7. Jangan Nangis, Cha

Mulai dari awal
                                    

Tanpa sadar, cairan bening keluar dari mata indah Acha.

"Ka gue kurang apa sampe dia berani selingkuh?" Lirih Acha.

"Apa gue kurang cantik?"

"Kurang pinter?"

"Kurang tinggi?"

"Apa gue terlalu manja sama dia?"

"Gue kurang apa Ka!"

Tanya Acha bertubi tubi. Gadis itu menelusupkan kepalanya diantara kedua tangannya yang bertumpu pada kedua lutut kaki.

Saka masih tak bergeming. Ia hanya mendengarkan dan memperhatikan ketika gadis itu terus saja bertanya dengan air mata yang mengalir.

Saka bingung harus mengatakan apa pada gadis itu. Ia tidak cukup pandai dalam urusan cinta seperti ini.

Tanpa pikir panjang Saka meraih tubuh gadis itu. Merengkuhnya kedalam pelukannya. Acha pun tidak menolak, gadis itu membalas pelukan Saka tak kalah erat.

Jika didepan kafe Acha lah yang memulai pelukan, maka didepan laut ini Saka yang memulai pelukan. Pertama kalinya Saka memeluk seorang wanita dalam hidup Saka, kecuali Ibu dan Oma nya.

"Udah jangan nangis."

"Tar orang yang liat ngiranya gue apa apa in lo."

Acha masih terisak.

"Gue ga tau gimana caranya supaya lo berhenti nangis."

"Udah dong Cha."

Demi apapun. Saka benar benar tidak tahu bagaimana caranya membuat seorang wanita berhenti menangis. Karena bujukan Saka tidak berpengaruh sedikitpun, maka Saka berpikir akan membiarkan gadis ini menangis sampai ia berhenti. Mungkin dengan menangis bisa sedikit membuang rasa sakit yang ada dihatinya.

Entah kenapa tangan Saka begitu refleks dari tadi yang terus mengelus punggung dan rambut Acha secara bergantian. Pikirnya, mungkin ini akan sedikit membantu agar Acha merasa lebih tenang.

Tiba tiba ponsel Saka berbunyi yang menandakan ada sebuah pesan masuk.

Tante Rita
Saka ini tante pulang kerumah, tapi Acha masih belum pulang. Apa Acha lagi sama kamu?

Saka
Iya tan, Acha lagi sama Saka. Tante tenang aja.

Sudah hampir satu jam Acha menangis dalam pelukan Saka. Apa air mata gadis ini tidak habis habis sampai belum berhenti menangis? Apa gadis ini tidak merasa pegal menangis selama itu?

"Cha mau sampe kapan lo nangis terus?"

Saka mengulur pelukannya dan memegang kedua bahu Acha. Pipi gadis itu begitu basah oleh air mata, begitupun dengan seragam Saka yang tak kalah basah. Baiklah, Saka tidak bisa memarahi gadis itu karena hal ini.

"Wajah lo udah jelek gitu masih mau nangis?"

Ucapan Saka membuat Acha berhenti seketika.

"Mata lo juga udah sembab gitu." Lanjut Saka.

Dengan cepat Acha meraih tasnya dan mencari sesuatu didalamnya. Cermin kecil yang selalu Acha bawa.

"Iiiih lo ko ga bilang dari tadi kalo gue udah jelek gini!" Protes Acha.

Ternyata ucapan Saka barusan berhasil membuat gadis itu berhenti menangis walaupun gadis itu terus protes kepada Saka.

"Pokonya gue ga mau pulang sekarang! Malu tau muka gue jelek gini. Tar diliatin orang orang."

Protective God (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang