Wira berusaha melihat kejadian beberapa hari kebelakang.

"Lios, cuma dia satu satu nya orang yang punya sosok penjaga disini," dari penglihatan Wira, sosok penjaga Lios adalah genderuwo besar yang sangat kuat bernama-kan Sakti.

"Lios yang pendiam itu kan?" tanya Ira.

"Iya," jawab wira.

"Tapi dimana? Kok kita gak liat?" tanya Sherla.

"Itu disana," Angga menunjuk ke arah Lios yang sedang berjalan lemas menaiki tangga asrama.

Semua mata terbuka lebar.

Di Belakang Lios sudah ada genderuwo yang begitu besar bahkan hampir menutupi satu gedung asrama.

Namun, perlahan-lahan genderuwo tersebut malah menyusut menyamakan besar dan tinggi badan dari pemilik nya.

"Dia kuat, dia bisa menyerupai apa saja yang mau dia rupai dan dia juga bisa melukai kita kalau sampai kita macem-macem pada Lios," ucap Angga serius.

"Dapet darimana dia penjaga sekuat itu?" tanya Mila gugup.

"Nanya mulu dah, udah kayak jurnalis aja lu," balas Satrio.

Mila melengos, dia emang agak kepoan anak nya kalau gak nanya sehari, mulut terasa gatel.

"Dari kalung yang Lios pake, dia dari situ," jawab Putri karena kalung yang dipake sama Lios memancarkan warna yang begitu pekat.

"Berarti kita gak boleh macem-macem ke Lios dong?" ucap Wira agak takut.

"Lagian siapa juga yang mau ganggu dia, toh dia diem aja gak usil," jawab Putri.

"Btw, dia denger percakapan kita lho," ucap Sherla mengagetkan mereka semua.

Seketika hening. Angga mengajak mereka semua untuk segera buru-buru pergi ke kamar asrama supaya gak ada lagi guru yang curiga sama mereka semua.

Niat nya sih Angga mau ajak ngobrol Lios, cuma gimana ya? Lios pendiam dan kelihatan kayak gak mau diajak ngobrol jadi dia segan buat ngedeketin Lios.

"Balapan ke toilet yuk!" teriak Zahra saat sampai di kamar asrama.

Joe menggeleng "gua gak mau mandi ah."

"Bau!" omel Sherla.

"Biarin," jawab Joe sewot.

"Udah ayo mandi," Satrio menarik paksa tubuh Joe namun Joe keukeh menolak "gak mau!" Joe masih takut.

"Harus berani!" paksa Satrio.

Joe menggeleng "kalau gua berubah jadi poci lagi gimana?" kan Joe gak mau berubah jadi pocong lagi.

"Cuma bilik toilet itu doang yang terkutuk selebih nya nggak, lu tenang aja jangan terlalu takut. Yang ada mereka malah makin seneng liat lu ketakutan kayak begini sampe gak mau mandi," jawab Angga.

Akhirnya, dengan terpaksa Joe mau mandi. Itupun dengan satu syarat harus ditungguin sampe dia selesai mandi.

~~~~~~~~~~~~~~~~
Di malam hari nya. Seperti biasa, anak-anak dari asrama lantai dua pada kumpul-kumpul bareng di depan pintu kamar asrama mereka.

Ada yang lagi nyanyi-nyanyi, ada yang lagi ngobrol, bercanda, main sos dari buku dan lain-lain. Pokoknya rame banget deh sampe geng dari kamar Angga pun memberanikan diri buat ikutan nongkrong di luar walaupun sebenarnya kegiatan ini dilarang keras sama pihak sekolah.

Diluar, juga ada Lios yang lagi asik baca buku sendirian dan itu jadi bikin Angga semakin tertarik buat ngedeketin dia.

"Angga," ucap Angga memperkenalkan diri pada Lios.

DEATH SCHOOL [TAMAT] BELUM REVISIWhere stories live. Discover now