Chapter 41

1.5K 244 108
                                    

Seokjin menatap Taehyung lekat, ia benar-benar tidak habis pikir dengan pria yang ada di hadapannya saat ini.

Semula Taehyung enggan menurunkan egonya karena merasa dipermainkan. Apa hubungan Seokjin dan Hayoung hingga pria itu mengetahui semuanya lebih baik dari dirinya sendiri. Apa yang telah Hayoung lakukan? Dengan bodohnya Taehyung membutuhkan waktu belasan menit untuk menyadari bahwa ia benar-benar telah selesai dengan pikirannya.

"Apa yang akan kau katakan?" Tanya Taehyung setelah lama berpikir.

"Aku tidak tahu saat itu kau siapa dan dimana. Tapi satu hal yang pasti, kakakku adalah dokter kandungan Hayoung yang pertama. Dan hari itu juga adalah hari dimana aku dan Hayoung bertemu." Seokjin menjeda ucapannya, ia butuh waktu setidaknya tiga detik untuk memastikan apakah kebenaran ini pantas ia ungkapkan atau tidak, namun sudah sampai disini. Seokjin tidak boleh ragu lalu kembali melanjutkan dengan satu tarikan nafas. "Saat itu, Hayoung berada di atap, kekasihmu... Ingin bunuh diri."

Benar yang Seokjin katakan bahwa Taehyung butuh tenaga dan keberanian yang ekstra ketika mendengar seluruh fakta yang berhasil membombardir hatinya, rasanya dunia terlalu apik mengatur skenario terburuk untuknya mengingat orang yang tidak pernah ia sangka berhasil menghancurkan kepercayaannya.

Demi apapun demi semua yang ada dimuka bumi ini, Taehyung tidak pernah berprasangka hingga sejauh itu pada orang yang ia kenal baik dan yang ia pikir tidak akan melakukan hal seburuk itu padanya. Namun faktanya dia lah sumber dari semua kekacauan ini, lebih tepatnya pria itu dan juga Na Hayoung yang ternyata bermain api dibelakang Taehyung, hingga api tersebut merambat dan membakar semua orang yang ada di dekatnya. Termasuk malaikat kecil tak berdosa yang selama ini ia rawat dan ia besarkan bersama Hayoung si penipu sekaligus pengkhianat.

"Jika kau ragu, aku bisa meyakinkanmu." Ucap Seokjin penuh keyakinan. "Aku bisa menghubungi kakakku sebagai saksi kedua atas semua yang sudah kujelaskan padamu, dan setelah ini kusarankan untuk segera lakukan tes DNA agar kau mudah menjelaskan semuanya pada keluargamu dan juga keluarga Dara." Seokjin dapat menangkap mimik wajah Taehyung yang berubah frustasi, permukaan wajahnya memerah karena merasakan sakit pada dada juga hatinya seperti ditusuk oleh pisau tumpul yang berkarat. Betapa bodohnya ia selama ini, benar apa yang selama ini ia rasakan bahwa sejatinya ia tidak pernah punya memori tentang malam itu bersama Hayoung. Benarkah Taehyung pernah melakukannya? Sejenak Taehyung meragukan hal tersebut namun merasa belum yakin tentang keakuratan ucapan Seokjin barusan.

"Tapi secara fisik dan—"

"Kalian mirip?" Seokjin menginterupsi. "Aku tahu maksudmu. Taehyung-ssi kurasa kau tidak sepintar itu."

Taehyung mengernyit merasa baru saja ditertawakan atas kebodohannya. Ya, Seokjin memang tidak salah dengan ucapannya. Taehyung yang malang, Taehyung yang bodoh. Dua hal tersebut terlihat sama.

Flashback

"Aku ada pasien, keluarlah sebentar."

"Baiklah, aku tunggu di luar."

Saat Seokjin melangkah keluar, pasien yang baru saja disebut kakaknya pun masuk. Dengan sikap ramah tamah Seokjin lantas tersenyum ringan pada pasien tersebut.

Kini ia sudah menunggu Seo Rin di ruang tunggu, namun setelah beberapa menit berlalu, Seo Rin kembali mengatakan pada Seokjin bahwa ia memiliki satu pasien terakhir. Jadi Seokjin diharapkan menunggunya sampai selesai. Alhasil sebagai cara penghilang bosan, Seokjin beranjak dari kursi tunggu menuju rooftop rumah sakit. Namun siapa sangka ia justru mendapati pemandangan yang mana jika saja ia terlambat maka sebuah peristiwa mengenaskan akan terjadi, beruntungnya ia datang tepat waktu lantas berlari tanpa menimbulkan suara lalu menarik tangan seorang wanita yang hendak bunuh diri detik itu juga dan ia pun berhasil menyelamatkan gadis itu hingga membuat tubuhnya menjadi bantalan agar gadis itu tidak terluka karena bergesekan dengan permukaan lantai rooftop yang kasar.

L'Arbre ✔️Where stories live. Discover now