Jeno berjalan menuju pintu apartemennya, seketika ia terdiam saat melihat Bianka berdiri didepan pintu tersbeut.
"Kak?"
Bianka menoleh.
"Ah, Jen," Bianka tersenyum, perempuan ia berjalan menuju Jeno. "Maaf banget datang nggak bilang-bilang, tadi gue udah nelpon tapi nggak keangkat-angkat," Bianka terkekeh, "pengen ge taruh didepan pintu takut diambil orang, jadi gue tungguin bentar," Bianka tersenyum kembali.
"Ini, ada cookies," Bianka menyodorkan paperbag pink berisikan cookies sederhana miliknya kehadapannya Jeno.
Jeno terdiam.
Seketika ia merasa bersalah.
"Gue nggak tahu lo suka cookies atau nggak tapi-"
"Suka,"
Bianka mendongak, Jeno memandang perempuan itu dalam-dalam.
"Suka, gue suka cookies," ujar pria itu kembali.
"Serius? Bagus deh!" Bianka terkekeh.
Jeno terdiam memandang Bianka, ia mengambil paper bag itu dari tangan perempuan tersebut.
"Mau makan bareng?"
"Eh?" Bianka menatap Jeno.
***
Bianka dengan ragu duduk di kursi kitchen bar apartemen Jeno.
"Baru pulang?" tanya Bianka, Jeno yang masih menyiapkan cookies dan susu di gelas itu mengangguk.
"Tadi sempet ke basecamp dulu," Jeno menaruh piring berisikan cookies dan juga dua gelas berisikan susu di meja.
"Basecamp?" tanya Bianka, "oh, maaf, gue kepo banget-"
"Tempat gue nongkrong sama sahabat gue, Haechan, Renjun, Jaemin," Jeno memotong ucapan Bianka, membuat Bianka mengangguk perlahan.
"Kenapa telpon gue nggak diangkat?" tanya Jeno.
Bianka mengerutkan dahinya, "telpon?"
"Iya, telpon gue,"
Bianka mengerutkan dahinya, "oh! Tadi gue pulang kan, terus ibu nelpon, pas lo nelpon juga, jadi gue reject , maaf ya?"
Jeno terdiam.
"Sama siapa?"
"Apanya?"
"Pulangnya?"
Bianka kembali mengerutkan dahinya. "Bryan."
Jeno menghembuskan napasnya.
"Kenapa?" tanya Bianka, "dia temen gue Jen-"
"Iya gue tahu," Jeno tersenyum kecil.
Situasi menjadi kurang nyaman.
"Jeno," Bianka akhirnya mengumpulkan semua keberaniannya. "Kenapa lo jadi kayak gini?" tanya perempuan itu.
YOU ARE READING
FICTIOUS LOVE • LEE JENO
Fanfiction"Saya mencari orang yang bersedia menjadi pendamping saya. Hanya sebagai status, tanpa adanya perasaan yang terikat." "Hanya status kan?" tanya Bianka, Jeno mengangguk. Tanpa mengetahui bahwa pada akhirnya ia yang akan meminta gadis itu untuk tetap...
