14

1.5K 367 23
                                    




Setelah seleksi dinyatakan selesai, kini sepuluh orang peserta seleksi dapat bernapas lega. Lima diantaranya yang sudah dipilih langsung kepala sekolah untuk menjadi tim inti, Ricky, Dio, Adimas, Juan, dan juga Mahen.

Para murid-murid yang menonton telah kembali ke kelasnya hanya saja ada beberapa yang masih tinggal untuk duduk di tribun penonton, ada juga yang menuju ke lapangan untuk mengucapkan keberhasilan pada teman atau kekasihnya, termasuk Nai.

Berlari ke arah Ricky. Nai lalu memeluknya erat tanpa menghiraukan hal lainnya, tak lagi menangis melainkan tersenyum bangga pada Ricky yang bisa melewati seleksi yang membuatnya berdebar sejak tadi.

"Good job, bestie." Nai memberikan finger heart pada Ricky, tak lupa dengan kedipan super imutnya. Sengaja   ia eratkan pelukannya pada Ricky ketika Sora datang.

"Kok gue? Bukan Adimas?" tanya Ricky yang masih ada dalam pelukan Nai. Awalnya ingin memaafkan, tapi mengapa Ricky mudah sekali membuat Nai marah.

Adimas yang sedang di bicarakan menjadi sedikit kebingungan, kenapa membawa-bawa namanya dalam percakapan dua sahabat tapi saling menyukai itu? Adimas sadar antara Ricky dan Nai mereka sama-sama suka, tapi yang satu gak paham perasaannya sendiri dan yang satunya lagi gengsi.

Apalagi ada dinding di antara mereka, yakin gadis yang memandang cemburu pada Nai yang bercengkerama dengan Ricky itu kekasih Ricky. Tak mengenalnya tapi Adimas yakin.

Ada dua orang yang senang melihat Ricky dan Nai berpelukan. Orang pertama Juan yang selalu dibuat kesal pada tingkah Sora yang terlalu jelas menginginkan Ricky. Orang kedua adalah Dio, laki-laki ini merasa bisa membantu permintaan pertama dari sang pujaan hati, Haina.

Satunya lagi bingung, si tukang menyendiri Mahen. Dia bukan pendiam, bukan juga seorang yang dikucilkan, hannya saja dia kaum watashi-wa alias wibu. Ganteng, dan gak keliatan kaya wibu, tapi sekalinya ngobrol aura wibu-nya langsung terlihat.

Mulai mengintai sekitarnya. Seolah ini adalah animasi atau sebuah drama, Mahen mulai menilai orang-orang yang ada di sekitarnya, Nai sebagai main character, Ricky lead male character, Adimas seorang villain, dan juga gadis yang menatap cemburu hubungan dua karakter utamanya dialah villain yang sesungguhnya?

Memang membalas pelukan dari Nai. Namun, tak lama kemudian Ricky melepaskannya dan mendorong tubuh Nai pelan untuk melepaskan pelukannya, biar bagaimanapun ia tak bisa membuat Sora cemburu pada perempuan lain meskipun itu Nai.

Entah, baginya Nai sudah cukup bahagia dibandingkan dengan Sora. Mengacuhkan Nai sebentar bukan masalah yang besar, harusnya Nai juga paham keadaan Sora tanpa ia beri tahu bukan?

Semua janji Ricky seolah tak ada gunanya lagi. Nai sudah merasa terkhianati ketika Ricky lebih memilih Sora daripada dirinya, Ricky selalu berubah ketika bersama perempuan lain. Nai benci orang-orang yang mencoba merebut Ricky-nya.

"Kenapa dia lebih milih Sora?" Dio bertanya-tanya setelah melihat Ricky menghampiri Sora. Tempatnya berdiri agak jauh dari Ricky dan kawan-kawan. "Kalo dia panik pacarnya cemburu, liat juga dong sahabatnya juga jadi cemburu sewaktu dia lebih pilih pacarnya. Ricky, tuh, kenapa, sih? Sok-sokan peduli sama dua cewek," ucap Dio yang heran pada Ricky, kenapa harus peduli pada dua perempuan jika jadinya begini.

"Keterlaluan gak sih? Ricky yang salah menurut gue. Setiap punya pacar pasti Nai ditinggalin, cowok macam apa itu? Ninggalin yang nemenin dia lama buat seseorang yang baru aja dateng," sahut Yui yang berdiri tak jauh dari Dio. Ia hanya mengeluarkan segala opininya dengan disertai emosi, siapa yang suka melihat temannya diperlakukan buruk terlebih oleh sahabatnya sendiri.

Menyilangkan tanganya di dada, lalu menghembuskan napasnya panjang. Masalah antara Ricky dan Nai kini terlihat jadi masalah yang rumit. "Sora sih yang salah, dia udah caper ke Ricky  dari awal. Gue juga heran, kenapa Ricky langsung kepencut?" Juan ikut mengutarakan pokok permasalahan dari hubungan Ricky dan Nai yang makin lama terasa sedikit rengang.

"Itu yang dipilih Ricky. Pasti ada sesuatu cuman dia belum bisa bilang sekarang ke kita ataupun Nai, masalah yang mungkin cukup besar antara Ricky sama Sora," jelas Haina. Penjelasannya lah yang paling tepat diantara yang lainnya, mudah dipahami dan tidak menyalahkan pihak manapun. "Jangan terlalu ngomongin Sora, cewek itu gampang risih. Status kita temen Nai, kalo sampai dia risih atau gimana bisa-bisa dia jadi benci Nai, loh. Orang lugu bisa jadi jahat juga," ucap Haina sembari menatap ke arah Sora.

Dengan wajah kesal dan cemburu, Nai berbalik meninggalkan Ricky. "Dasar egois!" ucapnya pelan, tapi Ricky mendengarnya.

Nai berjalan menuju ke arah Yui, dengan kakinya yang di hentakkan cukup kuat. "Yuk, ke kelas. Gak suka banget liat sikap gue yang dulu dijiplak sama cewek lain buat deketin sahabat gue," sindirnya keras sembari menyeret Yui untuk ikut dengannya. Sekarang harus lebih berani, buat apa menyembunyikan kecemburuan jika hanya membuat hatinya sakit lebih baik begini, Nai jadi sedikit lega.

Adimas tercengang  mendengar ucapan Nai. Sampai segitunya Nai marah pada Ricky, baguslah secara tak langsung Nai membantunya, jika Ricky sampai kepikiran akan hal ini bisa mempengaruhi caranya bermain futsal nanti. Peluangnya untuk menjadi kapten makin banyak, tinggal menyingkirkan Dio saja.

Mahen yang tak memiliki masalah atau urusan di gedung ini, kini ikut pergi lalu menuju kelasnya diikuti Serin yang muak melihat Sora, begitu pula dengan Juan yang memiliki alasan yang sama seperti Serin untuk meninggalkan gedung pelatihan ini. Hanya tersisa Ricky, Sora, Haina, juga Dio di tempat ini.

"Njir malah masukin bubuk cabe ke dalam masalahnya sendiri. Gak usah dibantuin, Na. Kalo dibantuin bocah kuntet itu cuma bakal ngesusahin orang lain, termasuk cantik ku yang satu ini," ucap Dio sembari menggandeng tangan Haina lalu mengajaknya pergi dari gedung ini.

Haina tersenyum menanggapi apa yang diucapkan Dio. "Gapapa, seru, kok bantuin Nai. Kamu emang gak mau bantuin juga?" tanya Haina penasaran.

"Gak usah pake embel-embel kamu!" ucap Dio, lalu satu tangannya mendorong pelan punggung Haina yang berjalan disampingnya.

Tawa dari Haina ataupun Dio tak di gubris oleh Ricky yang masih memandang Sora yang diam, wajar jika gadis itu merasa kecewa.

Perkataan Nai sebelum meninggalkan gedung ini membuat hatinya terasa sakit, sesalah itu kah Sora di mata Nai? Nai hanya sok tidak tahu bila Ricky sudah mengakuinya sebagai kekasih lelaki yang ia sebut sahabat itu. Menyebalkan.

Kedua bahunya ditepuk. Ricky menunduk menatap Sora yang sedih. Ia akan coba menghiburnya. "Nai orangnya cepet kesel, dia mungkin gak benci lo tapi gue," jelas Ricky dengan nada yang lembut.

Menatap Ricky dengan air mata yang mengalir melewati pipinya. Kenapa Ricky memakai aksen lo-gue bukan aku-kamu yang semestinya digunakan oleh sepasang kekasih. "Kamu suka Nai, ya? Sampai kalau dia buat salah kamu belain dia terus. Padahal udah jelas, Nai itu gak sukanya sama aku bukan kamu," ucapnya penuh intimidasi. Sora yakin Ricky sadar jika dirinya cemburu.

Sepertinya Sora benar-benar mempercayai perkataannya yang mengakui Sora sebagai kekasihnya lewat ucapannya yang terdengar benar-benar cemburu. "Nai temen aku dari kecil, Ra. Jangan benci dia. Kalo mau aku sayang sama kamu, kamu harus sayang juga ke dia." Ricky menjelaskan sembari mengusap lembut pucuk rambut Sora.

Sebenarnya Sora sadar diri sebagai penganggu antara hubungan Ricky juga Nai. Namun, ia juga butuh Ricky, lelaki ini sudah berjanji akan menjaganya. Bukan egois, tapi Sora hanya mau Ricky menepati janjinya sama seperti yang ia lakukan pada Nai. "Aku paham, mungkin kita harus jelasin ke Nai dulu. Buat ucapan ku tadi aku minta maaf, aku terlalu cemburu," ucap Sora sembari terkekeh.

Tersenyum mendengar ucapan Sora. Ricky percaya bahwa Sora adalah orang yang baik dan orang yang bisa menyayangi Nai seperti dirinya.

Ricky mengandeng tangan Sora, mereka perlahan keluar dari gedung itu. Setiap mata memandang mereka ada yang asing, ada juga yang tak suka, dan ada yang mencari-cari Nai yang biasa disamping Ricky.

"Ricky kebiasaan banget. Kalo punya pacar, Nai langsung di lupain gitu aja," Bisik salah satu murid perempuan yang berdiri di depan pintu laboratorium yang dilewati Ricky dan Sora.

"Gapapa sih, masa iya dia harus apa-apa sama Nai. Tinggal ceweknya aja gimana, sama apa enggak kaya mantan-mantan Ricky sebelumnya," sahut teman murid perempuan itu sembari memperhatikan Sora dengan tatapan penasaran.

Ricky menggenggam erat tangan Sora. Ricky yakin jika gadis ini memiliki kesabaran yang sangat luas, meski begitu siapa juga yang tahan terus dibicarakan orang lain terlebih hal-hal yang berbau negatif.

Rela bersabar jika itu untuk Ricky. Sora harus dipercaya Ricky agar lelaki ini selalu bersamanya, biar bagaimanapun titik bahagianya sekarang adalah Ricky. Ricky adalah seorang yang ia butuhkan.

"Helen, tau Nai kemana?" Ricky bertanya kepada seorang murid perempuan yang ia tahu satu kelas dengan Nai.

"Halaman belakangan perpustakaan," jawabnya yang tadi melihat Nai di sana.

Bergegas pergi setelah mendapat jawaban dari Helen, Ricky lalu berjalan menuju tempat itu.

"Lah cewek itu?" Helen bertanya-tanya pada dirinya sendiri perasaannya pernah mengenal gadis yang bersama dengan Ricky. Tak peduli, Helen pergi begitu saja setelahnya.

Halaman belakang perpustakaan terasa benar-benar hening, suasananya yang teduh serta semilir angin tipis-tipis membuat hati menjadi tenang. Halaman ini biasanya juga dibuat tempat para pengikut ekstrakurikuler badminton.

Matanya melirik ke arah Haina setelah gadis itu menempelkan minuman dingin di pipinya. "Hainaaa ih nyebelin," sungut Nai pelan, lalu menerima sebotol teh dingin dari temannya itu.

"Lo ngeribetin," balas Haina sembari terkekeh. Tak lupa ia juga memberikan sebotol teh yang sama pada Yui dan Serin.

"Anjay, sekarang gitu, dih, lo temen gue bukan sih?" tanya Nai sembari merengek karena kesal.

"Habisnya dari tadi ngerengek, ditanyain mau gimana jawabnya anjay mulu. Gimana gak ngeribetin coba." Sampai Yui yang biasanya peduli pun ikut berkata seperti ini.

Serin sampai tercengang, dua orang yang biasanya sabar pada Nai tiba-tiba gaya bicaranya seperti dirinya. Bagus deh, dengan begini menambah fondasi mental Nai.

"Na, caranya gimana? Eh! Bukan-bukan, jujur lo pake pelet apa buat menarik perhatian Dio," tanya Nai dengan tatapan serius pada Haina.

Pertanyaan sukses membuat Haina yang hampir melahap donatnya kini melongo. "Jaran goyang," jawab Haina. Ia lalu berdehem. "Cuma bercanda, Dio emang agak enggak waras bisa suka sama gue. Sometimes dari yang gue lihat dan denger Ricky selalu kelihatan lebih sayang sama lo," jelas Haina setelah melihat Nai yang terlihat percaya dengan candaannya.

Bertepatan saat Haina mengatakannya, Ricky datang dengan Sora. Mereka mendengar dengan jelas apa yang diucapkan Haina, bukan rasa sakit ataupun perasaan bahwa dirinya adalah seorang penganggu ketika mendengarnya. Meskipun Ricky lebih sayang pada Nai, laki-laki itu juga memiliki rasa sayang yang sama untuknya.

Melepas gandengan tanganya dengan Sora begitu Nai melihat ke arahnya, Ricky langsung menghampiri sahabat kecil itu. Entah, Ricky selalu merasa tak enak bila Nai tak mengatahui hubungannya dengan perempuan selainnya

Berlutut di hadapan Nai yang sedang duduk, Ricky tersenyum sebelum menjelaskan segalanya. "Jadi gini, gue it—" Ricky terdiam setelah melihat Nai yang menutup kedua telinganya dengan tangan seolah tak mau mendengar penjelasan dari Ricky.

"Udahlah gak usah jelasin, gue paham," ucap Nai yang sama sekali tak berani menatap mata Ricky. Tak tahu kah Ricky, setiap lelaki itu bercerita tentang hubungan barunya Nai selalu berusaha keras untuk menutupi rasa cemburunya.

"Terus kenapa matanya berkaca-kaca gitu? Kaya gak ikhlas kalo gue pacaran," tanya Ricky sembari berusaha menengok wajah Nai yang sengaja menghindari tatapannya.

"Gue cuma enggak suka lo pacaran sama seseorang yang sikapnya sama kaya gue dulu, gue benci, Ki," ungkap Nai. Faktanya Nai merubah sikapnya menjadi  cuek pada segala- hal karena Ricky, setiap kali lelaki itu selalu membual bahwa Nai terlalu peduli padanya. Ricky sama saja dengan Adimas.

Perlahan ia membuang sikap cerianya lalu mengubah dirinya menjadi sosok yang cuek dan jutek, meskipun hal itu membuatnya banyak dibenci  orang lain. Baginya yang terpenting ialah tak dibuang Ricky, tapi justru laki-laki itu sekarang memilih perempuan yang seperti Nai yang dulu.

𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭 𐀔 ni-ki. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang