SAD BOY [END]✓

By Marlonmarisan_01

21.5K 1.4K 1K

C"Hey culun aku menyurunmu membawah jus apel bukan jus jeruk!" Gadis itu menyiramkan jus itu tepat di wajah p... More

P r o l o g
♠️1 H u r t
♠️2 H a b i t u a l
♠️3 ️C a r e
♠️ 4️ C o n f u s e d
♠️ 5 ️G o d t h e b e s t
♠️ 6 L o n e l y
♠️ 7 A r r o g a n t
♠️ 8 H o n e y b u t g e n t l a n
♠️10 C o n t i n o u s b u l l y i n g
♠️ 11 L o v e
♠️ 12 D i s a p p o i n t e d
♠️13 H o p e
♠️ 14 T h e C h u r c e h
♠️ 15 P a t i e n t
♠️16 S o r r y
♠️ 17 H o w h a p p y
♠️ 18 I t F e e l s j u s t b e i n g m o c k e d
♠️ 19 O n l y M e Y o u a n d G o d
♠ ️20 C r y i n g
♠️ 21 I a m E v i l
♠️ 22 S e l f c o n s c i o u s
♠️ 23 W i s u d a h
♠️ 24 T h e m a i n G o d
♠️ 25 A b o u t u s
♠️26 C a u g h t
♠️27 S a d
♠️28 I a m G o
♠️29 B y Olivia T o Alfa [END]

♠ ️9 S h y

548 49 14
By Marlonmarisan_01

Aku ingin mendekat tapi ada rasa malu yang selalu menghatui ku terhadap dirimu

Olivia Jorja Swift.

HBD to me :)
23 /01/

"Kau sudah bangun ternyata Alfa?" Dokter yang bertugas diruang itu berdiri didepan ranjangnya. Lalu ia berkata lagi "Tadi aku mau menbangunkan mu untuk minum obat tapi kau tertidur sangat nyenyak, aku rasa sekarang kau masih harus istiharat! " ia tersenyum ramah.

Alfa hanya menganguk lagi. Dan diam "Baik ini obat mu aku pamit yaa! " Setelah meletahkan beberapa tabel obat diatas nakas ia memundurkan diri dari hadapan mudah mudih itu. Dokter paru baya yang berkepala empat menjalang lima itu sudah pergi kini tinggal Alfa dan Olivia yang duduk dalam diam.

Olivia mencairkan suasana karna ia tahu sifa pemuda culun ini.

"Apa kau ada kegiatan nanti malam hey culun? " Pandangan Alfa tertujuh padanya.

Apa ia berniat membully ku lagi?

Kenapa Tuhan bisa menciptakan makluh sekejam ini dimuka bumi ?

Apa aku harus ikut. Aku ingin tapi tentu saja aku hanya dijadikan bahan. Bullyingnya lagipula dimana pacarnya?

"Hey culun melamun saja kerjamu ada kegiatan tidak nanti malam? " Olivia menepuk kedua tangannya depan wajah Alfa.

"Ad...Ad...ada," lirihnya. Padahal Alfa sama sekali tak memiliki recana nanti malam. Ia hanya sedang berbohong.

"Baiklah aku pergi " Ia melangkah keluar tapi kakinya terasa berat ia ingin terus berada disamping pemudah itu namun ia tak mampu juga.

Memang benar benar tak punya hati ia yang membuatnya terluka tapi ia juga yang mau peduli padanya.

Siapa yang harus aku salahkan Alfa diriku sendiri atau keadaan??


Hatinya menjerit tak keruan. Ia menutup pintu ruangan tersebut pelan dan menyadarkan pundaknya disana.

Alfa menatap pintu itu dengan tenang. Gadis itu sudah menghilang dibalik pintu. Ia juga tak punya perasaan padanya. Bukannya ia tak tertarik pada Olivia tapi ia memang tak tertarik untuk jatuh cinta itu saja. Dan Alfa sama sekali tidak tahu kalau Olivia diam -diam telah menyukainya.

Ia mengelah nafas pelan bagamana caranya ia bisa menjauhi gadis itu?Sementara gadis itu sepertinya terus berada didekatnya. Ia meraih gelas yang berisi air hangat dan mengambil sebutir obat untuk diminumnya, karena dokter tadi sempat memberikannya dosisi obat itu.

Setelah meminum obatnya ia mengambil ranselnya yang ada dibawah nakas.

Ia membuka ranselnya, mengeluarkan sebuah buku dengan judul tulisan tebal. Kisah Cinta.
Ia membaca buku tersebut karena ia merasa seperti tak berguna hanya berdiam diri saja seperti ini.

Sejam kemudia Alfa keluar dari ruang kesehatan. Kampus pun telah sepi penghuninya ramai telah pulang sejak tadi. Bahkan dua jam yang lalu.

Alfa telah banyak menghabiskan waktu didalam ruang itu hanya untuk membaca sebuah buku.

Ia berjalan menujuh trotoar dan berbelok ke halte bus. Ia memasangkan handsant dikedua telingahnya. Sambil menunggu kendaraan itu datang selang 15 menit menanti hadir juga kendaraan itu. Alfa segera naik. Dan duduk di kursi paling belakang tentu saja itu dekat dengan jendelah.

Ia sangat senang duduk ditempat bagian itu karena bisa langsung melihat pemandangan keluar jendelah. Dengan banyak kendaraan yang berlalu lalang, matahari pun mulai menyembunyikan dirinya dan sore akan segerah berganti malam.

Alfa menudukkan kepalanya membaca cerita itu lanjut ia adalah tipikal pemuda kutuk buku. Jadi tak heran bila waktunya hanya terbuang untuk hal ini.

30 menit berlalu ia memberhentinkan bus itu didepan sebuah apertem yang menjulang tingin ke langit dengan banyak lantai.

Dan kini Ia telah berada dalam apertemnya yang di lantai 115. Ruang ini cukup mewah dan luas waktu ia masih sekolah di High School ia sering tingal disini. Katanya ia hanya ingin sendiri, tapi setelah melanjunti kesekolahnya.

Ayahnya memintanya untuk tinggal dirumah. Tapi kalau ia ingin menyendiri tempat inilah yang ia datangi,
Alfa melepaskan ransel dari pundaknya dan nenaruhnya di atas ranjangnya Alfa mengambil handuk dan menujuh toilet untuk membersihkan diri.

Setelah selesai membersihkan diri ia berganti pakaian, Jaket hangat berwarna maron dan celana panjang botol yang pas ditubuhnya. Menambah kesan tampannya. Kaca mata bulatnya ia ganti dengan yang baru karena benda itu retak.

Ia tak mengalami masalah penglihatan tapi ia senang memakai benda itu karena keseringan membaca jadi matanya juga kadang sakit. Ia telah memakai benda itu sejak masih kanak-kanak walau banyak yang membullynya karena penampilannya tapi hal itu tidak menjadi masalah bagi Alfa.

Ia tak tertarik membuat orang lain jatuh hati padanya ia lebih senang bila ada yang mencintainya apa adanya tanpa mempermasalahkan penampilan dirinya.

Ia berdiri dibalkon kamar ruang itu dan memandang jauh kebawah cahaya-cahaya lampu yang terang dan cahaya lampu-lampu jalan yang terang menghiasi setiap sudut kota itu yaitu San- Francisco.

Di musin salju udara semakin dingin dan sangat indah walau sebagian orang tak menyukai musim ini dan tak ingin beraktivitas diluar rumah namun dikota besar seperti ini manusia selalu berkerja dari malam sampai pagi dan tentu saja akan terlihat seperti tak pernah sepi!

Sekarang terasa lebih baik.

Tak ada yang akan mengangu ku disini

Inilah susanan yang aku inginkan.

Alfa menggosok keduanya tanganya lalu meniupnya untuk membuat tubuhnya merasa hangat.

...

Aku rasa yang kulihat itu Alfa.
Tak mungkin aku salah itu. Alfa tapi kenapa ia harus pulang jam begitu yaa??

Omega duduk termenung di depan beberapa kaum pria yang sedang memamerkan hasil lukisan mereka, Matheo sibuk melihat gambar-gambar itu.

Sedangkan Olivia ia dan Celvin berkeliling melihat hal hal unik yang orang-orang itu pamerankan ada yang bermain arkobat, ada yang memasak dengan tekni yang tak bisa seperti sedang menari atau dance, ada pula yang menampilkan hal unik lainya.

"Omega, sini kau!! " pangil Matheo. Ia melambai padanya.

"Yaa? kenapa," terangnya berdiri dan menujuh Matheo serta pelukis tersebut.

Matheo menujuk lukisan itu dengan kagum "Lihat bagus kan kau menyukainya??" Omega mengarah matanya pada lukisan yang ditujuk pemuda itu.

Ia melotot dengan kagum.
"Wow luar biasa! " Omega bertepuk tangan memuji hasil lukisan yang ternyata adalah dirinya yang sedang duduk termenung dengan tangan di menopang dagu, pandangan lurus dan rambutnya yang tergerai tertiup angin mengikuti gerak arah tiuapanya kesana kemarih.

"Kau suka ?" Matheo tersenyum lebar dan menghadapnya.

Omega meneloh dan tersenyum manis "Aku sangat menyukainya terima kasih Matheo." Senyuman manis itu tak kian pundar dari wajah manisnya.

"Pak aku beli yaa?? " Ia segera memberikan beberapa lembar uang. Pada pelukis, tua itu.

"Ia sangat cantik dan manis nak!" Pria tua itu berbisik pelan pada Matheo. Matheo pun mengakui hal itu. "Tentu."

Pria itu membungkus lukisan itu dan memberinya pada Matheo.

"Kau mau kemana lagi ? " Ia dan Omega berjalan beriringan.

"Hmmm" Omega berpikir sebentar. Mengentakakn telunjuknya dibawah dagunya.

"Entahlah kalau menurut mu? "

"Kita pergi ke rumah hantu
apa kau mau!? " Ia berhenti tepat depan Omega.

"Aku setujuh! " Omega menganguk mantap.

Mereka mengarah masuk pada rumah angker yang dengan banyak dekorasi tengkorak dan benda benda menakutkan namun mereka sepertinya sangat menikmati keseruan tersebut hingga tak terasa sekarang telah jam 10 tepat.

Matheo mengantarnya pulang tapi ternyata ia tak mau karena ia mau pulang sendiri sebab motor kesayangan tadi ia gunakang untuk pergi kemarih.

"Kau yakin, kau tak mau ku antar? " Matheo sembari melihat Omega yang tengah memakai helmnya.

"Iya tak perlu bye sampai jumpa dikampus" Ia menyalakan mesin motornya. Dan melanjutkan kecan benda itu.

"Dasar kebiasan " Teriak Matheo yang dianggap angin lalu oleh Omega.

Pria dengan kemejah panjang dan celana botol serta ransel dipundaknya handset ditelingahnya dan ia naik disebuah bus menenujuh tempat yang tak Omega ketahui namun yang menjadi masalahnya. Kenapa Alfa baru pulang dari kampus ketika jam begitu??"

pria itu muncul dibenaknya sekarang.

Apa yang membuat pemuda itu begitu kelihatan menderita?

Sorot matanya selalu bisa terbaca ada hal menyedikan yang selalu ia simpan sendiri.

Tubuhnya seakan tak perna berhenti untuk memperlihatkan luka yang baru??!

Aku harus tahu apa yang terjadi dengan pemuda malang itu aku yakin ia telah mengalami hari -hari yang sangat menyedikan!

Omega menepikan motornya digaransi dan masuk kedalam rumah entah kakaknya sudah pulang atau sedang bersama pacaranya.

...

Ketika Alfa keluar dari ruang perpustakan. Ia telah ditarik dan seketika matanya langsung menatap lantai. Karna tubuhnya dikurung seorang gadis didalam dinding.

"Hey culun !! Aku lihat lukamu sudah lebih baik dari kemarin?? " gadis itu menatap lekat lekat wajah Alfa dengan jarak yang sangat dekat. Alfa tak menyangka ternyata Olivia sangatlah aneh?

Apa hal itu kumat lagi

Ya Tuhan untuk keduanya kali nya aku dibuat gugup lagi oleh gadis ini.

"O...O...Oliva...ka...kau kenapa ?"
Olivia mengarah matanya kearah lain lalu Kemudian pada wajah tampan yang sering menganguk isi otaknya.

" Aku ingin mendekat tapi ada rasa malu yang selalu menghatui ku terhadap dirimu"

Ia langsung menurunkan tangannya yang mengurung Alfa dinding dan pergi meninggalkan pemuda itu dengan wajah yang pucat pasi. Yang masih terkejut dengan apa yang ditimbulkan gadis itu. Sungguh sangat berani jantung Alfa rasanya sudah mau copot.

Alfa tersadar dari lamuannya saat seorang mendekat dan melabai tangan didepan wajahnya.

***

TBC

SORRY GUYS UPNYA BARU SEKARANG YA. OK SAYA TIDAK JANJI UPNYA TIAP HARI TAPI PUJI TUHAN KALAU BISA SAYA AKAN UP SECEPATNYA, KARNA SAYA NGERTI RASANYA MENUNGGU ITU TIDAK ENAK YEAKAN. VOTE COMMENT JANGAN LUPA SEE YOU GBU.

Continue Reading

You'll Also Like

6.5M 334K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
1M 147K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
14.3K 546 51
Mencintai belum tentu dicintai. Merasakan belum bisa menyampaikan. Sulit? Ya, begitulah hidup. Perkenalkan, namaku Arthir Achmad. Aku anak ke 3 dari...
63.7K 1.3K 5
Idiot. Bodoh. Tolol. - Mungkin bagi sebagian orang, menjadi diriku adalah sebuah bencana. Sebenarnya hal itu tidak sepenuhnya salah, karena memang be...