin-Woo berlari mendekati laba-laba raksasa itu. Ia melompat, cukup tinggi hingga bisa melewati sang laba-laba. Dikesempatan itu, ia menyerang bagian atas si monster.
Dengan Belati Rasaka, ia mampu memberikan serangan pada monster bos itu. Ia mendarat dengan mulus. Manik birunya menatap si laba-laba serius. 'Pemburuan sebenarnya baru saja dimulai..'
Sementara Jin-Woo sibuk bertarung dengan sang laba-laba, (Name) dan Jin-Ho menatap sang pemuda dengan pandangan berbeda. Jin-Ho dengan tatapan tidak percaya dan takut, sedangkan (Name) menatapnya antara kagum dan bangga(?).
'Ini.. Inikah kekuatan hunter rank E!?' Pikir Jin-Ho tidak percaya.
(Name) pun duduk di tanah, di sebelah Jin-Ho. Ia mengambil sebotol air mineral dan langsung meminumnya. Gadis dengan rambut (H/c) itu menatap pertarungan 'Jin-Woo vs Boss Laba-laba.' Tentunya ia tidak lupa mengaktifkan salah satu skillnya, setidaknya dia harus menghibur God & Goddess untuk mendapat koin.
['The Eyes Of Judgment'(Lvl. 4) aktif]
"Jin-Ho, kau tidak duduk?" Tanya (Name) tanpa mengalihkan pandangannya. Jin-Ho terkejut, ia dengan patuh duduk di sebelah si gadis.
".. Noona, siapa sebenarnya dia?" Tanya si pemuda berambut coklat, masih dengan raut wajah syok.
'Hunter rank E!? Tidak, tidak mungkin..!'
"Tapi dia bergabung ke Guild dengan status rank E.. Gerakannya sama sekali bukan seperti rank E." Tambahnya sembari melihat Jin-Woo yang masih bertarung.
"Mungkin kah.. Seorang False Ranker!?" Kagetnya. (Name) yang mendengar itu bahkan nyaris tertawa.
"Prfft.. Ah, maaf. Tapi mungkin kamu bisa menyebut kami mirip seperti itu." Jawab (Name) yang sempat membuat bingung Jin-Ho.
'Kami..? Berarti dia juga False Ranker!?' Batinnya semakin liar.
'Diantara para hunter, kadang kala ada yang bisa mengendalikan magical power (MP) mereka! Jika mereka ingin, mereka bisa menurunkan ranknya saat evaluasi! Para hunter yang menyembunyikan kekuatan mereka dan bertujuan untuk turun rank disebut False Ranker!'
'Tapi yang menjadi masalah adalah.. False Ranker biasanya seorang psikopat yang membunuh hanya sebagai hobi mereka! Terlebih lagi aku bertemu dua orang!!' Jin-Ho langsung jatuh terduduk, menangisi nasibnya(?).
"Kenapa aku bilang, aku ingin ke tempat ini.. A-ayah.."
1052 kata
Bersambung..
A/N : Chapter ini berakhir dengan tangisan Jin-Ho ya.. *pukpuk bahu Jin-Ho* Ehem, baiklah. Seperti biasa chapter ini banyak typo, bahasa non baku, bahasa kasar, dll. Jangan lupa vote dan ramaikan comment, nantikan chapter selanjutnya~