1. Kenangan

95 53 102
                                    

Happy reading!

Suasana di pagi hari biasanya sangat tenang dan damai. Berbeda dengan pagi ini. Hari ini suasana rumah keluarga Lovandra sangat bising, hanya karena sebuah ponsel milik Kavin.

Beberapa menit lalu, suasana adem, ayem. Tapi, berbeda setelah makhluk bernama Kavin Aditya Lovandra itu datang. Tepatnya sehabis sarapan pagi, kakak-beradik itu terus beradu mulut.

"Bun, demi Allah Aksa gatau apa-apa," kata Aksan jujur kepada sang Bunda.

"Boong, Bun." celetuk, Kavin.

"Aksa beneran gak tau ponsel abang dimana?" tanya Bunda lembut.

Cowok dengan celana abu-abu, dan kemeja putihnya itu hanya menggeleng singkat.

"Ngaku sia, lo-jual hp gue kan?" tuduh Kavin asal.

"Abang, jangan nuduh adeknya sembarangan gitu." bela Bunda.

Kavin berkacak pinggang dengan memasang muka sok seriusnya. "Gimana gak nuduh Bun. Ini yang kedua kalinya Bun, DUA KALI!!" ucapnya penuh penekanan dengan jemari yang menunjukkan angka tersebut.

"Aksa beneran gak tau dimana ponsel bang Kavin?" tanya Bunda, memastikan.

Kavin yang melihat tingkah adiknya itu greget sendiri. Karena Aksan hanya diam, tak mau mengaku.

"Nih ya Bun, Kavin kasih tau kebenarannya," Kavin berucap dengan gaya sok.

Pria berambut acak-acakan, dengan kaos putih polos beserta celana berwarna navy itu tengah berdiri tegap bagaikan seorang salesman yang hendak mempromosikan produknya.

Sedangkan Bunda dan Aksan hanya mengamati gerak-gerik lelaki itu.

"Pertama, kira-kira tiga tahun lalu pas si-bocil ini masih smp. Sehabis pulang dari rumah sakit dia kecopetan." jelas, Kavin.

Dengan dramatis Kavin berkata, "masa iya, seorang Aksan kecopetan?"

"Dan yang kedua kali, lo jual hp gue kemana hah, ngaku lu?!" tuduh Kavin lagi.

"Bun, Aksa udah telat nih." kata Aksan setelah melirik angka yang tertera di layar ponselnya.

"Abang, adeknya dianterin tuh!" Bundanya berucap sedikit menahan tawa. Karena, anak sulungnya itu pasti sedang kesal saat tidak ada orang yang menanggapi ceritanya tadi.

"Nasib pengangguran kenapa selalu disuruh-suruh, Ya Allah." Kavin bekata dengan dramatis.

Kok gue jadi keinget kejadian itu ya? batin Aksan, yang tiba-tiba saja kenangan hari itu muncul lagi di benaknya.

⚪⚪⚪

Gadis berambut hitam legam itu sekarang terbaring lemah di ranjang dengan seprei putih khas ruangan ini. Sudah dua jam lamanya, gadis dengan perban di kepala dan infus yang masih menjalar di tangannya itu menutup matanya.

Selang beberapa menit, mata yang semula tertutup rapat, kini terbuka lebar. Setelah beberapa kali mengerjapkan mata, gadis itu tersadar dia berada dimana.

"Awhh," ringisnya, setelah tangannya menyentuh perban di kepalanya.

Setelah mencoba mengingat kejadian apa yang membuatnya bisa berada disini, gadis berambut sebahu itu mendadak ketakutan.

"Mama?!" katanya, teringat akan kondisi ibunya yang ia ingat terakhir kali.

Bola matanya meneliti tiap sudut ruangan yang berbau khas obat-obatan itu. "Mah?" ucapnya, yang tak ada sahutan dari siapapun disana.

NISAKA [MAU AKU HAPUS TAPI SAYANG]🙏Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang