Dokter terdiam sejenak melakukan kalkulasi, "Minimal Anda perlu menyiapkan dana sekitar 100 juta setiap bulannya."

Mendengar jawab itu dalam sekejab tubuh Kayla kehilangan tenaga. Tubuhnya merosot sampai tak bisa merasakan ujung jemari-jemarinya.

Seratus juta. Dan itu harus ia sediakan setiap satu bulan.

Bagaimana? Katakan bagaimana caranya ia bisa mendapat uang sebanyak itu?

"Oh, Lord..."

Untuk kali pertama kali dalam hidupnya Kayla merasa putus asa yang memadamkan seluruh semangat dalam hidupnya.

---🍃🍃🍃---

Kayla duduk di bangku taman rumah sakit setelah beberapa jam yang lalu kembali dari tempat kerja ibunya. Ia melakukan segala cara untuk memperoleh biaya pengobatan ibunya. Salah satunya dengan mencoba klaim asuransi kesehatan atau proteksi dari perusahaan ibunya.

Tapi harapan itu benar-benar pupus ketika Kayla mengetahui bahwa ibunya bekerja menjadi buruh pabrik di perusahaan yang tidak memberikan Upah Minimum apalagi Proteksi pada karyawan.

Kayla pun menangis setelah mengetahui kehidupan keras yang ibunya lalui demi menyekolahkan dan menafkahinya. Dan kesedihan itu menyatu dengan keputus asaan membiayai uang pengobatan ibunya membuat hatinya terasa hancur sehancur-hancurnya.

Kayla meratapi nasibnya yang tidak punya saudara, tidak punya pekerjaan, hanya memiliki seonggok tagihan dan ibu yang sakit kanker.

Betapa sial hidupnya. Kayla bahkan merasa terlalu sia-sia untuk menangisi nasibnya.

Beberapa saat kemudian gadis itu menegadah kepala, menatap langit malam yang dipenuhi taburan bintang.

Indah.

Setidaknya selain kemiskinan dan penderitaan dunia ini masih memberinya pemandangan yang indah.

Kayla tersenyum tipis lalu merentangkan tangan keatas berusaha meraih bintang yang ia tahu mustahil ia lakukan.

"Tuhan," ia bergumam pelan, "Tolong bantulah aku sedikit."

Tidak ada jawaban tapi bintang berkelip dengan indahnya.

Kayla merasa hatinya kembali terasa berat dan nyeri. Ia benar-benar merasa hancur, putus asa, dan sakit. Air mata kembali muncul dari sudut matanya, namun sebelum jatuh suara seseorang mengejutkannya.

"Gue pikir salah lihat. Ternyata emang benar lo."

Kayla terkejut lantas langsung menoleh ke asal suara.

Disana ia menemukannya, seorang pria berkaus hitam dengan wajah dipenuhi lebam dan luka basah.

"Aiden." batinnya dalam hati.

Bukan hal baru yang mengejutkan menemukan luka atau lebam baru di wajahnya setiap hari. Mengingat reputasi Aiden yang kerap kali keluar-masuk ruang BK saking seringnya terlibat perkelahian tidak membuat Kayla heran lagi.

Hanya saja kenapa diantara banyak orang dan tempat Kayla harus bertemu Aiden di sini?

Tidak di sekolah atau diluar kenapa Kayla harus selalu bertemu dengan Aiden Alexander? Masalahnya dimanapun Aiden berada ia selalu dibuntuti masalah dan perkelahian. Kayla tidak mau sampai terseret dengan masalahnya ketika masalah ibunya bahkan belum selesai.

Ayah Untuk Nolan ✅ [END]Where stories live. Discover now