SAD BOY [END]✓

By Marlonmarisan_01

21.5K 1.4K 1K

C"Hey culun aku menyurunmu membawah jus apel bukan jus jeruk!" Gadis itu menyiramkan jus itu tepat di wajah p... More

P r o l o g
♠️1 H u r t
♠️2 H a b i t u a l
♠️3 ️C a r e
♠️ 4️ C o n f u s e d
♠️ 5 ️G o d t h e b e s t
♠️ 6 L o n e l y
♠️ 8 H o n e y b u t g e n t l a n
♠ ️9 S h y
♠️10 C o n t i n o u s b u l l y i n g
♠️ 11 L o v e
♠️ 12 D i s a p p o i n t e d
♠️13 H o p e
♠️ 14 T h e C h u r c e h
♠️ 15 P a t i e n t
♠️16 S o r r y
♠️ 17 H o w h a p p y
♠️ 18 I t F e e l s j u s t b e i n g m o c k e d
♠️ 19 O n l y M e Y o u a n d G o d
♠ ️20 C r y i n g
♠️ 21 I a m E v i l
♠️ 22 S e l f c o n s c i o u s
♠️ 23 W i s u d a h
♠️ 24 T h e m a i n G o d
♠️ 25 A b o u t u s
♠️26 C a u g h t
♠️27 S a d
♠️28 I a m G o
♠️29 B y Olivia T o Alfa [END]

♠️ 7 A r r o g a n t

625 50 1
By Marlonmarisan_01

Aku sombong terserah aku karna memang itu katakter ku aku juga sadar itu tidak baik namun sayang sikap itu sudah mendarah daging dengan ku.

Olivia Jorja Swift

"Tapi apa Alfa, oh ayolah aku ingin membaca buku ini! " bujuknya dengan memelas, Alfa jadi tak tega dibuatnya. "Ba...ba...baiklah" Alfa menganguk singkat.

"Oky, apa kau sudah membaca buku ini hingga habis?? " ia menatap Alfa dan buku itu bergantian.

"Su...sudah" Alfa tersenyum lembut. Kearah gadis didekatnya. Tangan gadis itu merapikan kaca mata yang sedikit miring dipangkal hidung Alfa. "Apa kau tidak bisa memakai benda ini dengan benar ? "

Alfa hanya diam saja, ia kembali bingung dengan tindakan gadis ini, hingga Alfa tersadar kalau ia ada kelas sekarang. Ia pun pamit dari hadapan gadis itu yang masih tersenyum padanya.

Akhir-akhir ini ia merasa ada yang aneh dengan Olivia apa gadis itu? punya kepribadian ganda dimana satu sisi ia peduli padanya tapi disini lain ia juga kasar padanya.

Alfa rasa kesimpulannya tidak salah lagi kemarin Olivia menyemprotnya dengan saus tomat, sekarang ia merapikan kaca matanya yang miring. Itu sangat masuk akal. Ia berjalan menujuh kelasnya seperti biasanya untuk belajar, tanpa harus repot-repot memikirkan Olivia gadis yang kadang membingungkan itu.

"Hey culun apa kau juga ada kelas disini? " tatap tajam tertujuh padanya sekarang. Alfa menganguk saja tanpa menatap lawan bicaranya.

Olivia mengcekal tangan pemuda itu tiba-tiba. "Sini ikut aku "Alfa langsung tertegun dibuatnya. Bukannya gadis ini tadi bersamanya tadi dibelakang lab sains dan kenapa ia bisa ada disini. Entahlah Alfa tak mau memikirkannya sekarang. "Kerjakan tugas ku ini!! Aku sudah menyelesaikannya kemarin tapi pak tua itu katakan masih ada yang salah, jadi cepat kerjakan sebelum dia datang!!! " Olivia menaruh buku tugasnya diatas mejanya.


Alfa segera meraih buku itu dan memeriksahanya sebelum pak Chirs datang. Dosen yang sudah berkepalah lima itu paling tidak suka jika mahasiswanya belum menyelesaikan 100 % tugas yang ia berikan.

Saat Alfa sudah selesaikan mengejarkan tugasnya saat itu pula Dosen tersebut sudah masuk kelas.

"Baik semuanya silakan kumpulkan tugas kalian dan kita lanjutkan kemateri berikutnya!!" Ia menatap serius seluruh mahasiswanya. Dan tak melewatkan seorang pun dalam pandangannya, matanya. Berwarna biru laut. Tap lepas dari menatap mereka satu persatu.

"Baik pak"
Olivia, Alfa dan mahasiswa lainnya mengumpulkan tugasnya. Dua jam berlalu dan kelas pun berakhir. Alfa akan berjalan menujuh koridor perpus tapi ia terhenti karena kemejahnya ditarik dari belakang oleh seseorang. "Mau kemana kau??  Mau kabur dari ku??! " ia mendelik kearah Alfa.

Alfa yang berbalik padanya.
Ia mengeleng singkat
"ke...keruang...pe...pe...pepusutakan" Olivia mendesah ia tak mau pria ini meningalkannya tapi....

Olivia berpikir keras bagaimana ia bisa menghabisikan waktunya dengan si culun hari ini.

Ada apa dengan gadis ini? Alfa menatapnya bingung.

Celvin datang dan mendorong tubuh Alfa dengan kasar menjauh dari Olivia hingga ia terbentur dinding kelas. "Jangan dekati Olivia paham!!! " ancamnya lalu ia menarik kerak baju pemuda itu. "Kau ternyata culun yang pandai memikat hati, para gadis " Celvin melirik Olivia sebentar dan.

Bugh
Bugh.

Alfa dihajar babak belur olehnya. "Jika kau masih mendekati Olivia aku akan mengirimmu ke neraka bung! " ia memukul pipi Alfa pelan. Yang tertidur lemas dilantai.

Celvin segerah membawa Olivia dari pemuda itu. Alfa bangkit dan memegang kepalanya yang terasa pening dan menujuh ruangan kesehatan.

Sudut bibirnya robek sedikit. Pelipisnya tergores. Kaca mata bulatnya pun retak. Hanya senyuman masam yang terbit diwajah tampannya ia tak perna berniat mendekati gadis itu atau memikat hati gadis lainya. Tapi entah kenapa seperti ada magnet yang menarik mereka untuk menepel padanya.

Tarikan nafas panjangnya. Ia muak dengan keadahannya tapi. Apa boleh buat memang inilah yang terjadi bila ia berhadapan dengan gadis yang bernama OLIVIA JORJA SWIFT.

Setelah mengobati wajahnya Ia duduk termenung di atas ranjang ruang kesehatan yang sepi. Tanpa harus mendengarkan omelan orang yang membullynya atau mengatakan kata-kata pedas untuk dirinya.

...

Omega celingukan mencari sesosok pemudah tapi tak ia dapati. "Dimana yaa pemuda itu?? " ia berjalan memutari taman tapi sia sia. Tak ada kehadirannya juga disitu lalu dimana yaa?
Ia sudah menyusuri setiap tempat dikampus namun tetap tak ada. Seorang pemuda jangkung dengan kemeja putih panjang berdiri didepannya. "Siapa yang kau cari hah??!! "

"Tidak sedang apa kau disini? " Omega. Menatap Matheo dengan malas. "Kau yang sedang apa disini, ayo ikut aku, bantu proyek sains ku? "

Omegah mendesah pelan. Meski ia dan Oliva kembar dan hampir tak bisa dibedahkan tapi bedah halnya dengan pemudah yang ada dihadapannya saat ini.

Matheo Alvert Grande. Pemuda berdarah Amerika Jerman ini sudah dekat dengannya saat masih kanak-kanak ia lebih dekat dengan Omega dibandingkan dengan Olivia. Jadi tentu ia bisa membedahkan mana yang Omega dan mana yang Olivia.

"Baik baik tuan Matheo " ia membungkuk hormat. Matheo tertawa terbahak bahak. "Ayo nona Omegah!! " ia mengapit kepala Omega dilengannya. "Astagah dasar konyol kau Matheo!" ia mencoba menerobos keluar dari lengan kekar itu.

Matheo melepaskan kepala Omega dari lengannya. Omega mendelik dengan sinis pada pemuda itu. "Bagaimana mungkin kau bisa tahu kalau aku Omega dan bukan Oliva?? "

"Dan bukannya selama tiga tahun belakangan ini aku tidak sekolah di Amerika kan?? " lanjutnya, Matheo tersenyum lebar dan melingkar tangannya dipundak Omega. "Oh Omega aku sangat mengenal mu dan aku bahkan bisa membedahkan mu saat kau dan Olivia berdiri berama. Aku tadi melihat Olivia bersama kekasihnya di parkiran, sudahlah lupakan saja sekarang ayo bantu aku selesaikan proyek sains ku hari kamis sudah harus ku kumpulakan dan sekarang hari senin!!" jelasnya membuka pintu lab sains.

"Ya ya ya aku akan membantu by the away kau tak merindukan aku?? " Omega mengamati proyek sains para mahasiswa yang lainnya. Ada tengkorak manusia. Dalam kota kaca setinggi satu meter lebih, lalu kerangkah dinosaurus jenis burung, dan ada katak dalam kotak kaca setinggi 15 cm  serta beberapa proyek lainnya.

"Tentu saja aku merindukan mu bodoh! " Omgah tertegun. Karena tubuhnya sudah direngku oleh Matheo. Matheo tersenyum dan menyadari akan tubuh Omega yang diam mendadak. "Kau tak perna berubah kau tetap Omega yang ku kenal ceria dan ramah plus lemah lembut!"

selang beberapa saat Omega membalas pelukan Matheo kawan lamanya. Tak ada hubungan lebih diantara keduanya. Tapi mereka terlihat sangat dekat dan cocok.

Banyak yang beranggapan mereka berpacaran atau sepasang kekasih yang tidak menyadarinya.

Tiba -tiba Matheo melongarkan pelukannya begitu pula Omega. "Biasanya rambutmu kau biarkan berjuntai kenapa sekarang kau kucir kuda?? " ia menatap rambut pirang Omega yang dikucir kuda oleh gadis itu.

"Yah aku hanya ingin mencoba gaya rambut kak Oliva" ia mengedikkan pundaknya. "Mana proyek mu?? " ia kembali menatap sekeliling ruangan bernuasa putih tersebut.

" Ini dia! " Matheo menujuk kerangkah dinosaurus berjenis burung yang  belum selesai dibuatnya. "Apa yang belum kau selesaikan?? " ujarnya dan menatap lekat-lekat proyek tersebut. "Sayapnya !" Matheo memegam rahangnya. "Aku akan membuatnya dari benang wol atau kantun!" ia mengamatinya apalagi yang kurang pada benda tersebut.

...

"Apa kau tidak lapar Oliva?? Makan sayang nanti makananmu dingin! " Celvin memetik jarinya tepat depan wajah Olivia.

Yang hanya menatap makannya dan diam tak berkutik seakan ia tengah berada didunianya sendiri padahal ia sangat jarang berdiam diri atau melamun. Spageti dengan taburan keju mozarela, belum juga ia santap.

"Sayang apa yang kau pikrkan apa si culun itu mengangu mu atau ada hal lainya??" ia membelai pipi Olivia lembut.

"Tidak sayang, tidak aku hanya berpikir apa aku terlalu sombong?! " Olivia memegang tangan kekasihnya yang masih setia berada dipipih kanannya.

"Sombong?? "

"Iya sombong "

"Kenapa kau bisa berpikiran begitu apa kau merasa iba pada si culun itu?? Karna merasa terlalu sombong padanya, tidak membantunya saatku hajar tadi?? " rahannya mengeras dan ototnya menegang menahan emosi.

  Celvin menarik tangannya kembali dari pipih Oliva. Olivia merasa memang hal itu benar tapi ia tak mau mengakuinya. Ia mengeleng cepat "Bukan itu sayang,  kau salah paham " tampang cemberut mulai ia tunjuk dengan pipih yang mengembung serta bibir merahnya yang manyung.

"Aku berpikir jika sikap sombong seorang bila mendarah daging dalam dirinya itu akibatnya akan sangat fatal"  tangannya mengaduk-aduk spageti itu, kesal.

"Kenapa tidak kau katakan dari tadi sayang setidaknya aku tak salah paham " Celvin mengacak rambut Olivia dengan sayang.

"Hmmm! " Olivia membuang muka dengan malas.

Celvin tertawa dengan wajah Olivia "Hahahaa maaf sayang aku tidak akan mengulangi hal seperti itu lagi janji! " jari lengkingnya ia acungkan pada, gadis itu, senyum manis melengkun diwajah cantik Olivia. Jari lengkingnya ia tautakan dengan Celvin.

Aku sombong terserah aku karna memang itu katakter ku aku juga sadar itu tidak baik namun sayang sikap itu sudah mendarah daging dengan ku.

Batinnya bersuara wajah kesakitan Alfa terlintas dibenakanya.

"Celvin, Olivia !!" pangil seorang pemuda bertubuh kekar.

***
TBC

See you comment dan vote kuy
GBU

Continue Reading

You'll Also Like

1M 147K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
63.7K 1.3K 5
Idiot. Bodoh. Tolol. - Mungkin bagi sebagian orang, menjadi diriku adalah sebuah bencana. Sebenarnya hal itu tidak sepenuhnya salah, karena memang be...
1.9K 547 21
AREA WAJIB VOTE!!! YANG VOTE SEMOGA JADI ORANG SUKSES.... ================================================================ "Kiooo lemparrr!!!!" "Siap...
83.1K 5.3K 47
"Dia yang berjanji padaku untuk bertahan, dan dia juga yang mengingkari janjinya, kasa pergi...dengan sejuta luka yang masih belum sembuh." hanya seb...