Three

752 146 1
                                    

Han langsung menutup korden nya agar tidak melihat keberadaan adik nya itu, Han berusaha membuat kamu tenang. Han mengerti dengan kamu yang memang berulang kali melihat pemandangan itu, dan semua itu adalah sebuah alasan mengapa kamu tidak boleh keluar rumah atau menampakkan diri di mana pun.

" (y/n) sayang... Tatapan kakak sekarang, sini kakak mau bicara " Han menakup kedua pipi kamu menatap kamu lembut , entah mengapa ini menjadi sulit sekali.

" Kamu sekarang sudah paham kenapa kami tidak membiarkan kamu keluar kan? " Kamu mengangguk pelan, dan Han berusaha menghapus air mata kamu.

" Sudah? Jadi lebih berhati hati ya " lagi lagi kamu hanya mengangguk dan menurut Han itu sangat menggemaskan.

Lelaki itu pun memeluk kamu erat seolah tidak mau kehilangan kamu, sampai kapan pun Han tidak akan membiarkan kamu di ambil oleh tentara itu. Sekuat mungkin Han akan melindungi kamu dengan segala cara, apa pun itu asalkan kamu tidak di tangkap oleh tentara tersebut, meskipun nyawa nya memang harus lepas ia rela.

°       °       °

Di sisi lain, hampir 17 pasukan menyusul masuk ke dalam kawasan yang paling terlarang namun apa boleh buat ini adalah misi penting melindungi negara. Harus di lewati meskipun nyawa nya lepas sekali pun.

" Jadi, setelah ini apa? " Tanya Yeonjun kepada Jeno yang berdiri agak jauh dari nya, namun suara nya masih bisa di dengar oleh Jeno karena lelaki itu memiliki pendengaran yang tajam.

" Lakukan rencana ke 2, sudah di jelaskan sebelum nya " Ucap Jeno tanpa menoleh ke arah lawan bicara nya.

Sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka, Jeno tidak pernah menatap lawan bicara nya itu pun jarang kalau perlu saja. Jaemin yang berada di samping menoleh ke arah Jeno, lelaki dengan wajah tegas itu menatap sahabat nya serius seolah mencari sesuatu. Melihat bola kata tajam kembali berwarna hitam. Ia membuang nafas panjang, ia lega sekali.

" Akhir nya selesai "

Kenapa Jaemin berkata seperti itu? Ia tau bagaimana Jeno luar dalam apa lagi mereka kenal tidak sehari dua hari, melainkan mereka kenal sejak kecil dan bersama mereka di latih sampai ke titik ini. Tanpa orang tua dan tanpa kasih sayang, setidaknya mereka masih bisa memberikan yang terbaik bagi negara bukan.

" Semua sesuai kan rencana yang sudah di jelaskan... Kalau mendesak gunakan rencana B, kalau masih tidak bisa C. Kalau memang terpaksa bunuh dia diam diam " Jelas Jeno, dan di jawab anggukan oleh semua.

Lagi pula di daerah itu akan banyak musuh yang keliling mencari mangsa, mereka tidak mau di tangkap basah dan menghancurkan semua rencana. Datang ke sana menyelesaikan masalah bukan mencari perkara.

Seperti biasa, Jeno, Jaemin, Hyunjin, Eric akan menjadi satu tim di tim inti pertama. Mereka bertempat memang terkenal dengan kemampuan khusus mereka yang tidak main main dalam hal bertarung. Entah bagaimana mereka bisa seperti itu.

Sisa nya mengatur diri sesuai aba aba nya, semua headphone mereka harus aktif, semisal saja ada masalah masing masing akan langsung menyusun rencana kembali kemudian menjalankan nya sesuai informasi yang di dapatkan secara langsung melalui headphone tersebut. Mudah bukan, satu tim dengan Jeno memang tidak ada kata repot karena semua sudah di susun oleh Eric secara rapi tanpa ada celah sama sekali.

Dalam perintah mereka berpencar, sesuai dengan aba aba dari ketua masing masing. Ada beberapa tim yang menyamar menjadi masyarakat Korea Utara ada juga yang menjadi tentara sementara dan juga tetap menjadi diri sendiri dengan bersembunyi. Itu sesuai perintah saja.

" Ku rasa ini akan menjadi tugas paling berat... Musuh tetangga sendiri " Ucap Hyunjin, tetapi memang ada benar nya. Sesama negara tetangga sendiri saja seperti ini padahal dengan negara lain juga tidak sampai seperti ini.

" Lupakan saja dan fokus " ucapan Jaemin membuat ke empat nya kembali terdiam, Jeno memang tidak bersuara dari tadi bersama Eric.

Mereka memikirkan banyak hal di kepala mereka yang penuh dengan strategi. Sulit di jelaskan bagaimana mereka bisa berada di sini. Karena hari memang mulai malam memudahkan mereka menyatu dengan kegelapan, pakaian mereka hitam dan dengan topeng mereka maka tidak ada yang tau wajah asli mereka. Rencana yang bagus.

Melewati pepohonan yang ada, bersembunyi ketika ada cahaya yang menyoroti. Ternyata malam bukan lah kendala bagi tentara Korea Utara mereka tetap berkeliling mencari sesuatu. Tak lama mereka sampai di keramaian, mereka berganti peran menjadi rakyat nya agar tidak ada larangan atau hambatan untuk masuk ke sana. Meskipun tidak penting kelihatan nya di sana banyak sekali petingggi yang duduk santai di sana melihat gadis gadis dengan pakaian kurang bahan menari.

Eric melirik ke salah satu arah di mana belakang panggung banyak sekali gadis gadis sana, mereka seperti memang tidak ikhlas melakukan semua itu. Kemudian lelaki itu kembali melihat ke depan di mana di atas panggung juga ada gadis gadis menari di sana dengan senyuman yang penuh arti. Sampai salah satu nya menatap ke arah nya, tatapan mereka beberapa saat bertemu sampai gadis itu memutuskan kontak mata nya ke arah lain membuat Eric mengerti.

" Ada sesuatu di sini. Ini pasti ulah presiden "























Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Breathing | Lee Jeno × You ( On Going )Where stories live. Discover now