6 : Ketempelan

60 3 0
                                    

Lisa bangun dengan muka masam. Bagaimana tidak, hari kemarin sangat tidak mengenakkan untuk diingat. Kejadian aneh apa itu? Pikir Lisa kesal.

Bisa-bisanya orang se-santuy Lisa harus menghadapi hal-hal aneh di luar nalar. Yang membuatnya, bahkan hanya dengan memikirkannya saja membuat buku kuduknya merinding.

Lisa bangkit dari rebahannya dan melihat ke kasur atas. Ia terkejut karena tidak menemukan Nata!

"Hah? Kemana perginya Nata?"

Lisa melihat ke arah jam dinding. Pukul 03.00. Bahkan adzan subuh belum terdengar dan Nata sudah raib dari kasurnya.

"Atau ke kamar mandi ya? Mungkin ke kamar mandi sih, emangnya mau kemana? Hilang juga gak mungkin juga, emang lagi sulapan? Huahhhmm, ya ampun aku tidur gak ada 2 jam," ucapnya lalu tanla sada melihat slot kunci kamarnya.

Matanya melebar.

Ia langsung meloncat berdiri dan menghampiri pintu. Kalau Nata keluar, seharusnya slotnya kebuka dong. Tapi kenapa slotnya dalam keadaan sama dan... Lisa mencoba menarik turun knop pintu dan violaaa, pintu masih terkunci!

Perasaan Lisa langsung campur aduk. "Kemana Nataaa???" paniknya dan mencoba menelepon nomer Nata. Namun anehnya, sinyal di ponselnya tidak ada.

Tanpa sadar ia menggigiti ujung kukunya dan melihat sekeliling.

Jendela!

Mungkinkah Nata diculik dan dibawa lewat jendela?

Lisa langsung berjalan menghampiri jendela. Jendela pun sama dalam keadaan tertutup rapat.

Ia pun memutuskan untuk melaporkan kejadian ini ke Bunda. Lisa berlari meraih ganggang pintu. Membuka slot dan pintu yang terkunci.

"HUAAAA!!!" teriak Lisa kaget saat melihat seorang tepat berada di luar kamarnya.

"Eh? Kenapa?" tanyanya bingung.

Lisa mencoba mengontrol kekagetannya. Ia mengenali seseorang di hadapannya. Dia Kakak yang ia sapa sebelum masuk ke kamar.

"Kak!! Temen aku hilang!" seru Lisa pada Kakak tadi.

Kakak itu terkekeh. "Kamu kan tinggal sendirian di kamar ini. Mana bisa kamu kehilangan teman sekamar?"

"Maksudnya?"

"Ayo jalan-jalan," ucap Kakak itu menghiraukan kebingungan Lisa. "Kamu udah ditunggu pacar kamu," lanjutnya lalu menarik tangan Lisa.

"Pacar? Aku jomlo, Kak! Mungkin Kakak salah orang," ucap Lisa mengingatkan. Namun, Kakak yang bahkan tidak dia ketahui namanya itu mengabaikannya.

Hingga sampai di rooftop asrama, ia melihat banyak orang sedang berdiri di sana. Melihat ke arah Lisa dengan tatapan berbinar.

"Coba kamu lihat ke bawah, ada kejutan!" seru Kakak tadi.

Anehnya Lisa menurut. Ia melihat ke lantai bawah dan melihat seorang laki-laki membawa sebuket bunga mawar dan tersenyum padanya.

Lisa balas tersenyum dan entah memgapa di dalam hatinya ia menyayangi laki-laki di bawah tadi.

Rasa sayangnya membuatnya lupa akan Nata dan semua terjadi begitu saja. Yang ia tahu, orang-orang di sekelilingnya menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

Lisa tersenyum bahagia hingga suara berteriak memanggilnya samar-samar terdengar. Suara banyak orang mengalahkan suara orang yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

Greppp!

Tangan Lisa ditarik ke belakang hingga hampir terjengkang.

"Lisa awas! Hati-hati!"

"Lisa sadar!"

Suara teriakan tiba-tiba memenuhi otak dan indra pendengarannya. Lisa terhenyak saat melihat Bunda dan banyak teman-temannya mengelilinginya.

Lisa melihat yang menariknya adalah Bunda.

"Aku kenapa?" tanya Lisa bingung melihat teman-temannya menatap khawatir.

"Lisa! Kenapa kamu berdiri di ujung rooftop? Bahaya kalau jatuh!" ucap Bunda marah.

Sedangkan Lisa hanya menatap bingung.

Melihat Lisa yang linglung membuat Bunda merengkuhnya ke dalam pelukan. "Kamu hampir jatuh dari atas rooftop, Lisa!" ucap Bunda berbarengan dengan adzan subuh yang berkumandang.

***

Вы достигли последнюю опубликованную часть.

⏰ Недавно обновлено: Dec 23, 2020 ⏰

Добавте эту историю в библиотеку и получите уведомление, когда следующия часть будет доступна!

Asrama Tengah Malam ⚠Место, где живут истории. Откройте их для себя