Nine

539 122 7
                                    

Daegu, Korea Selatan
10:06 WKS.












Di bagian lain, di gedung yang menjulang tinggi ke atas sekarang. Beberapa orang tengah berkumpul di sana membahas banyak hal terlebih lagi tentang nagara mereka, para militer juga tengah berjuang di medan tempur sekarang bagaimana pun mereka juga petinggi negara juga harus ikut turun tangan.

" Kau menambah misi mereka? " Tanya seorang mentri kepada jendral militer yang ikut serta di sana, pria berbaju militer itu hanya membuang nafas.

Ia bisa menjelaskan kenapa ia menambah misi itu, salah satu anak buah nya melaporkan keadaan di sana dan ia juga turut prihatin dengan keadaan di sana, ia hanya tidak habis pikir saja dengan cara pemikiran negara itu. Apa mereka sudah gila? Jangan tanya kan itu, ia juga bingung harus menjelaskan bagaimana.

" Keadaan di sana ternyata lebih parah dari yang kita pikir kan, jika aku tidak memiliki jiwa kemanusiaan maka aku tidak akan menambah misi mereka. Tapi kau tau keadaan di sana bagaimana? Kau tidak akan berpikir jernih ketika susah tau keadaan di sana "

" Lebih baik kau diam saja, kau tidak akan paham dengan kami " Terjadi perdebatan dimana mereka saling menatap tajam satu sama lain.

Sampai mendengar suara helaan nafas para mentri yang hanya diam dan sibuk memikirkan sesuatu.

" Berhenti berkelahi, kita berkumpul bukan untuk berdebat seperti ini " Ucap nya mencerahkan kepala semua orang yang berada di sana, ia juga pusing sendiri.

Mendapatkan laporan yang tidak sesuai ekspetasi nya sendiri, ia justru memiliki pikiran untuk membawa sebagian rakyat negara tersebut untuk di bawa ke negara mereka. Korea Selatan. Tentu saja agar mereka bisa bebas dari berbagai aturan dan juga kengkangan yang ada di sana, tidak bagus juga manusia di perlakukan seperti itu. Siapa yang betah tinggal di sana?

" Membawa mereka bukan lah ide buruk, lagi pula wilayah kita terlalu luas untuk mereka "

" Masalah nya bukan itu, jika mereka tau kalau rakyat mereka kita ambil bisa jadi mereka mengibarkan bendera perang ke kita. Pikirkan rakyat kita juga "

" Chanyeol benar, kita harus memikirkan masyarakat kita juga " Merenung beberapa saat hanya memikirkan satu masalah saja, sampai salah satu nya mengangkat suara pada akhir nya dan kemudian.

" Mungkin dengan terpaksa penyeludupan bisa di lakukan "












•••








" Kau tak apa? " Jeno hanya mengangguk dan kemudian menatap ke arah gadis itu yang tengah duduk dengan tatapan kosong yang menunjukan bagaimana berat hidup nya.

Jaemin yang paham membuang nafas panjang dan menepuk bahu sahabat nya itu memberikan sebuah semangat kepada nya.

Jika kalian bertanya, apakah Jaemin juga tau tentang keadaan Jeno? Maka jawaban nya adalah iya, apa yang Jaemin tidak tau tentang sahabat nya itu yang begitu keras kepala itu. Menyukai seorang gadis itu memang wajar saja, semua orang di ciptakan dengan perasaan yang mereka punya. Hanya saja Jeno sedikit melawan takdir, bukan nya tidak suka kalau Jeno suka dengan seseorang.

Tetapi pikiran Jaemin selalu negatif terutama bagaimana ternyata gadis itu dari negara musuh. Itu sedikit ang di tambah Jeno adalah anggota militer yang di hormati banyak orang. Jaemin juga tidak ada masalah jika selagi Jeno mau berusaha untuk memperjuangkan sesuatu, Jaemin akan mendukung selagi itu baik untuk sahabat nya.

" Kau yakin? Kau tidak memikirkan nyawa mu sendiri yang dalam keadaan lampu merah " Jeno hanya diam tak menjawab apa pun karena dirinya sendiri juga bimbang, tetapi di dalam diri nya ingin melakukan sesuatu.

" Kau mencintai nya atau hanya kasihan dengan nasib menyedihkan nya? "

" Pertanyaan mu konyol, Na "

" Aku bertanya Lee Jeno, bukan mengintrogasi mu " Kembali terdiam dan menatap gadis itu yang masih duduk di sana, ada dorongan di mana ia ingin memeluk gadis mungil itu.

Mungkin jika di tempat nya Jeno akan di sebut pedofil karena suka dengan anak kecil, namun apa salah nya? Jeno baru merasakan sesuatu yang mengganjal seumur hidup nya dalam arti Jeno pertama kali suka dengan seseorang dan parah nya dengan rakyat musuh nya sendiri.

Melihat gadis itu di giring oleh dua tentara membuat Jeno hendak melangkah maju namun sayang nya Jaemin menahan nya.

" Jangan gegabah Lee, ingat kami juga "

" Aku tau, dan aku tidak bodoh Na Jaemin. Ku pastikan besok tugas ini akan segera selesai dan kembali ke Korea Selatan secepat nya " Ucap nya mutlak dan segera melangkah pergi dari sana, membuat lelaki bermarga Na itu hanya diam memikirkan banyak hal.

Namun karena sebuah pikiran konyol membuat nya terkekeh pelan, bukan karena ia gila melainkan memikirkan sekarang sahabat nya menjadi bucin dengan seseorang membuat nya tertawa. Ingat apa yang di katakan sahabat nya itu ketika masih sekolah dulu.

" Mustahil untuk menarik ku, aku tidak akan pernah bisa jatuh cinta "

Dan yah seperti sekarang, karma berlaku bukan? Ini lah hasil nya, ingin sekali Jaemin menertawakan sahabat nya yang memakan ludah nya sendiri setelah sekian lama. Jaemin sudah menduga memang cepat atau lambat lelaki campuran Eropa itu akan segera jatuh cinta, dan tebakan nya tidak meleset kali ini.

" Dan sekarang dia bucin dengan anak gadis yang masih berumur 16 tahun "

































Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Breathing | Lee Jeno × You ( On Going )Where stories live. Discover now