BOUQUET 00

27 7 3
                                    

Suara riuh menggema di seluruh penjuru ruangan. Orang-orang memekik memanggil namaku. Pujian ribuan mata memandang kagum.

"Starla!Starla!Starla!"

Yah, terus. Teriaklah, pujilah aku orang-orang bodoh.

Membungkuk, kuberi salam hormat, memberikan formalitas dengan ayunan bucket bunga yang kuterima. Penghormatan palsu sebelum akhirnya aku berpindah ke belakang panggung.

SUPERSTAR, Starla Lenov, akulah.

💐💐💐

"Au!" Aku meringis, memandangi telapak tangan mulusku yang tergores.

Tempat apa ini? Mengapa, mengapa begitu gelap disini?

Krek..krek..krek..kreeekk

Pintu karat tua berdecit termakan umur. Apa-apaan itu? Kalau aku punya pintu seperti itu sudah kulempari managerku.

Perlahan cahaya menyeruak di balik pintu seiring pintu coklat tua itu terbuka.

Siapa dia?

Penampilannya aneh!

Pemeran gembel, kah?

Ia menenteng lentera tua, mendekat padaku, dengan memasang wajah datar membosankan.

Berjongkok di depanku, menyamakan posisinya dengan tubuhku yang tengah terduduk di lantai. Akibat kepala pening ini aku kesulitan berdiri.

Di senternya wajahku dengan lentera menyilaukan mata, aku tak bisa berbohong, cahaya lentera itu yang kunanti-nanti setelah lama terperangkap dalam gelap, jika tidak tentu sudah kutendang wajahnya. Memuakkan!

Menjijikkan. Ia menunjukkan wajah buruk, membuka mulut lebar bagai mau menelanku.

Kusumpahi dia berkali-kali.

"Apa?!" bentakku tak terima. Ada sesuatu dari dirinya yang membuat perutku bergejolak, ingin muntah.

Aku menunjuknya, "Siapa kau? Apa kau tahu sedang berhadapan dengan siapa, hah?!" Kupelototi dia, akan kutelepon managerku, dasar penculik!" Itulah satu-satunya pikiran yang negatif yang bisa kutebak saat ini. Berada di tempat asing secara tiba-tiba, bintang besar sepertiku pasti tengah diculik.

Kuraih ponsel dari dalam tas.

Sial tidak ada sinyal!

"Apa kau bahagia?" tanyanya. Mau tidak mau kualihkan pandangan dari ponsel menatap wajah busuknya.

"Hah! Tentu saja, hidupku sempurna, SUNGGUH BAHAGIA! Kau iri aneh?" Kuberikan senyum smirk.

"Bohong" ucapnya datar, ingin kutarik-tarik rambutnya.

"Apa kau mau kuberi tahu caranya bahagia."
"Apa kau mau bahagia, Starla?" Ia menjadikan setiap kalimatnya datar, memberi penekanan pada namaku.

Hey, apa dia pikir hebat hanya karena bisa tahu namaku, aku ini 'Mega Bintang', siapa yang tidak kenal diriku.

"Aku sudah katakan aku bahagia, haruskah aku teriakkan ke telingamu itu agar kau percaya?!"

A piece = CHANCE (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang