Hope you like and enjoy it!
.
.
.
******
Hari ini chimon berangkat sekolah dengan perasaan yang tenang. Bahunya sudah bisa di gerakkan karna semalam, sang mama memijatnya dan memberikannya obat urut. Beruntung bahunya cepat sembuh jadi dia tak perlu pergi ke rumah sakit untuk berobat.
Saat dirinya akan berbelok menuju kelas, dia melihat ohm yang sedang berduaan dengan seorang cewek. Dirinya hanya menatap datar kedua anak yang sedang mojok dan saling bercumbu itu. Karna tak ingin mencari gara-gara, dirinya pun berbalik dan memutuskan melewati jalan lain. Walaupun jaraknya cukup jauh jika harus mutar balik, tapi setidaknya ia tak bertemu dengan musuhnya itu.
Setelah dirasa chimon sudah pergi, ohm melepaskan ciumannya pada perempuan didepannya. Senyum kecil tersemat di bibirnya.
"Pergi sana" usir ohm kasar pada perempuan itu.
"Loh kok gitu?" Ohm muak melihat cewek di depannya itu yang memasang wajah sok imut.
"Bosen gue sama jalang kek lo"
Ohm pun meninggalkan perempuan tersebut, tak peduli dengan cewek tadi yang sudah mulai banjir airmata karna perkataan menusuk ohm.
Sebenarnya, tadi dia melihat chimon di ujung lorong. Dan entah pikiran darimana, ohm langsung asal mencium cewek yang kebetulan lewat depannya. Bukannya fokus pada bibir yang sedang dia sesap itu, dirinya malah lebih fokus ke arah chimon yang mematung tadi.
So funny
Lagi, ohm menggeleng kepalanya pelan. Dan memilih melanjutkan perjalanannya menuju kelas.
******
"Jadi bisa jelasin kenapa lo milih lewat tangga belakang yang jelas-jelas jaraknya jauh banget sama lapangan utama?" Sebenarnya, bisa saja chimon mengabaikan pertanyaan itu. Tapi sayangnya, yang bertanya kali ini adalah sabahatnya sendiri. Drake. Yang notabenya sangat kepo dan tak ingin di bantah.
"Pingin aja" akhirnya dia memutuskan menjawab secara singkat. Benar-benar mengabaikan sahabatnya itu dengan mata yang masih fokus membaca buku di depannya.
"Kalo ditanya tuh jawab yang bener wachirawit!"
"Serius drake. Gue cuman pingin aja, sekali-kali sambil olah raga. Emang lo yang magernya bukan main"
"Malah ngeledek gue nih bocah" satu jitakan mendarat manis di kepala yang lebih kecil. Tidak sakit sebenarnya, tapi dasarnya chimon anaknya lebay, dibuatlah dramatis olehnya.
"AAHHKK SAKIT DRAKE HUHUHU"
"Chimon! Kenapa? Kepala lo sakit?" Ini bukan suara drake, melainkan suara nanon yang tiba-tiba sudah berdiri di samping chimon dengan tangan yang mengusap-ngusap kepala chimon lembut.
Drake menatap kedua anak adam itu dengan datar. Entah kenapa dia kesal saat nanon dengan lancangnya mengusap kepala sahabtnya itu.
"Ngapain lo disini non!" Kesal drake tuh sama cowo berlesung pipi itu.
"Lewat tadi, terus liat chimon kesakitan. Lo apain anjir" sekarang malah drake yang dituduh.
Demi tuhan, drake bahkan memukulnya sangat pelan. Mana tega dia menyakiti sahabat manisnya ini.
Drake pun menarik nafas pelan, mengontrol emosinya.
"Mending lo balik ke kelas lo. Bentar lagi mau mulai pelajaran" ucap drake dengan nada datar.
"Gue gak papa non. Tadi tuh becanda doang. Udah sana masuk kelas" setelah sekian lama hanya menyaksikan perdebatan dua cowok di depannya itu, akhirnya chimon angkat bicara sebelum terjadi adu mulut antara mereka.
Akhirnya, dengan terpaksa nanon pergi meninggalkan kelas chimon setelah sebelumnya dia pamit pada sang punya kelas.
Dan tanpa mereka sadari, seseorang menatap interaksi mereka dengan tangan yang mengepal erat.
******
Sepulang sekolah, ohm yang sedang santai di kamarnya di suruh belanja oleh sang mama. Karna ohm anak yang berbakti, maka disinilah dia sekarang, di supermarket dekat persimpangan rumahnya. Dengan berbekal daftar belanjaan, dirinyapun mulai mengambil satu persatu bahan makanan yang berada di list itu. Setelahnya, dia pun membayar dan pulang menuju rumahnya.
Dia sengaja tak membawa kendaraan, karna katanya ingin menikmati suasana di sore hari yang secara kebetulan, cuacanya sangat mendukung. Lelaki tampan itu pun berjalan sembari bersenandung kecil.
Saat dirinya melewati semak-semak, indra pendengarnya tak sengaja menangkap suara rintihan kecil dari balik semak-semak. Penasaran dengan itu, ohm pun berjalan mendekat. Ia pikir, ia akan mendapati seekor anak kucing yang sedang kelaparan, tak taunya dia malah menemukan seorang lelaki bertubuh mungil yang sedang meringis memegang bahunya.
"Chimon?"
.
.
.
"Akhh sakit goblok!"
"Pelan.. ahhh"
Plak
"Asu! Ngapain lo geplak pala gue sialan!"
Ohm hanya memutar matanya malas menanggapi teriakan chimon. Dirinya juga tak mengerti kenapa saat dia menemukan chimon yang sedang kesakitan memegang bahu dan lengannya, tanpa pikir panjang ohm langsung membawa chimon ke rumahnya.
Bahkan ibunya menuduhnya melakukan hal yang tidak-tidak pada chimon. Karna kesal di tuduh dan diomelin ibunya, ohm langsung membawa chimon ke kamarnya dan mengunci pintu.
"Gak usah pake ngedesah gitu. Gue cuman ngobatin lo, bukan masukin lo"
Plak
Kali ini pukulan berasal dari chimon. Bisa bisanya ohm mengatakan perkataan tak senonoh yang mencemari telinganya.
"Mulut lo bener bener minta di cabein ya"
Malas mendengar ocehan lelaki di depannya, ohm langsung memasang plester di lengan dan lutut lelaki itu. Ohm bahkan baru tau jika kaki chimon juga ikut terluka.
"Habis ngapain lo? Ngerampok? Terus di gebukin orang?"
"Sembarangan mulut lo. Gue habis ketemu si bright"
Seketika pergerakan ohm langsung berhenti. Apa tadi dia bilang? Bright?
Ohm berbalik dan melihat chimon yang masih mengurut bahu serta lengannya.
"Di apain lo sama bright?" Kali ini chimon yang terdiam. Entah kenapa nada bicara ohm sangat dingin.
"Jawab!"
"Lo pikir? Lo yang punya masalah, malah gue yang keseret! Sehat lo! Puas lo gue digebukin sama gengnya bright hah?!"
Ohm terdiam, emosinya memuncak tiba-tiba. Ia melihat chimon yang bersusah payah jalan kearah pintu. Saat pintu terbuka, dirinya langsung berlari, menutup kembali pintu kamarnya, dan membalikan posisi chimon agar menghadap padanya.
Sekarang posisi chimon terhimpit antara ohm dan juga pintu kamar.
"Jangan pernah lo ketemuan atau deket-deket sama gengnya bright lagi" ucap ohm dengan nada rendahnya. Jarak mereka sangat dekat, membuat chimon bisa merasakan hembusan nafas ohm yang menerpa bibirnya.
"Harusnya lo yang bilang ke mereka, jangan pernah gangguin gue lagi! Urusin masalah lo sama mereka. Gue gak ada urusan sama mereka ngerti!" Chimon pun mendorong tubuh besar ohm dan langsung keluar dari kamarnya.
"Gue benci sama lo ohm"
*****
"Kalau kita gak bisa mancing ohm keluar, kita bawa cowok manis yang tadi"
"Udah lama gue gak main-main sama cowok manis kayak chimon"
"Kita serang besok markas mereka"
.
.
.
-tbc
Halloo siapa nih yang nungguin ohmmon lagi?
Kali ini mereka akur nih.. kok bisa?
.......
Ini lanjutan part sebelumnya dengan judul yang sama yaa 😊
Semoga aja jalan ceritanya nyambung.
Terima kasih 🙏