28 - Selamat Malam

199K 24.5K 15.9K
                                    

Assalamualaikum.  Alhamdulillah hari Jumat datang dan aku bawa Mariposa 2 lagi. 

SIAPA YANG UDAH NUNGGU BANGET? 

SIAPA YANG UDAH NGGAK SABAR MAU BACA PART 28?

SIAPA YANG UDAH DEG-DEGAN GAK KARUAN?

SIAPKAN HATINYA DULU YAAAAA. 

OH YA SEBELUM MULAI MEMBACA. AKU MAU TANYA NIH KE KALIAN. KALAU AKU BUAT GROUP PASUKAN SAPI MAU NGGAK? GROUP INI BENAR-BENAR TUJUANNYA UNTUK SUPPORT SEMUA CERITA MARIPOSA SERIES. 

JADI, TUJUAN GROUP INI MEMBANTU PROMOSI CERITA MARIPOSA SERIES SECARA SUKARELA. TIDAK DIPERBOLEHKAN UNTUK HAL-HAL PRIBADI MEMBER. HANYA FOKUS UNTUK SUKARELA MEMBANTU PROMOSI MARIPOSA SERIES. DAN GROUP INI NANTINYA AKAN DIPIMPIN OLEH ACHA YAA ^^

INI BUKAN GROUP PEMBACAKU YAA. KARENA AKU SENDIRI TIDAK MASUK DI GROUP ITU NANTINYA. GROUP INI MURNI PASUKAN ACHA DAN HANYA DIPERBOLEHKAN UNTUK MEMBAHAS MARIPOSA SERIES SAJA DISANA. 

GIMANA? BANYAK YANG BERMINAT MAU GABUNG GROUP PASUKAN SAPI NGGAK? KALAU BANYAK YANG BERMINAT NANTI AKU SAMPEIN KE ACHANYA ^^ 

DANN... SELAMAT MEMBACA. SELALU SUKAA DENGAN MARIPOSA 2 YAA ^^

*****

"Apa jawabannya?" tanya Acha memberanikan diri.

Iqbal mengangkat kepalanya, tatapanya terlalu tenang menurut Acha jika cowok itu mengetahui jawaban dari sandi kimia tersebut. Acha tak bisa membaca pikiran Iqbal sama sekali.

"Apa jawabannya Iqbal?" ulang Acha karena Iqbal masih saja diam, tak berbicara bahkan tak bertindak.

Kedua mata Iqbal menyorot sangat tenang dan hangat, menerobos kegugupan kedua mata Acha yang terlihat sangat jelas. Perlahan Iqbal membuka bibirnya dan bersuara. Iqbal memberikan jawaban dari sandi kimia yang diberikan oleh Acha.

"Kiss Me."

Iqbal dan Acha saling berpandangan selama beberapa detik. Acha dapat merasakan jantungnya semakin berdetak cepat. Tangannya mulai berkeringat dingin, Acha mencoba mengurangi kegugupannya dengan mengigit bibir bawahnya.

Apalagi Iqbal masih saja bergeming dan tak melakukan apapun, membuat Acha menjadi takut. Perlahan Acha menurunkan kertas yang dipegangnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Iqbal. Begitupun dengan Iqbal, cowok itu masih terus menatapnya.

"Acha," panggil Iqbal pelan, memecah keheningan diantara dirinnya dan sang pacar.

Acha meneguk ludahnya susah payah, berusaha tetap tenang.

"Iya Iqbal?" balas Acha hati-hati.

Iqbal mengembangkan senyum kecil di paras tampannya.

"Don't do that,"ucap Iqbal sungguh-sungguh.

Acha tidak tau bagaimana harus menggembarkan perasaanya kali ini ketika mendengar penolakan Iqbal. Antara lega namun juga sedikit sedih.

"Kenapa?" tanya Acha ingin tahu.

"Gue belum pantas nerimanya," jawab Iqbal tulus.

Acha menggeleng pelan.

"Iqbal lebih dari pantas."

Iqbal mendekatkan duduknya, melihat wajah Acha yang berubah sendu seperti itu membuatnya merasa bersalah kembali. Perlahan satu tangan Iqbal menyentuh pipi kanan Acha dengan lembut.

MARIPOSA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang