11

1.8K 405 9
                                    

Nai  menghembuskan napasnya panjang sewaktu berjalan di antara murid-murid lain yang keluar sekolah melewati gerbang utama. Setiap mata kini memperhatikannya, tak sedikit juga yang membicarakannya. Pastilah mereka mencari keberadaan seorang Ricky yang selalu bersamanya kini tiba-tiba tak berada di sampingnya.

"Wajar aja, lah, kan dia cuma sahabatnya. Gak terus-terusan sama Ricky juga, kan? Kasian loh Kak Nai, dia ngerasa risih tahu dibicarain sekeras itu sama kalian," ucap salah satu murid perempuan kelas sepuluh, lalu ia dan gerombolan temannya melewati Nai begitu saja.

Benar, apa yang dikatakannya itu fakta. Wajar, kan Nai sahabatnya maka Ricky tak harus selalu bersamanya. Namun, kenapa rasanya sesak dan hatinya sakit seolah diiris-iris ketika melihat foto Ricky bersama Sora. Ia lalu pergi menuju bangku yang tak jauh dari gerbang utama, mengusap-usapnya karena sedikit kotor. Nai duduk di bangku itu, lalu menaruh tas di depan pangkuannya. Mengambil handphone-nya yang ia sebelumnya ia simpan di dalam tas.

Handphone-nya di rebut, membuat Nai mendongak karena merasa handphone-nya dicuri. Setelah melihat siapa perebut handphone-nya, Nai langsung memalingkan wajahnya, ia tak mau Yui melihat matanya yang memerah karena menahan air mata.

Yui langsung duduk di samping kiri Nai, sedangkan Nai duduk di tengah-tengah bangku. Ia tak datang sediri melainkan bersama Serin dan Haina. "Kenapa, sih, si jutek ini. Tiba-tiba bisa sedih seolah kehilangan semua kebahagiaannya," tanya Yui sembari menepuk-nepuk lutut Nai.

Tak bisa menahannya lagi, Nai langsung menangis di depan teman-temannya. Terlalu kecewa pada Ricky yang mengingkari janjinya hanya demi perempuan lain yang belum lama ia kenal.

"Pikiran hal positif aja, mungkin Ricky cuma bantu Sora. See, Sora keliatan habis nangis,” ucap Haina saat melihat foto yang dikirimkan Ricky di handphone milik Nai. "Kalau Ricky masih kasih tahu kaya gini ke lo, artinya dia gak mau lo salah paham. Kalau suka jangan nangis tapi coba confess, gak usah gengsi dan gak usah takut," ucap Haina, lalu duduk di samping kanan Nai sembari mengelus-elus rambut gadis yang masih menangis itu.

Sebagai sesama perempuan mereka setidaknya tahu bagaimana perasaan Nai, sulit untuk tidak memiliki perasaan pada lelaki yang selalu ada setiap saat apalagi dalam waktu yang lama. Terlebih Nai selalu murung sejak Haina memberikan kejutan pada Dio sampai tiba waktu pulang sekolah.

"Haina, lo salah penjabaran, deh. Nai mana mungkin bisa jatuh cinta sama Ricky." Serin merasa penilaian Haina untuk Nai terlampau jauh dari kebenaran yang selama ini ia tahu. Ketidakpekaannya membuat Serin gagal paham atau telat mengetahui perasaan Nai pada Ricky.

Yui menjitak kepala Serin. "Lo sama Juan dulu gimana? Temenan dulu, kan? Lah lo baru beberapa bulan temenan langsung pacaran. Coba, deh, pikirin perasaan Nai yang sahabatan sama Ricky dari lahir sampai sekarang,” sungut Yui pada Serin yang melontarkan ucapannya tanpa berpikir terlebih dahulu.

Nai menutup wajahnya dengan kedua tangannya, dengan merengek ia sesekali membual dan mengumpat entah itu untuk Sora atau Ricky. Ia menghentakkan kakinya ke tanah beberapa kali karena kesal, licik sekali Sora bukannya mau diantar pihak sekolah tapi malah meminta Ricky untuk mengantarnya. Bukankan itu terlalu menunjukan niatnya untuk mendekati Ricky.

Merasa  handphone Nai  bergetar Yui langsung menghidupkan layarnya. "Kak Sean chat, jangan pesen ojol. Ini lo mau di jemput sama dia." Yui menyampaikan isi pesan yang di kirimkan oleh Sean.

Mengambil tisu yang ada di tasnya, Nai mengelap air matanya meski masih sesenggukan. "Please, kalo Kak Sean nanya gue nangis karena apa. Jawab aja, ya, kalo gue habis habis jatuh," ucap Nai dengan memohon. Ia lalu mengambil handphone-nya yang sebelumnya di bawa oleh Yui, merapikan seragam dan mengenakan tasnya.

𝐫𝐞𝐥𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐬𝐰𝐞𝐞𝐭 𐀔 ni-ki. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang