Jahitan pada Kaki Jeno

1.1K 230 25
                                    

Bianka menuruni taksi online yang ia pesan. Lalu memandang kedai kopi yang ada didepannya. Kedai kopi tempat pertama kali ia bertemu Jeno.

Sebenarnya Jeno menawarkan diri untuk dapat menjemput Bianka namun Bianka menolaknya dengan alasan dia bisa kesini sendiri dan Jeno membiarkannya.

"Hi,"

Bianka dengan cepat memutar badannya karena terkaget akibat seseorang yang menyapa tepat disebelah kupingnya.

"JENO!" Bianka memegangi dadanya yang kini kembang kempis. Jeno tersenyum hingga matanya membentuk bulan terbalik.

Tampan.

"Kaget?" Jeno memasukan tangannya kedalam saku celana.

"Ya menurut lo aja," Bianka membenarkan cardigan dan letak tasnya. "Kita mau apa?" tanya gadis itu, sedangkan Jeno sibuk membenarkan ikat pinggangnya.

"Males banget gue pake ini tapi nanti kakak gue nanya lagi kenapa ini nggak pernah gue pake," Jeno berusaha membenarkan ikat pinggangnya, Bianka yang panik langsung membuka cardigannya dan menutupi pinggang Jeno dan mendorongnya menuju mobil agar tidak terlihat orang.

"Jen ih keliatan orang-orang!" ujar Bianka, namun Jeno tidak mendengarkan dan memilih fokus dengan ikat pinggangnya. Bianka yang melihat Jeno kesusahan hanya dapat tertawa kecil.

"Nggak usah ketawa," Jeno akhirnya berhasil membenarkan ikat pinggangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nggak usah ketawa," Jeno akhirnya berhasil membenarkan ikat pinggangnya. Bianka mencebik, Jeno mendengus namun kali ini dia tersenyum, "bercanda, kaku amat sih lo," pria itu lalu mengeluarkan sesuatu dari kantungnya. "Tebak apa?"

"Apaan ini?"

"Bukanya di dalem aja," Jeno memutar badan Bianka dan mendorong diri gadis itu memasuki kedai kopi tempat mereka pertama kali bertemu.

***

"Jeno ini kan mahal?" Bianka memandang cincin didepannya.

"Apasih, toh gue yang beli, dicoba, cukup nggak?" Jeno menyangga dagunya dengan kepalan tangannya.

"Cukup, tapi di jari manis.." Bianka memperlihatkan tangan kanannya.

"Cantik," Jeno memperhatikan cincin itu.

"Jeno lo tuh pinter gombal ya?" tanya Bianka membuat Jeno seketika tergelak.

"Kelihatan ya?"

Bianka mengangguk, Jeno menggeleng, "gue nggak pinter gombal kok, gue orangnya nggak pinter begituan," Jeno menyesap hot americanonya.

"Ohh... tapi mungkin kedepannya bakalan pinter, soalnya sekarang nggak buruk-buruk banget," Bianka memandang Jeno dengan polos. Jeno tertawa kecil, "lucu," ujar pria itu.

"Apa?"

"Lo, lucu," Jeno menunjuk Bianka dengan dagunya lalu tersenyum kecil.

Bianka tertawa, "padahal biasanya orang takut sama gue, dan gue tipe yang banyak omong," Bianka menyenderkan punggungnya pada sofa.

FICTIOUS LOVE • LEE JENOWhere stories live. Discover now