Pertemuan

2.6K 290 31
                                    

"Saya mencari orang yang bersedia menjadi pendamping saya. Hanya sebagai status, tanpa adanya perasaan yang terikat."

***

Jeno memasuki salah satu toko kopi di bilangan Jakarta. Badannya yang tinggi tegap dan perawakannya yang tampan membuat beberapa orang menoleh karena sudah memperhatikan pria itu sesaat ia keluar dari sedan keluaran terbaru miliknya.

 Badannya yang tinggi tegap dan perawakannya yang tampan membuat beberapa orang menoleh karena sudah memperhatikan pria itu sesaat ia keluar dari sedan keluaran terbaru miliknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Iced Caramel macchiato, venti, extra shot ya," Ujar Jeno sembari mengeluarkan kartu debit miliknya dan kartu member miliknya.

"Atas nama siapa?"

"Arjeno Lee," ujar Jeno sembari membuka maskernya lalu tersenyum.

***

"Bi, lo gila,"

Gadis itu memutar matanya sembari menyesap greentea frappe miliknya. "Daripada nggak selesai-selesai urusan, mending kita selesain ini kan? Biar gue tuh nggak ditanyain kalo ada kumpul keluarga," Gadis bernama Bianka itu menaruh kembali gelas miliknya saat matanya menangkap seseorang dengan tinggi diatas rata-rata memakai jaket kulit tidak lupa kacamata dan masker yang bertengger indah diwajahnya yang sudah pasti rupawan itu berjalan kearah dirinya.

"Raf, nanti gue telpon lagi," Bianka mengakhiri panggilannya dengan sahabatnya, Rafina.

"Bianka Kusuma?" pria itu berdiri tepat didepan Bianka, Bianka beranjak dari duduknya.

"Ya, Arjeno Lee?"

Jeno menaruh gelas es kopi miliknya dan mengangguk. "Hi."

***

Bianka menggigit bibirnya. Ia tidak menyangka kalau yang datang bakalan orang macam Jeno yang wajahnya terpahat sempurna. Sedangkan dirinya? Tidak usah ditanya, Bianka kadang enggan melihat dirinya didepan cermin setiap pagi.

"Jadi?" Jeno membuka maskernya dengan sempurna membuat Bianka menahan napas. Mimpi apa dia semalam sampai orang seperti Jeno hadir didepannya seperti ini.

"Gue nggak nyangka yang dateng orang kayak lo, bisa.... Dituker aja nggak?" tanya Bianka tanpa sadar saking ia bingung harus berkata apa.

Ucapan Bianka membuat Jeno seketika tertawa. "Emang mau dituker siapa? Kakak saya? Kakak saya cewek," Jeno menyesap es caramel macchiatonya.

"Emang lo mau sama gue?" tanya Bianka tanpa basa-basi membuat Jeno kembali tertawa sembari menggeleng. "Coba liat ketentuan yang udah kita tulis di DM kemarin malam.."

Bianka menepuk jidatnya, iya juga. Lagipula ia sendiri yang membuat semua ketentuan itu alias Jeno membiarkannya dan tidak mau ambil pusing karena yang ia butuhkan saat ini adalah orang yang bisa membuat ibunya berhenti untuk menjodohkannya dengan anak temannya yang gila akan harta.

"Okay," Bianka akhirnya paham dan mengeluarkan pad miliknya.

"Let's talk about this,"

***

"Status aja kan?" tanya Bianka, Jeno mengangguk, "gue nggak akan minta apa-apa, nggak akan ngelarang apa-apa juga, asal nggak ketahuan aja sama keluarga," Jeno menyenderkan punggungnya yang bidang di kursi kayu.

"Gue juga nggak akan ngelakuin hal aneh sih, yaudah, deal?" Bianka mengajukan tangan mungilnya yang langsung tenggelam dalam genggaman tangan Jeno...yang hangat.

Jeno dan Bianka telah selesai membahas kontrak yang mereka sebut sebagai MISSION 00.

"Aneh banget namanya," Bianka tertawa membuat Jeno memicingkan matanya, "daripada gue tulis 'kontrak'?" ucap pria itu membuat Bianka terdiam. Bener juga sih...

"Lagian kenapa sih lo sampe ngelakuin ini?" Jeno menyesap kopi miliknya. Bianka tersenyum kecil. "Gue nggak mau ngeberatin orang tua gue,"

Jeno mengerutkan dahinya, "gue kira karena lo dipaksa buat nikah?"

Bianka mengedikkan bahunya, "itu sih keluarga besar, sering banget nanya tentang calonlah, kapan menikahlah, sampai gue capek dengernya haha," Bianka tertawa kecil. "Tapi kalau orang tua gue beda.. Gue cuman nggak mau aja ngebebanin mereka, satu-satunya cara biar bokap gue bolehin gue keluar rumah ya... dengan menikah.."

Jeno terlihat tertarik dengan cerita Bianka, membuat pria memajukan kursinya.

"Ayah sayang banget sama gue, dia takut gue kenapa-napa.." Bianka membuka ponselnya dan menunjukkan salah satu foro berisikan ia dan ayahnya. "Ini ayah gue," Bianka mendorong ponselnya kearah Jeno.

"Dulu gue pernah kabur," Bianka kembali tertawa namun kali ini suaranya tercekat. "Dan ayah gue hampir colapse, gue bersalah banget saat itu," gadis itu memandang Jeno yang masih setia mendengarkan ceritanya. "Jadi gue kembali dan... yah... begitu.."

Jeno mengangguk, " interesting.. walopun gue nggak bisa relate soalnya orang tua gue membebaskan gue melakukan apapun.." Jeno mengeluarkan ponselnya.

"Ini bokap, nyokap, kakak gue.." Jeno memperlihatkan ponselnya.

"Dan ini," Jeno menggeser layarnya menampakkan sesosok wanita cantik.

"Ini Angela, cewek yang dijodohin sama gue kalau gue sampai beberapa bulan kedepan nggak dapet partner," Jeno mendesah lalu kembali memenyenderkan punggungnya. "Nyokap gue udah pasrah banget gue nggak pernah ngenalin pasangan, dia kira gue nggak ada niatan nikah, padahal gue udah bilang ada, tapi nggak sekarang," Jeno menyilangkan kedua tangannya didada.

"Kenapa lo nggak mau sama Angela?" tanya Bianka, ia mengangkat gelas kopi Jeno dan menaruh tissue dibawahnya agar meja tidak kotor. Hal tersebut diperhatikan oleh Jeno, namun pria itu sadar akan pertanyaan Bianka berusan.

"Karena ibunya ngincer harta keluarga gue "

***

Bianka mengambil napas sebelum akhirnya ia bangkat dari duduknya.

"Thank you udah mau ketemuan," Bianka memasukan ponsel dan dompetnya kedalam tas kecil miliknya.

"Lo mau kemana?" tanya Jeno, bingung akan kelakuan Bianka.

"Pulang," Bianka menunjuk kebelakang menggunakan jempolnya mengisyaratkan ia akan balik alias pulang ke rumahnya.

Jeno menahan tawanya.

"Kok ketawa?" tanya Bianka bingung.

"Lo nggak pernah pacaran ya?" tanya Jeno.

Bianka mengerutkan dahinya, ia semakin bingung saat Jeno memasukan ponsel kedalam saku celananya dan mengambil kunci mobilnya. "Ayo gue anter pulang," pria itu beranjak, menenteng dua gelas berisikan kopi miliknya dan frappe milik Bianka.

Jeno menghentikan langkahnya dan berbalik, melihat Bianka yang masih terdiam berdiri tidak bergerak.

Jeno menghentikan langkahnya dan berbalik, melihat Bianka yang masih terdiam berdiri tidak bergerak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ngapain disitu? Ayo pulang?"

***

Hello! Brownteddy here! A new story from me, aku harap kali ini selesai dengan baik ✨💖 please give lots of love 🥰💖 and thank you for reading 🥺💖

FICTIOUS LOVE • LEE JENOWhere stories live. Discover now