139. Fake or Fact.

1.4K 132 12
                                    

Suasana canggung menerpa mereka semua saat ini. Tetapi Luna dan Nina pengecualian. Mereka malah asyik menertawakan Arthur yang terbaring lemah.

"Happy Birthday anak manja. Semoga lo gak pecicilan lagi." Ucap Luna sambil menyalami tangan Arthur. Arthur bersalaman dengan raut wajah yang tak bisa di terka.

"Happy Birthday yaaa anak bapak Anton, semoga lo traktir gue." Ucap Nina dengan raut wajah sumringah sedangkan Arthur hanya mampu menggelengkan kepalanya karena tidak percaya akan ucapan yang Nina berikan untuknya.

"Happy Birthday, Thur, gue doa yang terbaik aje buat lo, lo gausah khawatir, gue mau coba buat lupain nih anak setan kok, lagian emang kita cocoknya sahabatan, iya gak, Rha?"

Qyrha hanya tersenyum kaku sambil menganggukan kepalanya.

"Iyalah Qyrha udah punya gue, kalo lo mau cewe lagi, Nina aja noh, tapi awas, dia lemotnya naudzubillah."

"Hehh apaan lu setan?! Lu juga lemot!" Kesal Nina karena ia merasa dirinya dihinakan oleh Arthur. Sedangkan Arthur dan Hans hanya cekikikan.

"Kita baikan kan, Rha? Lagian gue juga capek harus ngehindar terus dari lo, maaf kalo gue ingkar janji, gue mau perbaikin semuanya, gue mau sahabatan sama lo, gue bakal denger semua keluh kesah lo kayak dulu, gue bakal kasih lo nasehat supaya lo bisa lebih baik."

Qyrha cukup menghangat ketika Hans mengatakan hal itu, rasanya damai, sangat damai. Qyrha merasa bahwa hidupnya akan berakhir happy ending dan ia tidak akan lagi menyusahkan orang yang ia sayang. Dan kini giliran Alvino yang memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada Arthur.

"Happy Birthday, Bro, gue doa yang baik-baik aja buat lo, gue juga mau minta maaf nih, gue keliru selama ini, Riza berengsek banget ternyata." Ucap Alvino sambil berjabat tangan ala pria dengan Arthur. Arthur yang bingung langsung menaikkan alisnya.

"Apa maksud lo?"

"Afriza cuma mau-"

"Ngga apa-apa, Thur, udah lo istirahat aje," Qyrha memotong ucapan Alvino dengan cepat.

"Rha, kamu kenapa?"

"Gue cuma mau lo istirahat, Thur,"

"Kamu ngumpetin sesuatu dari aku. Vin, si berengsek emang mau ngapain cewe gue?"

"Emhh, anu, Thur, dia cuma mau gitu-gituan sama Qyrha."

Qyrha menepuk jidatnya karena kesal kepada Alvino yang tidak mengerti akan isyarat yang telah ia berikan.

Bukannya ia lebih khawatir pada Afriza, tetapi ini bukan saatnya, keadaan Arthur masih belum stabil, dan Alvino sudah mengatakan hal yang bisa membuat emosi Arthur melonjak.

Dan sudah bisa di tebak, raut wajah Arthur memerah walaupun sudah tertutup perban di keningnya. Raut wajah itu terkesan menyeramkan bagi siapapun kecuali Qyrha.

"Udah gue duga, anjing lo setan, tunggu aja lo, gue bakal kasih pelajaran yang bagus buat lo." Umpat Arthur dengan nada pelan namun masih bisa di dengar.

"Thur, udah ih lo gausah marah-marah gitu." Ucap Qyrha mencoba untuk menenangkan Arthur. 

"Apaansi kamu, Rha? Kok kamu jadi ngebela bajingan kaya dia?"

"Ngga ngebela, Thur, cuma kalo masalah itu udah aku urus kok."

"Kalo kamu ngandelin Om sama Tante, aku gabakal puas, Rha, orang kaya gitu gabisa di kasih hidup, dia tuh sampah masyarakat! Dimana-mana bakal tetep berengsek!"

"Lo pulihin dulu badan lo, luka lo belom kering, muka lo pada bonyok juga,"

"Persetan sama bajingan!"

Qyrha & Her Secret (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang