13

1.6K 357 20
                                    




Hari ini menjadi hari seleksi untuk memilih sepuluh orang yang akan mewakili sekolah mereka untuk turnamen futsal. Terhitung 33 orang yang mengikuti seleksi dari semua kelas untuk turnamen futsal tahun ini. Bangku penonton di lapangan indoor sekolah kini terisi penuh. Gedung ini cukup luas hingga bisa menampung sekitar 200 penonton. Sorak-sorai dari penonton meneriaki pemain jagoannya kian membuat kondisi ramai.

Tangan Nai menyilang di depan dada dengan wajah yang cemberut. Nai cemburu dan kesal kala Ricky tak memberitahunya atau meminta sarannya dulu untuk berpacaran dengan Sora, alhasil gadis ini marah pada Ricky sampai pesan lelaki yang dikirimkan lewat chat tak pernah Nai buka.

Menyadari Nai yang diam dengan ekspresi jengkel sejak tadi membuat Yui menyodorkan roti gandum isi selai coklat pada Nai. "Gue sih yakin, makan lo keganggu gara-gara mikirin Ricky," ucap Yui dengan nada malas.

Haina menepuk punggung Nai, lalu menunjuk ke arah lapangan dengan isyarat lewat matanya. "Lo tetep spesial dari 200 penonton yang duduk di tribun ini. Ricky masih gampang, tuh, nemuin lo," ucap Haina sembari tersenyum manis. Ia melihat Ricky yang berada bawah menatap ke arah Nai.

Nai mempercayai ucapan Haina, tapi tidak dengan Ricky. Ricky memang masih menempati janjinya. Sebagai sahabat yang pernah bilang tahu segalanya tentang dirinya harusnya Ricky juga tahu kalo Nai menyukainya.

"Ini sih fenomena yang sering terjadi. Tapi gue sebelumnya gak except kalo lo bakal jadi gini, Nai. For friend to lover, atau for friend to crush. Cukup mengagetkan sih," ucap Serin semebari bertepuk tangan.

"Gitu aja kaget, Rin. Gimana coba kalo gue tiba-tiba berhenti sahabatan sama dia. Gue kemarin ngawur banget jawab pertanyaan dia tetang Adimas." Nai menyangga dagunya dengan tangan, menghembuskan napasnya panjang dan enggan bertatapan dengan Ricky.

Haina yang duduk di samping Nai langsung menepuk-nepuk pucuk kepalanya lembut layaknya seperti adiknya sendiri.

Sorak penonton makin berisik saja sewaktu pelatih meniup peluitnya. Babak pertama dari seleksi futsal akan dimulai ketika pelatih sudah menjelaskan semua tentang peraturan seleksi. Tahun ini jadi tahun terpanas dalam sejarah seleksi. Mereka dapat langsung melihat para jagoan yang tahun-tahun sebelumnya belum mengikuti seleksi ini.

Mendengar tiupan peluit yang terdengar begitu melengking di telinga, Ricky segera menoleh ke arah pelatih. Ia memperhatikan segala penjelasan mengenai pembukaan dari kepala sekolah sampai penjelasan tentang sistem turnamen yang akan dilaksanakan.

Dari 33 orang hanya akan dipilih lima sebagai tim inti, lalu lima lainnya untuk unit cadangan. Hal itu membuat Ricky was-was jikalau dirinya gagal. Namun, teringat Nai yang selalu terluka ketika menemaninya berlatih membuat Ricky ingin berhasil.  Futsal adalah hal yang disukai Ricky. Ia tak melupakan janjinya juga. Ketika mendapatkan mendali pertamanya maka Ricky akan memberikannya pada Nai yang selama ini menemaninya.

Para calon perwakilan langsung memulainya dengan pemanasan. Babak pertama dari seleksi akan dimulai dengan tendangan bebas atau mencoba untuk memasukkan bola ke dalam gawang yang dijaga oleh pelatih. Ketika peluit ditiup artinya seleksi dimulai, barang siapa yang tak bisa memasukkan bola ke gawang maka akan langsung gugur. Pelatih mulai masuk membawa lima orang laki-laki bertubuh tinggi yang diumumkan sebelumnya menjadi juri juga yang akan menyeleksi mereka. Ricky mengenali salah satu dari lima orang itu, yaitu ada Saga di antara lainnya.

"Nai gue cakep banget, ya. Sahabat lo bener-bener definisi cocok sama gue," ucap Adimas, seolah mengikuti Ricky kemana-mana. Tahun ini Adimas yang dikenal malas itu ikut seleksi futsal demi menghalangi seorang Ricky untuk berhasil dalam seleksi.

"Cocok darimana? Nai spek anime lo spek coretan bocah. Soal cakep, cakepan juga cewek gue." Bukan Ricky yang menjawab. Namun, Dio yang tahun ini juga ikut seleksi. "Beda kelas lah antara Nai yang kaya Anya versus Haina yang kaya Jennie Balckpink. Jelas menang Haina," lanjut Dio. Cowok yang cinta mati sama Haina ini agak wibu dan jadi fanboy garis keras salah satu personil girl brand asal Korea Selatan setelah Haina juga mengidolakannya.

"Emang dia cewek lo?" Ricky bertanya dengan sinis.

"Lo mau dijadiin kawan malah ngajak jadi lawan, anjir," ucap Dio dengan menunjuk ke arah Ricky.  "Emang belum, jaminannya berhasil seleksi. Habis itu dia mau jadi cewek gue," lanjutnya dengan bersemangat.

"Cowok zaman sekarang itu, kalau enggak gila sama satu cewek, ya lemes bibirnya," ucap Saga  sembari menyilangkan tangannya di depan dada. Wajahnya yang seram serta ekspresinya yang marah membuat ketiganya langsung menelan ludah, Saga memang benar galak.

Tanpa mengucapkan sepatah kata apa pun Saga langsung menuju ke gawang. Ia tersenyum  senang dan mulai meremehkan murid laki-laki yang akan memulai seleksi babak pertama. Seperti keahliannya, Saga dapat membaca tendangan mereka lewat ayunan kaki dan posisi serta pergerakan badannya. Prediksinya ada lebih dari 10 bola yang ia bisa tangkap dari tendangan dari 33 murid seleksi.

Tubuh Juan bergidik sewaktu melihat sang legenda berulang kali menangkap bola dari calon peserta lain, memang benar jika sudah legenda atau ahlinya kehebatannya tak bisa diragukan lagi. Juan mengenal Saga sebagai si paling bisa dalam permainan futsal. "Kok bisa sekolah kita menghadirkan seorang legenda seperti Saga. Akhirnya sekolah kita mau ngeluarin modal juga." Juan mulai membeberkan opininya. Laki-laki itu berdiri di sebelah Ricky setelah tadi pemanasan di tempat yang agak berjauhan dengan Ricky.

"Legenda?" tanya Ricky. Ia bingung mengapa Juan memanggil Saga dengan sebutan seperti itu.

"Pantes wajahnya gak asing, ternyata emang bener dia Kak Saga. Rumornya gak salah, dia galak setelah beneran jago. Katanya sih dulu cemen," ucap Dio sembari membenarkan tali sepatunya.

"Dih, lo ngapain sih? Ngikut gue mulu," protes Ricky sembari berkacak pinggang. Kenapa tiba-tiba Dio mau berkawan dengannya seperti ini? Aneh. Jangan-jangan dia mau menjatuhkan Ricky pelan-pelan. Kelihatannya Dio  seperti baru belajar futsal, bisa saja laki-laki itu memanfaatkannya juga, kan?

Laki-laki itu melirik Ricky dengan tatapan julidnya. Dio terdiam karena baru sekarang melihat seseorang tak mau berteman dengan orang yang keren sepertinya, ternyata susah juga mengajak laki-laki yang satu ini untuk berkawan. Biar bagaimanapun ia harus dekat dengan Ricky untuk membantunya sadar  bahwa Nai menyukainya, seperti yang diminta Haina.

Hampir semua penonton menjerit kecewa ketika para murid seleksi banyak yang tak bisa memasukkan bola ke dalam gawang. Padahal baru seleksi pertama tapi kiranya sejak dimulai tadi sampai sekarang sudah lima orang yang tak dapat memasukkan bolanya.

Tatapan Sora terus mengikuti di mana pun Ricky berada. Ia menggenggam kedua tangannya lalu diletakan di dada. Rasanya begitu bangga pada Ricky dan ia tahu pasti laki-laki itu akan berhasil dengan mudah, sebagai kekasihnya Sora pasti mengetahuinya selama ini kan ia selalu mendukungnya.

Di lain sisi ada sebuah keraguan di hati Nai. Saga yang sekarang belum tentu Saga yang seperti biasanya. Dari yang Nai perhatikan gerakannya lebih tangkas dan fleksibel dalam bergerak dan menangkap bola dibanding sewaktu pertama kali melatih Ricky. Jika Ricky tak serius maka bisa saja tendangan bolanya ditangkap dengan mudah oleh Saga dan jika serius ada peluang sebesar enam per sepuluh.

Mendengar namanya yang disebut, Ricky memasuki lapangan. Ia menghembuskan napasnya panjang menghilangkan kegugupannya. Mulai melihat ke arah Saga dengan serius, paham yang didepannya ini bukanlah Saga yang seperti biasanya. Namun, Saga yang mengeluarkan segala kehebatannya yang sebelumnya lelaki itu sembunyikan ketika melatih Ricky,  Saga akan melatih mereka sebagai sang legenda.

Jika Saga akan membaca pergerakannya maka Ricky akan melakukan hal yang sama dengan apa yang lelaki itu lakukan. Di saat Saga yang berfokus pada kakinya Ricky mulai mencari peluang di mana ia bisa memasukkan bola ke dalam gawang dengan cara mengecoh Saga. Ricky memiliki dua rencana yang telah ia siapkan. Pertama mencari peluang kedua mengubah teknik tendangannya untuk mengelabuhi Saga.

Kini Ricky menendang bolanya, tak hanya Saga banyak calon peserta lain yang terkejut melihat perubahan teknik tendangan Ricky secara tiba-tiba. Dari tendangan itu pun Ricky dapat mencetak gol setelah membodohi Saga. Memang selain kehebatan dalam permainan apa pun harus menggunakan kecerdasan pula agar bisa mengecoh lawan.

Penonton bersorak gembira melihat Ricky yang mencetak gol dengan cara yang tak biasa dari pemain lain yang sebelumnya bisa mencetak gol. Sejauh ini Ricky adalah yang paling cerdik di antara calon perwakilan lain.

Dari sini pelatih dan juri dapat menilai peserta yang menurut mereka lebih unggul daripada peserta yang lain seperti Ricky, Juan, Adimas, dan Mahen. Empat orang itu memang tak diragukan lagi kehebatannya dalam futsal. Meski begitu, kemampuan mereka belum bisa disebut penerus Saga sebagai seorang legenda. Ricky sedikit menonjol dari yang lainnya, tapi ketika berhadapan dengan Saga ia hanya terlihat seperti seorang murid dengan gurunya.

Melihat Ricky yang berhasil di  babak pertama membuat Nai terharu hingga menangis. Jangan anggap lebay bila Nai menjadi cengeng seperti ini. Semua itu adalah hasil dari proses yang selama ini Ricky bangun. Jika Nai menangis, itu hal yang wajar karena ia yang menemaninya dan tahu bagaimana segala perjuangan Ricky untuk keberhasilannya yang sekecil ini.

"Mungkin dia keinget lo." Haina berucap dengan nada bicara yang keras karena teriakan dari ratusan murid-murid yang belum mereda. "Cowok kalo keinget janjinya bakal gitu tuh," jelas Haina sembari menggoda Nai.

"Kalo yang diingat Ricky itu Sora gimana?" Nai bertanya-tanya. Tangisan yang awalnya bahagia kini menjadi sedih.

"Ya udah, gak usah dua-duanya. Pikir aja dia begitu demi impiannya," ucap Serin dengan sewot. Menurutnya dengan cara berpikir Nai yang begitu terlalu menambah rumit masalahnya sendiri.

"Lihat aja tinggal satu murid lagi buat seleksi pertama berakhir. Kalo dia gagal peserta yang gugur di babak pertama jadi 14. Sekarang udah terhitung 13 yang kalah dari 33 murid seleksi." Yui menyambung sembari menatap ke arah lapangan serius.

"Lah, si Dio? Dia ikut buat apaan?" Serin bertanya sembari menoleh ke arah Haina sembari terkekeh seolah mengejek.

"Nanti main futsalnya dia main nyinyir buat ngejatuhin lawan. Kan, Dio pinter gunain bibirnya buat ngebacot,” ucap Yui. Kekesalannya pada Dio yang membuatnya sampai ikut-ikutan Serin untuk mengejek lelaki itu.

"Dia hebat kok. Dia gak akan ngebiarin dirinya sendiri diejek. Gak tahu bener atau cuman bohong, Dio bilang gak mau dengar gue diejek juga." Haina menjelaskan sembari menatap Nai. "Dia sering bohong, tapi kalo gue mau, ya, gue percaya aja. Makin dewasa harus mau ngambil konsekuensi. Yang terpenting tahu dulu dia udah bergantung ke gue. Jadian sama cewek manapun kalo udah bergantung ke gue, ya, baliknya juga bakal ke gue," jelas Haina panjang sembari membenarkan tatanan rambutnya lalu menatap ke arah lapangan.

Sepertinya Nai harus belajar banyak pada Haina yang bisa mempercayai Dio yang sering berbohong. Harusnya Nai lebih bisa percaya pada Ricky yang tak pernah bohong padanya. Ricky selalu menepati janjinya, lalu mengapa ia sampai semarah ini hanya karena Ricky memilih berpacaran dengan Sora? Seharusnya ia mendukung apa pun keputusan Ricky meskipun hatinya harus sakit.

Sorak penonton menggema di lapangan indoor sekolah saat Dio masuk ke tengah-tengah lapangan. Teriakan didominasi oleh murid perempuan yang mengaguminya. Bukan menjadi hal yang baru lagi jika lelaki itu memiliki banyak penggemar. Melihat itu, perasaan Ricky berkata jika Dio tidak serius untuk mengikuti seleksi turnamen futsal ini. Entah itu hanya untuk bergaya saja agar menjadikannya semakin keren di mata orang lain atau karena Haina untuk menyuruhnya.

Dari arah gawang Saga memejamkan matanya lalu menghirup napas banyak-banyak, tersenyum remeh ketika mengetahui lawannya yang tak jauh beda dengan peserta lain. Raut wajah sampai gerak-gerik saja sudah dapat ia ketahui bahwa laki-laki di depannya ini hanya banyak berbicara saja.

Melihat caranya mempersiapkan  tendangannya saja  sudah dapat terbaca dengan mudah oleh Saga. "Oh, membidik ke arah kiri." Saga membatin sembari berleha-leha karena tahu lawannya lebih lemah daripada 32 pemain sebelumnya.
DUGHH
Bola melewati samping kanannya begitu saja membuat Saga yang mengarahkan badan dan tangannya ke kiri terkejut, bisa-bisanya penilaiannya salah. Ini baru pertama kalinya penilaian dan tebakannya salah, artinya tak dapat diragukan lagi kehebatan calon perwakilan yang satu itu.

Dio kembali ke pinggir lapangan begitu saja ketika sudah berhasil mencetak gol. Lelaki itu sama sekali tak memedulikan sorakan dari penonton atau pun Saga yang mematung karena tak percaya pada keahlian Dio yang hampir menyainginya.

"Tips? Kalo lo kasih gue tips gue mau temenan sama lo," tawar Ricky setelah Dio berjalan kembali menuju pinggir lapangan.

"Gampang. Tinggal buat lawan lo menganggap lo lemah sampai konsentrasinya teralihkan. Gue mau tahu seberapa sombongnya Saga lewat bakat futsalnya. Makanya gue gituin biar dia gak konsen dulu," jelas Dio sembari terkekeh puas.

"Gue kira lo cuma main-main, ternyata hebat juga." Adimas menimbrung pembicaraan Ricky dan Dio.

Ricky menoleh ke arah belakang tempat duduk Adimas begitu pula dengan Dio. "Apa sih ikut-ikutan, lo gak di ajak bicara ya, sorry," ucap Ricky dengan meledek. Setelahnya Ricky menyenggol lengan Dio. "Kenapa dua tahun berturut-turut gak ikut? Padahal lo sehebat tadi," tanya Ricky penasaran.

"Dulu gue terlalu mikirin ego yang gak penting, lo tahu lah. Gue dulu ghosting berapa cewek aja sebelum ketemu sama Haina," ucap Dio menjelaskan kronologinya tak mengikuti seleksi futsal selama dua tahun belakangan.  "Lo tahu gak kenapa gue memilih setia ngejar Haina? Meski cewek itu beratus-ratus kali nolak gue?" Dio bertanya pada Ricky.

"Ya gak tahu lah, anjir," jawab Ricky dengan emosi.

"Karena gue lihat lo, Ki. Lo yang cuman sahabatan sama Nai aja setia masa gue yang niat mau pacaran enggak. Kalau setia itu baru namanya cowok. Terlepas dari lo yang gak gampang ngerti perasaan Nai, lo gue jadiin role model soal kesetiaan lo," ucap Dio panjang lebar. Sejujurnya hanya ada kebohongan di balik ucapan Dio, dia setia pada Haina karena Haina sendiri bukan karena Ricky atau siapa pun.

Mendengarnya membuat Ricky menunduk untuk berpikir. Memang selama ini bagaimana perasaan Nai ketika melihatnya bersama perempuan lain? Biar bagaimanapun perasaan Nai, Ricky sudah terlanjur mengatakan memiliki hubungan khusus dengan Sora. Takutnya jika ia menjelaskan pada Sora bahwa perasaannya hanya untuk Nai seorang, akan membuat Sora bertambah kesedihannya. Ia juga tak boleh lupa bahwa sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga senyuman di wajah Sora.

𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭 𐀔 ni-ki. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang