Struggles

243 32 5
                                    

"Bi, sebentar, aku ganteng nggak?"

Jeno menatap Bianka yang kini menatapnya balik.

"Emang kenapa?" tanya Bianka bingung.

Jeno menghembuskan napas. "Bii aku tuh ketemu bapak kamu loh, bukan ketemu Haechan, yang serius ayo, biar kamu jadi cepet sama aku!"

Bianka merasakan wajahnya memanas.

"Iya, ganteng," perempuan itu membenarkan letak kerah baju Jeno.

"Okay.." Jeno menarik napasnya, "Bi, ayah kamu baik kan?"

Bianka terkekeh kecil.

"Udah pernah ketemu kan?"

"Tapi aku nggak yakin–"

"Nggak yakin buat dapetin aku?"

"Yakin!" Jeno langsung menarik kembali kalimat yang baru ia nyatakan tadi.

Bianka tersenyum dan meraih pipi Jeno.

"Good luck," bisiknya didepan wajah pria tersebut sebelum Bianka akhirnya mengecup kening Jeno.

---

"Suka sepeda?"

"Suka om, suka banget," Jeno terlihat antusias. Bianka dapat melihat kedua orang didepannya kini malah seperti tidak menganggap dirinya ada.

Ayahnya yang terlalu fokus bertanya kepada Jeno dan Jeno yang sangat bersemangat menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan ayah kamu.

Yang awalnya pertanyaan dasar, sekarang sudah nyerempet hingga hobi dan jenis kopi yang disukai.

"Kemarin saya sempat beli spare-partnya di dekat rumah saya, kalau om berkenan nanti saya antar, disana ada langganan saya," cerita Jeno.

Bianka terkekeh kecil.

Dua orang didepannya seperti dua anak kecil yang bertemu untuk pertama kali dan langsung klop.

———

"Gimana?"

Jeno menghembuskan napasnya kasar.

"Bi aku degdegan banget tapi seneng," laki-laki itu memandang Bianka.

"Tapi orang tua aku gimana ya bi?"

Bianka terdiam.

Perempuan itu mengulum senyum dan menelan ludahnya perlahan sebelum menyentuh lengan pria didepannya.

"Kamu pasti capek, mungkin ngomongnya bisa besok.. biar enak juga sama orang tua kamu.." gadis itu memandang Jeno dengan senyuman kecilnya.

"Jen.." Bianka membuka suara.

"Kamu.. harus denger kata orang tua kamu ya?" bisiknya lembut.

Hati Jeno mencelos.

Pandangannya mendadak kosong.

"Kamu bicara dulu sama mereka.."

"Aku seneng dan bersyukur banget kamu sama ayah bisa deket kayak tadi.. tapi– pada akhirnya restu ada ditangan papah mamah kamu kan?" gadis itu memandang jari-jemarinya yang kini bertautan dengan jari jemari Jeno.

"Pelan-pelan aja ngomongnya. Apapun itu keputusannya, aku siap," Bianka tersenyum kearah Jeno.

"Kamu mau menikah umur berapa aku nggak akan paksa– umur kita emang berbeda, tapi aku paham betul kamu baru aja bekerja dan mungkin ada banyak hal yang harus kamu putuskan, jadi untuk sekarang bicara dulu baik-baik sama orang tua kamu ya?" Bianka tersenyum.

Jeno memandang kedua mata gadis didepannya dengan tatapan sendu.

Perlahan ia mengelus surai gadis tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 15, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FICTIOUS LOVE • LEE JENOWhere stories live. Discover now