Four

719 152 5
                                    

" Aku tidak tau apa maksud para petinggi Korea Utara mengumpulkan gadis gadis" 

Jujur saja kalau sebenarnya Eric sudah tidak tahan ingin mencekik leher presiden karena kejadian tadi, lebih tepat nya hampir 3 jam yang lalu mereka meninggalkan tempat ramai tersebut. Jika saja mereka terlalu lama berada di sana, bisa bisa orang orang akan semakin memojokan mereka semua karena mereka jarang terlihat di luar atau segala alasan semacam nya.

Jeno juga hanya diam karena berpikir ingin menjelaskan apa itu tadi, hanya saja ia sulit menyusun kalimat apa yang pantas. Bisa di bilang Jalang, jalang terhormat? Mungkin.

" Itu adalah grup yang di sebut dengan sebutan 'Guppumjo' jika kau ingin tau " secara tiba tiba Hyunjin membuka suara karena tidak tahan dengan kesunyian.

" 'Guppumjo'? Apa itu? Aku baru dengar grup bernama seperti itu "

" Benar. Aku juga baru tau " yang lain juga menatap ke arah Hyunjin meminta penjelasan sesuatu. Akan grup yang dia sebutkan, mereka hanya tidak paham saja mengerti lah.

Hyunjin membuang nafas panjang dan kemudian menatap balik ke arah teman teman satu kelompok nya, jadi mereka kembali berkumpul dengan membagi tiga kelompok penyerang sebagai tempat istirahat. Mereka butuh istirahat karena mereka bukan mesin atau robot.

" Guppumjo adalah Grup perempuan, kalian bisa saja menyebutnya 'Jalang' tapi sebagian dari mereka ada yang masih Virgin,kenapa? Karena meminta berhubungan sesuai permintaan orang nya, anggota Grup itu tidak bisa menolak. Entah di ajak minum, duduk bersama, atau bahkan tidur dan melakukan hubungan intim itu sudah biasa semua orang di korea Utara ini juga sudah tau tentang hal itu.. Dan ingat, kalau anggota terpilih harus masih gadis dan jika tidak memang tidak di pilih "

Semua mengangguk mulai paham dengan grup tersebut, pantas saja ketika Eric melihat dari salah satu dari mereka seperti menatap dengan tatapan takut lebih tepat nya. Ketakutan yang sangat mendalam dan itu tidak bisa di jelaskan bagaimana lagi.

"  Apa kita akan menyelamatkan gadis gadis itu juga? " Jeno menoleh, sebagai pemimpin ia juga menjelaskan kenapa mereka bisa datang ke tanah musuh untuk apa.

" Kita belum mendapatkan perintah tentang hal itu, jadi jangan berbuat lebih. Lakukan apa yang menjadi tugas kita kemari " Eric mendengus, kesal ia bisa saja mengutuk Jeno sekarang juga. Dan sungguh ia agak kesal dengan Jeno yang kaku seperti robot tidak di beri oli.

°        °        °

Di dalam rumah sendiri, karena semua keluarga pergi mengikuti beberapa tentara itu entah kemana. Yang kamu tau merasa di suruh untuk menonton sebuah pertunjukan entah apa itu, kamu tidak paham jadi kamu di suruh tetap diam di dalam ruang bawah tanah sampai semua nya kembali normal dan semua keluarga kamu kembali pulang ke rumah.

Tetapi ketika semua di selimut hawa sepi, suara pintu terbuka membuat kamu tersenyum lebar sekarang karena kamu merasa itu mereka. Keluarga kamu pulang ke rumah dengan selamat. Kamu langsung membuka pintu tersebut, namun seketika senyum kamu langsung menghilang ketika melihat seseorang yang berada di depan kamu sekarang.

" Sudah sembunyi nya, gadis manis "

Suara menyeramkan untuk kamu, kamu melangkah mundur menghindar mencoba melarikan diri dari sana agar tidak di tangkap oleh orang orang ini. Tetapi terlambat karena salah satu nya sudah menahan kamu dari dekat dan mencengkram pergelangan tangan kamu dengan kuat agar kamu tidak mencoba lari dari mereka.

" Tidak ku mohon!! Lepaskan aku!! Jangan ku mohon!!.. Hiks hiks hiks.. Lepaskan aku mohon " Kamu mencoba memberontak, mencoba agar bisa lari dari sana namun tidak bisa. Kamu kalah jumlah dengan mereka.

" Diam! Atau akan ku pukul kau! Hah! Diam!! " Kamu tidak mendengarkan nya dan tetap berusaha melarikan diri. Namun secara tiba tiba sebuah hantaman mengenai kepala kamu.

Bguk!!

Pukulan yang membuat kepala kamu terpental lumayan jauh, kamu menahan sakit di kepala kamu. Menangis meminta tolong, namun apa gunanya karena semua orang hanya menatap kamu saja tanpa ada yang berniat menolong sama sekali. Sebenarnya mereka ingin sekali menolong, namun apa lah daya mereka sayang nyawa mereka juga.

" Hiks hiks.. Bunda.. Kak Han... Hiks hiks hiks "

" Diam! Dan berhenti menangis!! " Kamu hanya bisa menangis dalam diam, tidak ada yang menolong dan percuma berharap karena yakin lah karena tidak ada orang yang berani melakukan hal se nekat itu.

Berjalan bersama beberapa tentara yang menjaga kamu dari berbagai sisi, kamu menangis sesekali menatap ke semua orang yang juga menatap kamu dengan tatapan kasian sekaligus tidak tega. Kamu menunduk, tidak lagi menatap lagi karena kamu tau kalau semua orang tidak bisa menolong dan membahayakan nyawa hanya demi diri mu. Tidak ada dan tidak akan pernah ada.

°        °       °

" Kau mau kemana, Jeno? " Pertanyaan yang di luncurkan salah satu rekan kerja nya.

" Mencari udara segar.... Meskipun itu tidak ada " Jeno langsung keluar dari ruangan tersebut tanpa perduli rekan nya yang menatap nya bingung.

Lelaki itu berjalan keluar, menggunakan pakaian biasa seperti rakyat biasa saja. Tidak terlalu mencolok namun tetap tampan, kaki jenjang nya yang melangkah dengan santai secara tiba tiba berhenti karena di depan sana banyak sekali orang orang yang menggerombol.

Ia sebenarnya tidak perduli, tetapi satu satu jalan ke sana. Terpaksa Jeno ke sana menghampiri orang orang yang entah melihat apa, karena badan tinggi Jeno membuat nya mampu melihat apa yang berada di depan nya. Mata tajam nya melihat sosok gadis mungil di tengah tengah tentara yang mengelilingi nya, alis nya baik sebelah karena merasa bingung.

Karena ia butuh informasi, ia pun memutuskan bertanya ke salah satu orang yang juga melihat pemandangan tidak layak tonton tersebut.

" Permisi, ini ada apa ramai sekali? " Wanita paruh baya menoleh ke arah Jeno.

" Kau tidak tau, gadis itu akan di bawa ke petinggi untuk di jadikan anggota Guppumjo. Betapa beruntung nya dia " Sekarang Jeno yang bertambah bingung, ia dengar jelas apa yang Hyunjin jelaskan tentang itu namun apa maksud nya. Beruntung?

" Begitu ya, maaf saya lupa soal itu " Wanita itu hanya tersenyum dan kembali melihat ke depan.

Jeno pun segera pergi, mengikuti kemana semua tentara itu akan membawa gadis malang tersebut. Jeno bisa melihat, kalau gadis itu tidak ingin ikut atau bergabung sekali pun.

" Benar apa kata, Eric. Ada yang tidak beres di sini "






































Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Breathing | Lee Jeno × You ( On Going )Where stories live. Discover now